Sabtu, 27 Juli 2013

sinopsis Itazura na Kiss - Love in Tokyo Episode 16

Ending Itazura na Kiss - Love in Tokyo.. Duh... pengen ada kelanjutannya. Juga pengen nonton DVD Director's Cut-nya, deh..
Note : spoiler ini banyak gambarnya di beberapa scene. Entah ini spoiler atau sinopsis. Karena gambar dan  percakapan beberapa scene (ehm.. ehm.. yang ada Naoki dan Kotoko) malah jadi detil. 
Bersamaan dengan acara pertunangan Naoki-Sohoko, Kinchan pun juga melamar Kotoko. Kabar itu lamaran Kinchan itu sampai ke telinga Jinko dan Satomi. Pada mereka Kotoko mengatakan kalau ia selalu menganggap Kinchan hanya sebagai teman. 
Tapi Jinko dan Satomi adalah team Kinchan. Mereka selalu menganggap kalau Kotoko sangatlah cocok dengan Kinchan daripada Naoki, "Seorang wanita akan lebih berbahagia jika ia dicintai daripada mencintai. Ini adalah saat yang tepat bagimu untuk memikirkan Kinchan dengan lebih serius."
Kotoko memperhatikan Kinchan saat bekerja di restoran dan terselip pikiran di benak Kotoko saat memperhatikan Kinchan, "Bagaimana reaksi Irie-kun jika ia tahu kalau Kinchan telah melamarku? Apa ia akan terkejut, walau hanya sedikit? Atau.. "
Setelah pertunangan, Direktur Oizumi ingin mengadakan pernikahan secepat mungkin. Tapi Naoki meminta agar pernikahan dilakukan setelah operasi ayahnya yang akan dilakukan di akhir tahun. Maka Direktur Oizumi pun setuju dan pernikahan akan dilakukan pada Juni tahun depan.
Di kamar, Kotoko memandangi boneka pemberian Kinchan beserta lamarannya dan merasa belum sreg jika harus menikah. Ayahnya masuk dan menunjukkan rumah kontrakan yang akan mereka tinggali bersama sebelum Ayah mampu membangun rumah sendiri. Ia akan bekerja keras untuk membangun rumah untuk dua keluarga. "Itu jika ada seorang pria yang mau menikahimu," goda ayah.
Kotoko tersenyum, dan setelah beberapa saat terdiam, ia menanyakan pendapat ayah jika ia menikahi Kinchan.  Sesaat Ayah tergeragap mendengar pertanyaan itu tapi kemudian ayah mengatakan perasaanya, "Aku senang jika kau menikahinya, jadi ia bisa meneruskan usaha restoranku. Tapi kau jangan merasa wajib untuk menikahinya," ayah buru-buru menambahi. "Perasaanmulah yang terpenting. Jika ada pria yang mampu membuatmu bahagia, aku tak akan peduli tentang restoranku."
Kinchan membawa Kotoko yang disuruh menutup mata sampai mereka tiba di sebuah tempat rahasia. Sesampainya di tempat rahasia itu, Kinchan dengan antusias menyuruh Kotoko membuka mata, "Mengagumkan bukan? Lihat, Kotoko!" seru Kinchan.
De javu, Kotoko menatap pemandangan di depan. Pemandangan ketika Naoki membawanya saat kencan dadakan mereka. Seluruh kenangan saat itu mengalir kembali. Saat Naoki mengakui kalau sebenarnya Naoki tak pernah membenci Kotoko.
Kotoko termenung hingga Kinchan harus membangunkannya. Kinchan yang tak sadar kalau Naoki mengajak kencan di sini (dan bukan di bioskop mesum), mengira Kotoko diam karena lapar. Maka ia pun mengajak Kotoko pergi makan. Tapi sebelum pergi, Kotoko mendengar suara Sohoko yang mengagumi pemandangan di depan mereka.
Mereka pun bertemu dan setelah berkenalan dengan Kinchan, Sohoko mengatakan kalau sebenarnya mereka ingin melihat pameran lukisan di Ginza, tapi Naoki ingin datang kemari sebelum pergi ke sana.
Ahh... ada yang ingin mengulang masa lalu, ya?
Kotoko menunduk lesu, berpikir kalau Naoki memang tak menganggap tempat kencan pertama mereka ini spesial dan tak peduli sedikitpun tentang kencan itu dan malah mengajak Sohoko ke tempat ini. Sohoko mengajak mereka makan berempat di restoran bacon. Kotoko dan Kinchan kompak  menolak, merendah dan sedikit bercanda kalau mereka tak terbiasa makan bacon melainkan sosis.
Tapi reaksi Naoki malah, "Kau tak bisa memaksa mereka untuk pergi, Sahoko-san. Sangat menyiksa mereka untuk pergi ke tempat seperti itu. Mereka cocok di level mereka saja."
Bahkan Sohoko pun juga bengong mendengar ucapan Naoki. Kinchan dan Kotoko tersinggung mendengarnya. "Apa kau ini ingin mengatakan kalau kami ini bodoh?" seru Kotoko marah.
"Apa itu tidak benar?" tanya Naoki.
"Naoki-san..," tegur Sohoko.
"Kinchan, ayo pergi dan lakukan sesuatu yang sesuai level kita," Kotoko menarik tangan Kinchan pergi.
"Kotoko-san..."
Kotoko berbalik dan tersenyum pada Sohoko, "Sohoko-san, kami pergi dulu. Kami akan makan sosis sekenyang mungkin," Kotoko berucap manis pada Sohoko tapi melirik sinis pada Naoki, "Sampai jumpa."
Kotoko pun kembali menarik tangan Kinchan.
"Kotoko," panggilan Naoki menghentikan langkah Kotoko. "Kalian berdua benar-benar pasangan serasi."
Kotoko memaksakan senyuman dan berterima kasih sebelum menghentakkan kakinya, pergi.
Sohoko tercengang melihat sikap Naoki yang berbeda dari biasanya, "Seperti bukan dirimu, mengatakan sesuatu yang kejam pada Kotoko."
Naoki tersenyum, "Seperti bukan aku? Jangan khawatir, aku tak akan pernah berkata seperti itu pada Sohoko-san."
Sohoko menunduk kecewa, "Kau adalah pebisnis yang handal dan kau tahu segalanya. Tapi kau tak tahu perasaanmu sendiri, Naoki-san. Aku ingin pulang."
Sohoko meninggalkan Naoki. Tapi Naoki tak mengejarnya. Sementara Kotoko? Menepati janjinya. Makan sosis sebanyak mungkin untuk meluapkan kekesalan.
Papa Aihara mengungkapkan keinginannya untuk pindah pada sahabatnya. Mama Irie menangis dan merasa semuanya sudah berakhir.
Di restoran, Kinchan mengajak Kotoko untuk mengisi hari libur besok dengan belajar bersama, mempelajari masakan Jepang bersama. Kotoko mengiyakan.
Naoki pulang ke rumah dan menemukan Mama Irie sedikit mabuk dan memberitahukannya kalau keluarga Aihara akan pindah dari rumah ini, "Apa kau tidak apa-apa dengan hal ini, Naoki?"
Naoki tak menjawab, malah naik ke atas. Tapi sesampainya di atas, ia memandangi lama pintu kamar Kotoko sebelum masuk ke kamarnya sendiri.
Tapi keesokan harinya, ia ternyata mencari Kotoko di lapangan tenis. Sudo-san mengatakan kalau Kotoko tak latihan hari ini. Ia juga bertemu dengan Matsumoto yang secara terus terang mengatakan kalau ia tak menyukai Sohoko. Alasannya? "Karena aku tak bisa menjelek-jelekkannya yang tak memiliki kelemahan."
Ha. Emang lebih pantas dengan Kotoko, ya Yuko? Kotoko bisa dicela terus menerus.
Di tengah jalan, Naoki bertemu dengan Jinko dan Satomi yang kaget melihat Naoki ada di kampus. Namun walau kaget, Jinko dan Satomi tak menyia-nyakan kesempatan. Mereka mengatakan kalau Kotoko tak pergi ke kampus karena sedang ada di restoran yang walau tutup, tapi Kotoko pergi ke sana untuk belajar bersama.
Naoki kaget mendengar Kotoko belajar bersama dengan Kinchan. Kedua sahabat Kotoko berkata kalau Kotoko akan memberi jawaban lamaran Kinchan.
"Lamaran?' Naoki berbalik kaget.
Jinko pun mengiyakan kalau Kinchan sudah melamar Kotoko. Dan Kotoko akan menerima lamaran Kinchan, "Pada akhirnya Kotoko menyadari siapa cinta sejatinya." Dan Satomi pun menambahkan, "Cinta sejati yang tak memandang uang, status dan jabatan."
Mereka pun berlari meninggalkan Naoki yang masih tetap mematung. Setelah jauh dari Naoki,Satomi bertanya apa boleh mereka mengatakan hal ini pada Naoki? Kotoko tak pernah mengatakan kalau akan menerima lamaran Kinchan. Tapi Jinko berkata tak apa-apa, "Itu adalah pelajaran yang pantas untuk orang kejam seperti dia." Mereka pun tertawa gembira.
Di restoran, Kinchan menyajikan menu barunya. Dan enaaakkk.. sekali. Walau hanya makanan rumahan, tapi makanan yang dibuat Kinchan sangat enak. Kinchan berkata kalau ia ingin membuka restoran dimana orang bisa makan makanan rumah dengan suasana rumahan, "Dan akan ada nyonya restoran yang sangat baik dan ramah menyambut mereka. Kita akan menjalankan restoran itu bersama-sama."
Kotoko tercengang mendengarnya.
Naoki berjalan murung. Namun di tengah jalan ia berhenti, seakan tak bisa memutuskan apakah ia harus terus berjalan. Ia mendongak saat merasakan tetes hujan. Bukannya berlari berlindung, ia tetap berdiri di tengah hujan yang semakin deras.
Kotoko tak bisa memberi jawaban sekarang, tapi Kinchan langsung menebak kalau Kotoko tak mau menjawab karena masih cinta pada Naoki, "Aku akan membuatmu melupakannya," Kinchan memegang bahu Kotoko namun Kotoko menunduk, menghindari Kinchan, "Tidak! Jangan! Irie-Kun..!"
Tak hanya Kinchan yang kaget mendengar nama itu, tapi juga Kotoko. Ia minta maaf pada Kinchan. Kinchan mengangguk frustasi, menyadari kalau Kotoko masih tetap mencintai Naoki. Kotoko pun berlari pergi setelah minta maaf sekali lagi.
Ditinggal sendiri, Kinchan hanya bisa membanting mangkuk di hadapannya dan berteriak marah.
Hujan masih turun di luar sana, tapi Kotoko terus berlari dan menyalahkan diri sendiri,



Aku benar-benar jahat. Aku membuat Kinchan berharap karena tindakanku yang memberikan harapan. Tapi pada akhirnya.. yang keluar dari mulutku adalah Irie-kun. Setelah sekian lama mencoba, terluka dan menyerah.. Tapi tetap saja Irie-kun.Aku tak tahu apa yang harus kulakukan."

Di bawah pohon, Kotoko berjongkok dan menangis. Hujan tetap membasahi tubuhnya. Namun tiba-tiba tak ada air hujan yang menetes lagi dan terdengar sapaan pelan, "Hei.." Kotoko mendongak dan ternganga tak percaya, 
"Irie-kun.. tapi kenapa?"
"Aku datang untuk menjemputmu,"
"Kau datang untuk menjemputku?" ulang Kotoko bingung.
Naoki tak menjawab, malah mengulurkan tangan. Kotoko meraih tangan itu dan berdiri. Bersisian, mereka berjalan bersama.
"Apakah kau bersamanya?" tanya Naoki. Sesaat Kotoko bingung, maka Naoki menambahkan, "Maksudku Ikezawa."
"Oh.. iya. Aku tadi bersamanya."
"Kudengar ia telah melamarmu."
"Benar. Aku tak sejelek itu, kan," jawab Kotoko, mencoba berbangga.
"Apa jawabanmu?"
Kotoko terdiam sejenak sebelum menjawab, "Apapun yang kukatakan padanya, tak ada urusannya denganmu, karena kau akan menikah dengan Sohoko-san."
Naoki tak merespon, maka Kotoko pun meneruskan. Ia akan pindah dari rumah Naoki dan ia akan menikahi Kinchan, "Kami akan meneruskan restoran bersama-sama."
"Apa kau mencintainya?"
"Kinchan sudah mencintaiku sejak awal SMA.."
"Apa kau mencintai seseorang hanya karena ia mengatakan kalau ia mencintaiku?" bentak Naoki.
"Kenapa? Apa ada masalah?" bentak Kotoko balik. "Bertahun-tahun cintaku bertepuk sebelah tangan dan aku lelah terus mencintaimu. Pikirkan saja Sahoko-san. Tinggalkan aku sendiri.."
Payung Naoki terlepas dan ia meraih bahu Kotoko, "Kau mencintaiku. Kau tak dapat mencintai orang selain diriku."
"Kau benar-benar percaya diri," seru Kotoko. "Benar, benar, benar. Tapi aku tak dapat menghindarinya. Dan kau tak mencintaiku sama sekali. Kau memang tak mencintaiku.."
.. dan Naoki menciumnya. Kemarahan yang dirasakan Kotoko langsung hilang saat Naoki menciumnya, dan ia tak percaya saat Naoki berkata, "Jangan pernah mengatakau kalau kau mencintai pria lain selain diriku."
"Ciuman kedua.." ujar Kotoko tak percaya.
"Ini yang ketiga," Naoki mengoreksi, membuat Kotoko bingung. "Kau tak perlu menghitungnya lagi." Dan ia pun mencium Kotoko lagi dan memeluknya.
Seluruh anggota keluarga sedang berkumpul, Mereka kaget saat Naoki pulang dengan menggandeng Kotoko dan meminta pada Papa Aihara, "Saya mohon, ijinkanlah saya untuk menikahi putri Bapak."
Semua terkesiap kaget, bahkan Kotoko juga. Ayah terbata-bata bertanya apakah Noki serius. Naoki seirus, "Aku akhirnya menyadari. Aku.. akan menikahi Kotoko. Tentu saja tak akan langsung. Aku harus meyakinkan agar Oizumi-san menyetujuinya. Setelah perusahaan pulih dan kembali normal. Tapi aku tak dapat memikirkan orang lain," Naoki menoleh ke belakang, "Hanya dia yang aku inginkan."
Kotoko terbelalak mendengarnya. Naoki pun bertanya pada ayah Kotoko lagi, "Dapatkan Bapak merestui kami?"
Papa Aihara mencoba menyadarkan Naoki, "Naoki-kun, kau tahu kan ia tak bisa apa-apa?" Tapi Naoki tetap mengiyakan. "Ia tidak pintar," ("Ya, saya tahu.") "Ia tidak bisa memasak." ("Ya, saya tahu.") "Ia kikuk dan ceroboh. Ia selalu melakukan kesalahan. ("Ya, saya tahu.")
Kotoko merengut mendengar ayahnya menunjukkan semua kelemahannya. Namun ayahnya melanjutkan, "Tapi, ia ceria dan berani. Ia sangat teguh dan penyayang."
Naoki tersenyum dan berkata, "Ya, saya tahu." Kotoko memandangi punggung Naoki, kaget mendengar jawaban Naoki.
Papa Aihara tak dapat menahan haru saat menyetujui permintaan Naoki dan membungkuk, "Naoki-kun, kumohon jagalah Kotoko baik-baik."
Naoki pun mengiyakan dan menoleh ke belakang, "Apakah tak apa-apa jika seperti ini, Kotoko?" Kotoko hanya bisa melong, mengangguk-angguk mengiyakan.
Mama Irie langsung menghambur dan memeluk Kotoko, mengungkapkan kebahagiaannya, "Aku sudah menantikan hari seperti ini tiba."
Tapi Naoki masih harus meminta ijin pada satu orang lagi. Ia membungkuk pada ayahnya, meminta ayahnya memaafkan dirinya yang egois, "Hal ini akan mengacaukan dukungan finansial dari Direktur Oizumi dan juga kerugian besar bagi Pandai."
Papa Irie bersedekap dan berkata kalau hal ini memang akan berakibat buruk bagi Pandai,"Sebagai Presdir Pandai, aku tak dapat membiarkan pegawaiku berbuat seenaknya. Dan jika kau tetap ingin menikahi Kotoko-chan.. hanya ada satu syarat." 
Ayah berdiri dan melanjutkan, "Kau harus mengundurkan diri dari Pandai dan kembali ke sekolah untuk melanjutkan pendidikan sebagai dokter."
"Ayah.." Naoki terkejut. Begitu pula Kotoko.
"Apa kau pikir aku tak tahu?" Papa Irie tersenyum lebar, "Jangan meremehkan ayahmu. Aku sudah tahu. Aku yang membangun Pandai. Aku pula yang akan membangunnya kembali. Aku akan berbicara dengan Direktur Oizumi. Kau, kejarlah impianmu bersama Kotoko-chan."
"Terima kasih," Naoki kembali membungkuk pada ayahnya. "Terima kasih banyak, ayah."
Kotoko ikut bahagia mendengarnya. Tapi ia kemudian teringat sesuatu. Bagaimana dengan Pandai? Papa Irie pun hanya bisa menghela nafas. Mendadak suara Yuki memecah keheningan, "Aku yang akan melakukannya. Akan butuh waktu memang, tapi Ayah bisa bekerja sampai aku besar nanti. Jadi kakak bisa  menjadi dokter."
Ahh... Mama Irie senang mendengarnya. Ia sangat bahagia mendengar semua ini, "Kita akan menjadi keluarga yang sebenarnya." Papa Aihara pun masih terharu dan tak malu untuk mengusap air matanya. Papa Irie meminta Kotoko dan Naoki untuk segera berganti baju sebelum merayakan kegembiraan ini.
Seperti mimpi, di kamar Kotoko Naoki menutupi wajah Kotoko dengan kerudung, dan menyibaknya perlahan, seperti pengantin baru yang baru saja ditasbihkan.
Eitss.. bukan, ya? Ternyata 'kerudung' itu hanyalah handuk untuk mengeringkan rambut Kotoko.
Naoki memegang kedua pipi Kotoko sebelum melepaskan handuk itu. Malu-malu Kotoko memandang Naoki. Ia merasa takut, "Aku merasa kau akan kembali ke Naoki yang kejam lagi saat aku besok bangun pagi."
"Jadi apa kau mau tidur denganku?" goda Naoki.
"Ah.. bukan itu yang kumaksud," Kotoko berteriak malu. 
Naoki tersenyum dan mengacak-acak rambut Kotoko sayang. Kotoko pun bertanya lagi, "Apa kau yakin kalau kau memang menginginkanku?"
Anggukan Naoki membuat Kotoko tersenyum dan berkata, "Aku mencintaimu, Irie-kun."
"Aku tahu.. lebih dari cukup," jawab Naoki. Kotoko merajuk karena ia masih belum pernah mendengar kata-kata kalau Naoki mencintainya. Naoki pun memeluk Kotoko, "Aku mencintaimu."





Kotoko terbelalak mendengar kata-kata itu. Dan senyumnya mengembang saat merasakan kecupan Naoki di kepalanya.
Ia balas memeluk Naoki, tanpa sadar kalau ada tangan membawa kamera masuk ke dalam ruangan. Klik. Dan pintu pun tertutup kembali. Hahaha.. Mama Irie nih masih sempat-sempatnya. 
Dan matanya pun bersinar seperti biasa jika ia mempunya rencana saat bertanya-tanya, "Kapan ya hari Minggu baik yang paling cepat untuk sebuah pernikahan?"
Mama Irie membawa seluruh anggota keluarga untuk berjalan-jalan, tak menggubris keluhan Papa Irie yang harus bangun pagi padahal hari Minggu. Ia meminta maaf pada temannya, tapi Papa Aihara tak mempermasalahkan hal ini. Tapi yang jadi pertanyaannya, memang Mama Irie akan membawa mereka kemana?
"Ke pernikahan," Mama Irie pun menunjukkan kalau ia sudah sampai.. ke depan gereja,
Bwahaha.. tentu saja semua terkejut. Naoki berkata kalau ia tak pernah mendengar rencana ini. Tentu saja karena Mama Irie membuat hal ini sebagai hadiah kejutan. Semua telah lengkap. Bahkan tamunya juga.
Haduhh... gubrak banget. Belum pulih dari kejutan ini, Mama Irie menyuruh semua anggota Irie dan Aihara untuk berganti baju.
Walau sudah berdandan cantik dengan gaun pengantin, Kotoko tersenyum-senyum tapi masih tak bisa mempercayai kalau ia sebentar lagi akan menikah. Yuki datang dan berkomentar, "Fair feathers make fair fowls." Tentu saja Kotoko tak mengerti maksud Yuki. Setelah menghina Kotoko, Yuki pun menjelaskan peribahasa yang baru saja ia katakan, "Maksudnya bulu-bulu yang cantik membuat seekor burung tampak indah. Dengan kata lain, setiap orang yang memakai baju bagus tentu saja kelihatan cantik."
Kotoko pun merengut. Apa Yuki sampai sekarang masih suka menghinanya. Yuki tersenyum dan berkata kalau ia akan memberitahukan sesuatu sebagai hadiah pernikahan. 
Dan ia pun berbisik pada Kotoko, yang bisikannya membuat senyum Kotoko lebar.
Kinchan menghampiri Naoki yang duduk sendirian. Ia memuji Naoki yang kelihatan keren. Naoki berkata perlahan, "Aku akan membawa Kotoko."
Kinchan sesaat terdiam menunduk. Tapi ia kemudian tertawa kecil, "Astaga, Kotoko benar-benar berselera buruk." Namun dengan nada serius ia meminta agar Naoki membahagiakan Kotoko. Naoki akan tahu akibatnya jika Naoki sedikit saja membuat Kotoko menangis. Naoki mengiyakan. Tapi Kinchan belum selesai berbicara, "Kau tak bisa lengah sedikitpun," kata Kinchan serius, dan dengan nada lucu ia meneruskan, "Karena aku akan siap menunggu."
Naoki tersenyum mendengarnya. Ia pun mengulurkan tangan dan mereka pun berjabat tangan. Walau dengan nada lebay Kinchan berbalik kemudian meringis memandangi tangannya, "Tidak.. aku sudah berjabat tangan dengannya."
Bahkan Naoki pun tersenyum melihat keantikkan Kinchan.
Di gereja, Mama Irie memotret Naoki yang tampak kesal. Kesal pada siapa lagi kalau bukan pada Mamanya. 


Tapi kekesalannya hilang saat melihat Kotoko masuk ke gereja dengan digandeng Papa Aihara.  Sampai di depan, Naoki membungkuk pada Papa Aihara dan Papa Aihara juga membungkuk sebelum menyerahkan Kotoko pada Naoki.


Mereka pun berjalan bersama dan Naoki berbisik, "Benar-benar tak nyaman karena semuanya telah diputuskan. Tapi karena kau tampak cantik, aku akan menerimanya."
Aww... Naoki bilang Kotoko cantik. Nggak cuman saya, Kotoko juga kaget mendengar pujian Naoki untuk pertama kalinya.



Mereka pun saling berjanji dan bertukar cincin. Saat pendeta mengijinkan pengantin pria untuk mencium mempelainya, Kotoko tersenyum dan bertanya, "Hei, Irie-kun. Kau sebenarnya telah mencintaiku sejak dahulu, kan?"
"Hah? Apa sekarang kau mengayal yang tidak-tidak?" tanya Naoki langsung melepaskan tangannya dari bahu Kotoko. Tapi Kotoko kali ini hanya tersenyum menang dan berkata, "Aku sudah mendengar tentang ciuman kedua kita. Yuki yang diam-diam mengatakannya padaku."
Naoki memandang kesal pada adiknya. Kotoko tersenyum lebar dan menggoda, "Kau juga jatuh cinta padaku, Irie-kun."

Tak disangka, Kotoko berjinjit memeluk dan mencium Naoki, membuat kaget semuanya. Kotoko tersenyum jahil, "Kau pantas mendapatkannya."
Naoki tersenyum mendengar kata-kata yang dulu pernah ia ucapkan saat ciuman pertama mereka dulu, "Aku kalah padamu." Terdengar sorak-sorai dan tepuk tangan dari para tamu. Mereka pun tersenyum bahagia.
Sepasang pengantin itupun keluar diiringi hujan bunga dari para tamu. Dan mendadak mereka melihat bintang jatuh. Kotoko pun berseru melihat keajaiban yang jarang terjadi, "Bintang jatuh? Di siang hari?"

"Kemungkinan terkena bintang jatuh adalah sepersepuluh milyar," dan Naoki menatap Kotoko sayang. "Bertemu denganmu adalah lebih dari sebuah keajaiban itu."


Kotoko terkejut mendengar ucapan suaminya, namun ia tersenyum bahagia mendengarnya.
Komentar :
Beneran butuh edisi Director's cut, deh. Episode 16 ini benar-benar seperti menonton potongan-potongan adegan. Apalagi di separuh akhir episode 16 ini. Bahkan ending title pun juga muncul saat Kotoko masuk gereja. Seperti waktunya kurang. Kalau saja drama ini diextent satu atau dua episode. Karena buat saya.. kurang banget..!
Masa iya Direktur Oizumi nggak marah, sih? Juga kita tak melihat reaksi Kinchan. Di anime-nya kelihatan banget Kinchan terpukul dan Kotoko - Naoki menemui Kinchan, khusus setelah mereka jadian. Dan sepertinya Papa Irie tahu impian Naoki menjadi dokter karena tas isi buku kedokteran yang belum sempat dibuang oleh Naoki deh.. Jadi sepertinya memang banyak adagang yang dipotong.
Tapi bisa dimaklumi sih.. Ini drama Jepang bukan drama Korea. Apalagi sinetron. Terus juga pengen liat terusannya. Kan nggak diliatin apa yang akan menjadi impian Kotoko. Pengen liat.. Butuh season 2.

14 komentar:

  1. Keren banget filmnya!aaaa♥ makasih ya atas hidangan sinopsisnya walaupun blm nonton filmnya tapi keren deh♡♡

    BalasHapus
  2. Bedanya pa ma naughty kiss(itazura na kiss versi korea)???menurut q sama..cuma beda tokoh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini sebenarnya cerita yang diambil dalam versi asli taiwan judul nya "They Kiss Again" tetapi seiring berkembang dibuat versi jepang dan korea-Mahalani

      Hapus
    2. Maaf sekali, yang betul aslinya justru dari Jepang. kisah ini diambil dari sebuah komik/manga karangan Tada Kaoru Sensei berjudul Itazura Na Kiss yang booming di tahun 1990-an yang selanjutnya dibuat versi dorama Jepangnya juga di tahun 1996 yang dibintangi Takashi Kashiwabara dan Aiko Sato, selanjutnya barulah ada yang versi Taiwannya dengan judul They Kiss Again, yang selanjutnya di remake lagi di Korea dengan judul Playfull Kiss sebelum akhirnya kembali lagi di remake di Jepang dengan judul aslinya yang ditambah dengan kalimat love In Tokyo (mungkin untuk membedakannya dengan versi tahun 1996). Selain beberapa versi itu ada juga versi anime yang mirip sekali dengan gambar manga/komiknya. Kebetulan saya nonton semua versi di atas kecuali yang versi Taiwan karena maaf katanya terlalu vulgar.

      Hapus
    3. Yang Versi Taiwan Bukannya It Start With A Kiss? Sorry Kalo Salah :D

      Hapus
  3. Sukaaaaaaaaaa...
    Pahit manisnya itu berasa bnget

    BalasHapus
  4. terimakasih buat penulisnyaaa.. seneng bgt akhirnya kelar jg bacanya..

    BalasHapus
  5. Suka banget ama itazura naa kiss. Iya... Aku juga ada komiknya... Lebih detail ceritanya....

    BalasHapus
  6. terlalu memaksakan kotokonya... terlalu ditindas..walau ending nya bagus..

    kayaknya memang hanya terjadi didunia komik deh... hahaha

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Cerita nya seru... Klo bisa tlng buat sinopsis yg ad adegan d cut gambar n jalan cerita. Jd lebih seru d bacany...

    BalasHapus
  9. Dari Semua Versi Itazura Na Kiss, Paling Suka Sama Yang Jepang Inii...

    BalasHapus
  10. Ternyata perjuangan kotoko ga sia-sia,apa aku harus kaya kotoko?

    BalasHapus
  11. Nonton dramanya lengkapnya dimana ya ka?

    BalasHapus