Sabtu, 27 Juli 2013

Sinopsis Itazura Na Kiss Love in Tokyo Episode 14


Naoki memutuskan menerima tawaran kakek Oizumi soal perjodohan dengan cucunya, Sahoko, demi menyelamatkan finansial perusahaan. Di rumah sakit, Irie mama kaget dengan keputusan Naoki. Irie papa menenangkan istrinya, dan bertanya pada Naoki, sangat tiba-tiba kau menerima pertemuan pernikahan dengan cucu Chairman? Apa yang terjadi?
Naoki, ”tidak ada”
“Jangan katakan kalau kau melakukan ini demi dukungan finansial?”. Naoki hanya diam.
Kotoko, Yuuki, dan papa Aihara yang bermaksud memberi kejutan dengan kunjungan mereka yang tanpa pemberitahuan, terhenti di depan pintu karena mendengar suara papa Irie yang marah. “Jangan meremehkan kami! Papa tak ingin melindungi perusahaan dengan mengorbankan hidupmu”. Irie mama membenarkan, kami tak akan mengizinkanmu untuk menikah. Yuki, Kotoko dan papa Aihara yang masih di depan pintu terkejut, menikah?
“Papa bangga pada diri papa yang membangun Pandai menjadi sebesar ini hanya dalam satu generasi, jadi jangan bawa kita ke jalan yang salah. Kau harus menikahi seseorang yang benar-benar kau cintai”
Naoki justru bilang kalau ia menyukainya, ia melihat fotonya, dia tipeku. *bohong!* Kotoko terkejut, Yuuki malah langsung buka pintu dan berteriak apa Naoki serius? Apa kau akan menikah? Irie mama terkejut melihat Yuuki, dan lebih terkejut lagi melihat Kotoko dan papa Aihara.
Kotoko masih shock, “Irie-kun, apa benar kau akan mendatangi pertemuan pernikahan?” Naoki membenarkan, namun karena papa Irie belum membaik, ini hanya pertemuan biasa. Naoki bangkit dari duduk dan meminta ibunya menemaninya nanti, kemudian pergi. Kotoko sulit mempercayai ini dan bingung apa yang harus ia lakukan.
Kotoko di kampus bersama Jinko, Satomi, dan Kin-chan, memberitahu soal Naoki yang akan mengikuti pertemuan pernikahan. Jinko heran, apa hal itu masih terjadi di jaman sekarang? Kotoko berkata ia tidak tau, Naoki bilang ia menyukai gadis itu. Kotoko bangkit dan berkata ia harus pergi. Jinko dan Satomi khawatir, sementara Kin-chan tampak menahan marah, aku tak akan memaafkan orang itu. Jinko setuju, sampai kapan Naoki akan mempermainkan Kotoko. Satomi berpendapat lain, sebenarnya Kotoko yang mempermainkan perasaannya sendiri. Kin-chan, “Lalu bagaimana dengaan perasaan Kotoko, ia selalu bekerja keras untuk Naoki, tapi Naoki akan pergi ke pertemuan pernikahan dengan gadis lain?” Satomi terkejut, Kin-chan tampak menginginkan Kotoko dan Irie menjadi pasangan. “Bukan seperti itu! Aku hanya ingin melihat Kotoko tersenyum”, sanggah Kin-chan lalu pergi.
Di rumah, Kotoko sedang mencuci piring sambil memikirkan pembicaraan terakhirnya dengan Naoki di taman (yang backhug itu loh). “Saat itu, aku merasa hati kami terhubung, tapi..” Kotoko yang mencuci piring sambil melamun tanpa sadar menjatuhkan panci yang dicucinya, membuat piring yang ada di bak cuci pecah. Kotoko mengambil pecahannya, tapi tangannya malah terluka. 
Mama Irie datang dan panik melihat Kotoko yang terluka. Mama Irie mengobati luka Kotoko. Kotoko meminta maaf. Mama Irie mengerti, “ini karena pertemuan pernikahan Naoki kan? Aku tak bisa mempercayainya. Tapi aku masih berpikir kau akan menjadi istri Naoki, Kotoko-chan”. Kotoko tertawa sopan, ”tapi itu adalah sesuatu yang sudah diputuskan Irie-kun”. Mama Irie menenangkan, bagaimanapun aku melihatnya, aku percaya kalau ia tidak mengatakan yang sebenarnya, aku merasa mengharapkan Naoki akan mengambil alih Pandai, tapi aku sudah melihatnya bekerja di perusahaan, aku merasa ada sesuatu yang salah, ini bukan apa yang Naoki ingin lakukan. *BINGO! Tebakanmu benar sekali mama Irie*

Kotoko yang mengetahui apa yang sebenarnya ingin dilakukan Naoki diam saja. Mama Irie berpikir Naoki merasa bertanggungjawab karena serangan yang dialami papa, itulah kenapa ia mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan perusahaan. Kotoko khawatir, apa Irie-kun akan benar-benar menikah? Mama Irie justru mengatakan kalau ia punya ide bagus. Hmm, apa itu?
Kotoko sedang berjalan di kampusnya saat bertemu dengan Yukoyang sudah mengetahui soal perjodohan Naoki. Yuko kaget saat tau gadis itu adalah cucu dari Chairman Oizumi, yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia finansial. Kotoko mengatakan kalau Naoki langsung menyukai gadis itu begitu melihat fotonya, Kotoko penasaran, gadis itu pasti cantik. Yuko tak bisa terima, mengapa gadis yang sempurna datang entah darimana untuk mengambil Irie-kun? Aku tak bisa membiarkannya. Kotoko mengiyakan, Obasama (mama Irie) pasti akan melakukan sesuatu. Yuko terkejut, Obasama? Kotoko lebih terkejut lagi, hampir saja membocorkan rahasia, “Tidak ada! Jangan dipikirkan!” Yuko tak percaya dan mendesak Kotoko. Kotoko tanpa sadar menjelaskan dengan semangat kalau mama Irie berencana mengacaukan pertemuan itu. “AH!” teriak Kotoko begitu sadar, hahaa. Yuko hanya bisa berkomentar kalau kalian berdua tak pernah berubah, tapi kali ini aku akan bergabung denganmu. Kotoko cuma bisa kaget dengan ekpresi mulutnya yang lucu.
Hari pertemuan pernikahan. Naoki datang dengan mamanya. Di ruangan sudah menunggu Chairman Oizumi, yang langsung meminta maaf karena mengadakan pertemuan ini saat ayah Naoki di RS dan meminta untuk mengadakan pertemuan formal dilain hari. Mama Irie hanya tertawa, “Oh my, aku bertanya-tanya apa hari itu akan datang.” Naoki mengingatkan ibunya.
Sementara itu, Kotoko dan Yuko datang bawa-bawa tangga dengaan kostum samaran ahjumma2 pembersih kebun, hahaa, Yuko kok mau-maunya? Yah, dia sebenernya nggak mau, soalnya dia nanya, ”Kenapa kita harus mengenakan ini?”. Kotoko menjawab kita tak punya pilihan lain, ini satu-satunya jalan agar kita tak tampak mencurigakan di taman ini. Haha, ada yang salah dengan jalan pikiran Kotoko-chan!
Kotoko dan Yuko menemukan tempat yang tepat untuk mengintai. Kotoko melihat keadaan dengan teropongnya. Yuko bertanya bagaimana penampilan cucu Chairman Oizumi? Kotoko berkata sepertinya gadis itu belum disini.
Di dalam, Chairman Oizumi berkata Sahoko sedang siap-siap sekarang, dia akan segera datang. Sahoko datang dan meminta maaf akan keterlambatannya. Mama Irie tampak terkejut melihat Sahoko. Dan Sahoko terkejut melihat Naoki yang tersenyum  padanya, ia mengenali kalau Irie pernah menolongnya di lift. Sahoko,”apa kau mengingatku?” Naoki menjawab ia tak pernah melupakan gadis yang cantik *whatt?? Who is this guy???*
Chairman Oizumi senang karena mereka ternyata pernah bertemu. Kotoko yang masih mengintip di balik teropongnya terkejut. Yuko yang penasaran merebut teropongnya dan ikut terkejut. Dan ternyata Yuko ikutan kaget, tapi ia menghibur Kotoko, ia mungkin cantik, tapi tanpa otak. Kotoko mengangguk-angguk dan mengajak Yuko mendekat, dengan cara super mencurigakan, masa pake merangkak-rangkak, lewat belakang jendela ruang pertemuan mereka pun.
Naoki bertanya hobi Sahoko. Sahoko menjawab tak ada sesuatu yang spesial, ia hanya bagus dimemasak, menjahit, dan membuat kerajinan, sangat membosankan. Mama Irie yang dalam rencana menggagalkan pertemuan ini membenarkan, sangat membosankan. Naoki melirik tajam. Sementara di luar Kotoko berteriak, bagus Obasama! Yuko sampe nyuruh Kotoko diam, mereka bisa mendengarmu. Kotoko sadar dan menutup mulutnya.
Chairman Oizumi berkata ada sesuatu yang harus ia katakan, tapi Sahoko adalah gadis yang tenang dan sempurna, dia seperti versi modern dari “old traditional Japanese women”. Naoki berkata sepertinya sangat bagus, aku menyukai wanita yang tenang. Tapi mama Irie justru berkata, “wow, old traditional Japanese women? Sangat tua. Tak heran kau tampak kehilangan masa mudamu.” Kotoko dan Yuko tertawa girang mendengar ini, kali ini tanpa suara.
Sahoko tampak tak enak, tapi kemudian bertanya apa yang suka Naoki lakukan? Naoki menjawab kalau ia suka membaca dan bermain tenis sesekali. “Sesekali? Kudengar kau memenangkan banyak pertandingan?”, tanya Chairman Oizumi. Sahoko kagum. Naoki berkata ia bisa mengajarinya lain waktu. Kotoko kaget dan mulutnya membentuk huruf O trademarknya. Sahoko senang, tapi ia sangat buruk, kau mungkin akan kesal denganku. “Aku yakin Naoki akan kesal”, mama Irie yang menjawab, “anakku memang begitu, dia memandang rendah orang yang tidak melakukannya dengan benar setelah dia mengajarinya sekali, dengan cara yang sangat jelas.” Naoki diam saja. Sahoko juga. Kotoko yang senang, kau luar biasa Obasama.
Chairman Oizumi memuji Naoki yang pintar dan tampan, aku yakin kau sangat populer diantara wanita. Naoki sedikit menunduk dan berkata tidak begitu. Mama Irie tidak setuju, ya, ia sangat populer, tapi tolong jangan khawatir, ia tak pernah berhubungan sekalipun dengan wanita. Chairman Oizumi tak percaya, Naoki pasti pemalu. “Ya, dia sangat pemalu, dia bahkan menolak surat cinta dari seorang gadis, gadis itu mengumpulkan keberaniannya untuk memberikan surat itu, tapi ia menolaknya di depan semua orang, dia benar-benar pemalu”, jelas Mama Irie sambil tertawa. Kotoko berwajah aneh mendengarnya, danYuko langsung bisa menebak kalau gadis yang dibicarakan adalah Kotoko, aku tak tau Naoki membencimu begitu banyak. Kotoko tertawa kecut.
Sahoko berkata tapi itu lebih baik dibanding pria yang selalu bermuka manis pada siapapun, kupikir pria lebih atraktif saat dia sedikit dingin. Chairman Oizumi tertawa membenarkan, dan kau tak perlu khawatir akan dibohongi.
“tapi, bukan berarti dia tak pernah memiliki seorang gadis didekatnya” , sanggah mama Irie, “sebenarnya, ada seorang gadis yang seumuran dengan Naoki, mereka tinggal bersama selama 3 tahun”. Naoki kesal, cukup, apa yang dimaksud dengan tinggal bersama? Ini disebut berbagi rumah. Mama Irie berkata itu sama saja. Naoki menjelaskan, Oizumi-san, ini ada alasannya. Mama Irie nggak mau kalah, “kita mungkin akan berakhir dengan memiliki cucu anda yang berharga menikah pada keluarga kami, kau harus mengerti keadaan kami juga, faktanya ada seorang gadis yang seumuran Naoki tinggal di rumah yang sama. Meskipun dia pemalu, dia masih muda, aku tak bisa menjamin tak ada yang terjadi di antara mereka”. Naoki yang nggak tahan lagi, berdiri dan mengajak Sahoko ke taman. Mama Irie akan ikut, tapi Naoki bilang hanya ia berdua dengan Sahoko.
Saat berjalan, Naoki meminta maaf atas perkataan ibunya yang tak sopan. Sahoko maklum, aku merasa mamamu menyukainya, gadis yang tinggal denganmu. “Dia adalah anak perempuan teman baik ayahku, keluarga kami dekat, karena itu ibuku berkata seperti itu. Tapi seseorang yang menyukainya bukanlah aku. Itu ibuku.” Sahoko sedikit terdiam, tapi ia berharap ibu Naoki bisa menyukainya, ah, tapi sebelum itu aku berharap kau menyukaiku, Naoki-san. “Apa itu berarti kalau kau menyukaiku?”, tanya Naoki. Sahoko malu-malu mengakui, sejak pertemuan pertama kita di lift. Naoki menganggap ini kebetulan, itu sama denganku. Sahoko terkejut dan tersenyum senang.
Kotoko dan Yuko yang nggak senang. Mereka mulai menjalankan rencana mereka. Rencana 1, menyalakan sprinkler saat Naoki dan Sahoko lewat, biar kimono Sahoko basah dan terpaksa pulang. Yang terjadi, remot spinkler ngadat saat Naoki dan Sahoko lewat, dipencet berkali-kali tetap nggak bisa. Pas Kotoko mendekat, baru spinklernya nyemprot, Kotoko ribut dan kebasahan, hahaa. Sahoko heran dengan keributan di belakangnya, tapi Naoki cuma bilang kalau itu malfungsi spinkler, dan mengajak Sahoko jalan lagi. Rencana 1, failed!
Rencana 2, Kotoko akan melempar ulat bulu persis saat Naoki dan Sahoko melintasi jembatan, biar Sahoko kaget, kehilangan keseimbangan, dan nyemplung kolam. Apa akan berhasil? Tentu saja tidak! Kotoko memang berhasil melempar ulat bulunya, hinggap di kimono Sahoko, Sahoko kaget dan malah jatuh ke pelukan Naoki, Naoki mengambil ulat bulu tadi dan melemparkannya, tepat kena muka Kotoko, Kotoko kaget dan akhirnya nyempung kolam berdua Yuko, MUAHAHAA, heboh banget! Sahoko heran dan menoleh ke arah kolam, berkata pada Naoki kalau sepertinya ada yang terjatuh ke kolam, tapi Naoki cuek dan menganggap mereka ahjumma pembersih taman yang sedang membersihkan kolam (woh, Naoki jahat!). Rencana 2, failed (again)!
Di rumah, Kotoko yang habis mandi bersin-bersin. Mama Irie kasihan pada Kotoko. “Kurasa ini hukumanku, aku melakukan hal buruk pada gadis secantik itu”, kata Kotoko. Mama Irie bertanya, kau membicarakan Sahoko kan? Itu benar, dia memang sedikit cantik, sambil mengeluarkan foto Sahoko dari sakunya. Kotoko kaget kapan mama Irie mengambil fotonya. “Tapi dia sama sekali bukan tipe Naoki, Naoki membutuhkan stimulasi di hidupnya, seorang gadis yang sangat sempurna dan tenang, aku tau dia akan segera merasa tak puas, aku tau itu”, kata mama Irie sambil menggerakkan tangannya penuh percaya diri. Kotoko menirukan gerakan mama Irie, “tapi mereka tampak menyukai satu sama lain”
Mama Irie menenangkan, ia telah membuat kesan yang jelek sebagai calon ibu mertua, Chairman Oizumi pasti akan kecewa dan tak akan memberikan cucunya yang berharga pada keluarga dengan ibu mertua sepertiku. Kotoko tampak senang mendengarnya.
Telepon berbunyi. Mama Irie senang, pasti telepon untuk memberitahu kita soal penolakan, dan bergegas mengangkatnya. Tapi, Naoki yang lebih dahulu mengangkat telepon, dari Chairman Oizumi, Naoki meminta maaf soal kejadian tadi, dan ia tak masalah soal itu (perjodohan). Begitu telepon ditutup, mama Irie bertanya dengan semangat, bagaimana? Apa mereka menolak?
“Dia bilang Sahoko-san menyukaiku, dan dia ingin untuk terus lanjut, jadi kukatakan padanya kita dapat lanjut”
“Onii-chan!”
“Aku menyukainya. Jadi tolong jangan mengacaukan seperti itu lagi... Ibu”, Naoki tak hanya menatap tajam ibu, tapi juga Kotoko,”Kau juga! Itu sangat jelas”. Kotoko garuk-garuk kepala pura-pura nggak tau, tapi terus minta maaf. Mama Irie kaget, ini serius, tak bisa dipercaya.
Kotoko berjalan bersama Yuko, menceritakan kelanjutan hubungan Naoki dan Sahoko, sejak itu, Sahoko-san sering menelepon Naoki, mereka berkencan beberapa kali dalam seminggu, Obasama frustasi karena Irie-kun pulang terlambat. Yuko hanya mendengarkan, aku mengerti, tak ada yang bisa kita lakukan. Kotoko bertanya apa Yuko menyerah?
“Well, kita berbicara tentang Sahoko Oizumi, tak ada cara agar aku bisa menang. Tapi, kalau aku harus menyerah soal Irie-kun untuk seseorang, kuharap itu kau”
Kotoko kaget.
“Karena jika itu kau, dia akan segera menyesal. Dia akan berpikir, seharusnya aku memilih Matsumoto saja” *gubrak!*
Kotoko cuma bisa meringis, apa kau menganggapku lucu? Yuko tertawa, aku merasa sepertinya aku kalah pada Sahoko yang sama sekali tak berjuang untuk itu, tapi untuk kasus ini, aku menghargai perjuanganmu, yang kau lakukan selama ini tak berarti, tapi kau mencoba selama itu mungkin, membuatku tertawa. Kotoko kesal, tinggalkan aku sendiri. “Aku tau..kau berciuman dengannya”, kata Yuko. Kotoko tertawa, bingung mau menjelaskan apa. Tapi Yuko justru tersenyum, ”aku berharap padamu”. Kotoko sampe shock, apa dia menyemangatiku? *aww, Yuko bisa baik gini sama Kotoko??*
Kotoko baru sampai rumah saat mendengar Naoki berbicara di telepon dengan Sahoko. Kotoko menyapa Naoki dan bertanya, “apa kau akanpergi dengan Sahoko-san besok? Aku hanya penasaran. Maafkan aku. Itu bukan urusanku kan?”
“Kami akan ke Omotesando, pertunjukan tunggal seniman yang disupport Chairman Oizumi, apa kau akan mengikutiku lagi? Apa kau akan berpura-pura membersihkan toilet di tempat pesta?”, tebak Naoki ngarep Kotoko bakal ngikutin dia lagi. Kotoko cuma bisa tertawa sedih.
Naoki masuk ke kamarnya yang gelap dan duduk termenung seakan beban seisi dunia ada di pundaknya *apa siih dif?*
Keesokan harinya, Kotoko yang ada di kantin kampus bersama Jinko dan Satomi memakan makanannya tanpa semangat. Kin Chan datang dan menyodorkan dessert yang tampak enak ke hadapan Kotoko *kayaknya kalo punya pacar kayak Kin Chan aku bisa gemuk deh, dikasih makanan enak terus :p*. Jinko menjelaskan kalau mereka sudah memberitahu Kin Chan soal perjodohan Naoki. Kotoko tampak sedih, Satomi segera meminta Kotoko mencicipi makanan yang Kin Chan bawa. Kotoko mencicipinya sedikit. Kin Chan: “Jika kau memakannya dengan ekspresi seperti itu, makanan enak pun akan terlihat mengerikan”. Kin Chan menghibur Kotoko, kau akan merasa membaik jika orang tanpa hati sepert Irie menikah. Jinko dan Satomi mengiyakan. Kotoko tampak sedih, “Mungkin ini hanya imajinasiku, tapi akhir-akhir ini aku merasa seperti jarak antara Irie-kun dan aku semakin dekat”. Kin Chan tertegun dan mengingat apa yang dilihatnya di malam natal.
Kotoko: “Itulah kenapa aku belum bisa menerima kenyataan”
Jinko berkata kalau ia pikir Kotoko dan Naoki pada akhirnya akan bersama. Satomi kesal, ini kejam mengatakan soal itu pada Kotoko sekarang, Irie akan bersama dengan gadis itu. Kotoko masih tampak sedih saat Satomi melanjutkan, sekarang tidak seperti sebelumnya, karena pernikahan yang diatur adalah antara dua keluarga, kau tak bisa hanya berkata “aku tak menyukainya”, dan  pergi. Jinko setuju, itu berarti dia mengerti soal itu dan tetap ingin lanjut. Kotoko mengiyakan dengan lesu. Satomi sadar dan meminta Kotoko makan lagi. Sementara Kin-chan tampak berpikir, Jinko dan Satomi menyemangati Kotoko.
Naoki dan Sahoko pulang bersama dari suatu pesta sekaligus pameran, Naoki mengajak dinner dulu sebelum pulang karena tadi mereka hanya makan sedikit. Sahoko senang dan mengajak Naoki ke restoran Italia favorit kakeknya. Naoki memuji, restoran yang disukai Chairman Oizumi? Aku yakin pasti enak. *What? Bukan Naoki banget deh*
Di rumah, Kotoko dan mama Irie menunggu kepulangan Naoki yang terlambat. Kotoko berkata ia akan menyusulnya. Mama Irie tak setuju, berbahaya bagi seorang gadis keluar sendirian semalam ini. Tapi Kotoko berkata sepertinya ia tak akan bisa tidur, ia akan pergi keluar dan mampir toko untuk membeli jus. Mama Irie tak dapat mencegahnya, ”Kotoko-chan, apapun yang dia katakan, dia selalu peduli pada Naoki”
Naoki berjalan pulang ke rumahnya saat Kin-chan memanggilnya dan bertanya apa ia baru pulang kencan dengan gadis kaya itu? Naoki diam saja dan lanjut berjalan. Kin-chan berteriak memanggilnya, “lalu apa perasaanmu terhadap Kotoko?”. Naoki menjawab kalau itu bukan urusan Kin-chan. Kin-chan berteriak lagi, ya itu urusanku! Kau selalu membantu Kotoko, Kotoko adalah orang yang penting untukku, kau telah mempermainkan perasaan seseorang yang berharga untukku, bagaimana aku bisa tetap diam?
Kotoko yang berjalan mendengar suara Kin-chan dan berhenti, lalu bersembunyi di belakang pohon. Naoki bertanya pada Kin-chan, lalu apa yang akan kau lakukan?
Kin-chan: “Aku akan membawa Kotoko pergi darimu. Tidak, aku akan melindunginya”
Naoki diam saja.
“Jangan ganggu kami. Aku yakin kau paham karena kau punya seorang gadis yang akan kau nikahi. Jika dia sangat penting untukmu, Kotoko sangat penting untukku.”
Naoki masih diam.
“Aku tak tahan melihat Kotoko menderita karenamu”
Kin-chan tak sabar, “apa yang akan kau katakan?”
Kotoko yang bersembunyi di balik pohon dengan sedih berkata dalam hati, “Irie-kun, tolong katakan Kotoko mencintaiku. Kau harus mengatakan itu. Tolong.” Kotoko hampir menangis.
“Lakukan apapun yang kau mau”, jawab Naoki lalu berjalan pergi
“Ya, aku akan melakukan yang kumau. Jangan ikut campur lagi. Ini adalah janji diantara pria.”
Kotoko masih di tempatnya, shock dan menangis, “Saat ini, apa ini benar-benar berakhir? Untuk menyerah pada Irie-kun. Ini tak mungkin.”. *huwaaa, Naoki jahat! Kasian Kotoko*

Naoki tiduran di kamarnya, tampak super stress, dengan tangan memegang dahi. Yuuki masuk dan memanggilnya, “Onii-chan, apa kau benar-benar akan menikahi gadis dalam perjodohan itu?” Naoki menurunkan tangan dari dahinya, ada apa ini tiba-tiba? Yuuki minta Naoki memberitahunya, yang dijawab Naoki kalau itu mungkin akan terjadi.
“Apa Onii-chan benar-benar mencintainya?”
Naoki heran dan bertanya apa yang terjadi?
“Tolong jawablah pertanyaanku. Karena orang yang kau cintai adalah Kotoko, benarkan? Karena di rumah sakit, Onii-chan... mencium Kotoko”
“Lain kali aku akan mengenalkanmu dengan Sahoko-san. Dia cantik, dan pintar memasak. Kau pasti akan menyukainya. Dia pasangan yang cocok untukku. Aku yakin semua akan baik saja”, jawab Naoki sambil mengelus kepala Yuuki. Yuuki diam saja, tau kalau Onii-channya berbohong.
Kotoko berjalan di kampus, tak sadar melewati Kin-chan yang daritadi menunggunya. Kin-chan akhirnya menyapa Kotoko, selamat pagi, Kotoko! Kotoko sadar, hey, selamat pagi Kin-chan, apa kau akan ke kafetaria? Kin-chan mengiyakan dan meminta Kotoko untuk datang nanti, menu spesial hari ini chicken cutlet, kau menyukainya kan? Aku akan memberimu porsi ekstra diam-diam. Kotoko mengiyakan dan berterimakasih.
Kin-chan tampak ragu, tapi akhirnya bertanya, “besok Minggu, jika kau punya waktu apa kau mau keluar denganku? Aku punya tiket nonton film dari pelanggan di Aihara, mungkin kau bisa menikmatinya. Um, itu film action, kau akan merasa bergembira”, jelas Kin-chan bersemangat. “Lalu, kau tak mau keluar hanya kita berdua, huh?”
“Baiklah.”
Kin-chan yang berpikir akan mengajak Jinko juga, kaget.
“Baiklah. Ayo pergi, hanya kita berdua”
Kin-chan masih tak  percaya, “Itu berarti kita... kencan?” Kotoko mengiyakan dan berkata Kin-chan sudah banyak membantunya, ia ingin berterimakasih,jadi mari kita pergi kencan. Kin-chan girang banget. *kalau aku harus merelakan Kotoko untuk pria selain Naoki, so Kin-chan it is*
Di kantor, si bapak asisten Naoki datang dan memberi selamat soal ayah Naoki yang akan keluar RS minggu depan. Naoki berterimakasih. Soal pernikahan, setelah presiden sehat kembali, dengan kehadiran kedua keluarga, mereka ingin mengajak makan malam dan berbicara tentang rencana masa depan. Naoki merasa tak masalah dengan itu dan berterimakasih atas bantuan bapak asisten. Bapak asisten lega, Chairman Oizumi sudah menjanjikan bantuan yang sangat besar, sekarang perusahaan kita aman. Naoki tak tampak tenang.
Kotoko menyusuri lorong kampusnya yang sepi dan tampak memilih jalan mana yang akan ia lewati. Sementara Naoki duduk termenung di kantornya.
Kotoko: “Irie-kun dan aku akan mulai berjalan di jalan kita masing-masing, dan lebih lanjut.. aku bertanya-tanya masa depan seperti apa yang menunggu kita”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar