Sebelumnya di akhir episode 4, Park Soo-Ha menghajar Min
Joon-Gook habis-habisan. Si pak pejahat itu, menyebalkan...! Pretending to be a
good man, enggak melawan sama sekali tapi dalam hati dia terus memprovokasi
Soo-Ha. Walhasil Soo-Ha digiring ke kantor polisi dengan sukses, paket komplit
dengan saksi dan bukti CCTV-nya. Akhirnya pak polisi menghubungi Hye Seong
karena tidak ada yang bisa dihubungi baik keluarga maupun pihak sekolah Soo-Ha.
Di kantor polisi, Soo-Ha terus saja berontak, mengatakan
bahwa Min Joon-Gook itu penjahat yang berbahaya. Tentu saja para polisi tidak
percaya, tapi Soo-Ha bilang dia punya buktinya. Saat Soo-Ha hampir mengatakan
bahwa dia bisa mendengar pikiran orang, pintu terbuka dan masuklah Hye seong.
Sambil menatap Soo-Ha, dia berkata dalam hati pada Soo-Ha,”jangan mengatakan sesuatu yang tak berguna. Jika kamu mengatakannya,
kamu hanya akan ditertawakan seperti dalam sidang 10 tahun yang lalu. Park
Soo-Ha, sekarang aku ingat siapa kamu”. *wah.. tatapan lasernya Hye seong bener-bener
tajam! Hehe...*
Episode 5: The words you shouldn’tt believe
Hye Seong menandatangani dokumen agar Soo-Ha bebas sementara
pak polisi terus menanyakan hubungan mereka berdua padahal Hye Seong bukan guru
maupun keluarganya. Lalu salah satu polisi itu ingat, pada malam Hye Seong
melaporkan tentang teror telepon, Soo-Ha ada di sana, di rumah Hye seong.
Begitu pula pagi harinya waktu dia patroli, juga bertemu Hye seong dan Soo Ha
keluar rumah bersama, jadi polisi itu menyimpulkan bahwa mereka, Hye seong dan
Soo Ha, tinggal bersama(O’Oww!!). Terang aja hye seong dan soo Ha kaget, kan
waktu itu kebetulan aja Soo Ha pas nginep karena tiba-tiba jatuh pingsan (atau
jatuh tidur??,,hehe). Dan LUCU BANGET, Hye seong langsung cegukan saking
kagetnya, wkwkwk...ekspresinya itu lho, so damn funny!! Sepertinya ini bakalan
jadi salah satu kebiasaan uniknya Hye seong yang akan sering kita lihat. *ah,
jadi inget SungKyungKwan Scandal... tau kan siapa yang suka cegukan..?xixixi*
Karena gak pengen berlama-lama di kantor polisi, Hye seong
pun meng-iyakan kalo mereka tinggal bersama –masih sambil cegukan—dan menyuruh
Soo Ha memanggilnya noona.
Akhirnya mereka bisa lepas juga dari dua polisi kepo itu,
tapi tiba-tiba pas lagi jalan sambil nunggu taksi, dua polisi itu (yang sedang
melanjutkan patroli dgn mobil) menghampiri dan menawarkan tumpangan. Terpaksa
deh Hye seong dan Soo Ha menerimanya. Pas di dalam mobil, Hye seong memberi
tahu pak polisi, bahwa 10 tahun yang lalu, Min Joon-Gook membunuh ayah Soo Ha
dan dirinya adalah saksi dalam kasus tesebut.
Sampai di depan rumah Hye Seong, mereka berdua turun dan
berdiri dengan canggung di depan gerbang menunggu polisi itu pergi. Maksudnya,
setelah polisi pergi, Soo-Ha bisa segera pulang. Tapi naasnya (atau beruntungnya??)
polisi itu juga nunggu Hye seong dan Soo-Ha masuk rumah. Sambil cengar cengir, Hye seong menggandeng
Soo Ha masuk rumah (hmm.. banyak skinship).
Di dalam rumah, Hye seong segera menuju kulkas dan menawari
Soo Ha makan malam, Soo Ha menolak. Tapi, hehehe...bunyi perut keroncongannya
Soo Ha itu terlalu keras, wkwkwk. Karena malu, dia pamit mau pulang aja.
“tetaplah di sini. Kita sudah berbohong pada polisi tentang tinggal bersama.
Untuk sementara tutup matamu dan tinggallah di sini” ucap Hye Seong. Soo Ha
manut aja, karena dia membaca pikirannya Hye seong yang ternyata masih khawatir
kalo-kalo min Joon Gook muncul lagi. Saat makan bersama, Hye seong penasaran,
mengapa Soo Ha masih mengingatnya setelah 10 tahun padahal dia sendiri sudah
lupa, dalam hati Hye seong:” ada apa dengan anak ini? Apakah aku ini cinta
pertamanya?”. Soo Ha yang sedang menatapnya tentu saja bisa mendengar pikiran
Hye seong dan menjawab,” bukan begitu”. Hye seong masih penasaran,” lalu kenapa
kamu terus peduli padaku setelah 10 tahun?”. “Aku hanya tidak suka merasa berutang
pada orang lain. Itu saja.” Jawab Soo Ha.(heiiii, bohong tuh Soo Ha,
xixixi...*abaikan!).
Makan malam selesai. Hye seong tidur di kamar dan soo ha
tidur di sofa. Saat Soo Ha sudah tidur, diam-diam Hye seong mengganti perban di
jari Soo ha yang terluka pas benerin pintu rumahnya. Otomatis Soo Ha terbangun,
tapi dia diam saja sambil terus memandangi noonanya itu dengan pandangan sayang
(cieeee...). Lalu dia pura-pura masih tidur ketika hye seong selesai dan masuk
kamar lagi. Soo Ha menatap perban di tangannya yang mengingatkannya pada
kejadian masa lalu, dimana dia juga terluka tapi tak ada seorang pun yang
peduli apalagi merawat lukanya.. (oh, poor little Soo Ha).
Pagi harinya pas mau berangkat kerja, Soo Ha dibuat kaget
dengan penampilan Hye seong: sepatu ket, celana panjang dan payung panjang di
punggung kayak orang nggendong pedang, hahaha... Mbaknya ini sepertinya masih
khawatir Min Joon Gook bakal nongol lagi. Salut deh ma Hye seong, dalam
ketakutannya, alih-alih sembunyi, dia malah tetap beraktivitas meski harus
berpenampilan aneh demi manjaga dirinya sendiri. Tahu keadaan noona-nya, Soo Ha
pun mengajari self defense pada Hye seong, yaitu bagaimana menggunakan payung,
atau sikutnya jika tidak ada payung, dan tendangan pada tulang kering dan
daerah vital. “lalu setelah itu?” Hye seong minta diajari jurus lainnya, dan
jawaban Soo Ha adalah:”setelah itu....... lari secepat mungkin.”
Wkwkwkwkwkwkwk, jurus andalan saat kepepet!
Sempat berekspresi dongkol sebentar, tiba-tiba wajah Hye
seong berubah serius saat menanyakan apakah teror hp tempo hari adalah
perbuatan min Joon Gook. “yeah” jawab Soo Ha dengan kalem. “Apakah dia juga
akan balas dendam?” sepertinya Hye seong benar-benar merasa tidak aman. “jangan
khawatir, polisi mengawasi, aku juga.” Soo ha berusaha menenangkan. Hye seong dan Soo Ha pun berangkat. Sementara
itu, tak jauh di belakang mereka, Min Joon Gook mengamati. Soo Ha dapat
merasakannya, meski saat dia menolah dia tidak melihat siapa-siapa.
Di halte, Hye seong menerima telepon dari ibunya yang
menawarkan kencan buta. Hye seong tidak keberatan, bahkan berjanji akan
meluangkan waktu next week. Soo Ha yang
ada di sampingnya berusaha nguping, dan langsung terkejut ketika mendengar
suara hati Hye seong yang berpikiran mungkin akan lebih aman jika dia punya
pacar (ehem..ehem..! ada yang jealous nih!). lalu Soo Ha meminta HP Hye seong
dan mendowload aplikasi pelacak, agar hye seong merasa aman (jadi gak perlu
cari pacar!!!) karena dengan aplikasi itu, Soo Ha bisa melacak keberadaan Hye
seong dan segera menemukannya jika terjadi apa-apa. *siiiiip... The handsome
guardian angel*
Dua pengacara kita sedang menghadapi kasus yang sulit.
Perampokan dan pembunuhan, dimana tersangkanya adalah dua orang yang kembar
identik. Masalahnya di sini adalah, yang melakukan pembunuhan hanya satu orang,
tapi entah yang mana karena keduanya
tidak ada yang mengakui. Lawyer Jang Hye Seong dan Lawyer Cha, berusaha
menggali informasi dari kliennya masing-masing.
Sebelumya, ada kejadian lucu tapi tragis buat Lawyer Cha...
Hye seong sedang berjalan menuju kantornya saat tiba-tiba Lawyer Cha
mengagetinya dari belakang. Spontan, hye seong langsung mempraktikkan
jurus-jurus yang tadi diajari Soo-Ha: menyodok perut dengan payung,duk!! Dillanjtkan
tendangan di kaki, bukk!! Dan serangan sepenuh hati di area vital, ouchhh!!!
Hahahah... Kasian banget lawyer Cha ini. Sesampainya di kantor, ketua pengacara
(yang jadi gurunya Go Nam Soon/LJS di School 2013!)dan sekretaris yang tadi
menyaksikan kejadian itu menyarankan agar Lawyer Cha yang masih kesakitan untuk
ke rumah sakit dan meminta Hye seong untuk minta maaf. Dasar Hye seong, dia
ogah minta maaf bahkan mengatakan dia hanya membela diri dari serangan Lawyer
Cha, lalu segera beranjak keluar ruangan. Lawyer Cha berusaha mengejar dan
mengajaknya makan siang, tapi Hye seong menolak dengan ketus tanpa menoleh!
Di kantin, Hye seong makan sendiri lalu muncul Do Yeon yang
langsung duduk di hadapannya. Meski merasa tidak suka, Hye seong mau ngoobrol
dengan Do Yeon. Mereka membicarakan kasus si kembar, dimana Do Yeon sebagai
jaksanya. Dalam sidang sebelumnya, Do Yeon mengatakan bahwa si kembar
bersekongkol dalam pembunuhan tersebut. Tentu saja Hye Seong menolak tuduhan
itu,” di antara keduanya (si kembar), kamu tidak tahu siapa pembunuhnya kan?
Kamu takut salah jika hanya menuduh salah satu. Tapi jika kamu mengatakan tidak
tahu (siapa pembunuhnya), berarti kamu haus membiarkan mereka lepas. Itu
sebabnya kamu menuduh mereka bersekongkol”.
Tak disangka Do Yeon mengakuinya, “benar, aku menerima bahwa
aku salah”. Tapi bagi Hye seong itu justru mencurigakan, karena Do Yeon
mengatakannya dengan enteng saja. “kau pikir aku bodoh? Jika kamu bicara dengan
wajah seperti itu, siapa yang akan mempercayaimu?” kata Hye seong. “benar, kamu
juga berpikir begitu kan?” dan Do yeon melanjutkan penjelasannya bahwa si
kembar, Jeong Pil Seong (JPS) dan Jeong Pil Jae (JPJ), ekspresi wajahnya juga
seperti itu saat mengatakan bahwa mereka bukan pelakunya, ujung bibirnya naik
begitu juga dengan alisnya. Itu sebabnya, Do Yeon tidak percaya dengan
pernyataan mereka. (Hmm.. seperti kita juga bisa belajar membaca pikiran orang
nih^^).
Hye seong bertanya dengan wajah meremehkan, apakah Do yeon
akan menggunakan ekspresi wajah itu sebagai bukti? “tentu saja tidak, aku punya
rencana lain” jawab Do yeon. Hye Seong penasaran, tapi Do yeon tidak mau
mengatakan rencananya kecuali jika Hye seong mau membantu. Tanpa ba bi bu, Hye
seong menolak sambil beranjak pergi. Sepertinya, Hye seong ini masih benci
banget pada Do yeon, ckckck...
Galau... Hye Seong kembali melakukan kebiasaan uniknya yg
lain: jalan muter-muter di pintu berputar sambil menebak-nebak apa rencana Do
yeon. Sementara itu, di luar.. hakim kasus si kembar bersama dua rekannya hanya bisa keheranan
melihat keanehan Hye seong itu,hehehe. Kegalauan Hye seong hilang ketika di
menerima sms dari Soo Ha yang berjanji akan menjemputnya saat pulang.
Dengan hati ringan, hye seong pun segera
kembali ke kantornya. Saat itu hujan deras, jadi pas sekali pikir Hye Seong
karena dia membawa payung. Di belakangnya, Lawyer Cha mengikuti. Saat akan
menepuk pundak Hye seong untuk minta tumpangan payung, dia teringat kejadian
tadi... (tau kan...sodok-tendang-dan area vital!!). maka diurungkan niatnya itu
meski hasilnya dia basah kuyup.Hhhhh... Lawyer Cha ini, sepertinya punya hati
yang pure banget, jadinya kadang dia tampak manis tapi di lain waktu juga naif!
Dia menanyakan apakah Hye seong baik-baik saja, karena akhir-akhir ini dia
tampak tidak tenang seperti sedang dikejar seseorang. (tuuuuh, kan... pure
banget hatinya, sampe bisa membaca kondisi Hye Seong. Ekspresi wajahnya yang
tulus di tambah rambutnya yang agak basah, jadinya manis manis gimanaaaa
gitu!). Sepertinya Hye Seong tersentuh dengan ketulusannya, dia pun minta maaf
atas kejadian tadi, meski dengan sok gengsi mode on.
Tiba di kantor, mereka berdua berdiskusi tentang kasus si
kembar. Hye Seong tampak resah dan mengatakan tentang Do Yeon yang mungkin
punya rencana. Lawyer Cha bilang, bahwa itu tidak benar, mungkin dia hanya
menggertak. Lawyer Cha mengibaratkan keadaan ini seperti pertunjukan matador ,
banteng hanya melihat bendera merah bukan matadornya. “sekarang ini, Jaksa
sedang mengibarkan bendera merah untuk memprovokasimu, Lawyer Jang”.* Ups...
berarti Hye Seong bantengnya ya....wkwkwk, abaikan*.
Sementara Lawyer Cha menjelaskan analogi banteng-matador, Hye
Seong malah larut dalam keterpanaannya memandangi wajah lawan bicaranya. Sampai
tanpa sadar, tangannya terulur memegang pipi lawyer Cha. (Wah,, ada apa ini?? Apakah
Hye seong mulai menyukai rekan kerjanya itu?? Kalo begitu, bagaimana dengan
Soo-Ha....). Ketika sadar akan tingkah
anehnya, spontan Hye seong bilang “Zzi zzi pong!” sambil mencubit pipi Lawyer
Cha.wkwkwk... di Korea sana, kata-kata ini di ucapkan dalam permainan ketika
dua orang mengatakan hal yang sama pada waktu yang sama. Dan pas scene Hye
seong terpesona, tampangnya Lawyer Cha emang manis dengan poninya dibiarkan
terurai ke depan.
Di luar masih hujan dan hari sudah cukup malam, Hye seong
masih di kantor menunggu Soo-Ha menjemput, tapi yang ditunggu gak
datang-datang. Ya iyalah... wong Soo-Ha ada kelas sampe malam dan HP nya juga
disita sama pak guru. Soo-Ha cemas dan berusaha menyelinap keluar, tapi
ketahuan. Melihat itu, Seong Bin berinisiatif menolong. Dia pura-pura sakit
perut dan minta Soo Ha mengantarnya ke UKS. Soo-Ha menggendong Seong-Bin keluar
kelas sambil berlari. Yes!! Berkat Seong Bin, Soo-Ha bisa segera menjemput
noonanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar