Annyeong haseyo, readers :) Setelah menghilang untuk waktu yang sangat lama, sekarang Aiichan comeback lagi. Karena sudah lama nggak nulis sinopsis di PD, jadi mohon maaf yaa kalau misalnya ada yang kurang pas. Aii sekalian mengakrabkan diri kembali dengan dunia tulis menulis sinopsis. Basa-basinya sampai sini aja, sekarang kita langsung meluncur ke Full House Take 2 episode 6 :D
Direktur Lee (atau lebih sering dikenal dengan LJ) mengadakan konferensi
pers yang menyatakan kalau U Entertainment mengeluarkan Kang Hwi dari
Take One sehubungan dengan adanya skandal foto yang tersebar di internet
(pas bagian Kang Hwi dikeluarin ini, aii rasanya pengen nangis karena
nggak tega haha). Konferensi pers itu dihadiri oleh banyak wartawan. Tae
Ik dan Man Ok yang baru selesai melakukan siaran radio tidak sengaja
melihat acara itu. Sementara itu Kang Hwi yang sedang ada di bandara
juga melihat siaran konferensi pers itu dari TV. Orang-orang di sekitar
Kang Hwi langsung ribut dan panik. Mereka juga berkata kalau Kang Hwi
adalah gay tanpa sadar kalau di belakang mereka berdiri sosok Kang Hwi
yang asli. Tae Ik marah besar mendengar berita itu dan berkata,
“Apa-apaan ini?” dengan nada tinggi.Orang-orang di ruangan itu yang
mulanya tidak menyadari kehadiran Tae Ik langsung bertanya pada Tae Ik
kebenaran beritanya. Tiba-tiba muncullah Manajer Hwang yang langsung
menarik Tae Ik yang sedang emosi sambil meminta maaf kepada orang-orang
di ruangan itu karena Tae Ik telah membuat keributan. Man Ok juga turut
meminta maaf lalu pergi bersama Tae Ik dan Manajer Hwang.
Di mobil, Tae Ik bertanya pada Manajer Hwang apa yang sebenarnya
terjadi. Ia yakin Manajer Hwang pasti tau sesuatu. Manajer Hwang yang
ternyata juga tidak tau apa-apa menyarankan mereka untuk pulang ke Full
House untuk saat ini karena di sana adalah tempat yang paling aman. Tae
Ik memaksa untuk pergi ke kantor karena ia ingin bertemu dengan Direktur
Lee secara langsung. Namun ia akhirnya menyerah saat Manajer Hwang
berkata kalau di kantor sedang banyak wartawan. Tiba-tiba HP Man Ok
berbunyi, ternyata ada SMS dari Kang Hwi yang menanyakan posisi Man Ok
sekarang. Ia juga meminta Man Ok tidak mengatakan siapa pun kalau ia
mengirim SMS dan segera menghubunginya bila sempat karena keadaan
sekarang sedang darurat.
Man Ok pulang ke sanggarnya. Tiba-tiba muncullah Kang Hwi dari
semak-semak di sebelah pintu masuk sanggar. Di dalam sanggar Kang Hwi
bercerita kepada Man Ok tentang semua yang terjadi. Man Ok heran mengapa
bisa-bisanya foto itu tersebar padahal Direktur Lee telah berkata akan
mengurus semuanya. Kang Hwi yakin kalau foto itu diambil pada malam saat
ia menunggu Man Ok di bar. Man Ok bertanya pada Kang Hwi apakah ia
mengingat sesuatu tapi Kang Hwi tidak mengingat apapun. Ia hanya ingat
kalau malam itu ia meminum satu botol minuman keras. Kang Hwi terdiam
lalu samar-samar ia teringat kalau malam itu Jay datang menghampirinya
dan membawakan satu botol minuman keras lagi. Ia juga ingat kalau
paginya Jay datang ke kantor U Entertainment. “Si sialan itu!” teriak
Kang Hwi kesal. Man Ok bertanya apakah Kang Hwi sudah tau siapa
pelakunya.
Sementara itu Jay sedang merapikan rambutnya di salon sambil mengecek
berita tentang Kang Hwi dari HPnya. Saat rambutnya telah selesai di
rapikan ada telepon masuk di HP Jay. Dengan ragu ia menerima telepon itu
walau ia tidak tau siapa yang menelepon. Ternyata yang menelepon adalah
orang dari Man Ok Agensi yang bernama Kim Eo Jin. Ia mengajak bertemu
dengan Jay sehubungan dengan iklan minuman enerji yang pernah
dibicarakan dulu. Walau Jay bingung karena ia tidak mengetahui Man Ok
Agensi (yaiyalah haha) namun ia menerima tawaran itu.
Jay datang ke tempat yang sudah disepakati. Di sana telah menunggu Kang
Hwi yang sedang membelakangi pintu masuk. Saat Jay sadar kalau yang
mengajaknya bertemu adalah Kang Hwi, ia langsung berniat kabur namun Man
Ok sudah menunggu di belakangnya dan langsung meringkusnya. “Kenapa kau
melakukan ini padaku?” tanya Jay kesal. “Kenapa kau melakukan ini
padaku?” tanya Kang Hwi balik dengan kesal. Ia langsung bertanya
mengenai foto itu pada Jay namun Jay menjawab kalau yang melakukan itu
semua bukan dirinya melainkan Direktur Lee. Semua foto yang ada pada Jay
telah ia berikan pada Direktur Lee. “Siapa yang sangka ia mempunyai
alat perekam suara saat itu?” gumam Jay kesal. Man Ok dan Kang Hwi
sama-sama tidak menyangka kalau Direktur Lee yang melakukan ini semua.
“Kau kan tau orang seperti apa Direktur Lee itu,” kata Jay. Kang Hwi
lalu menunjukkan foto Jay sedang berciuman dengan Song Hee di HPnya. Jay
ingin mengambil HP Kang Hwi namun tangannya masih dikunci oleh Man Ok.
“Kau tau kan kalau aku dekat dengan Song Hee?” tanya Kang Hwi dingin. Ia
menjadikan foto itu sebagai ancaman kalau Jay berani macam-macam
dengannya. Kang Hwi bertanya sekali lagi apa benar Jay tidak mempunyai
foto skandal Kang Hwi dan Jay menjawab dengan yakin kalau semua foto
yang ia punya beserta rekaman suaranya ada pada Direktur Lee. Kang Hwi
dan Man Ok lalu melepaskan Jay yang dengan kesakitan mengomel wanita
macam apa yang mempunyai kekuatan seperti Man Ok itu.
Tidak lama kemudian Man Ok keluar bersama Kang Hwi yang mengenakan gamis
(??) dan cadar. Man Ok khawatir Jay akan melapor ke Direktur Lee kalau
ia bertemu dengan Kang Hwi. Namun Kang Hwi yakin kalau Jay tidak akan
berani karena Kang Hwi mempunyai fotonya berciuman dengan Song Hee. “Ia
dulu dikeluarkan dari U Entertainment karena skandal dengan wanita. Jika
kali ini foto ini tersebar maka karirnya akan hancur,” kata Kang Hwi
yakin. Ia lalu mengajak Man Ok pergi ke rumah Direktur Lee karena ia
yakin Direktur Lee menyimpan foto dan rekaman suaranya di sana.
Sementara itu di rumahnya Tae Ik sedang bingung memikirkan Kang Hwi.
Diam-diam ia khawatir juga dengan rekannya tersebut. Direktur Lee sedang
menyimpan foto dan rekaman suara Jay di brankas di rumahnya ketika
kemudian Tae Ik masuk tanpa permisi. Direktur Lee menegur Tae Ik yang
tidak memiliki sopan santun. Tanpa mendengarkan perkataan Direktur Lee
Tae Ik membanting surat kabar yang berisi berita tentang Kang Hwi ke
meja kerja Direktur Lee. Tae Ik tau kalau foto itu palsu dan ia bertanya
apa maksud sebenarnya Direktur Lee. Direktur Lee mengiyakan kalau foto
itu memang palsu lalu ia berkata kalau Kang Hwi harus keluar karena
membahayakan image Take One. “Membahayakan seperti apa? Selama ini
apapun yang kami lakukan kau selalu bisa menutupinya,” bentak Tae Ik
marah. Direktur Lee heran mengapa bisa-bisanya Tae Ik yang biasanya
selalu bertengkar dengan Kang Hwi bisa semarah itu. “Walau aku
membencinya, namun Won Kang Hwi dan aku ... kami adalah tim,” kata Tae
Ik. Direktur Lee menertawakan kata-kata Tae Ik yang tidak biasanya
peduli dengan tim. “Mestinya kau bicara dulu denganku atas keputusan
ini,” lanjut Tae Ik. “Jadi maksudmu aku tidak bisa mengeluarkan Kang Hwi
tanpa persetujuanmu?” tanya Direktur Lee. “Kalau kau sebegitu tidak
menyukainya, serahkan Full House padaku dan berhenti bekerja di sini.
Kau mengerti?” bentak Direktur Lee. Tae In tidak dapat berkata-kata, ia
hanya menatap Direktur Lee dengan marah sambil mengepalkan tangannya.
Direktur Lee lalu berkata kalau keadaan akan ribut selama beberapa waktu
ke depan maka ia meminta Tae Ik untuk diam saja di rumah dan tidak
perlu mempedulikannya. Ia kemudian mengusir Tae In yang langsung keluar
sambil membanting pintu. “Seperti kata-kataku, kalian adalah bonekaku,”
kata Direktur Lee sepeninggal Tae Ik sambil tertawa.
Tae Ik menenangkan dirinya di taman di Full House. Ia ingat
pertengkarannya dengan Kang Hwi di bis juga saat Kang Hwi menciumnya
untuk melepaskan syal yang membuat Tae In sesak napas. Ia kemudian duduk
di ayunan dan ingat perkataan Direktur Lee yang menyuruhnya berhenti
berkerja kalau memang tidak menyukai keputusan Direktur Lee.
Ji Sung sedang memberi intruksi pada Ga Ryun dan Noh Ra mengenai apa
saja yang harus mereka lakukan melalui telepon. Tidak lama setelah ia
memutuskan pembicaraannya, Man Ok lewat sambil membonceng Kang Hwi yang
masih mengenakan gamis dan cadar hitam.
Mereka berdua menuju ke Full House untuk mencari foto dan rekaman suara
yang disimpan oleh Direktur Lee. Kang Hwi mengetahui jalan rahasia untuk
masuk ke Full House tanpa ketahuan. Man Ok awalnya ragu untuk masuk
karena ia takut ketahuan orang lain namun Kang Hwi meyakinkannya. Selain
itu Kang Hwi juga berkata kalau bagaimaanapun juga ia harus menemukan
foto itu atau kalau tidak ia tidak akan dipercayai oleh orang-orang. Man
Ok yang akhirnya setuju untuk masuk diam-diam ke Full House memutuskan
untuk masuk terlebih dahulu lalu menolong Kang Hwi.
Ji Sung yang berhasil membuntuti mereka berdua menghentikan mobil tidak
jauh dari jalan rahasia Kang Hwi dan Man Ok. Ia memandang dengan penuh
kepuasaan ke arah Full House lalu mengambil barang-barangnya di bagasi
mobil.
Kang Hwi dan Man Ok mengendap-endap di halaman Full House dengan daun
menutupi wajah mereka. Namun mereka ragu untuk masuk ke dalam rumah
Direktur Lee (jadi Full House ini lahan luas yang di atasnya ada rumah
Tae Ik, Kang Hwi, dan Direktur Lee) karena nampaknya sedang ada orang.
Maka mereka memutuskan untuk bersembunyi di basement dan mengendap-endap
saat tengah malam. Man Ok takut kalau-kalau ada Tae Ik di sana namun
Kang Hwi meyakinkan Man Ok kalau tidak mungkin ada Tae Ik karena
ruangannya gelap dan Tae Ik takut gelap. Baru selangkah mereka berjalan
tiba-tiba terdengar suara dari lantai 2. Mereka mengurungkan niat untuk
bersembunyi di basement lalu mengambil jalan memutar melewati dalam
rumah Tae Ik. Tiba-tiba lampu di ruang tengah rumah Tae Ik menyala.
Mereka panik lalu Kang Hwi langsung masuk ke dalam basement. Namun
karena terburu-buru dan gelapnya ruangan, ia tidak sadar dan jatuh dari
tangga basement.
Man Ok yang bertemu dengan Tae Ik beralasan ia masuk ke rumah Tae Ik karena urusan pekerjaan dan Go Dong yang memberinya kode kunci rumah Tae Ik. “Di saat seperti ini? Apa kau tidak khawatir kepada Kang Hwi?” tanya Tae Ik kesal. Ia lalu menyuruh Man Ok untuk pergi karena ia sedang ingin sendiri sekarang. Man Ok yang bingung harus berbuat apa karena telah terpergok oleh Tae Ik akhirnya memutuskan untuk pergi dan akan kembali besok pagi. Sepeninggal Man Ok, Tae Ik mengaktifkan sistem keamanan otomatis di rumahnya.
Man Ok yang bertemu dengan Tae Ik beralasan ia masuk ke rumah Tae Ik karena urusan pekerjaan dan Go Dong yang memberinya kode kunci rumah Tae Ik. “Di saat seperti ini? Apa kau tidak khawatir kepada Kang Hwi?” tanya Tae Ik kesal. Ia lalu menyuruh Man Ok untuk pergi karena ia sedang ingin sendiri sekarang. Man Ok yang bingung harus berbuat apa karena telah terpergok oleh Tae Ik akhirnya memutuskan untuk pergi dan akan kembali besok pagi. Sepeninggal Man Ok, Tae Ik mengaktifkan sistem keamanan otomatis di rumahnya.
Ji Sung mengendap-endap hendak masuk ke Full House melalui pagar depan,
bukan melalui jalan rahasia tempat Kang Hwi dan Man Ok masuk tadi. Ji
Sung melihat Man Ok keluar dari dalam Full House dan tiba-tiba alarm di
rumah itu berbunyi. Ji Sung dan Man Ok sama-sama kaget mendengarnya dan
mereka segera keluar dari Full House. Saat Man Ok keluar melalui jalan
rahasia jalan ia masuk tadi, datanglah mobil polisi. Man Ok segera
bersembunyi dan pulang begitu polisi itu tidak terlihat lagi. Ia
mengirim pesan pada Kang Hwi yang sedang pingsan yang mengatakan kalau
ia pulang karena tidak bisa masuk ke dalam Full House dan akan kembali
besok pagi.
Pagi harinya Man Ok kembali ke Full House.Sementara itu di basement Kang
Hwi baru saja tersadar dari pingsannya. Ia mencoba berdiri namun
kakinya terasa sangat sakit hingga ia terduduk kembali. Man Ok yang baru
datang panik melihat keadaan Kang Hwi dan mengajaknya ke rumah sakit
namun Kang Hwi menolak karena tidak mau lokasinya terlacak Direktur Lee.
Kang Hwi meyakinkan Man Ok kalau ia baik-baik saja namun saat Man Ok
menyentuh kakinya ia mengaduh kesakitan. Man Ok memberikan pertolongan
pertama pada Kang Hwi dengan mengikat sebatang kayu ke kakinya yang
mulai bengkak. Kang Hwi memuji kemampuan Man Ok dan Man Ok menjawab
kalau ia adalah ahli hapkido jadi kemampuan itu wajar saja baginya. Man
Ok tetap bersikeras membawa Kang Hwi ke rumah sakit. Ia berkata akan
menggendong Kang Hwi kalau Kang Hwi masih tidak bisa berjalan. Setelah
itu Man Ok memberikan kotak bekal berisi sandwich pada Kang Hwi karena
ia yakin Kang Hwi pasti lapar. Saat Man Ok hendak keluar untuk mengambil
obat Kang Hwi menahannya dan meminta Man Ok ke rumahnya untuk
mengambilkan baju dan simpanan darurat Kang Hwi.
Man Ok mengendap-endap ke rumah Kang Hwi. Di sana sudah ada Go Dong dan
beberapa pekerja yang sedang membereskan barang-barang milik Kang Hwi.
Man Ok langsung mendekat ke Go Dong dan bertanya ada apa ini. Sebelum Go
Dong menjawab pertanyaan Man Ok datanglah Tae Ik yang juga bertanya apa
yang sedang terjadi. Go Dong menjawab kalau Direktur Lee meminta ia
membersihkan semua barang Kang Hwi. Tae Ik emosi mendengarnya dan
berniat untuk menemui Direktur Lee langsung. Sepeninggal Tae Ik, Go Dong
berkata kepada Man Ok kalau ia sebenarnya tidak suka melakukan ini.
Direktur Lee menyuruh ia membereskan semua barang Kang Hwi karena
Direktur Lee berniat merenovasi rumah Kang Hwi. “Walau aku tau ini semua
salah namun aku tidak bisa melakukan apa-apa,” keluh Go Dong. Man Ok
meminta izin kepada Go Dong untuk membawa baju milik Kang Hwi. Go Dong
awalnya hendak tidak memberikan izin karena takut ketahuan Direktur Lee
namun Man Ok meyakinkannya kalau ada apa-apa maka Man Ok yang akan
bertanggung jawab.
Tae Ik yang sedang marah bergegas menuju ke ruang kerja Direktur Lee
untuk bertanya maksudnya membuang barang-barang Kang Hwi. Beberapa
langkah sebelum masuk ke ruang kerja Direktur Lee ia mendengar bentakan
Direktur Lee kapada sekretaris pribadinya. “Apa maksudmu ia tidak naik
pesawat? Go Dong melihatnya masuk ke bandara namun tidak ada rekaman
video ia masuk ke pesawat? Ke mana menghilangnya anak itu? Dengan
sifatnya yang seperti itu ia bisa saja membuat masalah lagi,” kata
Direktur Lee dengan emosi. Ia menyuruh sekretarisnya untuk melacak
keberadaan Kang Hwi dari GPS di HP Kang Hwi dan kartu kreditnya. Tae Ik
mendengar semua itu dengan marah.
Man Ok berhasil melarikan beberapa baju Kang Hwi. Sementara itu
barang-barang Kang Hwi sudah selesai dibereskan. Pekerja yang
membereskan barang-barang Kang Hwi menyerahkan sampah dan buku-buku
bekas milik Kang Hwi kepada Go Dong. Ji Sung yang sudah berhasil masuk
ke dalam Full House mengendap-endap ke dekat Go Dong. Go Dong yang
merasa tidak mengenal Ji Sung memandanginya dengan tatapan menyelidik.
Ji Sung yang takut ketahuan langsung menyapu halaman agar Go Dong tidak
curiga padanya. Go Dong berjalan mendekati Ji Sung. Ji Sung hendak
melarikan diri namun Go Dong memanggilnya dan malah memberikan buku
bekas dan sampah Kang Hwi kepada Ji Sung untuk dibereskan.
Go Dong membongkar sampah Kang Hwi di dekat mobilnya namun sayangnya ia tidak menemukan apapun.
Maka ia beralih membongkar buku-buku bekas milik Kang Hwi dan menemukan foto Kang Hwi sedang tersenyum di sebelah Tae Ik yang tertidur (itu potongan foto yang Tae Ik foto bareng Kang Hwi dan Jin Se Ryoung). Ji Sung langsung menelepon Ga Ryun namun Ga Ryun tidak berkata apapun walau telah menerima telepon dari Ji Sung.
Maka ia beralih membongkar buku-buku bekas milik Kang Hwi dan menemukan foto Kang Hwi sedang tersenyum di sebelah Tae Ik yang tertidur (itu potongan foto yang Tae Ik foto bareng Kang Hwi dan Jin Se Ryoung). Ji Sung langsung menelepon Ga Ryun namun Ga Ryun tidak berkata apapun walau telah menerima telepon dari Ji Sung.
Rupanya Ga Ryun sedang demo diam di depan kantor U Entertainment bersama
beberapa fans Kang Hwi lainnya. Mereka menuntut Kang Hwi diterima lagi
di Take One. Noh Ra memanggil Ga Ryun dan berkata kalau ada sesuatu yang
darurat. Ternyata Noh Ra ingin ke kamar mandi. Ga Ryun menyuruh Noh Ra
menahan sebentar namun Noh Ra sudah tidak tahan. Ia langsung berdiri dan
Ga Ryun juga ikut berdiri sambil marah-marah karena Noh Ra berisik
padahal mereka sedang demo diam. Seorang gadis di barisan depan
membentak Ga Ryun karena dibanding Noh Ra Ga Ryun jauh lebih berisik.
Direktur Lee yang baru datang ke kantor terdiam melihat sekelompok
remaja yang sedang demo di depan kantornya. Lalu HPnya berbunyi. Ada
telepon dari presdir U Entertainment yang meminta kejelasan kejadian
yang sedang terjadi sekarang. Presdir kesal karena ia tidak suka ada
keributan. Direktur Lee meyakinkan presdir kalau ia bisa mengontrol
semuanya.
Sementara itu Tae Ik sedang merenung di kamarnya. Ia teringat perkataan
Direktur Lee yang tadi pagi ia dengarkan. “Ke mana kau pergi, Won Kang
Hwi?” gumam Tae Ik resah.
Man Ok membawa Kang Hwi ke rumah sakit. Agar tidak ketahuan Kang Hwi
menggunakan gamis dan cadar seperti biasanya. Dokter mengatakan ada
keretakan di tulang Kang Hwi dan butuh waktu 4 minggu untuk
memulihkannya. Kang Hwi yang kaget tidak sengaja berkata, “Empat
minggu?” dengan keras. Untungnya tidak ada yang sadar kalau ia adalah
laki-laki dibalik cadarnya. Saat Man Ok akan membayar, Kang Hwi menyuruh
Man Ok membayar dengan kartu kreditnya. Man Ok awalnya menolak namun ia
akhirnya setuju karena Kang Hwi memaksa. Setelah Man Ok menuju kasir HP
Kang Hwi berbunyi. Ada SMS yang berisi, “Jangan gunakan HP dan kartu
kreditmu. LJ sedang melacak jejakmu,” Kang Hwi segera mengambil kartu
kreditnya dari Man Ok dan melipatnya tepat sebelum Man Ok
menggunakannya.
Kang Hwi dan Man Ok menebak-nebak siapa yang mengirimkan SMS itu namun
mereka tidak bisa menemukan jawabannya. Apalagi nomor itu tidak
tersimpan di HP Kang Hwi. Kang Hwi menyuruh Man Ok pulang karena ia
pasti lelah menemani Kang Hwi daritadi. Man Ok menawarkan agar Kang Hwi
menginap di rumahnya namun ia lalu teringat Ga Ryun. Bahaya kalau Ga
Ryun sampai bertemu Kang Hwi. Kang Hwi juga berkata kalau basement rumah
Tae Ik adalah tempat paling aman untuk saat ini karena tidak akan ada
yang menyangka ia bersembunyi di sana. Man Ok tiba-tiba teringat saat
Tae Ik bertanya padanya apakah ia tidak khawatir dengan Kang Hwi. Karena
itu Man Ok menyarankan Kang Hwi untuk bertemu dengan Tae Ik namun Kang
Hwi menolak karena ia tidak percaya musuhnya itu akan membantunya. Man
Ok meyakinkan Kang Hwi kalau Tae Ik khawatir padanya. “Kalian berdua
selalu bermusuhan padahal kalian saling perhatian,” kata Man Ok. Walau
awalnya sempat ragu Kang Hwi akhirnya setuju untuk bertemu dengan Tae
Ik.
Saat Kang Hwi hendak membuka pintu basement ia mendengar suara Tae Ik
yang sedang bersama Direktur Lee di ruang tamu Tae Ik. Direktur Lee
meminta Tae Ik mengalihkan perhatian fans agar melupakan masalah Kang
Hwi dengan cara meluncurkan album solo. “Bukankah saat di China kau
pernah berkata tidak bisa bekerja sama dengan pria brengsek macam Kang
Hwi?” tanya Direktur Lee. Tae Ik emosi dan membentak Direktur Lee
sementara Kang Hwi dan Man Ok mendengarkan semua dari basement.
- PART 2 –
Man Ok membantu Kang Hwi untuk keluar dari basement dan bertemu Tae Ik.
Namun tepat saat Kang Hwi hendak membuka pintu ia mendengar suara Tae Ik
dan Direktur Lee dari luar basement. Direktur Lee meminta Tae Ik
mengalihkan perhatian fans agar tidak terpusat dari Kang Hwi dengan cara
membuat album solo. Direktur Lee juga berkata kalau Tae Ik pernah
berkata kalau Tae Ik tidak tahan harus bekerja bersama Kang Hwi. Kang
Hwi kecewa mendengar pembicaraan mereka dan turun lagi ke basement tanpa
mendengar kelanjutan pembicaraan antara Direktur Lee dan Tae Ik. “Kau
tau pasti aku tidak bermaksud seperti itu,” jawab Tae Ik emosi. Direktur
Lee bertanya lalu apa maksud kata-kata Tae Ik di China itu. Apakah
terkandung makna tersembunyi dari kata-kata Tae Ik tersebut?
“Direktur!” bentak Tae Ik emosi. Direktur Lee berkata kalau sekarang adalah kesempatan emas Tae Ik kalau memang iya ingin mengambil Full House kembali. Lalu ia meninggalkan Tae Ik yang emosi.
“Direktur!” bentak Tae Ik emosi. Direktur Lee berkata kalau sekarang adalah kesempatan emas Tae Ik kalau memang iya ingin mengambil Full House kembali. Lalu ia meninggalkan Tae Ik yang emosi.
Ji Sung sedang mencari berita mengenai pasangan gay Won Kang Hwi. Ia
lalu melihat foto yang ia temukan di buku Kang Hwi sambil tersenyum puas
dan berpikir cara membuat berita dengan foto itu. Setelah itu ia
mencatat nomor telepon Direktur Lee pada selembar kertas.
Manajer Hwang datang ke ruang kerja Direktur Lee dan ingin berbicara
dengannya namun Direktur Lee menolak. Namun Manajer Hwang bersikeras
ingin tau apa maksud semua hal yang direncanakan oleh Direktur Lee ini.
Direktur Lee nampak tidak suka dengan pertanyaan Manajer Hwang. Ia
mengingatkan Manajer Hwang kalau dulu ia telah memperingatkan Manajer
Hwang untuk tidak perlu banyak tanya dan lakukan saja tugasnya. “Aku
tidak membayarmu untuk mengkhawatirkan keadaan anak-anak itu!” bentak
Direktur Lee. Emosi Manajer Hwang tersulut dan ia akan membentak
Direktur Lee namun Direktur Lee menggebrak meja dan mengusir Manajer
Hwang. Sepeninggal Manajer Hwang, HP Direktur Lee berbunyi. Begitu ia
melihat pesan yang masuk ia langsung berteriak marah memanggil Manajer
Hwang kembali.
Manajer Hwang memandangi foto Tae Ik dan Man Ok yang sedang melipat
selimut di van dari layar HPnya. Ia sedang berada di tempat parkir suatu
gedung. Ia ingat saat di ruang kerja Direktur Lee tadi Direktur Lee
memarahinya karena dianggap tidak becus memanajeri Take One. Ia menyuruh
Manajer Hwang membereskan masalah ini sampai tuntas. Sebuah van putih
masuk ke parkiran. Manajer Hwang memberi tanda pada van itu lalu seorang
pemuda dengan pakaian hitam dan masker hitam turun dari van dan masuk
ke mobil Manajer Hwang. Manajer Hwang menunjukkan sekoper uang pada
pemuda itu dan meminta foto asli dari foto Tae Ik dan Man Ok. Pemuda itu
menunjukkan foto aslinya yang ada di HPnya. “Bekerja sebagai staff itu
tidak mudah kan?” tanya Manajer Hwang sebelum pemuda itu turun dari
mobilnya. “Mencari tau siapa sebenarnya dirimu bukan hal yang sulit
bagiku. Untuk saat ini aku akan percaya kalau ini file aslinya. Namun
bila kau sampai memiliki foto lagi, sebaiknya kau membakarnya,” pemuda
itu terjatuh dari mobil Manajer Hwang. “Hanya karena mencari uang itu
susah, bukan berarti kau bisa melakukan hal ini. Aku mengatakan ini
karena aku menganggapmu adik sendiri,” kata Manajer Hwang lalu ia pergi.
Man Ok keluar dari Full House dengan mengkhawatirkan kondisi Kang Hwi
yang terjebak di basement sendirian. Lalu Man Ok pergi ke toko kain
untuk membeli bed cover serta kain untuk menghias basement Kang Hwi.
Sementara itu Tae Ik tidak dapat tidur. Ia hanya membolak-balikkan badan
gelisah lalu terduduk di kasurnya. Di basement Kang Hwi mendekap
badannya kedinginan. Ia tidak bisa tidur karena kedinginan. Lalu ia
melihat piyama kucing yang didapatkan Tae Ik dari Jepang.
Pagi harinya Man Ok datang ke basement Kang Hwi dengan kain-kain
belanjaan di tangannya. Ia tertawa saat melihat Kang Hwi tidur dengan
mengenakan piyama bulu milik Tae Ik. Man Ok membangunkan Kang Hwi namun
Kang Hwi tidak juga bangun. Ia menyelimuti Kang Hwi dengan bed cover
yang baru dibelinya lalu mulai merapikan basement. Setelah basement
rapi, Man Ok duduk di sofa sambil melihat kain yang ia beli kemarin.
Man Ok masuk ke rumah Tae Ik lewat pintu depan sambil membawa setumpuk
kain sementara Tae Ik membukakan pintu untuknya dengan kesal (tadi yang
Man Ok ke basement itu, dia masuk lewat jalan rahasia jadi Tae Ik enggak
tau dia datang). Man Ok menyapa Tae Ik dengan ceria dan Tae Ik hanya
berkata, “Apa itu?” dengan tampang kesal. Man Ok mengomel karena Tae Ik
bukannya menjawab salamnya malah bertanya apa itu. Tanpa permisi Man Ok
langsung masuk ke ruang tamu Tae Ik dan berkata ia memiliki beberapa
pekerjaan dan akan langsung pulang begitu pekerjaannya selesai. Man Ok
menjahit kainnya di ruang tamu sementara Tae Ik membaca koran sambil
meminum segelas susu. Man Ok menyuruh Tae Ik untuk makan nasi di pagi
hari lalu Tae Ik bertanya apa yang Man Ok lakukan di rumahnya. Man Ok
beralasan ia tidak bisa pergi ke kantor karena sedang ada pembangunan
makanya ia menjahit di rumah Tae Ik. “Tidak usah pedulikan aku, lakukan
saja pekerjaanmu,” kata Man Ok cuek. Tae Ik melanjutkan membaca majalah
tapi ia lalu melihat berita dikeluarkannya Kang Hwi di majalah. Dengan
kesal Tae Ik membanting majalah itu lalu pergi. Man Ok heran karena
masih pagi tapi Tae Ik sudah bad mood. Ia lalu melihat gelas susu Tae Ik
yang masih ada di meja.
Tae Ik masuk ke kamarnya dan menggunakan earphone. Ia lalu merebahkan diri di kasurnya.
Kang Hwi baru terbangun di basementnya. Ia heran melihat banyak sticker
kucing di dinding basementnya. Ia juga melihat Man Ok memasang tirai di
dindingnya. Kang Hwi duduk dan bertanya pada Man Ok apa yang sedang ia
lakukan. Melihat Kang Hwi sudah bangun, Man Ok duduk di sofa di depan
Kang Hwi, “Dinding basement ini sangat suram, dan karena kau harus
tinggal beberapa saat di sini maka aku menghiasnya. Aku pikir kau suka
kucing maka aku memilih stiker ini. Terlalu kekanak-kanakan ya?” tanya
Man Ok. Kang Hwi langsung menggeleng keras, ia berkata kalau ia sangat
suka stikernya. Man Ok juga memberi HP kakeknya kepada Kang Hwi
kalau-kalau Kang Hwi butuh meneleponnya. Kang Hwi sangat terharu bahkan
hampir menangis dengan semua kebaikan Man Ok. “Man Ok, bagiku sekarang
hanya kamu yang paling berarti,” kata Kang Hwi lalu ia memeluk Man Ok.
Man Ok kaget dipeluk oleh Kang Hwi namun ia hanya tersenyum.
Tae Ik baru bangun dari tidurnya. Saat ia ke ruang tamu di sana sudah
tidak ada Man Ok. “Bahkan sekarang ia tidak pamit saat akan pergi,”
keluh Tae Ik kesal. Ia lalu berjalan ke dapur. Tae Ik membuka tudung
saji di meja makannya yang sebelumnya kosong. Di sana tersedia makanan
dan surat dari Man Ok yang berbunyi, “Moodmu selalu buruk karena kau
tidak sarapan. Aku memasaknya dengan menggunakan bahan organik dari
kulkasmu,” Tae Ik tersenyum senang.
Direktur Lee sedang di mobilnya sambil melihat grafik rating U
Entertainment yang semakin lama semakin turun. Tiba-tiba HPnya berbunyi,
ada telepon masuk dari nomor privat. “Ini benar Direktur U
Entertainment?” tanya penelepon itu. Ia berkata kalau susah mengatakan
identitasnya saat ini. Yang jelas ia memiliki foto Lee Tae Ik. “Aku
ingin berkonsultasi padamu mengenai foto ini,” lanjut si penelepon.
Di sebuah hotel mewah seorang pemuda berjalan menuju kamar suite 1501.
Tanpa ia sadari ia diikuti oleh 3 orang pria berpakaian serba hitam.
Pemuda yang ternyata adalah Ji Sung itu berkata pelan kalau mestinya
Direktur Lee tidak perlu sampai repot-repot membooking kamar suite
segala. Baru saja ia mengetuk pintu kamar hotel itu, tiba-tiba ia
dibekap dari belakang. Manajer Hwang datang sambil menggunakan sarung
tangan. “Aku sudah bilang untuk tidak mencari masalah lagi. Aku sudah
sering berhadapan dengan orang sepertimu,” kata Manajer Hwang. Ji Sung
tampak ketakutan. Ia mengangguk sambil tetap dibekap. Pria berbadan
bodyguard itu melepaskan bekapannya dari Ji Sung. Ji Sung lalu
mengeluarkan setumpuk foto dari kantung bajunya sambil mengomel. “Aku
tidak akan berlaku bodoh kalau saja aku tau ada sekelompok bodyguard
bersamamu,” katanya lalu melemparkan setumpuk foto itu. Manajer Hwang
dan bodyguard-bodyguard itu panik memunguti foto sementara Ji Sung
kabur. Manajer Hwang yang sadar orang incarannya kabur langsung menyuruh
bodyguard-bodyguard itu mengejar Ji Sung. Terjadi kejar mengejar di
hotel namun Ji Sung berhasil kabur dengan taksi yang sudah menunggu di
luar hotel. Mereka kehilangan jejak Ji Sung walaupun sudah berusaha
mengejar sampai ke jalan raya.
Kang Hwi sedang berusaha tidur di basementnya. Namun ia tidak bisa tidur
karena kelaparan walau ia sudah berusaha menghipnotis dirinya untuk
merasa kenyang. Kang Hwi lalu mengendap-endap keluar dari basementnya.
Ia menuju ke dapur Tae Ik yang letaknya bersebelahan dengan basementnya
lalu membuka kulkas Tae Ik. Kang Hwi mengambil beberapa kotak salad dan
beberapa botol jus dari kulkas Tae Ik. Tidak sengaja ia menjatuhkan
sebotol minuman dan bunyinya terdengar oleh Tae Ik yang masih belum
tidur. Tae Ik langsung turun ke dapurnya. “Siapa itu?” tanya Tae Ik
keras namun ia menjadi tenang saat tidak ada suara apapun. Lalu ia naik
kembali ke kamarnya. Kang Hwi yang ternyata bersembunyi di bawah kabinet
dapur langsung kembali ke basementnya begitu Tae Ik pergi.
Paginya Tae Ik turun ke dapur untuk sarapan. Ia langsung membuka kulkas
untuk mengambil salad dan jus organik namun ia melihat beberapa kotak
salad dan beberapa botol jusnya menghilang. “Salad hari Selasa, Salad
hari Rabu. Tiga botol jus organik, tiga botol air mineral,” kata Tae Ik
merinci apa saja yang hilang. Man Ok datang dengan ceria dan heran
melihat wajah Tae Ik yang panik. “Aku kerampokan. Segera laporkan hal
ini ke firma keamanan!” seru Tae Ik. Man Ok juga ikut panik mendengarnya
namun lalu menganggap Tae Ik konyol saat tau apa saja yang hilang. Man
Ok bertanya pada Tae Ik apa mungkin Go Dong yang memakannya atau Tae Ik
sendiri lupa. Tae Ik menjawab kalau Go Dong tidak pernah menyentuh
makanannya dan ia menuliskan hari di kotak saladnya sehingga ia tidak
mungkin lupa. “Bagaimana mungkin ada orang yang berhasil masuk setelah
melewati beragam fitur keamanan di rumah ini dan hanya mengambil salad
dan jus?” kata Man Ok. Tae Ik lalu bercerita pada Man Ok kalau tadi
malam ia mendengar suara berisik dari dapurnya. Tiba-tiba Man Ok sadar
kalau yang mengambil makanan Tae Ik adalah Kang Hwi. Untuk menutupi
keberadaan Kang Hwi ia berbohong dan berkata kalau ia yang mengambil
makanan Tae Ik. “Hanya untuk beberapa kotak makanan kau berlaku seperti
itu. Dasar pelit,” kata Man Ok. Ia lalu berkata akan membayar gantinya
namun Tae Ik menolak dan berkata kalau sarapan kemarin sudah ia hitung
sebagai bayaran atas salad dan jusnya. Tae Ik lalu duduk di ruang
tamunya dan tiba-tiba Go Dong datang sambil berlari-lari panik. Ia
menunjukkan surat kabar terbaru kepada Tae Ik. Tae Ik marah setelah
membaca surat kabar itu lalu membantingnya dan masuk ke kamar. Go Dong
sudah hendak mengejar namun dihalangi oleh Man Ok. Man Ok lalu bertanya
apa yang sebenarnya sedang terjadi. Go Dong lalu menunjukkan surat kabar
yang berisi berita mengenai Kang Hwi yang digosipkan gay.
Sementara itu pendemo di depan kantor U Entertainment masih tidak
beranjak juga. Noh Ra mulai mengeluh kalau ia lelah. Ga Ryun juga lelah
namun ia meminta Noh Ra bertahan dulu. HP mereka berdua berbunyi.
Ternyata Ji Sung mengirimkan MMS foto Kang Hwi yang sedang tidur bersama
Tae Ik dengan pesan, “Penemuan besar. Kita akan berpesta.” Mereka
berdua berteriak histeris lalu pendemo lain mengerumuni mereka dan ikut
histeris saat melihat foto itu.
Direktur Lee yang melihat keributan itu memilih masuk ke kantor lewat
pintu belakang. Ia lalu bertemu Manajer Hwang dan lalu memarahi Manajer
Hwang karena dianggap tidak dapat menjaga keadaan. Mereka lalu masuk ke
kantor. Manajer Hwang menjelaskan kalau semua sponsor menghentikan
kerjasamanya dan dengan situasi seperti ini akan sulit untuk membuat
album solo Tae Ik. Direktur Lee menyarankan untuk membuat konferensi
pers namun Manajer Hwang menolak ide itu dan menyarankan kalau Tae Ik
yang harus bertemu langsung dengan reporter. Direktur Lee menolak ide
Manajer Hwang. Direktur Lee menyuruh Manajer Hwang untuk membuat Tae Ik
menghilang lalu menyuruh Manajer Hwang keluar dari ruangannya.
Sepeninggal Manajer Hwang Direktur Lee mengeluarkan foto Man Ok yang
sedang melipat selimut bersama Tae Ik dari brankasnya dan memandang foto
itu.
Manajer Hwang baru sampai di full house dan melihat mobil terparkir lalu
Go Dong keluar dari dalam full house. Ia berkata tidak bisa membatalkan
jadwal Tae Ik karena Tae Ik menolak jadwalnya dibatalkan sekalipun
Manajer Hwang yang menyuruhnya. Tae Ik keluar dari full house bersama
Man Ok. Manajer Hwang berusaha menahannya namun Tae Ik marah dan
berkata, “Hanya karena rumor yang tidak jelas aku tidak akan bersembunyi
layaknya seorang pengecut,” lalu ia memanggil Man Ok dan Go Dong. HP
Man Ok berbunyi saat ia akan berjalan ke mobil. Ia mengira kakeknya yang
menelepon namun ternyata Kang Hwi yang menelepon. Kang Hwi mendengar
suara ribut dari telepon, ia bertanya apakah Manajer Hwang sedang marah.
Man Ok bercerita kalau Manajer Hwang menyuruh membatalkan schedule
namun Tae Ik menolak. Kang Hwi bertanya apakah pembatalan schedule ada
hubungannya dengan kasusnya. Man Ok yang sedang buru-buru tidak sempat
menjelaskan alasannya dan berkata pada Kang Hwi untuk tidak mengambil
makanan apapun dari kulkas karena dapat menimbulkan keributan. Man Ok
juga berjanji akan membelikan makanan untuk Kang Hwi nanti.
Kang Hwi penasaran ada apa sebenarnya di luar. Ia tidak tahu apa-apa
karena HP dari Man Ok tidak bisa dibuat browsing. Ia lalu ingat kalau
Man Ok berkata ia menemani Tae Ik ke acara radio jadi kemungkinan Tae Ik
baru akan pulang tiga jam lagi.
Kang Hwi mencari berita dengan tablet milik Tae Ik. Ia kaget saat
melihat fotonya dan Tae Ik tersebar di internet dengan headline ‘Bukti
Kebenaran Berita Tae Ik dan Kang Hwi adalah Pasangan Terbongkar dan
Menimbulkan Kontroversi’. Kang Hwi kesal melihat berita itu. Di berita
itu juga ada foto saat Kang Hwi dan Tae Ik berciuman. Kang Hwi mual
melihat foto itu.
Penggemar Kang Hwi dan Tae Ik bertengkar di depan kantor radio yang akan
didatangi Tae Ik. Saat mereka sedang saling menyerang datang van Tae
Ik. Semua penggemar itu mengerubungi van Tae Ik. Manajer Hwang menyuruh
Go Dong untuk mundur namun Tae Ik menyuruhnya untuk maju saja. Go Dong
bingung karena ia tidak bisa maju atau mundur. Tae Ik menyuruh Man Ok
membuka pintu mobil. Man Ok kaget dan Manajer Hwang melarang Tae Ik. Tae
Ik berkata kalau mereka tidak punya pilihan karena mobil tidak bisa
bergerak. Ia bisa berjalan menerobos kerumunan. Manajer Hwang melarang
Tae. “Dulu kau pernah berkata padaku, ‘Kebenaran pasti akan terungkap
suatu hari nanti. Kau harus menghadapi semuanya dengan gagah.’” Tae Ik
lalu turun dari mobil diikuti Manajer Hwang dan Go Dong yang berusaha
menjaga Tae Ik dari serbuan penggemar. Dengan pengawalan dari Manajer
Hwang, Go Dong, Man Ok, dan satpam gedung, Tae Ik berhasil masuk ke
gedung dengan masih diserbu oleh penggemar. Tiba-tiba alarm kebakaran di
gedung itu berbunyi dan para staff berlarian dari dalam gedung sambil
berteriak, “Cepat keluar! Kebakaran!” Tae Ik, Go Dong, dan Man Ok
terpaku mendengar alarm itu. Manajer Hwang segera menarik Tae Ik keluar
bersama Go Dong sementara Man Ok tertinggal sambil menutup telinga
dengan kedua tangannya. Saat mereka sudah sampai di luar gedung mereka
baru sadar kalau Man Ok tidak ada. Tae Ik segera berlari masuk untuk
mencari Man Ok. Man Ok menutup telinganya rapat sambil menangis di dalam
gedung. Tae Ik mengguncang badan Man Ok dan menyuruhnya cepat keluar.
Man Ok tiba-tiba pingsan dan Tae Ik segera menggendongnya keluar.
"BERSAMBUNG"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar