Seorang
wanita tampak sedang tertidur. Tiba-tiba ada yang menarik selimutnya. Sosok
yang tidak kasat matalah yang melakukan hal itu.
Mi Rye
mengintrogasi Yeo Joo. Jin mengatakan Yeo Joo tidak ada disalon ketika salon
mau tutup. Yeo Joo berkilah, ia lupa ponselnya dan menyadari bahwa ia tidak
membawanya saat sudah sampai dirumah.
Mi Rye
sepertinya kurang menerima jawaban Yeo Joo. Ia pun tersenyum, terpaksa
meng-iyakan. Ia menasehati Yeo Joo untuk tidak sering tinggal disalon hingga
larut malam. Yeo Joo mengangguk.
Mi Rye
hendak pergi, tapi Yeo Joo menahannya. “Kalung itu..” ujar Yeo Joo bimbang, “..
cantik.” Mi Rye yang sempat terkejut berpura-pura senyum. Ia mengucapkan terima
kasih, itu salah satu benda berharganya.
[Flash
Back off]
Ji Soo
baru pulang dengan membawa peralatannya. Ia kemudian segera duduk dipinggir
tempat tidur. Ia mengeluh kedinginan. Ji Soo bertanya apa yang dilakukan Yeo
Joo? Apa ia mulai menulis lagi?
Yeo Joo
mengatakan kecurigaannya, Mi Rye mirip dengan gumiho yang ditemuinya pada saat
ia berumur 6 tahun. Ji Soo mengatakan hal itu tidak mungkin. Tapi Yeo Joo
mengotot. Mungkin selama ratusan tahun ia mengurusi kukunya. Ji Soo yang masih
tak percaya hanya berkata, “Terserah.”
Ji Soo
teringat, ia akan pulang telat besok jadi jangan lupa membawa kuncinya. Yeo Joo
tak menggubrisnya.
Kei
mengepel. Yeo Joo datang. Kei lalu menghentikan aktifitasnya dan mentapa Yeo
Joo, “Kurasa kau punya nyali untuk datang terlambat.” Yeo Joo merasa tidak
enak. Kei segera memberikan kayu pel pada Yeo Joo. Ia terlihat kesal.
Alex
datang dengan secangkir minuman ditanggannya. Ia menghampiri Yeo Joo dan
membersihkan sesuatu dirambutnya.
Jin dan Mi
Rye datang, mengucapkan salam selamat pagi pada Yeo Joo. Yeo Joo mengambil
sesuatu dari tasnya dan menyuruh Mi Rye mencicipinya. Jin mengambil kantongan
itu. Ia melihat isinya, sundae.
(bukan es
ya.. tapi makanan seperti usus atau bagian dalam dari hewan, biasanya sih usus
babi atau sapi.)
Mi Rye
sedikit tersenyum. Yeo Joo beralasan bahwa bagian hatinya segar jadi ia banyak
membeli hati. Ia menyuruh Mi Rye mencobanya. Mi Rye mengatakan ia tidak suka
hati. Jin memakannya satu lalu berkata, “Makan sundae pagi-pagi.. menarik.” Mi
Rye tertawa kecil sedangkan Yeo Joo terlihat kesal.
Yeo Joo
keluar dari Paris. Ternyata tamu yang dimaksud adalah Ji Soo yang tengah asik
bermain dengan kucing. Yeo Joo kesal, “Hei, apa yang kau lakukan disini?” Ji
Soo menunjukkan kucingnya, “Bukankah dia manis? Dia pasti anak kucing.” Jin
duduk ditangga. Ji Soo segera melepas anak kucingnya. (Wakss~~ Bandonya Ji Soo sama kayak telinga kucingnya..)
Ji Soo
menyerahkan kunci apartemen. Ia sudah mengatakan bahwa ia akan pulang
terlambat. Ji Soo kemudian bertanya mengenai hati. Yeo Joo menggeleng, mungkin
Mi Rye tidak suka hati yang sudah dimasak. Ji Soo terlihat sedih. Dari kejauhan
Jin memperhatikan keduanya sambil mengelus kucing yang tadi.
Mungkin ia
tidak suka hati yang dimasak karena biasanya gumiho memakan hati yang mentah
dengan darah yang menetes-netes. Ji Soo panik, “Hei!” Yeo Joo mengatakan akan
mencari jalan lain. Ia melihat kebelakang, melihat Jin sejenanak. Siapa tahu
Jin mendengar percakapan keduanya.
Yeo Joo
menyuruh Ji Soo pergi. Ia membuka pintu mobil dan mendorong Ji Soo masuk. Ji
Soo bingung, “Kenapa? Kenapa?” Yeo Joo
kemudian pergi. Jin meletakkan kucing yang ternyata bernama Ggong Chi.
Jin
menyusul Yeo Joo. Ia bertanya, “Dia siapa? Pacarmu?” Yeo Joo tergagap. Ia
membantah hal itu, mereka hanya teman. Jin tertarik, Ggong Chi tidak suka orang
lain selain dirinya (berarti ia tersaingi). Jin pun menyuruh Yeo Joo
mengenalkan ia pada Ji Soo. Yeo Joo terkejut.
Wkkk..
sumpah, bagian yang ini bikin ngakak banget..
Jin
memastikan sekali lagi, kalau Yeo Joo tidak mengencani Ji Soo. Yeo Joo menjawab
tidak. Jin bertanya, “Lalu apa masalahnya? Aku populer diantara gadis-gadis.”
Yeo Joo
tersenyum kecut. Jin memaksa tapi Yeo Joo tetap menggeleng. Percakapan mereka
berhenti karena seorang pelanggan datang.
Pelanggan
wanita yang menginginkan cat kuku warna merah. Kei mengerti, ia menyuruh wanita
itu duduk. Kai pun memulai tugasnya. Jin mengatakan ia akan menggantikan Yeo
Joo.
Jin pun
menghampiri wanita itu. Ia menawarkan kopi. Wanita itu mengangguk lemah. Jin
dengan senyum kembali bertanya, “Bagaimana dengan pria yang datang bersamamu?”
Semua orang terkejut. Kei bertanya, “Siapa yang kau bicarakan?” Jin melihat
sekelilingnya, “Dia ada disini..” Wanita itu sepertinya enggan mengatakan
sesuatu. Jin pun tersenyum dan meminta maaf. Ia pun pergi.
Wanita itu
tengah berada dikamarnya. Ia mengambil sebuah foto. Fotonya dengan seorang
pria. Tiba-tiba terjadi sesuatu. Sepertinya ada roh yang masuk ketubuhnya. Ia
pun mengembalikan foto itu ketempatnya kemudian membuka kancing bajunya.
Cerita pun
dimulai. Yeo Joo berjalan, sepertinya lokasinya diparkiran. Alex yang sedari
tadi disana menahan tangan Yeo Joo. Lalu ia memberi kode agar Yeo Joo
mengikutinya. Yeo Joo pun mengikuti Alex.
Jin
membawa Yeo Joo kesalah satu sisi tempat parkir (posisi tangannya susah
dijelaskan). Kei lewat sambil membawa senjata apinya.
Yeo Joo ingin mengatakan sesuatu tapi Jin menaruh telunjuknya dibibir Yeo Joo,
menyuruhnya diam.
Kei lewat
dan tidak menyadari Alex yang bersembunyi dibalik pilar yang besar. Alex
bertanya, “Apa ini yang kedua kalinya? Kita bisa menyebutnya kebetulan jika itu
pertama kali tapi ini sepertinya takdir bagiku.”
Yeo Joo
melepaskan kacamatanya. Yeo Joo memuji penglihatan Alex yang tajam karena ia
berpikir Alex tidak akan mengenalinya. Alex pun berkata, “Jika aku tertarik
pada sesuatu, aku bisa menjadi orang yang berpenglihatan tajam.” (Sama kayak
aku..). Yei Joo tersenyum tipis.
Ia
kemudian pergi dan melirik kebelakang sesaat. Alex meminta maaf atas kejadian
waktu itu (ciuman). Yeo Joo berbalik, ia tidak mengerti. Alex meminta maaf atas
ciuman yang tanpa persetujuan Yeo Joo. Yeo Joo berjalan menuju Alex.
Ia
memberinya kecupan di bibir. Yeo Joo
lalu mengatakan kalau mereka impas sekarang. Yeo Joo kemudian berbalik, pergi.
Yeo Joo
yang membelakangi Alex menyentuh bibirnya. Ia lalu bergumam, “Aku pasti gila.” Ia
kemudian bergegas pergi. Dan Alex hanya bisa melihat punggung Yeo Joo yang
semakin menjauh.
Alex
keluar dari persembunyiannya, begitu pula dengan Kei. Kei membuka kacamatanya
dan melihat ke arah Alex.
(Ini
semakin menarik.. aku lebih tertarik dengan ceritanya Yeo Joo daripada
dramanya.. Wkkk)
Ji Soo
berkomentar, “Apa-apaan ini? Dia dan si pemburu berada dipihak yang sama?” Yeo
Joo kesal, ia sudah menyuruh Ji Soo untuk tidak membaca kerjaannya. Ji Soo
mengatakan kalau ia penggemar cerita fiksinya Yeo Joo. Ia penasaran, apa mereka
benar-benar berada dipihak yang sama? Ji Soo tak perlu tahu..
Ji Soo
kembali bertanya, “Ngomong-ngomong, siapa pria itu? Apa kau mendapatkan
karakternya dari seseorang yang kau kenal?”
Yeo Joo
pun teringat saat Kei menyentuh tubuhnya saat menempelkan koyo. Saat Kei
menyuruhnya mengangkat barang berat digudang. Dan saat Kei yang mengatakan ia
masih curiga pada Yeo Joo yang terlihat seperti wanita.
Yeo Joo
menajamkan matanya, “Ya ada. Ada pria jahat yang kukenal.” Ji Soo bertanya
siapa? Apa pria yang ia lihat disalon (Jin)? Yeo Joo menjawab, “Jin? Bukan.”
Yeo Joo teringat permintaan Jin. Ia lalu memanggil, “Hei, Kim Ji Soo. Apa
kau..” Ji Soo masih memperhatikan tulisan Yeo Joo bertanya apa? Yeo Joo tak
jadi mengatakannya. Ji Soo mengeluh Yeo Joo yang selalu bersikap seperti itu.
Ji Soo
kemudian mencari sesuatu pada rak yang berada dibelakang Yeo Joo. Ia mencari
remote tv. Yeo Joo pun mengambil remote tv yang ada dimeja nya dan
memberikannya pada Ji Soo. Ji Soo berterima kasih.
Ia
kemudian berjalan menuju tv dan memakai headphone nya. Ji Soo tertawa cekikikan
dan menyadari Yeo Joo memperhatikannya. Ia segera menutup mulutnya dan berusaha
menahan tawanya. Yeo Joo hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Yeo Joo
pun berkata dalam hati, “Tidak. Dia itu ceroboh. Dia bisa memberitahu
semuanya.” Yeo Joo pun melanjutkan pekerjaannya.
Yeo Joo
masuk ke ruangan Mi Rye dengan membawa bungkusan yang berisi cumi-cumi kering
yang katanya berasal dari kampungnya. Ia memberikan Mi Rye makanan itu. Mi Rye
tersenyum, berterima kasih dan mengatakan akan memakannya. Ia kembali melanjutkan
pekerjaannya. Yeo Joo memperhatikan Mi Rye. Mi Rye bertanya apa Yeo Joo
Bagaimana
cara membuktikan bahwa seseorang adalah gumiho? Menurut Woo Min.. yang pertama
adalah cumi-cumi. Dalam sebuah buku tua, ada tertulis bahwa Gumiho memakan
cumi-cumi. Kulitnya akan terkelupas dan dia mengungkapkan dirinya.
Yeo Joo
memperhatikan Mi Rye yang tengah memegang cumi-cumi yang dibawanya. Ia lalu
berkata dalam hati, “Ayo.. makanlah.. makanlah” Tapi Mi Rye tidak memakannya,
ia meletakkan kembali cumi-cuminya ke dalam plastik. Yeo Joo kecewa.
Tiba-tiba
ada yang menyentuh pundaknya. Ia terkejut. Ternyata Kei lah orangnya. Kei
kesal, “Apa kali ini Direktur? Sebelumnya kau memata-matai Alex. Kapan
giliranku?”
(Giliranmu?
Tunggulah saat Yeo Joo mulai penasaran terhadap dirimu atau saat Yeo Joo jatuh
cinta padamu XDD)
Yeo Joo
tidak bermaksud begitu. Ia kesal karena Kei selalu bersikap jahat padanya. Kei
mengejek Yeo Joo seperti Spider-man (seharusnya Spider-women) yang
mengendap-endap seperti orang gila. Ia menyuruh Yeo Joo mengikutinya. Yeo Joo
pun menurut, dengan terpaksa.
Kei
menyuruh Yeo Joo membersihkan rak teratas. Kei mengejek, “Aku tahu kau
benar-benar pendek, tapi kau ini pria kan? Kau tidak bisa?” Yeo Joo kesal, ia
bisa. Ia kemudian mengambil kemoceng dari tangan Kei dengan paksa.
Yeo Joo
menaiki tangga. Ia menyuruh Kei memegang tangganya erat, pegang dengan benar.
Kei pun terpaksa melakukannya. Yeo Joo membersihkan debu-debu. Kei yang berada
dibawah batuk-batuk karenanya.
Jin dan
Alex melihat kedua orang itu. Jin merasa aneh dengan Kei yang hanya mengganggu
Yeo Joo. Kei menunjuk bagian yang harus dibersihkan Yeo Joo. Jin kembali
berkomentar, “Dia tidak pernah tertarik pada seseorang seperti itu sebelumnya.”
Seorang
tamu masuk. Dia wanita yang sama dengan yang memakai cat kuku warna merah dan
orang yang ada di awal episode. Ia membawa seorang pria, kekasihnya.
Alex
meminta maaf karena terlalu berisik, ia bertanya tujuan mereka datang. Kekasih
wanita itu mengatakan kalau wanita itu datang kemarin dan.. Wanita itu
memotong, warnanya terlalu norak menurut kekasihnya. Kekasih wanita yang
ternyata bernama Eun Kyung itu mengatakan warnanya tidak begitu bagus padanya.
Dan juga tidak pantas untuk seorang sekretaris. Eun Kyung langsung meminta
untuk menghapus cat kukunya.
Jin yang
melihat kekasih Eun Kyung lewat dari hadapannya seperti mendapat firasat buruk karena
ekspresinya aneh. Kekasih Eun Kyung mengatakan bahwa wanita itu baru pindah dan
agak sensitif. Pria itu meminta cat kuku warna merah jambu yang berkilauan.
Kekasih Eun Kyung pun pergi, ia akan menunggu. Ekspresi Jin masih tetap aneh.
Yeo Joo
menghidangkan teh pada kekasih Eun Kyung. Ia kemudian pergi menghampiri Jin.
Jin asyik memperhatikan pria itu sampai-sampai tidak memperhatikan apa yang
dikatakan Yeo Joo.
Yeo Joo
merasa aneh dengan tatapan kosong Jin. Ia pun bertanya. Jin tidak mengatakan
apa-apa. Ia tersenyum kemudian mengedipkan sebelah matanya dan pergi
meninggalkan Yeo Joo.
Alex
membersihkan kuku Eun Kyung. Eun Kyung sendiri tidak mengatakan apapun dan
sepertinya tubuhnya lemah. Alex pun mengatakan akan memberikan pijatan tangan.
Alex pun
mengatakan hal itu pada saat pekerja Paris berkumpul, “Tidak ada energi.
Terutama paru-paru, hati, dan ginjalnya sangat lemah. Itu berarti seluruh
tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Kulitnya gelap dan kukunya menghitam. Itu
menunjukkan dia kekurangan energi.”
Yeo Joo
pun melihat Jin. Jin yang sedari tadi memakan cumi kering yang dibawanya untuk
Mi Rye. Yeo Joo kesal karena Jin menghabiskan cumi yang seharusnya bisa
menunjukkan jati diri Mi Rye. Mi Rye melihat Yeo Joo kesal tersenyum senang.
Mi Rye
kemudian menanyakan alasannya, alasan kenapa Eun Kyung kekurangan energi. Alex
menjawab, “Ada beberapa alasan tapi menurut pendapatku.. .. Itu karena dia
terlalu banyak melakukan seks. Semua terkejut kecuali Jin yang masih dengan
tatapan kosong. Mi Rye sepertinya menyimpulkan bahwa Eun Kyung melakukan hal
itu dengan pacarnya, tapi Yeo Joo sepertinya kurang setuju karena sepertinya
pacarnya Eun Kyung bukan orang seperti itu. Jin tidak merespon apapun, ia hanya
mengatakan ia tidak tahu.
Kei lalu
menyimpulkan bahwa Eun Kyung berselingkuh. Saat ini mereka tidak bisa melakukan
apapun. Jika ia datang maka mereka akan membicarakan hal ini dengannya. Jin
masih terdiam, ekspresinya sangat aneh..
Kei, Yeo
Joo, Alex, dan Jin menuruni tangga. Jin menahan lengan Alex kemudian mengatakan
sesuatu dengan ragu-ragu, “Mengenai pelanggan itu.. .. apa seserius itu?” Alex
berkata, “Dia perlu menemui dokter tapi pastinya ia tidak dalam kondisi yang
baik. Kenapa? Kau mengetahui sesuatu tentangnya?” Jin tersenyum paksa, ia hanya
bertanya. Jin kemudian pergi menyusul Kei dan Yeo Joo.
Dikamar Eun
Kyung. Tiba-tiba muncul sesuatu seperti roh, bentuknya terlihat tapi sangat
transparan. Sosok itu menyentuh Eun Kyung kemudian mengubah posisi tidurnya.
Jin dan
Yeo Joo belanja. Yeo Joo membawa barang-barang yang telah dibeli dan Jin
memastikan semuanya sambil memakan permen tangkai. Yeo Joo kesal, semua pesanan
sudah dibeli. Jin bertanya, “Bunny, kenapa kau berteriak padaku?” Yeo Joo kesal
karena barang bawaannya berat dan Jin tidak mau membawa satu tas pun. Jin
mengejek, itu pekerjaan Yeo Joo. Ia ikut karena mungkin Yeo Joo akan bosan. Apa
Yeo Joo tidak menghargai usahanya? Yeo Joo berkata, “Aku membencimu.”
Jin
bernegosiasi, ia akan membawa satu tas belanjaan jika Yeo Joo mengenalkannya
pada Ji Soo. Yeo Joo menyuruh Jin diam. Jin mencurigai Yeo Joo, apa kalian
berkencan? Yeo Joo membantah keras hal itu. Yeo Joo tiba-tiba memperhatikan
sesuatu.
Eun Kyung
berjalan di pedestrian dengan tubuh yang sangat lemah. Ia membungkukkan
badannya dan sepertinya ada hal magis. Yeo Joo mengenali Eun Kyung kemudian ia
dan Jin berlari kearah Eun Kyung.
Eun Kyung
terjatuh pingsan tepat disaat Jin dan Yeo Joo berada didekatnya. Jin lalu
menyentuh tubuh Eun Kyung. Tiba-tiba seorang wanita mendorong tubuh Jin menjauh
dan wanita itu mulai melakukan pijatan di wajah Eun Kyung.
(Sub
judulnya saya translate sendiri dan artinya cukup aneh, jadi kata yang aneh itu
saya singkirkan)
Eun Kyung
meminum air yang diberikan Yeo Joo. Alex menanyakan kondisinya dan ia menjawab
dirinya baik-baik saja. Alex khawatir karena saat Eun Kyung datang kondisinya
sangat tidak baik, apa kesehatan Eun Kyung bermasalah? Wanita yang tadi
mendorong Jin mengatakan hal itu karena hantu. Semua orang heran.
“Setiap
manusia yang hidup memiliki energi. Itu disebut animasi. Tapi aku tidak
merasakan energi darinya. Bukan energi jahat yang terasa ketika melihat ada
hantu disekitarnya.” Ujar wanita itu.
Itulah
alasan wanita itu mengikutinya. Ia pun bertanya, apa pernyataannya salah? Eun
Kyung melihat Jin dan bertanya mengenai pria yang dilihat Jin saat ia pertama
kali datang. Ia kemudian mengeluarkan sebuah foto dan bertanya apa orang itu
adalah pria yang ada didalam foto?
Jin
melihat fotonya dan berpikir sejenak. Ia kemudian mengangguk. Foto itu kembali
pada Eun Kyung. Jin melihat wanita yang menolong Eun Kyung tadi.
Eun Kyung
bercerita bahwa pria itu adalah pacar pertamanya yang meninggal 3 tahun lalu.
Semuanya terkejut dan menatap Jin. Pandangan Jin masih aneh.
Wanita
yang menolong Eun Kyung pun menjelaskan mengenai hantu yang merasuki tubuh Eun
Kyung. Hantu Sek Gui atau biasa disebut Gui Jeob adalah hantu yang ingin
memuaskan hasrat seksualnya dengan melakukan seks dengan manusia yang masih
hidup. Selain berhubungan seks saat tidur, hantu itu juga akan mempengaruhi
kehidupan orang itu. Dan orang itu berakhir dengan sekarat.
Alex
kurang mengerti, pria itu sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Kenapa efeknya
sekarang? Eun Kyung pun mengaku menemukan sebuah kotak tua ketika ia baru
pindah.
Eun Kyung
membuka sebuah kotak yang tampak kusam. Didalamnya terdapat surat-surat dari
mantan kekasihnya juga foto-foto mereka berdua. Sifat pria itu berbeda dari
sifatnya. Mantan kekasihnya itu ceria dan mudah marah.
Mantan
kekasih Eun Kyung emosi. Mereka bertengkar saat itu karena orang tuanya tidak
menyetujui hubungan mereka. Pria itu tidak mau mendengarkan Eun Kyung. Ia
menaiki sepeda motornya dan pergi meninggalkan Eun Kyung.
Mantan
kekasihnya melajukan sepeda motor dengan kencang. Ia kemudian mengeluarkan
ponselnya dan tepat saat itu ada truk yang melaju dengan kencang. Tabrakan
tidak bisa terhindarkan.
Eun Kyung
merasa bersalah, jika saja mereka tidak bertengkar saat itu.. Wanita yang
ternyata berprofesi sebagai peramal itu pun mengatakan bahwa orang yang
meninggal tidak boleh menginginkan kehidupan orang yang masih hidup meskipun
orang itu menyebabkannya meninggal. Yang bisa dilakukan hanya menolongnya agar
ia bisa bermanfaat bagi jiwa-jiwa disekitarnya. Peramal pun mengatakan kalau ia
memerlukan bantuan dari beberapa orang (untuk mengusir roh).
Ada banyak
makanan juga jimat yang digantung. Mereka akan memulai acara pengusiran roh.
Peramal pun memastikan bahwa semuanya sudah memiliki jimat. Tidak peduli apapun
yang terjadi jangan membuka mata, konsentrasilah pada dirimu sendiri. Peramal
meminta kotaknya.
Eun Kyung
memberikan kotak tua itu dan Peramal mengambil salah satu surat dari kotak
kemudian membakarnya. Lalu memasukkan kertas yang diujungnya ada api ke dalam
sebuah tempat pembakaran. Para pekerja Paris yang menolong wanita itu pun
memasukkan jimat yang sudah mereka pegang sejak tadi. Peramal menggoyangkan
kerincingnya.
Eun Kyung
memegang kepalanya, ia kesakitan. Mungkin karena hantu yang berada ditubuhnya
merasakan sakit mendengar suara kerincing itu. Tubuh Eun
Kyung berkeringat. Seketika itu juga aura magis seperti berada disekitar
tubuhnya. Dan
akhirnya tubuh Eun Kyung jatuh tergeletak. Sebelum ia jatuh ia sempat
mengeluarkan suara.
Yeo Joo
yang mendengar suara Eun Kyung membuka matanya dan terkejut melihat Eun Kyung
yang tergeletak, “Eun Kyung-sshi”. Ritual
berhenti. Semua orang melihat Eun Kyung yang kesakitan.
Mi Rye
yang mendengar bahwa ritualnya berjalan lancar menanyakan kondisi Eun Kyung.
Eun Kyung terlihat lelah, tapi dengan sedikit istirahat dia akan membaik. Mi
Rye pun mengatakan akan merahasiakan hal itu dari pacarnya, tapi itu terserah
Eun Kyung. Itu merupakan urusan Eun Kyung. Peramal dimana? Yeo Joo menjawab ia
tengah berbicara dengan Jin. Alex dan Kei merasa aneh.
Yeo Joo
turun dari tangga dan melihat Jin dan peramal tengah mengobrol. Peramal
bertanya kenapa Jin tidak ikut menolong padahal akan lebih baik jika ia ikut.
Jin menjawab kalau peramal itu sudah tahu bahwa ia tidak suka terlibat dengan
hal yang ‘begituan’. Jin pun permisi, “Jika kau sudah selesai bicara, aku
pergi. Aku sibuk sekarang.” Jin hendak berdiri tapi peramal itu masih bicara.
“Apa kau
masih menyalahkanku, Ibumu?” tanya peramal itu (OMO!). Yeo Joo terkejut. “Kau
pikir aku senang putraku diolok-olok karena dia putra dari seorang dukun? Aku
tidak akan menyuruhmu untuk kembali. Tidak bisakah kau memberi tahuku kabarmu
sekali-kali?”
Jin tidak
menjawab pertanyaan Ibunya itu. Ia berdiri dan melihat Yeo Joo yang berdiri di
tangga. Ia tidak menunjukkan wajah terkejut sedikit pun. Yeo Joo beralasan ia baru
saja hendak menawarkan teh pada mereka berdua. Jin tidak menanggapi, sepertinya
ia tahu Yeo Joo berbohong dan sudah mendengar percakapan keduanya sejak awal. Jin lalu
pergi meninggalkan Yeo Joo. Sedangkan Ibu Jin tengah meminum teh. Yeo Joo
merasa tidak enak hati.
Yeo Joo
duduk disalah satu kursi. Alex menghampirinya dan bertanya apa yang
dilakukannya. Semuanya sudah pergi. Alex pun duduk dihadapan Yeo Joo. Ia lalu
melihat wajah Yeo Joo yang tampak sedih, “Ada apa? Apa kau mengkhawatirkan
sesuatu?” Yeo Joo menggeleng, “Hanya..” Alex bertanya, “Hanya?”
“Seseorang
mengatakan bila ada orang yang mengatakan ‘hanya’, itu berarti mereka punya
banyak hal untuk dikatakan tapi mereka tidak tahu bagaimana untuk memulainya.”
Yeo Joo
mengangguk. Ia lalu berbicara, “Pada Kei.. Pada Jin.. Padamu.. Setiap kali aku
mengetahui tentang hati mereka yang terluka.. aku ingin melakukan sesuatu untuk
mereka. Tapi aku bahkan tidak tahu bagaimana mengatakannya. Akan lebih baik
jika aku tidak mengetahui semuanya.”
Alex
menanggapi, “Penghiburan terbaik bukan berasal dari perkataan dan tindakan yang
bagus. Tetap berada disamping mereka bahkan jika mereka menunjukkan padamu sisi
terburuk dari mereka. Itu adalah penghiburan yang terbaik bagi mereka.”
Yeo Joo
tersenyum. Alex juga tersenyum. Ia kemudian mengacak rambut Yeo Joo, “Bunny,
kau benar-benar menjadi bagian dari keluarga Paris.” Yeo Joo tersenyum. Alex
mengulurkan tangannya, ia ingin Yeo Joo mengulurkan tangannya.
Yeo Joo
dengan takut-takut mengulurkan tangannya. Alex pun mulai menghias kuku Yeo Joo.
Yeo Joo bingung dengan apa yang dilakukan Alex. Alex pun berkata, “Tenanglah.
Kau takkan melakukan bersih-bersih dan kerja selamanya disini. Untuk bisa
menjadi ahli kuku, pertama kau harus bisa menjaga kukumu sendiri.”
Yeo Joo sedikit
gugup kemudian mengatakan kalau hal itu tidak masalah. Ia kemudian menarik
tangannya dan kesakitan karena saat ia menariknya Alex masih menghias kukunya.
Alex
menasehati, seharusnya Yeo Joo tidak bergerak seperti itu saat ia tengah
menghiasnya. Ia kemudian melihat luka di kuku Yeo Joo, berdarah. Yeo Joo
mengatakan ia tak apa-apa. Tapi Alex ingin melihat kukunya.
Alex mengambil
hand aid / plester kemudian menempelkannya ke jari Yeo Joo yang terluka.
Ia kemudian tersenyum dan kembali menasehati untuk berhati-hati. Yeo
Joo tersenyum kemudian menunduk, meminta maaf. (Ahhh~~ Yeo Joo
berbunga-bunga XDD)
Yeo Joo
memperhatikan plester dijarinya. Ji Soo tengah merias wajahnya. Ia
bertanya, "Apa kita kehabisan plester?" Ji Soo kemudian menatap Yeo Joo,
"Aku membicarakan itu. Pasanglah yang baru. Yang itu sudah kotor." Yeo
Joo menjawab tidak apa-apa. Ji Soo curiga, "Itu.. Pasti Alex yang
memasangnya, kan?" Ia lalu menyimpulkan hal itu benar."
Ji Soo lalu
bertanya, "Hong Yeo Joo, kau menyukainya kan?" Yeo Joo membantahnya. Ji
Soo berkomentar, "Berhentilah menyangkal perasaanmu." Ia kemudian merias
lagi dan tiba-tiba berbalik, "Sebentar. Dia mengira kau ini laki-laki,
kan?" Ia kemudian panik, "Oh ya ampun. Oh ya ampun, Yeo Joo!" Yeo Joo
membantah lagi hal itu. Ia kesal lalu pergi meninggalkan Ji Soo.
Ji Soo hanya bisa berdecak dan kembali merias wajahnya lagi. "Gadis malang." ujarnya.
Yeo Joo berada
diruang ganti. Ia mengamati plesternya sambil tersenyum. Ia lalu
teringat perkataan Ji Soo yang menyadarkannya bahwa Alex menganggapnya
pria. Ia lalu membuka plesternya kemudian menempelkannya di dinding
pintu loker. Yeo Joo tersenyum bahagia melihat plester itu. Ia kemudian
menutup pintu lokernya.
Yeo Joo menyapa
semuanya, "Selamat pagi." Ia lalu duduk didepan Jin. Jin tengah asyik
memainkan ponselnya. Yeo Joo menyapa, "Annyeong (Halo) Jin." Jin melirik
Yeo Joo sebentar kemudian mengangguk.
Yeo
Joo lalu menawarkan minuman hangat. Jin berterima kasih atas tawaran
Yeo Joo. Yeo Joo mengira bahwa Jin masih sedih atas kejadian kemarin. Ia
pun memegang tangan Jin kemudian berkata, "Jin, aku akan selalu berada
disamping mu. Jangan lupa." Jin mendengus, "Bunny, apa kau sakit? Kau
bertingkah sangat aneh."
(Wkkk.. Yeo Joo terlalu agresif..)
Ekspresinya Jin lucu bgt pz wkt menduga kalog Yeo Joo menyukainya.. Wkk |
Yeo Joo pun
melepaskan tangannya dari Jin. Jin membuat spekulasi, "Apa mungkin.. ..
kau naksir padaku?" Yeo Joo terkejut, "Apa? Tidak, bukan begitu!"
Kei datang. Ia
memukul kepala Yeo Joo dan Jin dengan majalah, "Lihatlah kalian ini.
Jika kalian punya waktu untuk bicara omong kosong, pergilah mencuci
kuas." Yeo Joo dan Jin memegang kepalanya. Kei melanjutkan, "Kalian
berdua gila. Pergi lakukan sekarang!"
Yeo Joo dan Jin
pun pergi dengan lemas (Wkkk.. Scene yang ini sungguh menghibur). Alex
melihat keduanya dan tersenyum geli. Hahaha, mungkin ia sadar kalau Yeo
Joo mengingat perkataannya.
Yeo Joo mencuci
kuas sendiri sedangkan Jin masih asyik memainkan ponselnya. Yeo Joo
mengeluh karena Kei begitu jahat padanya, "Jika dia tidak suka padaku,
dia bisa mengatakannya langsung padaku." Jin menyambung, "Lalu aku akan
bersikap lancang padanya." Jin lalu memberi saran sesat, "Pergilah
mabuk, pukul dia, dipukul balik, dan ucapkan beberapa makian. Lalu
kalian berdua akan baikan." Yeo Joo mengangguk, sepertinya ia bertekad
melakukan saran sesat dari Jin.
Yeo Joo
memperhatikan satu set kuku. Ia melirik ke arah Kei yang tengah sibuk
dengan pelanggan. Yeo Joo mengangguk pasti, ia sudah membuat keputusan.
Ia pun berjalan ke arah Kei, tapi belum sampai disana ia sudah
membungkuk memberi salam. Ternyata Eun Kyung kembali datang bersama
kekasihnya.
Jin
dan Alex pun menghampiri mereka. Alex melihat Eun Kyung yang tampak
membaik. Mereka pun mengumumkan bahwa mereka akan menikah. Akan ada
pesta pertunangan kecil-kecilan. Alex memberikan ucapan selamat. Eun
Kyung sudah mengatakan semuanya pada kekasihnya itu dan ia tidak peduli
mengenai masa lalunya. Kekasih EUn Kyung menghargai bantuan dari mereka.
Alex mengatakan ia turut bahagia.
Jin, Alex, dan Kei keluar dari Paris. Alex tersadar bahwa Yeo Joo tidak ada. Jin mengatakan ia baru pulang, terburu-buru.
Kei mengambil
ponsel dari sakunya dan menjawab telepon dari seseorang. Ternyata
telepon dari Yeo Joo. Yeo Joo berada di kedai soju, ia ingin mengatakan
sesuatu pada Kei malam itu. Kei menduga bahwa Yeo Joo mabuk. Yeo Joo
menyuruh Kei datang ketempatnya sekarang. Kei menanyakan lokasinya.
Kei dan Yeo Joo
keluar dari kedai soju. Yeo Joo mengatakan ia sedang kesal, "Apa
masalahmu denganku?" Kei berhenti dipinggir jalan. Yeo Joo jalan dengan
sempoyongan dan mengira pohon yang dihadapannya adalah Kei (Wkkk..). Ia
lalu menyuruh 'Kei' memukulnya.
Kei yang sedari
tadi memperhatikan tingkah Yeo Joo mengatakan posisinya, "Hei, aku
disini, bukan disitu." Yeo Joo pun sedikit membuka matanya lebar-lebar.
Kei mendengus (kok susah banget sih ketawa). Yeo Joo pun melihat ke
atas, ternyata pohon. Ia kembali berjalan sempoyongan dan berdiri
dihadapan Kei.
Yeo
Joo melihat Kei dari atas hingga bawah. Ia berkomentar, "Kenapa kau
begitu tinggi?" Yeo Joo melihat sesuatu dibelakang Kei dan mendapat ide.
Ia berjalan ke
arah benda yang bisa diinjak itu (Lupa namanya apa._.). Ia kemudian
berdiri diatasnya lalu menyuruh Kei memukulnya, "Pukul aku. Kubilang
pukul aku!" Kei mengangguk-angguk. Ia kemudian mengibaskan tangannya.
Yeo Joo menghela nafas.
Kei
pun siap melayangkan tinjunya. Dan tinjunya berhenti tepat didepan
wajah Yeo Joo yang tiba-tiba aneh. Kei bertanya, "Kenapa? Kau takut
karena kau berpikir aku benar-benar akan memukulmu?" Dan Kei menjentikkan jarinya. Seketika itu juga Yeo Joo tertidur.
Kei menghapus air
(yang mungkin keciprat saat yeo Joo jatuh) dari ujung bibirnya. Ia lalu
memukul pundak Yeo Joo, "Beanie. Beanie!"
Kei merasakan
sesuatu pada pakaian Yeo Joo. Ia pun membalikkan jaketnya Yeo Joo dan
melihat sesuatu yang tertempel (mungkin benda seperti serbuk atau
bubuk).
(Pasti ribet banget dah, karna kan dia terus menahan tubuh Yeo Joo biar ga jatuh..)
Kei datang dengan
membawa 2 cangkir teh, "Jadi tidurmu nyenyak?" Yeo Joo pun duduk dengan
sopan. Kei mengatakan bahwa Yeo Joo pemabuk. Yeo Joo tidak akan
melakukan hal itu jika Kei tidak jahat padanya. Kei pun meletakkan teh
kemudian bersandar pada tangga.
Yeo Joo terlihat
ragu-ragu meminumnya. Kei mendengus kesal, "Itu teh madu. Aku tidak
menaruh racun apapun." Yeo Joo pun meniup teh nya (seperti kebanyakan
wanita).
Kei memperhatikan
bibir Yeo Joo kemudian berdehem, "Bagaimanapun, aku meminta maaf jika
itu membuatmu stres. Aku minta maaf." Hahaha, apa ini yang pertama? Kei
terlihat gugup, ia memainkan mulutnya.
Kei kembali lagi ke sifat awalnya, "Kau tidak seharusnya bersikap mencurigakan dari awal." Ia kemudian pergi.
Tepat Kei didepan tangga, Jin datang dan menyapa keduanya dengan sikap
yang ceria. Jin melihat keduanya dan menduga bahwa mereka berdua tidur
di Paris semalaman. Kei mengeluh, seharusnya mereka tahu dimana Yeo Joo
tinggal, ia begitu berat. Jin tersenyum sekilas. Ia melihat Yeo Joo yang
sepertinya resah.
Yeo Joo
mengangkat telepon. Ternyata dari kekasih Eun Kyung. Yeo Joo terkejut
mendengar berita dari kekasih Eun Kyung. Alex, Jin, dan Kei yang melihat
ke terkejutan Yeo Joo beralih menatapnya.
Yeo Joo
memberitahu bahwa Eun Kyung menghilang. Mereka tidak bisa menghubunginya
karena ponselnya dimatikan. Ekspresi Jin berubah. Alex dan Kei terlihat
berpikir. Tiba-tiba mata Jin melebar. Sepertinya ia sadar akan sesuatu. Ia pun berdiri dan berlari keluar dari Paris.
Jin dan Yeo Joo
kerumah Eun Kyung. Jin membongkar isi laci Eun Kyung seperti mencari
sesuatu. Yeo Joo heran dengan sikap Jin. Jin mengatakan kalau ia melihat
masih ada cat kuku merah ditangan Eun Kyung.
Jin lalu melihat
sebuah foto di atas tas Eun Kyung. Foto mantan kekasihnya Eun Kyung. Yeo
Joo melihatnya, ia berpikir bahwa semuanya sudah dibakar. Jin seperti
melihat sesuatu.
Jin sampai diatap
gedung. Dan tepat seperti penglihatannya, Eun Kyung ada disana. Yeo Joo
berteriak memanggilnya, "Eun Kyung-sshi!"
Eun Kyung berbalik
dan menatap keduanya. Ia masih mengenakan cat kuku warna merah
(ingatkan, Alex hanya membersihkan satu kuku dan karena merasa bahwa
sikap Eun Kyung aneh ia pun memijit tangannya). Eun Kyung hendak
melompat. Yeo Joo dan Jin berlari ke arahnya.
Eun Kyung melompat dan untung saja Jin berhasil meraih tangannya. Tangan Eun Kyung dipegang erat oleh Jin.
Jin berteriak,
"Sadarlah! Cha Eun Kyung! Mantan pacarmu suka cat kuku merah. Apa aku
benar? Kau bahkan tak suka warna merah. Warna itu terlihat tidak bagus
untukmu. Kenapa kau ditarik kesini dan kesana oleh hantu bodoh? Sama
seperti bagaimana kau merasa hancur setelah kau kehilangannya.. jangan
biarkan pacarmu merasakan hal yang sama seperti yang kau alami
sebelumnya."
Eun Kyung
sepertinya mulai sadar. Jin melanjutkan, "Kyo Min. Yah, Kyo Min. Jangan
pikirkan masa-masa sulit yang sudah kau alami. Pikirkan saja tentang Kyo
Min." Eun Kyung seperti mendapat semangat untuk hidup. Ia meminta Jin
menolongnya.
Eun Kyung mengulurkan tangannya yang satu lagi. Jin berusaha mengangkat tubuh Eun Kyung.
Kekasih Eun Kyung
yang bernama Kyo Min itu datang dan mendapati Eun Kyung yang baru saja
hampir mati. Kyo Min berlari ke arah Eun Kyung kemudian memeluknya. Eun
Kyung menangis terisak. Jin menghela nafas. Yeo Joo memperhatikan dua sejoli itu.
Yeo Joo menuruni
tangga dan melihat Jin yang tengah duduk di bangku sambil menatap ke
langit. Yeo Joo duduk disebelahnya dan bertanya apa yang dilakukan Jin.
Jin menyeleneh, "Berkomunikasi dengan alien."
Jin lalu menaruh
telunjuknya dekat kepalanya kemudian menutup matanya dan mulai
'berbahasa alien'. Yeo Joo tertawa melihatnya. Jin lalu bertanya
mengenai foto mantan pacar Eun Kyung. Yeo Joo menjawab ia membakarnya.
Ia merasa aneh, semuanya terjadi hanya karena foto. Jin mengatakan itu
bukan karena foto, tapi karena perasaan Eun Kyung pada mantan pacarnya
yang tak bisa dilupakannya. Itu yang membuat jiwanya kembali. Yeo Joo
mengangguk mengerti.
"Aku membenci hantu
karena itu aku kabur dari orang yang kucintai (Ibunya). Tapi Eun Kyung
mempertaruhkan hidupnya untuk membawanya kembali. Kau mendengarnya malam
itu. Ibuku mengira aku kabur karena tak ingin diolok-olok sebab aku
putra seorang dukun. Tapi itu tidak benar. Hal-hal aneh mulai terjadi
padaku. Aku begitu takut jika harus hidup seperti Ibuku. AKu begitu
membenci hal itu." ujar Jin.
Yeo Joo pun
merangkul pundak Jin, "Bagaimana kalau kalian berdua berbaikan? Rasanya
menyedihkan tidak bisa bersama dengan orang yang benar-benar kau
cintai." Jin bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan untukku
(imbalan)? Mengenalkanku dengan temanmu?" Yeo Joo kesal karena Jin tidak
lelah memintanya melakukan hal itu. Jin tersenyum.
Eun Kyung datang
lagi ke Paris dengan membawa koper. Alex, Kei, dan Yeo Joo pun berjalan
mendekati wanita itu. Yeo Joo bertanya Eun Kyung akan liburan kemana dan
berapa lama? Eun Kyung tidak tahu, ia bahkan keluar dari pekerjaannya.
Kyo Min mengerti hal itu. Eun Kyung akan menenangkan pikirannya jadi ia
akan bisa melihat Kyo Min tanpa rasa malu, meskipun ia tak yakin pria
itu akan menunggunya. Alex tahu, pria itu akan menunggu Eun Kyung. Eun
Kyung punya permintaan terakhir, manikur untuk yang terakhir kalinya,
sesuai dengan warna kuku yang disukai Kyo Min. Kei mengerti.
Jin menghampiri
Ibu yang baru selesai dengan ritualnya. Ia perlahan mendekat dan
memeluknya. Ibu membalas pelukan Jin. Ia merasa terharu.
Kei sudah
menyelesaikan tugasnya. Eun Kyung puas, ia tak akan melupakan saat itu
dan ia akan memikirkannya setiap kali melihat kukunya.
Eun Kyung pun
meminta tolong pada mereka, jika bertemu dengannya katakan bahwa aku
kembali sebelum cat kuku ini memudar. Alex tersenyum mengangguk lalu
menatap Yeo Joo yang sedari tadi memandangnya. Eun Kyung memperhatikan
cat kuku itu sekali lagi.
Ji Soo menangis, ia
sedih dan berharap mereka akan bertemu lagi dan bahagia selamanya. Yeo
Joo mengeluh Ji Soo emosional lagi. Ia lalu mengatakan akan memakan sup
kimchi tuna untuk makan malam. Ji Soo tersendak. Ia memakan kaleng yang
terakhir. Yeo
Joo kesal, apa Ji Soo hantu pemakan tuna? Bagaimana mungkin kau makan
begitu banyak tuna setiap hari? Ji Soo mengatakan bahwa rasanya enak dan
bila dicampurkan dengan mayones.. Yeo Joo bersandar dan Ji Soo mendadak
diam.
Ia tahu bahwa Yeo
Joo kesal. Ia pun mengatakan akan pergi membelinya lagi. Ji Soo pun
meletakkan tunanya diatas meja dan melarang Yeo Joo memakannya. Ia pun
mengambil dompetnya dan pergi. Yeo Joo hanya bisa berdecak kesal.
Di luar, Ji Soo kesal karena Yeo Joo begitu jahat padahal dia juga makan banyak tuna. Ji Soo pun pergi dengan setengah kesal.
Jin masuk kedalam apartemen Yeo Joo. Pintunya tidak terkunci. Ia pun memanggil, "Bunny. Bunny, kau ada?"
Jin masuk dan
melihat kamar Yeo Joo, "Bagaimana jika dia marah karena aku kemari tanpa
memberitahunya?" Jin lalu meletakkan plastik yang dibawanya. Ia melihat
ke arah boneka yang ada di tempat tidurnya, "Aku tak percaya dia
membeli boneka-boneka itu."
(Wkkk.. itu punya Ji Soo.)
Jin pun memperhatikan ada banyak kosmetik di meja Yeo Joo (itu juga milik Ji Soo). Jin terheran-heran.
Ji Soo pulang,
"Aku pulang." Ia terkejut melihat Jin sudah duduk disana. Jin juga
begitu. Ji Soo bertanya, "Kau siapa?" Jin terlalu terkejut, "Sebentar.
Kalian berdua.. tinggal bersama?" Ji Soo ingin menjelaskan sesuatu tapi
tidak bisa. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Yeo Joo keluar
dari kamar mandi dengan memakai handuk (Jiaahhhhhhh!!!!!). Yeo Joo yang
belum melihat Jin bertanya, "Kenapa? Apa seseorang datang?" Ji Soo
hendak melarang Yeo Joo keluar tapi sudah terlanjur.
Yeo Joo terkejut melihat Jin datang sampai-sampai ia melepaskan tangannya dari handuk. Ia berteriak.
Jin segera berbalik. Yeo Joo menutupi tubuhnya dengan tangan.
KOMENTAR:
Ahhh~~ I love this
episode. Rasanya enjoy banget^^ Bahkan entah mengapa saya hanya
membutuhkan 7 jam untuk membuat sinopsisnya, padahal biasanya satu hari
full.. Hahaha. Suka banget setiap scene di bar. Mereka terlihat akrab
dan seperti tidak memiliki beban..
Kei yang dingin
ternyata sangat menyenangkan di belakang layar. Hahaha, dia cute banget
sih.. Gemes banget sama kumisnya yang tipis itu, jadi teringat kumisnya
KNG. Wkkk.. Entah kenapa saya lebih suka jika Yeo Joo bersama dengan
Kei, chemist nya dapet banget. Sepertinya akan sulit bagi Alex untuk
jatuh cinta mengingat bahwa Alex adalah orang yang baik banget dan
tentunya menganggap Yeo Joo sebagai seorang pria atau bahkan adiknya..
Semakin ke episode
puncak perubahan kedua karakter ini semakin terlihat. Yeo Joo sudah
mulai melunak, begitu pula dengan Kei. Tapi tetap saja perubahan Kei
tidak terlihat jelas. Menurut pengakuan Jin dia tidak biasanya menganggu
orang dan kali ini dia mengganggu Yeo Joo.. Hahaha, yang pasti bagian
itu terlihat jelas.
PREVIEW:
Jin yang sudah
mengetahui identitas asli Yeo Joo mengejeknya wanita yang malas. Yeo Joo
menyuruhnya berhenti menyebutnya wanita. Jin bertanya, "Lalu apa kau
ini laki-laki?"
Yeo Joo bersiul dan Kei memperhatikan bibir Yeo Joo. Ia menyuruh Yeo Joo berhenti bersiul karena itu membuatnya gugup. Hahaha
Untuk pertama kalinya Yeo Joo muncul dihadapan Kei dengan dandanan wanita~ Dan yang membawanya adalah Jin..
NOTE:
Mood buat episode 4 lagi down, buktinya saya masih menonton samapi part
3-nya. Yappa! Ini karena internet disini sedikit kacau dan masalah di
episode 4 juga sedikit lebih berat.. Ya, semoga saja mood menulisku
kembali^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar