Rabu, 26 Juni 2013

Sinopsis Nail Shop Paris Episode 3

Episode 3
Seorang wanita tampak sedang tertidur. Tiba-tiba ada yang menarik selimutnya. Sosok yang tidak kasat matalah yang melakukan hal itu.
Dan.. resleting pakaiannya juga ditarik, tapi bukan manusia yang menariknya.
Keringat wanita itu bercucuran deras. Ia pun terbangun.
Yeo Joo mencari info tentang gumiho di internet.
[Flash Back]
Mi Rye mengintrogasi Yeo Joo. Jin mengatakan Yeo Joo tidak ada disalon ketika salon mau tutup. Yeo Joo berkilah, ia lupa ponselnya dan menyadari bahwa ia tidak membawanya saat sudah sampai dirumah.
Mi Rye sepertinya kurang menerima jawaban Yeo Joo. Ia pun tersenyum, terpaksa meng-iyakan. Ia menasehati Yeo Joo untuk tidak sering tinggal disalon hingga larut malam. Yeo Joo mengangguk.
Mi Rye hendak pergi, tapi Yeo Joo menahannya. “Kalung itu..” ujar Yeo Joo bimbang, “.. cantik.” Mi Rye yang sempat terkejut berpura-pura senyum. Ia mengucapkan terima kasih, itu salah satu benda berharganya.

[Flash Back off]
Ji Soo baru pulang dengan membawa peralatannya. Ia kemudian segera duduk dipinggir tempat tidur. Ia mengeluh kedinginan. Ji Soo bertanya apa yang dilakukan Yeo Joo? Apa ia mulai menulis lagi?
Yeo Joo mengatakan kecurigaannya, Mi Rye mirip dengan gumiho yang ditemuinya pada saat ia berumur 6 tahun. Ji Soo mengatakan hal itu tidak mungkin. Tapi Yeo Joo mengotot. Mungkin selama ratusan tahun ia mengurusi kukunya. Ji Soo yang masih tak percaya hanya berkata, “Terserah.”

Ji Soo teringat, ia akan pulang telat besok jadi jangan lupa membawa kuncinya. Yeo Joo tak menggubrisnya.
Kei mengepel. Yeo Joo datang. Kei lalu menghentikan aktifitasnya dan mentapa Yeo Joo, “Kurasa kau punya nyali untuk datang terlambat.” Yeo Joo merasa tidak enak. Kei segera memberikan kayu pel pada Yeo Joo. Ia terlihat kesal.
Alex datang dengan secangkir minuman ditanggannya. Ia menghampiri Yeo Joo dan membersihkan sesuatu dirambutnya.
Jin dan Mi Rye datang, mengucapkan salam selamat pagi pada Yeo Joo. Yeo Joo mengambil sesuatu dari tasnya dan menyuruh Mi Rye mencicipinya. Jin mengambil kantongan itu. Ia melihat isinya, sundae.

(bukan es ya.. tapi makanan seperti usus atau bagian dalam dari hewan, biasanya sih usus babi atau sapi.)
Mi Rye sedikit tersenyum. Yeo Joo beralasan bahwa bagian hatinya segar jadi ia banyak membeli hati. Ia menyuruh Mi Rye mencobanya. Mi Rye mengatakan ia tidak suka hati. Jin memakannya satu lalu berkata, “Makan sundae pagi-pagi.. menarik.” Mi Rye tertawa kecil sedangkan Yeo Joo terlihat kesal.
Yeo Joo diruangan ganti. Ia kesal karena Mi Rye tidak suka hati. Apa karna hatinya sudah dimasak?
Jin masuk dan mengatakan bahwa Yeo Joo mempunyai tamu.
Yeo Joo keluar dari Paris. Ternyata tamu yang dimaksud adalah Ji Soo yang tengah asik bermain dengan kucing. Yeo Joo kesal, “Hei, apa yang kau lakukan disini?” Ji Soo menunjukkan kucingnya, “Bukankah dia manis? Dia pasti anak kucing.” Jin duduk ditangga. Ji Soo segera melepas anak kucingnya. (Wakss~~ Bandonya Ji Soo sama kayak telinga kucingnya..)
Ji Soo menyerahkan kunci apartemen. Ia sudah mengatakan bahwa ia akan pulang terlambat. Ji Soo kemudian bertanya mengenai hati. Yeo Joo menggeleng, mungkin Mi Rye tidak suka hati yang sudah dimasak. Ji Soo terlihat sedih. Dari kejauhan Jin memperhatikan keduanya sambil mengelus kucing yang tadi.
Mungkin ia tidak suka hati yang dimasak karena biasanya gumiho memakan hati yang mentah dengan darah yang menetes-netes. Ji Soo panik, “Hei!” Yeo Joo mengatakan akan mencari jalan lain. Ia melihat kebelakang, melihat Jin sejenanak. Siapa tahu Jin mendengar percakapan keduanya.
Yeo Joo menyuruh Ji Soo pergi. Ia membuka pintu mobil dan mendorong Ji Soo masuk. Ji Soo bingung, “Kenapa? Kenapa?” Yeo Joo kemudian pergi. Jin meletakkan kucing yang ternyata bernama Ggong Chi.
Jin menyusul Yeo Joo. Ia bertanya, “Dia siapa? Pacarmu?” Yeo Joo tergagap. Ia membantah hal itu, mereka hanya teman. Jin tertarik, Ggong Chi tidak suka orang lain selain dirinya (berarti ia tersaingi). Jin pun menyuruh Yeo Joo mengenalkan ia pada Ji Soo. Yeo Joo terkejut.
Jin mengatakan ia punya 3 syarat untuk orang yang akan dikencaninya.
Pertama, gadis yang manis. Kedua, gadis yang menyukai kucing. Apa yang ketiga?
Gadis manis yang.. menyukai kucing.

Wkkk.. sumpah, bagian yang ini bikin ngakak banget..
Yeo Joo mendengus kesal kemudian pergi. Jin mengejarnya, “Bunny..” Yeo Joo masuk ke Paris.
Jin memastikan sekali lagi, kalau Yeo Joo tidak mengencani Ji Soo. Yeo Joo menjawab tidak. Jin bertanya, “Lalu apa masalahnya? Aku populer diantara gadis-gadis.”
“Aku manis,
seksi,
dan menggemaskan.”

Yeo Joo tersenyum kecut. Jin memaksa tapi Yeo Joo tetap menggeleng. Percakapan mereka berhenti karena seorang pelanggan datang.
Pelanggan wanita yang menginginkan cat kuku warna merah. Kei mengerti, ia menyuruh wanita itu duduk. Kai pun memulai tugasnya. Jin mengatakan ia akan menggantikan Yeo Joo.
Jin pun menghampiri wanita itu. Ia menawarkan kopi. Wanita itu mengangguk lemah. Jin dengan senyum kembali bertanya, “Bagaimana dengan pria yang datang bersamamu?” Semua orang terkejut. Kei bertanya, “Siapa yang kau bicarakan?” Jin melihat sekelilingnya, “Dia ada disini..” Wanita itu sepertinya enggan mengatakan sesuatu. Jin pun tersenyum dan meminta maaf. Ia pun pergi.
Setelah Jin pergi, wanita itu tampak melihat Jin dengan tatapan yang aneh.
Wanita itu tengah berada dikamarnya. Ia mengambil sebuah foto. Fotonya dengan seorang pria. Tiba-tiba terjadi sesuatu. Sepertinya ada roh yang masuk ketubuhnya. Ia pun mengembalikan foto itu ketempatnya kemudian membuka kancing bajunya.
Yeo Joo mengetik, “Chapter 2. Pertemuan Kedua – Kebetulan atau Takdir”.
Cerita pun dimulai. Yeo Joo berjalan, sepertinya lokasinya diparkiran. Alex yang sedari tadi disana menahan tangan Yeo Joo. Lalu ia memberi kode agar Yeo Joo mengikutinya. Yeo Joo pun mengikuti Alex.
Jin membawa Yeo Joo kesalah satu sisi tempat parkir (posisi tangannya susah dijelaskan). Kei lewat sambil membawa senjata apinya. Yeo Joo ingin mengatakan sesuatu tapi Jin menaruh telunjuknya dibibir Yeo Joo, menyuruhnya diam.
Kei lewat dan tidak menyadari Alex yang bersembunyi dibalik pilar yang besar. Alex bertanya, “Apa ini yang kedua kalinya? Kita bisa menyebutnya kebetulan jika itu pertama kali tapi ini sepertinya takdir bagiku.”
Yeo Joo melepaskan kacamatanya. Yeo Joo memuji penglihatan Alex yang tajam karena ia berpikir Alex tidak akan mengenalinya. Alex pun berkata, “Jika aku tertarik pada sesuatu, aku bisa menjadi orang yang berpenglihatan tajam.” (Sama kayak aku..). Yei Joo tersenyum tipis.
Ia kemudian pergi dan melirik kebelakang sesaat. Alex meminta maaf atas kejadian waktu itu (ciuman). Yeo Joo berbalik, ia tidak mengerti. Alex meminta maaf atas ciuman yang tanpa persetujuan Yeo Joo. Yeo Joo berjalan menuju Alex.
Ia memberinya kecupan di bibir. Yeo Joo lalu mengatakan kalau mereka impas sekarang. Yeo Joo kemudian berbalik, pergi.
Yeo Joo yang membelakangi Alex menyentuh bibirnya. Ia lalu bergumam, “Aku pasti gila.” Ia kemudian bergegas pergi. Dan Alex hanya bisa melihat punggung Yeo Joo yang semakin menjauh.
Alex keluar dari persembunyiannya, begitu pula dengan Kei. Kei membuka kacamatanya dan melihat ke arah Alex.

(Ini semakin menarik.. aku lebih tertarik dengan ceritanya Yeo Joo daripada dramanya.. Wkkk)
Ji Soo berkomentar, “Apa-apaan ini? Dia dan si pemburu berada dipihak yang sama?” Yeo Joo kesal, ia sudah menyuruh Ji Soo untuk tidak membaca kerjaannya. Ji Soo mengatakan kalau ia penggemar cerita fiksinya Yeo Joo. Ia penasaran, apa mereka benar-benar berada dipihak yang sama? Ji Soo tak perlu tahu..

Ji Soo kembali bertanya, “Ngomong-ngomong, siapa pria itu? Apa kau mendapatkan karakternya dari seseorang yang kau kenal?”
Yeo Joo pun teringat saat Kei menyentuh tubuhnya saat menempelkan koyo. Saat Kei menyuruhnya mengangkat barang berat digudang. Dan saat Kei yang mengatakan ia masih curiga pada Yeo Joo yang terlihat seperti wanita.
Yeo Joo menajamkan matanya, “Ya ada. Ada pria jahat yang kukenal.” Ji Soo bertanya siapa? Apa pria yang ia lihat disalon (Jin)? Yeo Joo menjawab, “Jin? Bukan.” Yeo Joo teringat permintaan Jin. Ia lalu memanggil, “Hei, Kim Ji Soo. Apa kau..” Ji Soo masih memperhatikan tulisan Yeo Joo bertanya apa? Yeo Joo tak jadi mengatakannya. Ji Soo mengeluh Yeo Joo yang selalu bersikap seperti itu.

Ji Soo kemudian mencari sesuatu pada rak yang berada dibelakang Yeo Joo. Ia mencari remote tv. Yeo Joo pun mengambil remote tv yang ada dimeja nya dan memberikannya pada Ji Soo. Ji Soo berterima kasih.
Ia kemudian berjalan menuju tv dan memakai headphone nya. Ji Soo tertawa cekikikan dan menyadari Yeo Joo memperhatikannya. Ia segera menutup mulutnya dan berusaha menahan tawanya. Yeo Joo hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Yeo Joo pun berkata dalam hati, “Tidak. Dia itu ceroboh. Dia bisa memberitahu semuanya.” Yeo Joo pun melanjutkan pekerjaannya.
Yeo Joo masuk ke ruangan Mi Rye dengan membawa bungkusan yang berisi cumi-cumi kering yang katanya berasal dari kampungnya. Ia memberikan Mi Rye makanan itu. Mi Rye tersenyum, berterima kasih dan mengatakan akan memakannya. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Yeo Joo memperhatikan Mi Rye. Mi Rye bertanya apa Yeo Joo 
Bukan keluar tapi berpura-pura keluar. Yeo Joo mengintip Mi Rye.
[Flash Back]
Bagaimana cara membuktikan bahwa seseorang adalah gumiho? Menurut Woo Min.. yang pertama adalah cumi-cumi. Dalam sebuah buku tua, ada tertulis bahwa Gumiho memakan cumi-cumi. Kulitnya akan terkelupas dan dia mengungkapkan dirinya.
Yeo Joo memperhatikan Mi Rye yang tengah memegang cumi-cumi yang dibawanya. Ia lalu berkata dalam hati, “Ayo.. makanlah.. makanlah” Tapi Mi Rye tidak memakannya, ia meletakkan kembali cumi-cuminya ke dalam plastik. Yeo Joo kecewa.
Tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya. Ia terkejut. Ternyata Kei lah orangnya. Kei kesal, “Apa kali ini Direktur? Sebelumnya kau memata-matai Alex. Kapan giliranku?”

(Giliranmu? Tunggulah saat Yeo Joo mulai penasaran terhadap dirimu atau saat Yeo Joo jatuh cinta padamu XDD)

Yeo Joo tidak bermaksud begitu. Ia kesal karena Kei selalu bersikap jahat padanya. Kei mengejek Yeo Joo seperti Spider-man (seharusnya Spider-women) yang mengendap-endap seperti orang gila. Ia menyuruh Yeo Joo mengikutinya. Yeo Joo pun menurut, dengan terpaksa.
Kei menyuruh Yeo Joo membersihkan rak teratas. Kei mengejek, “Aku tahu kau benar-benar pendek, tapi kau ini pria kan? Kau tidak bisa?” Yeo Joo kesal, ia bisa. Ia kemudian mengambil kemoceng dari tangan Kei dengan paksa.

Yeo Joo menaiki tangga. Ia menyuruh Kei memegang tangganya erat, pegang dengan benar. Kei pun terpaksa melakukannya. Yeo Joo membersihkan debu-debu. Kei yang berada dibawah batuk-batuk karenanya.
Jin dan Alex melihat kedua orang itu. Jin merasa aneh dengan Kei yang hanya mengganggu Yeo Joo. Kei menunjuk bagian yang harus dibersihkan Yeo Joo. Jin kembali berkomentar, “Dia tidak pernah tertarik pada seseorang seperti itu sebelumnya.”
Seorang tamu masuk. Dia wanita yang sama dengan yang memakai cat kuku warna merah dan orang yang ada di awal episode. Ia membawa seorang pria, kekasihnya.
Pikiran Kei langsung teralih. Yeo Joo kesal, ia menyuruh Kei memegangnya.
Alex meminta maaf karena terlalu berisik, ia bertanya tujuan mereka datang. Kekasih wanita itu mengatakan kalau wanita itu datang kemarin dan.. Wanita itu memotong, warnanya terlalu norak menurut kekasihnya. Kekasih wanita yang ternyata bernama Eun Kyung itu mengatakan warnanya tidak begitu bagus padanya. Dan juga tidak pantas untuk seorang sekretaris. Eun Kyung langsung meminta untuk menghapus cat kukunya.
Jin yang melihat kekasih Eun Kyung lewat dari hadapannya seperti mendapat firasat buruk karena ekspresinya aneh. Kekasih Eun Kyung mengatakan bahwa wanita itu baru pindah dan agak sensitif. Pria itu meminta cat kuku warna merah jambu yang berkilauan. Kekasih Eun Kyung pun pergi, ia akan menunggu. Ekspresi Jin masih tetap aneh.
Yeo Joo menghidangkan teh pada kekasih Eun Kyung. Ia kemudian pergi menghampiri Jin. Jin asyik memperhatikan pria itu sampai-sampai tidak memperhatikan apa yang dikatakan Yeo Joo.
Yeo Joo merasa aneh dengan tatapan kosong Jin. Ia pun bertanya. Jin tidak mengatakan apa-apa. Ia tersenyum kemudian mengedipkan sebelah matanya dan pergi meninggalkan Yeo Joo.
Alex membersihkan kuku Eun Kyung. Eun Kyung sendiri tidak mengatakan apapun dan sepertinya tubuhnya lemah. Alex pun mengatakan akan memberikan pijatan tangan.
Alex memijat tangan Eun Kyung dan ekspresinya berubah, seperti merasakan sesuatu yang aneh.
Alex pun mengatakan hal itu pada saat pekerja Paris berkumpul, “Tidak ada energi. Terutama paru-paru, hati, dan ginjalnya sangat lemah. Itu berarti seluruh tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Kulitnya gelap dan kukunya menghitam. Itu menunjukkan dia kekurangan energi.”
Yeo Joo pun melihat Jin. Jin yang sedari tadi memakan cumi kering yang dibawanya untuk Mi Rye. Yeo Joo kesal karena Jin menghabiskan cumi yang seharusnya bisa menunjukkan jati diri Mi Rye. Mi Rye melihat Yeo Joo kesal tersenyum senang.
Mi Rye kemudian menanyakan alasannya, alasan kenapa Eun Kyung kekurangan energi. Alex menjawab, “Ada beberapa alasan tapi menurut pendapatku.. .. Itu karena dia terlalu banyak melakukan seks. Semua terkejut kecuali Jin yang masih dengan tatapan kosong. Mi Rye sepertinya menyimpulkan bahwa Eun Kyung melakukan hal itu dengan pacarnya, tapi Yeo Joo sepertinya kurang setuju karena sepertinya pacarnya Eun Kyung bukan orang seperti itu. Jin tidak merespon apapun, ia hanya mengatakan ia tidak tahu.
Kei lalu menyimpulkan bahwa Eun Kyung berselingkuh. Saat ini mereka tidak bisa melakukan apapun. Jika ia datang maka mereka akan membicarakan hal ini dengannya. Jin masih terdiam, ekspresinya sangat aneh..
Kei, Yeo Joo, Alex, dan Jin menuruni tangga. Jin menahan lengan Alex kemudian mengatakan sesuatu dengan ragu-ragu, “Mengenai pelanggan itu.. .. apa seserius itu?” Alex berkata, “Dia perlu menemui dokter tapi pastinya ia tidak dalam kondisi yang baik. Kenapa? Kau mengetahui sesuatu tentangnya?” Jin tersenyum paksa, ia hanya bertanya. Jin kemudian pergi menyusul Kei dan Yeo Joo.
Dikamar Eun Kyung. Tiba-tiba muncul sesuatu seperti roh, bentuknya terlihat tapi sangat transparan. Sosok itu menyentuh Eun Kyung kemudian mengubah posisi tidurnya.
Jin dan Yeo Joo belanja. Yeo Joo membawa barang-barang yang telah dibeli dan Jin memastikan semuanya sambil memakan permen tangkai. Yeo Joo kesal, semua pesanan sudah dibeli. Jin bertanya, “Bunny, kenapa kau berteriak padaku?” Yeo Joo kesal karena barang bawaannya berat dan Jin tidak mau membawa satu tas pun. Jin mengejek, itu pekerjaan Yeo Joo. Ia ikut karena mungkin Yeo Joo akan bosan. Apa Yeo Joo tidak menghargai usahanya? Yeo Joo berkata, “Aku membencimu.”

Jin bernegosiasi, ia akan membawa satu tas belanjaan jika Yeo Joo mengenalkannya pada Ji Soo. Yeo Joo menyuruh Jin diam. Jin mencurigai Yeo Joo, apa kalian berkencan? Yeo Joo membantah keras hal itu. Yeo Joo tiba-tiba memperhatikan sesuatu.
Eun Kyung berjalan di pedestrian dengan tubuh yang sangat lemah. Ia membungkukkan badannya dan sepertinya ada hal magis. Yeo Joo mengenali Eun Kyung kemudian ia dan Jin berlari kearah Eun Kyung.
Eun Kyung terjatuh pingsan tepat disaat Jin dan Yeo Joo berada didekatnya. Jin lalu menyentuh tubuh Eun Kyung. Tiba-tiba seorang wanita mendorong tubuh Jin menjauh dan wanita itu mulai melakukan pijatan di wajah Eun Kyung.
Wanita itu pun melihat Jin yang terdiam. Jin juga melihat wanita itu.
[Glitter Nail Pink Tones]

(Sub judulnya saya translate sendiri dan artinya cukup aneh, jadi kata yang aneh itu saya singkirkan)
Eun Kyung meminum air yang diberikan Yeo Joo. Alex menanyakan kondisinya dan ia menjawab dirinya baik-baik saja. Alex khawatir karena saat Eun Kyung datang kondisinya sangat tidak baik, apa kesehatan Eun Kyung bermasalah? Wanita yang tadi mendorong Jin mengatakan hal itu karena hantu. Semua orang heran.
“Setiap manusia yang hidup memiliki energi. Itu disebut animasi. Tapi aku tidak merasakan energi darinya. Bukan energi jahat yang terasa ketika melihat ada hantu disekitarnya.” Ujar wanita itu.
Itulah alasan wanita itu mengikutinya. Ia pun bertanya, apa pernyataannya salah? Eun Kyung melihat Jin dan bertanya mengenai pria yang dilihat Jin saat ia pertama kali datang. Ia kemudian mengeluarkan sebuah foto dan bertanya apa orang itu adalah pria yang ada didalam foto?
Jin melihat fotonya dan berpikir sejenak. Ia kemudian mengangguk. Foto itu kembali pada Eun Kyung. Jin melihat wanita yang menolong Eun Kyung tadi.

Eun Kyung bercerita bahwa pria itu adalah pacar pertamanya yang meninggal 3 tahun lalu. Semuanya terkejut dan menatap Jin. Pandangan Jin masih aneh.
Wanita yang menolong Eun Kyung pun menjelaskan mengenai hantu yang merasuki tubuh Eun Kyung. Hantu Sek Gui atau biasa disebut Gui Jeob adalah hantu yang ingin memuaskan hasrat seksualnya dengan melakukan seks dengan manusia yang masih hidup. Selain berhubungan seks saat tidur, hantu itu juga akan mempengaruhi kehidupan orang itu. Dan orang itu berakhir dengan sekarat.

Alex kurang mengerti, pria itu sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Kenapa efeknya sekarang? Eun Kyung pun mengaku menemukan sebuah kotak tua ketika ia baru pindah.
[Flash Back]
Eun Kyung membuka sebuah kotak yang tampak kusam. Didalamnya terdapat surat-surat dari mantan kekasihnya juga foto-foto mereka berdua. Sifat pria itu berbeda dari sifatnya. Mantan kekasihnya itu ceria dan mudah marah.
[Flash Back]
Mantan kekasih Eun Kyung emosi. Mereka bertengkar saat itu karena orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka. Pria itu tidak mau mendengarkan Eun Kyung. Ia menaiki sepeda motornya dan pergi meninggalkan Eun Kyung.
Mantan kekasihnya melajukan sepeda motor dengan kencang. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan tepat saat itu ada truk yang melaju dengan kencang. Tabrakan tidak bisa terhindarkan.
Ia berusaha meraih ponselnya. Tapi sungguh malang, ajal sudah menjemputnya.
Kembali ke masa kini..
Eun Kyung merasa bersalah, jika saja mereka tidak bertengkar saat itu.. Wanita yang ternyata berprofesi sebagai peramal itu pun mengatakan bahwa orang yang meninggal tidak boleh menginginkan kehidupan orang yang masih hidup meskipun orang itu menyebabkannya meninggal. Yang bisa dilakukan hanya menolongnya agar ia bisa bermanfaat bagi jiwa-jiwa disekitarnya. Peramal pun mengatakan kalau ia memerlukan bantuan dari beberapa orang (untuk mengusir roh).
Ada banyak makanan juga jimat yang digantung. Mereka akan memulai acara pengusiran roh. Peramal pun memastikan bahwa semuanya sudah memiliki jimat. Tidak peduli apapun yang terjadi jangan membuka mata, konsentrasilah pada dirimu sendiri. Peramal meminta kotaknya.
Eun Kyung memberikan kotak tua itu dan Peramal mengambil salah satu surat dari kotak kemudian membakarnya. Lalu memasukkan kertas yang diujungnya ada api ke dalam sebuah tempat pembakaran. Para pekerja Paris yang menolong wanita itu pun memasukkan jimat yang sudah mereka pegang sejak tadi. Peramal menggoyangkan kerincingnya.
Semuanya menutup mata mencoba berkonsentrasi dan peramal masih terus menggoyangkan kerincingnya.
Foto dan suratnya perlahan habis dilalap api.

Eun Kyung memegang kepalanya, ia kesakitan. Mungkin karena hantu yang berada ditubuhnya merasakan sakit mendengar suara kerincing itu. Tubuh Eun Kyung berkeringat. Seketika itu juga aura magis seperti berada disekitar tubuhnya. Dan akhirnya tubuh Eun Kyung jatuh tergeletak. Sebelum ia jatuh ia sempat mengeluarkan suara.
Yeo Joo yang mendengar suara Eun Kyung membuka matanya dan terkejut melihat Eun Kyung yang tergeletak, “Eun Kyung-sshi”. Ritual berhenti. Semua orang melihat Eun Kyung yang kesakitan.
Mi Rye yang mendengar bahwa ritualnya berjalan lancar menanyakan kondisi Eun Kyung. Eun Kyung terlihat lelah, tapi dengan sedikit istirahat dia akan membaik. Mi Rye pun mengatakan akan merahasiakan hal itu dari pacarnya, tapi itu terserah Eun Kyung. Itu merupakan urusan Eun Kyung. Peramal dimana? Yeo Joo menjawab ia tengah berbicara dengan Jin. Alex dan Kei merasa aneh.
Yeo Joo turun dari tangga dan melihat Jin dan peramal tengah mengobrol. Peramal bertanya kenapa Jin tidak ikut menolong padahal akan lebih baik jika ia ikut. Jin menjawab kalau peramal itu sudah tahu bahwa ia tidak suka terlibat dengan hal yang ‘begituan’. Jin pun permisi, “Jika kau sudah selesai bicara, aku pergi. Aku sibuk sekarang.” Jin hendak berdiri tapi peramal itu masih bicara.
“Apa kau masih menyalahkanku, Ibumu?” tanya peramal itu (OMO!). Yeo Joo terkejut. “Kau pikir aku senang putraku diolok-olok karena dia putra dari seorang dukun? Aku tidak akan menyuruhmu untuk kembali. Tidak bisakah kau memberi tahuku kabarmu sekali-kali?”
Jin tidak menjawab pertanyaan Ibunya itu. Ia berdiri dan melihat Yeo Joo yang berdiri di tangga. Ia tidak menunjukkan wajah terkejut sedikit pun. Yeo Joo beralasan ia baru saja hendak menawarkan teh pada mereka berdua. Jin tidak menanggapi, sepertinya ia tahu Yeo Joo berbohong dan sudah mendengar percakapan keduanya sejak awal. Jin lalu pergi meninggalkan Yeo Joo. Sedangkan Ibu Jin tengah meminum teh. Yeo Joo merasa tidak enak hati.
Yeo Joo duduk disalah satu kursi. Alex menghampirinya dan bertanya apa yang dilakukannya. Semuanya sudah pergi. Alex pun duduk dihadapan Yeo Joo. Ia lalu melihat wajah Yeo Joo yang tampak sedih, “Ada apa? Apa kau mengkhawatirkan sesuatu?” Yeo Joo menggeleng, “Hanya..” Alex bertanya, “Hanya?”
“Seseorang mengatakan bila ada orang yang mengatakan ‘hanya’, itu berarti mereka punya banyak hal untuk dikatakan tapi mereka tidak tahu bagaimana untuk memulainya.”
Yeo Joo mengangguk. Ia lalu berbicara, “Pada Kei.. Pada Jin.. Padamu.. Setiap kali aku mengetahui tentang hati mereka yang terluka.. aku ingin melakukan sesuatu untuk mereka. Tapi aku bahkan tidak tahu bagaimana mengatakannya. Akan lebih baik jika aku tidak mengetahui semuanya.”
Alex menanggapi, “Penghiburan terbaik bukan berasal dari perkataan dan tindakan yang bagus. Tetap berada disamping mereka bahkan jika mereka menunjukkan padamu sisi terburuk dari mereka. Itu adalah penghiburan yang terbaik bagi mereka.”
Yeo Joo tersenyum. Alex juga tersenyum. Ia kemudian mengacak rambut Yeo Joo, “Bunny, kau benar-benar menjadi bagian dari keluarga Paris.” Yeo Joo tersenyum. Alex mengulurkan tangannya, ia ingin Yeo Joo mengulurkan tangannya.
Yeo Joo dengan takut-takut mengulurkan tangannya. Alex pun mulai menghias kuku Yeo Joo. Yeo Joo bingung dengan apa yang dilakukan Alex. Alex pun berkata, “Tenanglah. Kau takkan melakukan bersih-bersih dan kerja selamanya disini. Untuk bisa menjadi ahli kuku, pertama kau harus bisa menjaga kukumu sendiri.”

Yeo Joo sedikit gugup kemudian mengatakan kalau hal itu tidak masalah. Ia kemudian menarik tangannya dan kesakitan karena saat ia menariknya Alex masih menghias kukunya.
Alex menasehati, seharusnya Yeo Joo tidak bergerak seperti itu saat ia tengah menghiasnya. Ia kemudian melihat luka di kuku Yeo Joo, berdarah. Yeo Joo mengatakan ia tak apa-apa. Tapi Alex ingin melihat kukunya.
Alex mengambil hand aid / plester kemudian menempelkannya ke jari Yeo Joo yang terluka. Ia kemudian tersenyum dan kembali menasehati untuk berhati-hati. Yeo Joo tersenyum kemudian menunduk, meminta maaf. (Ahhh~~ Yeo Joo berbunga-bunga XDD)
Yeo Joo memperhatikan plester dijarinya. Ji Soo tengah merias wajahnya. Ia bertanya, "Apa kita kehabisan plester?" Ji Soo kemudian menatap Yeo Joo, "Aku membicarakan itu. Pasanglah yang baru. Yang itu sudah kotor." Yeo Joo menjawab tidak apa-apa. Ji Soo curiga, "Itu.. Pasti Alex yang memasangnya, kan?" Ia lalu menyimpulkan hal itu benar."
Ji Soo lalu bertanya, "Hong Yeo Joo, kau menyukainya kan?" Yeo Joo membantahnya. Ji Soo berkomentar, "Berhentilah menyangkal perasaanmu." Ia kemudian merias lagi dan tiba-tiba berbalik, "Sebentar. Dia mengira kau ini laki-laki, kan?" Ia kemudian panik, "Oh ya ampun. Oh ya ampun, Yeo Joo!" Yeo Joo membantah lagi hal itu. Ia kesal lalu pergi meninggalkan Ji Soo.

Ji Soo hanya bisa berdecak dan kembali merias wajahnya lagi. "Gadis malang." ujarnya.
Yeo Joo berada diruang ganti. Ia mengamati plesternya sambil tersenyum. Ia lalu teringat perkataan Ji Soo yang menyadarkannya bahwa Alex menganggapnya pria. Ia lalu membuka plesternya kemudian menempelkannya di dinding pintu loker. Yeo Joo tersenyum bahagia melihat plester itu. Ia kemudian menutup pintu lokernya.
Yeo Joo menyapa semuanya, "Selamat pagi." Ia lalu duduk didepan Jin. Jin tengah asyik memainkan ponselnya. Yeo Joo menyapa, "Annyeong (Halo) Jin." Jin melirik Yeo Joo sebentar kemudian mengangguk.

Yeo Joo lalu menawarkan minuman hangat. Jin berterima kasih atas tawaran Yeo Joo. Yeo Joo mengira bahwa Jin masih sedih atas kejadian kemarin. Ia pun memegang tangan Jin kemudian berkata, "Jin, aku akan selalu berada disamping mu. Jangan lupa." Jin mendengus, "Bunny, apa kau sakit? Kau bertingkah sangat aneh."

(Wkkk.. Yeo Joo terlalu agresif..)
Ekspresinya Jin lucu bgt pz wkt menduga kalog
Yeo Joo menyukainya.. Wkk
Yeo Joo pun melepaskan tangannya dari Jin. Jin membuat spekulasi, "Apa mungkin.. .. kau naksir padaku?" Yeo Joo terkejut, "Apa? Tidak, bukan begitu!"
Kei datang. Ia memukul kepala Yeo Joo dan Jin dengan majalah, "Lihatlah kalian ini. Jika kalian punya waktu untuk bicara omong kosong, pergilah mencuci kuas." Yeo Joo dan Jin memegang kepalanya. Kei melanjutkan, "Kalian berdua gila. Pergi lakukan sekarang!"
Yeo Joo dan Jin pun pergi dengan lemas (Wkkk.. Scene yang ini sungguh menghibur). Alex melihat keduanya dan tersenyum geli. Hahaha, mungkin ia sadar kalau Yeo Joo mengingat perkataannya.
Yeo Joo mencuci kuas sendiri sedangkan Jin masih asyik memainkan ponselnya. Yeo Joo mengeluh karena Kei begitu jahat padanya, "Jika dia tidak suka padaku, dia bisa mengatakannya langsung padaku." Jin menyambung, "Lalu aku akan bersikap lancang padanya." Jin lalu memberi saran sesat, "Pergilah mabuk, pukul dia, dipukul balik, dan ucapkan beberapa makian. Lalu kalian berdua akan baikan." Yeo Joo mengangguk, sepertinya ia bertekad melakukan saran sesat dari Jin.
Yeo Joo memperhatikan satu set kuku. Ia melirik ke arah Kei yang tengah sibuk dengan pelanggan. Yeo Joo mengangguk pasti, ia sudah membuat keputusan. Ia pun berjalan ke arah Kei, tapi belum sampai disana ia sudah membungkuk memberi salam. Ternyata Eun Kyung kembali datang bersama kekasihnya.

Jin dan Alex pun menghampiri mereka.  Alex melihat Eun Kyung yang tampak membaik. Mereka pun mengumumkan bahwa mereka akan menikah. Akan ada pesta pertunangan kecil-kecilan. Alex memberikan ucapan selamat. Eun Kyung sudah mengatakan semuanya pada kekasihnya itu dan ia tidak peduli mengenai masa lalunya. Kekasih EUn Kyung menghargai bantuan dari mereka. Alex mengatakan ia turut bahagia.
Jin tak sengaja melihat kuku Eun Kyung. Masih ada cat kuku warna merah di jari kelingkingnya.
Jin, Alex, dan Kei keluar dari Paris. Alex tersadar bahwa Yeo Joo tidak ada. Jin mengatakan ia baru pulang, terburu-buru.
Kei mengambil ponsel dari sakunya dan menjawab telepon dari seseorang. Ternyata telepon dari Yeo Joo. Yeo Joo berada di kedai soju, ia ingin mengatakan sesuatu pada Kei malam itu. Kei menduga bahwa Yeo Joo mabuk. Yeo Joo menyuruh Kei datang ketempatnya sekarang. Kei menanyakan lokasinya.
Kei dan Yeo Joo keluar dari kedai soju. Yeo Joo mengatakan ia sedang kesal, "Apa masalahmu denganku?" Kei berhenti dipinggir jalan. Yeo Joo jalan dengan sempoyongan dan mengira pohon yang dihadapannya adalah Kei (Wkkk..). Ia lalu menyuruh 'Kei' memukulnya.
Kei yang sedari tadi memperhatikan tingkah Yeo Joo mengatakan posisinya, "Hei, aku disini, bukan disitu." Yeo Joo pun sedikit membuka matanya lebar-lebar. Kei mendengus (kok susah banget sih ketawa). Yeo Joo pun melihat ke atas, ternyata pohon. Ia kembali berjalan sempoyongan dan berdiri dihadapan Kei.

Yeo Joo melihat Kei dari atas hingga bawah. Ia berkomentar, "Kenapa kau begitu tinggi?" Yeo Joo melihat sesuatu dibelakang Kei dan mendapat ide.
Ia berjalan ke arah benda yang bisa diinjak itu (Lupa namanya apa._.). Ia kemudian berdiri diatasnya lalu menyuruh Kei memukulnya, "Pukul aku. Kubilang pukul aku!" Kei mengangguk-angguk. Ia kemudian mengibaskan tangannya. Yeo Joo menghela nafas.
Kei pun siap melayangkan tinjunya. Dan tinjunya berhenti tepat didepan wajah Yeo Joo yang tiba-tiba aneh. Kei bertanya, "Kenapa? Kau takut karena kau berpikir aku benar-benar akan memukulmu?" Dan Kei menjentikkan jarinya. Seketika itu juga Yeo Joo tertidur.
Yeo Joo terjatuh. Kei menopangnya. Seperti berpelukan.

Kei menghapus air (yang mungkin keciprat saat yeo Joo jatuh) dari ujung bibirnya. Ia lalu memukul pundak Yeo Joo, "Beanie. Beanie!"

Kei merasakan sesuatu pada pakaian Yeo Joo. Ia pun membalikkan jaketnya Yeo Joo dan melihat sesuatu yang tertempel (mungkin benda seperti serbuk atau bubuk).

Ia lalu tersenyum dan mengejek, "Pukul aku." Ia lalu memapah tubuh Yeo Joo.

(Pasti ribet banget dah, karna kan dia terus menahan tubuh Yeo Joo biar ga jatuh..)

Yeo Joo bangun dipagi hari. Ia melihat kesekelilingnya dan terkejut. Ia kemudian duduk.
Kei datang dengan membawa 2 cangkir teh, "Jadi tidurmu nyenyak?" Yeo Joo pun duduk dengan sopan. Kei mengatakan bahwa Yeo Joo pemabuk. Yeo Joo tidak akan melakukan hal itu jika Kei tidak jahat padanya. Kei pun meletakkan teh kemudian bersandar pada tangga.
Yeo Joo terlihat ragu-ragu meminumnya. Kei mendengus kesal, "Itu teh madu. Aku tidak menaruh racun apapun." Yeo Joo pun meniup teh nya (seperti kebanyakan wanita).
Kei memperhatikan bibir Yeo Joo kemudian berdehem, "Bagaimanapun, aku meminta maaf jika itu membuatmu stres. Aku minta maaf." Hahaha, apa ini yang pertama? Kei terlihat gugup, ia memainkan mulutnya.

Kei kembali lagi ke sifat awalnya, "Kau tidak seharusnya bersikap mencurigakan dari awal." Ia kemudian pergi.


Tepat Kei didepan tangga, Jin datang dan menyapa keduanya dengan sikap yang ceria. Jin melihat keduanya dan menduga bahwa mereka berdua tidur di Paris semalaman. Kei mengeluh, seharusnya mereka tahu dimana Yeo Joo tinggal, ia begitu berat. Jin tersenyum sekilas. Ia melihat Yeo Joo yang sepertinya resah.
Yeo Joo mengangkat telepon. Ternyata dari kekasih Eun Kyung. Yeo Joo terkejut mendengar berita dari kekasih Eun Kyung. Alex, Jin, dan Kei yang melihat ke terkejutan Yeo Joo beralih menatapnya.
Yeo Joo memberitahu bahwa Eun Kyung menghilang. Mereka tidak bisa menghubunginya karena ponselnya dimatikan. Ekspresi Jin berubah. Alex dan Kei terlihat berpikir. Tiba-tiba mata Jin melebar. Sepertinya ia sadar akan sesuatu. Ia pun berdiri dan berlari keluar dari Paris.
Jin dan Yeo Joo kerumah Eun Kyung. Jin membongkar isi laci Eun Kyung seperti mencari sesuatu. Yeo Joo heran dengan sikap Jin. Jin mengatakan kalau ia melihat masih ada cat kuku merah ditangan Eun Kyung.

Jin lalu melihat sebuah foto di atas tas Eun Kyung. Foto mantan kekasihnya Eun Kyung. Yeo Joo melihatnya, ia berpikir bahwa semuanya sudah dibakar. Jin seperti melihat sesuatu.
Ia melihat EUn Kyung yang berada di pinggir atap sebuah gedung tanpa menggunakan alas kaki.
Jin pun segera berlari. Yeo Joo berteriak, "Jin! Kau mau kemana, Jin?"

Jin sampai diatap gedung. Dan tepat seperti penglihatannya, Eun Kyung ada disana. Yeo Joo berteriak memanggilnya, "Eun Kyung-sshi!"
Eun Kyung berbalik dan menatap keduanya. Ia masih mengenakan cat kuku warna merah (ingatkan, Alex hanya membersihkan satu kuku dan karena merasa bahwa sikap Eun Kyung aneh ia pun memijit tangannya). Eun Kyung hendak melompat. Yeo Joo dan Jin berlari ke arahnya.

Eun Kyung melompat dan untung saja Jin berhasil meraih tangannya. Tangan Eun Kyung dipegang erat oleh Jin.

Jin berteriak, "Sadarlah! Cha Eun Kyung! Mantan pacarmu suka cat kuku merah. Apa aku benar? Kau bahkan tak suka warna merah. Warna itu terlihat tidak bagus untukmu. Kenapa kau ditarik kesini dan kesana oleh hantu bodoh? Sama seperti bagaimana kau merasa hancur setelah kau kehilangannya.. jangan biarkan pacarmu merasakan hal yang sama seperti yang kau alami sebelumnya."
Eun Kyung sepertinya mulai sadar. Jin melanjutkan, "Kyo Min. Yah, Kyo Min. Jangan pikirkan masa-masa sulit yang sudah kau alami. Pikirkan saja tentang Kyo Min." Eun Kyung seperti mendapat semangat untuk hidup. Ia meminta Jin menolongnya.

Eun Kyung mengulurkan tangannya yang satu lagi. Jin berusaha mengangkat tubuh Eun Kyung.
Kekasih Eun Kyung yang bernama Kyo Min itu datang dan mendapati Eun Kyung yang baru saja hampir mati. Kyo Min berlari ke arah Eun Kyung kemudian memeluknya. Eun Kyung menangis terisak. Jin menghela nafas. Yeo Joo memperhatikan dua sejoli itu.
Yeo Joo menuruni tangga dan melihat Jin yang tengah duduk di bangku sambil menatap ke langit. Yeo Joo duduk disebelahnya dan bertanya apa yang dilakukan Jin. Jin menyeleneh, "Berkomunikasi dengan alien."
Jin lalu menaruh telunjuknya dekat kepalanya kemudian menutup matanya dan mulai 'berbahasa alien'. Yeo Joo tertawa melihatnya. Jin lalu bertanya mengenai foto mantan pacar Eun Kyung. Yeo Joo menjawab ia membakarnya. Ia merasa aneh, semuanya terjadi hanya karena foto. Jin mengatakan itu bukan karena foto, tapi karena perasaan Eun Kyung pada mantan pacarnya yang tak bisa dilupakannya. Itu yang membuat jiwanya kembali. Yeo Joo mengangguk mengerti.

"Aku membenci hantu karena itu aku kabur dari orang yang kucintai (Ibunya). Tapi Eun Kyung mempertaruhkan hidupnya untuk membawanya kembali. Kau mendengarnya malam itu. Ibuku mengira aku kabur karena tak ingin diolok-olok sebab aku putra seorang dukun. Tapi itu tidak benar. Hal-hal aneh mulai terjadi padaku. Aku begitu takut jika harus hidup seperti Ibuku. AKu begitu membenci hal itu." ujar Jin.
Yeo Joo pun merangkul pundak Jin, "Bagaimana kalau kalian berdua berbaikan? Rasanya menyedihkan tidak bisa bersama dengan orang yang benar-benar kau cintai." Jin bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan untukku (imbalan)? Mengenalkanku dengan temanmu?" Yeo Joo kesal karena Jin tidak lelah memintanya melakukan hal itu. Jin tersenyum.
Keduanya kembali menatap langit. Sebuah meteor (atau komet?) jatuh.
Eun Kyung datang lagi ke Paris dengan membawa koper. Alex, Kei, dan Yeo Joo pun berjalan mendekati wanita itu. Yeo Joo bertanya Eun Kyung akan liburan kemana dan berapa lama? Eun Kyung tidak tahu, ia bahkan keluar dari pekerjaannya. Kyo Min mengerti hal itu. Eun Kyung akan menenangkan pikirannya jadi ia akan bisa melihat Kyo Min tanpa rasa malu, meskipun ia tak yakin pria itu akan menunggunya. Alex tahu, pria itu akan menunggu Eun Kyung. Eun Kyung punya permintaan terakhir, manikur untuk yang terakhir kalinya, sesuai dengan warna kuku yang disukai Kyo Min. Kei mengerti.
"Cinta itu begitu bodoh."
Jin menghampiri Ibu yang baru selesai dengan ritualnya. Ia perlahan mendekat dan memeluknya. Ibu membalas pelukan Jin. Ia merasa terharu.
Kei sudah menyelesaikan tugasnya. Eun Kyung puas, ia tak akan melupakan saat itu dan ia akan memikirkannya setiap kali melihat kukunya.

Eun Kyung pun meminta tolong pada mereka, jika bertemu dengannya katakan bahwa aku kembali sebelum cat kuku ini memudar. Alex tersenyum mengangguk lalu menatap Yeo Joo yang sedari tadi memandangnya. Eun Kyung memperhatikan cat kuku itu sekali lagi.
Ji Soo menangis, ia sedih dan berharap mereka akan bertemu lagi dan bahagia selamanya. Yeo Joo mengeluh Ji Soo emosional lagi. Ia lalu mengatakan akan memakan sup kimchi tuna untuk makan malam. Ji Soo tersendak. Ia memakan kaleng yang terakhir. Yeo Joo kesal, apa Ji Soo hantu pemakan tuna? Bagaimana mungkin kau makan begitu banyak tuna setiap hari? Ji Soo mengatakan bahwa rasanya enak dan bila dicampurkan dengan mayones.. Yeo Joo bersandar dan Ji Soo mendadak diam.
Ia tahu bahwa Yeo Joo kesal. Ia pun mengatakan akan pergi membelinya lagi. Ji Soo pun meletakkan tunanya diatas meja dan melarang Yeo Joo memakannya. Ia pun mengambil dompetnya dan pergi. Yeo Joo hanya bisa berdecak kesal.
Di luar, Ji Soo kesal karena Yeo Joo begitu jahat padahal dia juga makan banyak tuna. Ji Soo pun pergi dengan setengah kesal.

Dan tepat setelah Ji Soo pergi, Jin datang ke area itu. Ia tengah mencari alamat Yeo Joo.
Jin masuk kedalam apartemen Yeo Joo. Pintunya tidak terkunci. Ia pun memanggil, "Bunny. Bunny, kau ada?"

Jin masuk dan melihat kamar Yeo Joo, "Bagaimana jika dia marah karena aku kemari tanpa memberitahunya?" Jin lalu meletakkan plastik yang dibawanya. Ia melihat ke arah boneka yang ada di tempat tidurnya, "Aku tak percaya dia membeli boneka-boneka itu."

(Wkkk.. itu punya Ji Soo.)

Jin pun memperhatikan ada banyak kosmetik di meja Yeo Joo (itu juga milik Ji Soo). Jin terheran-heran.
Ji Soo pulang, "Aku pulang." Ia terkejut melihat Jin sudah duduk disana. Jin juga begitu. Ji Soo bertanya, "Kau siapa?" Jin terlalu terkejut, "Sebentar. Kalian berdua.. tinggal bersama?" Ji Soo ingin menjelaskan sesuatu tapi tidak bisa. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Yeo Joo keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk (Jiaahhhhhhh!!!!!). Yeo Joo yang belum melihat Jin bertanya, "Kenapa? Apa seseorang datang?" Ji Soo hendak melarang Yeo Joo keluar tapi sudah terlanjur.
Yeo Joo terkejut melihat Jin datang sampai-sampai ia melepaskan tangannya dari handuk. Ia berteriak.

Jin segera berbalik. Yeo Joo menutupi tubuhnya dengan tangan.
Jin berbalik dan menutup matanya, "Kau Bunny?"
BERSAMBUNG

KOMENTAR:
Ahhh~~ I love this episode. Rasanya enjoy banget^^ Bahkan entah mengapa saya hanya membutuhkan 7 jam untuk membuat sinopsisnya, padahal biasanya satu hari full.. Hahaha. Suka banget setiap scene di bar. Mereka terlihat akrab dan seperti tidak memiliki beban..
Kei yang dingin ternyata sangat menyenangkan di belakang layar. Hahaha, dia cute banget sih.. Gemes banget sama kumisnya yang tipis itu, jadi teringat kumisnya KNG. Wkkk.. Entah kenapa saya lebih suka jika Yeo Joo bersama dengan Kei, chemist nya dapet banget. Sepertinya akan sulit bagi Alex untuk jatuh cinta mengingat bahwa Alex adalah orang yang baik banget dan tentunya menganggap Yeo Joo sebagai seorang pria atau bahkan adiknya..

Semakin ke episode puncak perubahan kedua karakter ini semakin terlihat. Yeo Joo sudah mulai melunak, begitu pula dengan Kei. Tapi tetap saja perubahan Kei tidak terlihat jelas. Menurut pengakuan Jin dia tidak biasanya menganggu orang dan kali ini dia mengganggu Yeo Joo.. Hahaha, yang pasti bagian itu terlihat jelas.

PREVIEW:
Jin yang sudah mengetahui identitas asli Yeo Joo mengejeknya wanita yang malas. Yeo Joo menyuruhnya berhenti menyebutnya wanita. Jin bertanya, "Lalu apa kau ini laki-laki?"
Yeo Joo bersiul dan Kei memperhatikan bibir Yeo Joo. Ia menyuruh Yeo Joo berhenti bersiul karena itu membuatnya gugup. Hahaha
Untuk pertama kalinya Yeo Joo muncul dihadapan Kei dengan dandanan wanita~ Dan yang membawanya adalah Jin..

NOTE:
Mood buat episode 4 lagi down, buktinya saya masih menonton samapi part 3-nya. Yappa! Ini karena internet disini sedikit kacau dan masalah di episode 4 juga sedikit lebih berat.. Ya, semoga saja mood menulisku kembali^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar