Episode 4 : Siap-siap buat ketawa nih disepanjang episode. Meski udah mulai ada yang sedih-sedih. Hehehehehhe.
Kotoko dengan manis berputar memamerkan Kimononya, ia mengatakan kalau ibu Naoki membantunya memakaikan kimono. Jinko dan Satomi mengatakan kalau Kotoko imut dengan kimono. Kotoko tersenyum mengucapkan terima kasih. Kemudian Kotoko mengomentari Jinko yang kelihatan semakin gemuk saja. Jinko kesal, karena ia tahu itu, ia terlalu bahagia karena tak perlu memikirkan ujian masuk Universitas, jadi ia banyak makan. Kotoko, Jinko dan Satomi sudah di terima di Universitas Tonan.
Mereka sangat senang karena musim semi nanti akan menjadi mahasiswa.
Jinko dan Satomi saling menatap dan tersenyum. Mereka melihat ke arah Kotoko lagi.
Satomi dan Jinko juga mendapatkan hal yang sama.
Kotoko membaca ramalannya, 'Orang yang kamu tunggu akan datang'. Mereka bertiga berteriak histeris. ^^
Satomi kemudian membaca miliknya, 'Orangnya tak akan datang tapi kamu akan mendengar darinya'. Sedangkan ramalan milik Jinko adalah 'Dia tidak akan datang jika kamu punya ambisi'.
Kotoko tertawa melihat ramalan kedua sahabatnya itu.
Kemudian wajah Kin Chan tampak sedih.
Makanan mewah tersaji di meja. Ada Kue ucapan selamat atas diterimanya Kotoko di Universitas Tonan.
Para orang tua sangat senang dan mereka bersulang, tapi Naoki dan Yuuki tidak ikutan bersulang. Mereka duduk dan mulai makan. Kotoko mengucapkan terima kasih dengan tulus.
Ayah berkomentar kalau ia baru saja merasa Kotoko masih anak-anak, sekarang sudah akan jadi mahasiswi di musim semi nanti.
ayah mulai menangis saat ia yakin ibu Kotoko akan senang di surga sana melihat Kotoko sudah dewasa.
Iri-chan mengatakan kalau sekarang giliran Naoki untuk masuk perguruan tinggi. Yuuki berkata kalau Naoki tidak seperti si bodoh Kotoko, ia yakin kakaknya akan mudah masuk ke Universitas Tokyo.
Semuanya tersenyum.
Tidak hanya Aku dan Naoki yang bingung, Yuuki juga terlihat bingung, ia mengambil benda itu dari tangan kakaknya dan bertanya apa ini???
Kotoko mengatakan kalau itu pemijat kepala. HAHAHHAAHHAHAHHAHAHA.
Semua orang yang awalnya menatap bingung akhirnya berkata, HOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO. LOL.
Kotoko mengatakan kalau Naoki akan mengikuti Ujian masuk Univ. Tokyo, jadi harus belajar keras.
Kotoko merasa tersinggung dan ayah serta ibu menegur Yuuki. Ibu menyuruh Naoki segera mencobanya.
Tapi Naoki menolak. Lagipula, bukan hanya Universitas Tokyo, aku belum memutuskan ingin masuk perguruan tinggi.
semuanya terdiam. Kaku. Tegang.
akhirnya Iri-chan bicara dan meminta benda itu pada Yuuki, ia akan mencoba memakainya.
Sementara itu yang ada dalam pikiran Kotoko adalah Irie yang bisa masuk Universitas Tokyo tanpa masalah, tapi malah bilang mungkin ia tak akan masuk perguruan tinggi.
Kotoko menatap Irie dan tampak khawatir.
Episode 4
"Apa Coklat itu Jimat untuk Cinta?"
Mereka mengatakan kalau itu agak aneh, tapi bagaimana pun sebentar lagi ujian masuk Universitas akan dimulai.
Mereka melihat Naoki di kelas sedang membaca buku dan mengatakan diantara kelas A hanya NAoki yang punya waktu relax. Bahkan tak membaca buku yang ada kaitannya dengan ujian.
Jinko bertanya pada Kotoko, apa Naoki memilih Universitas Tokyo?
Kotoko diam saja, ia memandangi Naoki sambil mengingat apa yang dikatakan Naoki semalam.
Jinko berkomentar kalau NAoki sudah pasti diterima. Satomi merasa sedih karena Kotoko dan Naoki akan beda Universitas. Tapi Kotoko berkata ia akan mendukung apapun, karena itu demi masa depan Naoki.
Ia mulai menjahit sebuah jimat dan ibu Naoki mengajarinya. Ibu bertanya apa jimat itu untuk Naoki. Kotoko malu dan mengiyakan hal itu. Ibu sangat senang dan mengucapkan terima kasih, Karena Kotoko yang paling peduli dengan ujian masuk Naoki.
Kotoko dan ibu tertawa berdua. Lalu Kotoko bertanya, Dia tak bermaksud untuk tidak masuk perguruan tinggi, kan?
Ibu berfikir dan berkata kalau menurutnya bukannya Naoki tidak ingin masuk Universitas, bisa saja ayahnya punya terlalu banyak harapan.
Kotoko menghela nafas. Ia menatap jimat yang ada di tangannya.
-Sehari sebelum Ujian Nasional-
Dengan dingin Naoki menjawab kalau ia sudah mengirim dokumen pendaftaran. Kotoko tersenyum mendengarnya.
Mereka diam sejenak kemudian Kotoko bicara lagi, Kecuali jika kau ada disekolah yang ingin kamu masuki, aku pikir orang tuamu akan sangat senang jika kau masuk Universitas Tokyo. aku selalu memberikan waktu yang sulit bagi ayahku, aku harap aku punya kesempatan sepertimu untuk membuat ayahku senang.
Naoki masih diam saja. Kotoko kemudian permisi keluar.
Kotoko heran dengan pertanyaan itu, tapi ia mencoba menjawab sambil tersenyum kalau ia akan belajar dan berteman.
Naoki bertanya lagi, Kamu masuk ke sana untuk belajar, hal yang tidak kau sukai?
Kotoko terdiam dan berfikir. Naoki kemudian berkata, aku tidak mengerti mengapa orang-orang sangat ingin masuk perguruan tinggi.
Kotoko sedikit tertawa dan berkata ia tahu kalau perguruan tinggi seharusnya untuk orang-orang seperti Naoki yang suka belajar.
Kotoko berjalan mendekati Naoki lagi. Tapi Naoki mengatakan kalau ia tak ingin masuk Universitas. aku tak butuh seseorang untuk mengajariku di perguruan tinggi. Aku bisa belajar sendiri.
Naoki bertanya lagi, apa yang ingin kamu lakukan?
Kotoko terdiam, ia bingung, Aku tak tahu. Tapi....... Ah, iya. Kamu akan menemukan apa yang kamu ingin lakukan saat kamu di perguruan tinggi nanti. apa yang ingin kamu lakukan di masa depan nanti.
Naoki tampak berfikir. Kotoko berkata, Kamu tidak harus menggunakan kecerdasan otakmu untuk dirimu sendiri. Kamu harus memanfaatkannya untuk pembangunan Jepang.
Naoki tersenyum dan memuji betapa hebatnya Kotoko.
Kotoko yang masih berdiri tampak malu dan tertawa, ia mengira bertanya apa Naoki sedang mengejeknya.
Naoki bertopang dagu dan berkata ia harap ia bisa melakukannya. Kotoko bingung dan mengerutkan dahinya.
Naoki sadar kalau ia sudah terlalu jauh bicara, ia mengatakan kalau ia harus bangun pagi besok dan lebih baik tidur lebih awal.
Kotoko mengerti dan tersenyum. Naoki menuju tempat tidurnya.
Lalu Naoki datang ke ruang makan mengenakan seragam SMA Tonan, semuanya menatap pada Naoki.
Naoki bingung dan bertanya kenapa mereka menatapnya.
Ibu dan yang lain terlihat sangat senang karena Naoki akhirnya memutuskan ikut ujian Nasional.
Ayah Kotoko bertanya kenapa dengan Naoki. Naoki mengatakan kalau badannya agak panas, mungkin ia demam.
Lalu tiba-tiba seluruh rumah panik dan panik mencari obat. Bahkan Yuuki ikut-ikutan. Naoki berkata kalau ia akan segera pergi, jadi tak usah memberinya obat. HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA.
Semuanya terkejut, ibu bertanya bagaimana dengan sarapannya?
Naoki mengambil satu roti dan berkata kalau itu sudah cukup, ia tak berselera makan.
Naoki merasa agak aneh dan bertanya, Obat ini tidak akan membuatku ngantuk bukan?
Kotoko panik dan mengambil botol obat dari tangan Naoki.
Ia langsung kaget dengan lucunya, ia membaca kalau obat itu memang membuat ngantuk. HAHHAHAHHHAAHHA.
Naoki harusnya tahu ini akan terjadi, ia menghela nafas sementara yang lain mulai ribut, ayah bahkan menyuruh Naoki memuntahkan obatnya. LOL.
Ayah Kotoko ikut-ikutan, ia bilang akan memegang Naoki, dan menyuruh Iri chan memasukkan jarinya ke mulut Naoki, Ibu sibuk menyuruh Yuuki mengambil baskom. Sementara Kotoko terus memegangi botol obat itu dengan wajah lucu dan memukulinya.
HAHAHAHHAHAH. Sumpah ni adegan lucu abiessssssssss.
Naoki sepertinya masih kesal dan mengatakan kalau ia akan membuangnya di tempat ujian.
Si Kaca Mata mengatakan tidak baik melakukan itu, lagi pula sebenarnya Kotoko adalah tipe-nya.
Naoki dan Si kacamata tiba di tujuan dan akan keluar dari dalam lift. Tapi Naoki tertahan karena jimat buatan Kotoko tersangkut di pintu lift. HAHAHHAHHA.
Naoki berusaha menarik jimat itu, tapi sulit. Si kaca mata menyuruh Naoki merobek Jimat itu saja. Tapi Naoki sepertinya tak mau, ia terus berusaha mengeluarkan Jimat itu.
Kereta yang akan mereka naiki sudah datang dan jimat belum bisa juga di tarik.
Naoki terus berusaha dan menyuruh si kaca mata yang ternyata bernama Watanabe duluan saja.
Akhirnya Watanabe duluan dan Naoki masih terus berusaha menarik jimat itu. Bahkan saat ada yang ingin naik lift, Naoki mengatakna kalau Lift-nya tak bisa digunakan.
*jimat ni bikin sial kayaknya, HAHHAHAH.
Naoki berkata ia dimarahi oleh petugas yang mengira kalau lift berhenti itu hanya candaan.
Mereka kemudian masuk ke tempat ujian. Dalam perjalanan menaiki tangga, Watanabe bertanya mengenai Jimat itu. Naoki menunjukkan jimat itu masih bagus, HAHAHHA. Watanabe malah mengatakan kalau jimat itu adalah pembawa sial.
Naoki setuju dengan hal itu, saat ia akan melepaskan jimat itu, jimatnya lepas sendiri. Naoki akan memungutnya saat seorang bapak-bapak turun dari tangga dan tak melihat Irie. Alhasil, Bapak itu tersandung dan Irie jatuh berguling dari tangga. Irie kesakitan sementara semua yang lewat disana panik.
Watanabe menatap jimat Kotoko dan mengatakan kalau Jimat itu mengerikan. HAHHAHAHA.
Naoki masih tenang, ia duduk di kursinya dan mengambil pensil. Tapi ia kaget saat melihat kotak pensilnya, penuh dengan pensil yang tidak ada mata pensilnya, alias patah.
Ia sadar kalau pensilnya patah saat ia jatuh dari tangga tadi. Naoki beneran sial hari itu.
Untungnya ada Watanabe yang berbaik hati meminjamkannya pensil.
HEBAT! Setelah kesialan yang datang beruntun, ia masih tenang mengerjakan soalnya.
Naoki mengatakan ia tak membaca soalnya, ia hanya membayangkan jawabannya.
Watanabe berkata karena itu adalah Naoki, ia yakin Naoki mengerjakannya dengan baik.
Naoki kemudian membuka bento miliknya. Ia terlihat terkejut dan wajahnya mengerut.
apa isi bento Naoki???
Isinya adalah onigiri dengan wajah Ayahnya, Yuuki, Ibu, Kotoko dan ayah Kotoko^^ Dan tulisan Faito alias Fight alias Kamu bisa melakukannya!
Ia ingat bagaimana Kotoko menyemangatinya semalam.
Ia menutup bentonya dengan kesal. Naoki menghela nafas dan berkata, perempuan itu...
Naoki diam saja, ia membungkus bentonya kembali. Watanabe meminta Naoki tidak memakannya, bisa-bisa nanti Naoki jadi diare. HHAAHAHAHAHAHHA.
Watanabe lalu menawarkan Naoki Roti isi miliknya. Naoki akhirnya makan roti isi itu. Watanabe mulai bicara lagi, ia tahu kalau itu bukan urusannya tapi menurutnya Naoki harus membuang jimat itu.
Naoki berkata waktu ia di rumah sakit, ia sadar kalau jimat itu tak ada lagi. Watanabe bersyukur karena dengan itu Naoki tak akan mendapat masalah lagi.
Naoki memakan roti-nya dan memikirkan sesuatu.
Watanabe yang duduk di belakang Naoki melihatnya dengan heran.
Lalu di dekat tangga mereka bertemu dengan perawat yang merawat Naoki tadi. Naoki mengucapkan terima kasih pada perawat itu.
Perawat itu berkata Naoki tidak patah tulang, meski begitu ia harus berhati-hati. NAoki mengerti.
Perawat itu mengatakan kalau Ia menemukan sesuatu di tangga, milik Naoki, jadi ia masukkan ke kantong Naoki. Karena jimat itu buatan tangan, ia yakin itu sangat berharga bagi Naoki.
Naoki terkejut dan meraba kantong bajunya. Ia menemukan Jimat buatan kotoko disana.
Perawat yang tidak tahu situasinya itu malah berkata ia berharap jimat itu memberi keberuntungan bagi Naoki. Perawat itu pergi dengan gembira.
Naoki sedang kesal dan menyuruh Watanabe tidak mengatakan hal itu.
Naoki menggenggam jimat itu dengan kesal dan menatapnya. HAHHAHAHAHAAHHAHAHA.
Naoki masuk ke dalam rumah dengan pipi di perban dan menggunakan tongkat. Ibu terkejut dan bertanya kenapa Naoki begitu. Naoki dengan tenang menjawab kalau ia terjatuh.
Kotoko menatap sedih pada Naoki dan mengatakan kalau jimatnya tidak bekerja.
Mendengar kata 'jimat', Naoki menghempaskan tongkatnya ke dinding. Dengan pendangan kesal penuh dendam Naoki berkata, Tidak, Jimatnya sangat bekerja!
Kotoko menatap Naoki dengan heran, apa maksudnya?
Naoki mengatakan bukan apa-apa. aku mau tidur.
Naoki menyeret kakinya yang terkilir dan naik ke lantai dua meninggalkan Kotoko dan ibu yang berwajah heran.
Jinko meminta Kotoko tidak mengkhawatirkan Naoki. Naoki itu jenius yang dapat nilai tertinggi.
Kotoko terlihat pesimis dan mengatakan ia rasa tidak untuk kali ini.
Kotoko terkejut, Apa? Dimana kau mendengarnya?
Satomi mengatakan kalau dari semua siswa yang ikut ujian, nilai Naoki adalah yang tertinggi.
Jinko kagum dengan kejeniusan Naoki. Tapi reaksi Kotoko tidak seperti yang dibayangkan, ia malah menangis.
Jinko heran kenapa Kotoko malah menangis. Rupanya Kotoko saking senangnya sampai menangis. Ia meninggalkan keduanya untuk memberi selamat pada Naoki.
Ia rupanya mendengarkan hal itu dan terlihat tersenyum.
Kotoko menghentikan langkahnya lalu tertawa dengan bahagia.
Naoki menatap Kotoko dengan penuh cinta dan mulai mendekatkan wajahnya. Ia akan mencium Kotoko tepat saat Kotoko sadar dari bayangannya.
Watanabe mengenali Kotoko dan segera meninggalkannya. Kotoko heran kenapa Watanabe berlari menjauhinya. Kotoko mengatakan tentang Ujian Nasional.
Watanabe berkata ia sudah menduga Irie tidak mengerjakan soal Ujian Nasional dengan baik.
Kotoko tertawa dan bertanya apa yang di khawatirkan Watanabe, Irie baik-baik saja kok. Dia bahkan bisa masuk Universitas Tokyo.
Watanabe terkejut, ia berbalik dan bertanya, HEH? Benarkah? Dengan Kondisi itu?
Watanabe berkata kalau itu adalah bencana, ia tak pernah melihat Irie seperti itu, walaupun itu karena jimat itu....
Kotoko heran, jimat?
Watanabe sadar kalau ia salah bicara, ia akan kabur tapi Kotoko menangkapnya duluan, Tunggu, apa yang kau bicarakan?!
Kotoko terus mendorong Watanabe hingga ke ujung tangga. Watanabe terpojok dan hampir jatuh adri tangga. Kotoko menyadarinya dan minta maaf. Akhirnya Watanabe bicara, Aku menyiapkan ujian untuk pilihan pertama Universitas Waseda. Sungguh kekuatan mematikanmu sangat mengerikan.
Kotoko makin bingung, kekuatan mematikan?
Watanabe terlihat cukup takut dengan Kotoko dan berkata, Sekarang kita bisa menertawainya, tetapi hari itu, terima kasih karena kekuatan jimat itu, banyak kesialan terjadi.
Kotoko terkejut.
"Aku harap Irie-kun akan lolos ujian masuk Universitas Tokyo. Dan mimpi keluarga Irie-kun akan jadi kenyataan. ku tahu ini terlalu cepat. Tapi sehari setelah ujian, di hari Valentine, aku akan memberikannya ini".
Kotoko menyelesaikan cokelat valentine berbentuk hati dengan tulisan Selamat masuk ke Universitas Tokyo.
-Hari yang sangat Penting tiba...-
Ibu berkata kalau ia mengkhawatirkan Naoki. Ayah bahkan menawarkan untuk mengantar Naoki. Naoki berkata ia akan baik-baik saja, kakinya sudah baikan.
Naoki akhirnya berangkat mengikuti Ujian. Kotoko menatap kepergian Naoki dengan wajah khawatir. Ia ingat apa yang dikatakan oleh watanabe. Ia menjadi sedih dan akhirnya memutuskan sesuatu. Ia berlari ke kamar dan kembali dengan mantelnya. Semua heran melihat tindakan Kotoko. Kotoko berkata ia akan memastikan Naoki memasuki gerbang Universitas Tokyo. Karena ia sangat khawatir terjadi sesuatu dengan Naoki.
Kotoko hanya tertawa dan berkata kalau ia ingin melihat Naoki sampai di gerbang Universitas Tokyo.
Naoki diam saja dan terus berjalan.
Naoki melihat berbalik dan menatap Kotoko. Kotoko membetulkan posisi berdirinya dan minta maaf karena terpeleset didepan peserta ujian.
Naoki menatap Kotoko dengan tatapan 'gadis ini mengganggu, apa kau pikir aku peduli padamu?'
Naoki melanjutkan perjalanannya dan Kotoko terus mengikutinya. sebelumnya Kotoko sempat memungut kulit pisang itu dan memarahinya. Tapi kemudian ia melanjutkan perjalanan sambil memegang perutnya.
Naoki berbalik dan menatap Kotoko, ia bertanya kenapa sejak tadi Kotoko jalannya aneh.
Kotoko berkata kalau ia berjalan normal. Tapi Naoki curiga, Kotoko kelihatan sakit. Kotoko tertawa dan mengatakan kalau ia hanya gugup.
Naoki menatap Kotoko lagi dan bertanya, Kenapa kamu yang gugup? Bukankah aku yang ikut ujian?
Kotoko hanya tertawa . Kemudian Naoki melanjutkan perjalanannya. Kotoko tampak memegangi perutnya lagi, ia berkata dalam hati kalau ia tak pernah merasakan sakit perut seperti ini. Tapi ia tetap harus melihat Irie masuk ke gerbang Univ. Tokyo. Dan yang lebih penting, ia tak ingin membuat Naoki kahwatir.
Kotoko mengatakan tentu saja. Ia mengucapkan semoga Kotoko berhasil dalam ujiannya dan melambaikan tangan.
Naoki menatap Kotoko dan segera pergi menyeberang jalan untuk masuk ke Univ. Tokyo.
Ia mencoba bertahan, terus berjalan mencari Toilet. Tapi kemudian Kotoko tak tahan lagi dan jatuh ke jalanan. Seseorang peserta ujian melihatnya dan bertanya apa Kotoko baik-baik saja?
makin banyak siswa yang mengelilingi Kotoko.
Naoki yang ada di seberang jalan melihat hal itu dan segera berlari menuju Kotoko yang pingsan.
Naoki mendekati Kotoko dan langsung menggendongnya. Naoki bertanya dimana rumah sakit pada mereka yang ada disana.
Naoki terlihat sangat kahwatir dan mencoba berlari sambil menggengdong Kotoko. Ternyata jarak rumah sakitnya cukup jauh lhoooo.
Hikkkz. Irie terus berlari menuju rumah sakit. Kotoko sebenarnya masih sedikit sadar, ia meminta Naoki kembali mengikuti ujian, Naoki akan terlambat bila memperdulikannya. Ayah Ibu dan Yuuki, semuanya, mendukung Naoki untuk masuk Univ. Tokyo.
tapi ia hanya bisa berkata dalam hati. Tentu saja Naoki tak mendengarnya dan terus berlari.
Kotoko bertanya kenapa ia ada disini.
ayah mengatakan kalau Kotoko kena Apendistis akut. Tapi sudha tidak apa-apa karena dokter sudah memberi Kotoko obat.
Ayah Naoki bersyukur Kotoko baik-baik saja.
Kotoko duduk dan ibu membantunya. Kotoko menyanyakan Irie-kun. Ibu berkata begitu mereka tiba Irie sudah tak ada di sana. Dia pasti sudah pergi ke Universitas setelah menelpon mereka. Dan sekarang Naoki pasti menjalani ujian.
Kotoko lega mendengarnya. Kotoko akan merasa sangat bersalah jika Naoki tidak ikut ujian karenanya dan ia khawatir hidup Naoki hancur karenanya.
Ibu tersentuh karena Kotoko begitu perhatian pada Naoki, bahkan dalam kondisi sekarang.
Ibu mengelus lengan Kotoko.
Tiba-tiba Naoki sudah ada di depan pintu dan semuanya kaget. Ayah bertanya bukankah Naoki harus mengikuti ujian sekarang?
Naoki masuk dan dengan tenang berkata kalau ia lapar, jadi ia keluar mencari makan.
Ibu terkejut dan bertanya bagaimana dengan ujiannya? Bagaimana dengan Universitas Tokyo?
Dengan tenang Naoki menjawab, Universitas Tokyo? Aku tidak ikut ujian.
Semuanya terkejut terutama ayah yang mengeluarkan suara shock.
Ayah langsung mendekati Iri-chan dan ibu, berlutut. Ia minta maaf karena anaknya, Naoki jadi susah.
Iri-chan merasa tidak enak. Ia meminta ayah Kotoko mengangkat kepalanya. Karena Naoki tidak mengikuti ujian bukan salah Kotoko melainkan keinginan sendiri.
Ibu membenarkan hal itu, jika Naoki tetap pergi ke Univ. Tokyo mengikuti ujian, ia akan sangat kecewa karena Naoki meninggalkan Kotoko yang sedang sakit.
Kotoko terlihat sedih, tapi ia sudah memutuskan keluar dari rumah keluarga Irie.
Kotoko tiba di luar rumah dan menatap rumah keluara Irie. Kotoko dalam suratnya mengatakan kalau ia sangat berterima kasih untuk semuanya.
Kotoko hampir menangis dan mengucapkan selamat tinggal untuk Naoki. Ia melangkah meninggalkan rumah keluarga Irie.
Kotoko ada di jalanan. Ia menarik kopernya dan terlihat sedih. Ia tak tahu harus pergi kemana.
Kotoko mulai kedinginan. Lalu ia mendengar suara yang sangat ia kenali dari belakang.
"Apa kau mau sekaleng kopi?"
Naoki memberi Kotoko sekaleng kopi dan Kotoko mengambilnya. Kotoko memegang kopi dan merasakan kehangatannya.
Naoki melihat koper Kotoko, Kotoko menyadari dan memegang kopernya, Jangan hentikan aku! aku tak mau mengganggumu lagi.
Naoki dengan dingin berkata, Aku tidak menghentikanmu. HAHHAHHAHAH.
Dan Kotoko tampak kecewa^^. Ia berfikir kemudian meninggalkan Naoki.
Kotoko terlihat sedih. Ia berkata, Aku pikir aku membawa kesialan untukmu. Bukan hanya di Universitas Tokyo, tapi juga di Ujian Nasional. Aku dengar dari Watanabe dari kelas A.
Kotoko berbalik dan menatap Naoki, Mungkin aku orang yang buruk untukmu.
Naoki mulai melangkah dan tidak menyangkal hal itu. Memang, sesuatu yang bagus tidak pernah terjadi saat ada kamu di dekatku. Kamu selalu mengacaukan langkahku. Orang-orang di sekolah menyebarkan rumor tentang kita. Kamu membuatku membantumu belajar. Dan akhirnya, kamu mengacaukan ujian masukku...
Kotoko mengatakan kalau ia memang orang yang buruk.
Kotoko terkejut. Naoki berkata, Ini pertama kalinya aku menjadi segugup ini. Untuk pertama kalinya di hidupku, aku takut dengan hasil tes. Pengalaman yang luar biasa.
Kotoko menatap heran ke arah Naoki, tapi kemudian ia menunduk sedih lagi, Tapi bagaimana dengan Universitas Tokyo?
Naoki : Sebenarnya aku tidak ikut ujian bukan karenamu.
Kotoko : Apa?
Naoki : Setelah aku mengantarmu ke rumah sakit, Aku punya cukup banyak waktu untuk bisa ikut ujian.
Kotoko : Lalu kenapa?
Kotoko memang masih terkejut, tapi ia turut senang dengan hal itu, Maksudmu kamu memilih sekolah yang sama karena aku?
Naoki mulai gugup dan berkata bukan itu maksudnya.
Tapi meski Kotoko bodoh, ia bisa mengartikan kalimat Naoki.
Naoki menjadi malu sekaligus kesal, ia mengambil kopi di tangan Kotoko dan menyuruhnya segera pergi.
Naoki berjalan meninggalkan Kotoko. TApi Kotoko menghentikan Naoki, T-tunggu! Apa aku boleh tinggal di rumahmu sedikit lebih lama?
Naoki menatap Kotoko dengan tatapan tak percaya. Ia berkata, Apa kamu bercanda? Tidak mungkin kamu tidak akan menyebabkan masalah lagi.
Kotoko hanya bisa tersenyum pahit karena itu memang benar, hehehehhe.
Kotoko kemudian berkata, aku janji akan membuat hidupmu lebih menarik!
Naoki menghela nafas dan berkata kalau Kotoko ternyata orang yang sangat cepat mengubah pikirannya.
Naoki kemudian meninggalkan Kotoko. Kotoko tersenyum menatap Naoki dan salju pun turun....
Naoki bertanya, Terus kenapa? Apa kamu akan memberiku coklat?
Kotoko bertanya, apa kamu mengharapkan mendapatkan satu dariku?
Kotoko berjalan dibelakang Naoki dan mencoba mengintip ekspresi Naoki.
Tapi Naoki berkata ia tak mengharapkannya. Kotoko sedikit kecewa. Tapi kemudian ia tersenyum senang.
Naoki membukanya dan melihat cokelat bentuk Hati dengan ucapan diatasnya. Naoki menggigit datu gigitan dan mengatakan kalau rasanya mengerikan.
"Hari White Valentine. Tahun ini, perasaanku berputar-putar. Tapi aku harap, perasaanku akan sampai padanya suatu hari nanti".
-END-
Komentar :
Episode yang sangat istimewa. Aku menikmati setiap momen di episode ini. Tak ada yang membosankan. Satu-satunya yang membuatku kecewa adalah, kenapa tidak ada adegan saat Kotoko dkk mendaftar di Univ. Tonan? Kok tiba-tba aja udah diterima? Kan seru tuh kalau ada adegan itu. Dan lagi, Kin Chan kenapa ya? apa dia tak akan melanjutkan ke Universitas. sepertinya sih begitu.
dr kemarin aku mikir, kok cover belakang HP Yuki kayak punya cwe ya, heheheh |
Itu adalah yang bisa aku ucapkan di episode ini. Kalau aku mengalami hal kayak NAoki, mungkin aku udah akan menyerah duluan.
Bayangkan aja, di hari yang amat penting, dia sakit, dikasih obah yang membuat ngantuk. Terlambat ke tempat ujian gara-gara jimat, udah sampai eh malah jatuh dari tangga. Begitu mau mulai ngerjain soal, pensilnya patah, padahal waktu tinggal dikit lagi, tapi ia bisa tenang. Kereeeeeeeen!!!!
Aku jadi Fans Naoki nih!! Aih, jujur saja, di Playfull Kiss dulu, aku lebih suka sama Lee Tae Sung lho, dari pada Kim Hyun Joong, hehehhehe.
aku suka mereka :D |
Tentu saja adegan kesialan Naoki karena jimat sangat menghibur. Jimat adalah hal yang sangat penting dalam setiap manga yang aku baca. Jika mau ada ujian, jimat nggak boleh lupa. Tapi biasanya jimat akan membawa keberuntungan. Tapi kali ini Sial bagi Naoki. Tapi keberuntungan akan datang berikutnya, karena kesialan itu Naoki masuk ke Universitas yang sama dengan Kotoko. HEhehehhe.
Dan jangan lupakan adegan Kotoko memberi obat yang salah dan seluruh keluarga menjadi heboh. HAHHAAHAHHA.
HAHHAHAH. Apa aja deh, tapi yang lebih unik adalah Watanabe yang kabur begitu liat Kotoko. Lucu. Takut kena sial dia, tapi feelingku kok bilang kalau nanti si kacamata ini bakalan suka sama Kotoko ya?
Apakah Naoki mulai menyukai Kotoko di Episode 5?
Soalnya di episode 4 kayaknya belum, masih sekedar tertarik saja^^
Nggak sabar deh membuat sinopsis episode berikutnya. Yang sabar aja yah. Aku mulai bisa nih mengejar jam airing di Fuji TV, soalnya episode 5 adalah yang paling baru tayang. Dan sekedar informasi saja, minggu ini, hari jumat 3 Mei jam 24.00 malam, Episode 6 tidak akan tayang. Aku nggak tahu kenapa. Tapi Episode 6 akan tayang tanggal 10 mei, jadi bersabarlah para Itakisser semuanya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar