Part 2
Yeo Joo membersihkan gelas sambil melamun. Jin yang
melihat Yeo Joo melamun segera menyadarkan gadis itu. Yeo Joo yang tersadar
menanyakan hubungan antara Mi Rye dengan Alex. Jin pun bercerita mengenai masa
sulit yang dialami Alex saat dia baru berhenti bekerja. Mi Rye seperti
penyelamat, bagi Alex, Kei dan juga dirinya. Semua orang memiliki masa sulit.
Pria yang
mengganggu Mi Ae, Park Hyung Shik datang ke Paris dan menanyakan Yeo Joo
pada Kei. Kei melihat penampilan Hyung Shik dari atas sampai bawah.
(Hahaha, mungkin dia takut jadi saingan XDD)
Kei melihat Hyung
Shik dan Yeo Joo bicara dari jendela. Ia lalu duduk dikursi dan
berbicara sendiri, "Aku tidak akan mengkhawatirkannya." Kei kemudian
mengambil majalah dan membukanya, tapi pikirannya tidak sedang disitu.
Ia lalu mengintip sedikit lewat dari jendela dan terkejut karena tidak
ada siapa-siapa disana.
Kei lalu
mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Yeo Joo dan ternyata Yeo Joo tidak
membawa ponselnya karena dia meletakkannya diatas meja. Raut wajah Kei
terlihat cemas.
Hyung Shik
menarik lengan Yeo Joo. Yeo Joo kesal dan melepaskan tangannya dari
Hyung Shik. Ia tidak tahu mau dibawa kemana dirinya. Hyung Shik menyuruh
Yeo Joo membuatnya geram seperti hari yang lalu. Dan keluarlah beberapa
pria sambil tersenyum ala preman. Yeo Joo lalu menyuruh mereka untuk
menunggu disana. Ia pun berjalan.
Dan berpura-pura
mengikat tali sepatunya. Hyung Shik meremehkan. Yeo Joo beraksi, ia
menendang kaki Hyung Shik lalu berlari sekuat tenaga. Hyung Shik dkk.
pun mengejarnya.
Yeo Joo
bersembunyi dibalik tong sampah. Begitu kawanan Hyung Shik sudah pergi,
ia pun memutuskan untuk masuk kedalam tong sampah.
Yeo Joo melirik kesana-sini. Ia memastikan tidak ada lagi musuh lalu berdiri. Dan menyadari bahwa ponselnya tidak ada.
Hyung Shik melihat Yeo Joo dan mendekatinya. Ia menarik kerah baju gadis itu dan menunjukkan wajah sangarnya.
Alex membaca buku
yang dibelikan Yeo Joo dan seseorang datang. Kei! Alex tersenyum dan
bertanya apa yang dilakukan Kei. Kei masuk ke dalam ruangan dengan kikuk
dan menanyakan kondisi Alex. Alex mengatakan ia baik-baik saja.
Alex tersenyum. Apa
Kei cemas? Apa terjadi sesuatu? Kei bukanlah tipe orang yang datang
menjenguknya karena mencemaskannya. Kei mendengus lalu mengangguk-angguk
(Aih ampun.. Cute banget sih nih anak >.<)
Alex memanggil,
"Kei" Kei menyahut, "Ya.." Dan suasana menjadi aneh (buatku.. wkk~~)..
Kei bingung, ia lalu mengulurkan tangannya dan menyuruh Alex untuk
mengecek tangannya. Kan Alex bisa tahu segalanya hanya dengan melihat
tangannya. Kei menyuruh untuk mengecek tangannya, siapa tahu ia gila
atau terkena penyakit mental (wakkss~~). Alex mendengus sambil menahan
tawanya. Ponsel Kei berdering, panggilan dari Jin.
Jin berada di
club dengan Ji Soo. Ia bertanya apa Kei melihat Yeo Joo? Kan tadi Kei
orang yang terakhir disalon. Ji Soo ingin Yeo Joo bergabung dengan
mereka, jadi ia menelponnya tapi Yeo Joo tidak mengangkatnya. Ji Soo
berteriak pada Jin, tanyakan padanya mungkin dia tahu Yeo Joo pergi
kemana. Jin pun menanyakan hal itu. Kei tersadar sesuatu, mengenai Hyung
Shik. Ia pun memutuskan untuk pergi.
Kei mencari Yeo
Joo di jalan. Ia pun pergi ke tempat bilyard menemui seseorang. Ia
menanyakan pria dengan luka diwajah pada orang itu.
Di taman bermain
Hyung Shik dkk menahan tangan Yeo Joo. Hyung Shik menanyakan alasan Yeo
Joo mengurusi urusannya dengan Mi Ae. Apa Yeo Joo punya perasaan spesial
pada Mi Ae? Hyung Shik memegang dagu Yeo Joo dan mengatakan Yeo Joo
mirip wanita. Teman Hyung Shik setuju dan memberi saran untuk melepaskan
baju Yeo Joo. Ia pun mulai membuka kancing baju Yeo Joo dan tentu saja
dia memberontak.
Dan tiba-tiba ada
yang melemparkan sepatu ke punggung Hyung Shik, Kei. Ia mengancam Hyung
Shik, "Jika kau ingin tetap berjalan dengan dua kaki, ambil kembali
sepatuku dan enyahlah dari sini." Hyung Shik marah, ia menyuruh
teman-temannya untuk membunuh Kei.Kei dengan mudah mengalahkan teman-teman Hyung Shik. Ia lalu membersihkan kaus kakinya dan tiba-tiba lengannya tersayat oleh pisau yang dipegang Hyung Shik. Kei sempat kesakitan namun ia segera menghabisi Hyung Shik. Yeo Joo terlihat ketakutan, "Kei.." panggilnya.
Kei dan Yeo Joo berjalan. Yeo Joo mengingatkan tentang lengan Kei yang berdarah. Kei berhenti berjalan melihat ke arah Yeo Joo. Ia kesal, "Tidakkah kau mempunyai otak? Kau tidak tahu cara berpikir? Kenapa kau mengikutinya? Kau bahkan tidak tahu cara berkelahi. Apa kau ingin membunuh dirimu atau sesuatu lainnya?"
Yeo Joo menunduk. Ia membela dirinya, "Aku tidak mengikutinya. Dia memaksaku. Apa yang bisa kuperbuat?" Kei hampir berteriak, ia menahan emosinya. Ia marah, "Kau seharusnya membawa ponselmu!" Yeo Joo membela dirinya lagi, ia tidak sempat. Yeo Joo menangis. Kei terlihat bingung, antara cemas, marah, dan sedih.
Alex, Jin, dan Ji Soo menghampiri Yeo Joo. Alex menenangkan. Ia lalu memeluk Yeo Joo dan menepuk punggungnya, "Kau pasti kaget." Dan terlihat wajah Kei yang sepertinya cemburu. "Jika hal ini terulang lagi, aku tidak akan mengkhawatirkanmu lagi. Mengerti?!" ujar Kei. Jin membela Yeo Joo, dia pasti terkejut. Kei pun memutuskan untuk masuk ke Paris.
Kei melihat luka ditangannya. Darah mengucur di telapak tangannya. Ia terlihat kesal sekaligus lega. Yeo Joo sudah membuatnya panik. Ia lalu menghela nafas.
(Eciee~~ Apa artinya nih? Wkkkk~~~~~~)
Mi Ae berjalan dan bertemu dengan Alex. Alex memastikan bahwa wanita yang ada dihadapannya adalah Jeong Mi Ae.
Alex dan Mi Ae berada di cafe. Mi Ae merasa tidak enak hati pada Yeo Joo yang mungkin ketakutan. Alex bertanya apa hanya itu? Ia mengira Mi Ae lebih khawatir padanya lebih dari itu. Mi Ae tersenyum, ia merasa bersalah karena membuat Yeo Joo dalam masalah. Mereka bisa melaporkan hal itu pada polisi, tapi itu bukan urusannya. Ia pun permisi pergi dan tiba-tiba kepalanya sakit. Alex khawatir. Mi Ae tersenyum lagi, ia baik-baik saja.
Jin yang mendengar cerita itu curiga kalau Mi Ae adalah psikopat. Yeo Joo membela, dia tidak seperti itu. Alex bertanya, apa Kei bisa menemukan Hyung Shik lagi? Kei bertanya mengapa? Apa Alex akan melaporkan pria itu ke polisi? Alex membantahnya sambil tersenyum, bukankah Hyung Shik dan Mi Ae saling mengenal sejak lama? Lebih tepatnya sejak SMA dan dia mungkin tahu masalah Mi Ae. Kei tidak mengerti.
Alex menjelaskan, Mi Ae tidak merasakan yang namanya emosi dan juga punya migrain yang cukup parah. Dia mengidap penyakit Alexithymia dimana pasien tidak dapat merasakan maupun mengekspresikan perasaan, rasanya mustahil untuk mengetahui perasaan orang lain. Pada kasus terburuk, mereka bisa mengalami demensia (pikun) dini. Penyakit ini ada yang sejak lahir, tapi sepertinya untuk kasus Mi Ae penyebabnya adalah trauma. Seperti luka lama dari masa lalunya yang menutup emosinya. Menggali masa lalunya adalah salah satu cara menyembuhkannya. Dan mungkin Hyung Shik tahu masa lalu gadis itu.
Alex mendatangi Hyung Shik dan meminta waktunya untuk bicara. Hyung Shik dkk terkejut melihat Kei yang tiba-tiba muncul di kejauhan.
Trauma adalah kata yang sulit dimengerti oleh Hyung Shik. Pria itu sejak awal tahu bahwa Mi Ae tidak normal. Apa Alex dan Kei tahu mengapa Mi Ae memberinya uang?
[Flash Back]
"Teman sekelasnya tidak berbicara dengannya karena dia selalu tampak depresi. Dia berakhir dengan di bully. Aku akhirnya tahu bahwa dia diperkosa ayah tirinya. Dia mau bunuh diri."
Dan terlihatlah Hyung Shik yang menaiki tangga dan melihat Mi Ae tergeletak lemas karena tangannya yang dipotong menggunakan silet.
"Kala itu dia berusia 16 tahun. Sejak saat itu dia sudah begitu. Dia tidak marah atau sedih, seperti sebuah robot."
"Ya.. Setelah dia mendapat pekerjaan di mall, dia terus tersenyum. Tapi, apa kau tahu kenapa senyumnya itu membuatku gila?" Alex bertanya, "Tapi tetap saja, kau memperhatikannya karena kau punya perasaan padanya. Bukan begitu?" Hyung Shik kebingungan. Ia membuat alasan, "Aku mengikutinya untuk mendapatkan uang darinya karena dia berhutang nyawanya padaku." Kei dan Alex tersenyum melihatnya.
Alex mengajak Kei pergi kemudian mengucapkan terima kasih. Hyung Shik masih tergagap, "Aku tahu aku adalah pria yang putus asa. Tapi tolonglah gadis itu. Jika kau membiarkannya, dia mungkin mencoba bunuh diri lagi." Hyung Shik pun pergi.
Yeo Joo tidak menyangka masa lalu Mi Ae begitu kelam. Alex memberi saran untuk membawanya ke dokter, tapi sebelumnya dia harus mengakui masalahnya dan itu tidaklah mudah.
Woo Min datang dan memberi saran, menggunakan sedikit mistis. Anggap saja dia dirasuki oleh hantu, hantu yang jahat. Jadi mereka memerlukan seseorang dengan energi yang murni dan jujur. Jin menganggap hal itu omong kosong, ia meminta seporsi pork pada Woo Min. Woo Min pun pergi.
Mi Rye sepertinya setuju dengan ide Woo Min. Hati seseorang bisa disembuhkan oleh perhatian orang lain. Ia pun menunjuk Yeo Joo sebagai orang itu, yang akan menolong Mi Ae. Yeo Joo menyanggupi.
Saatnya pulang. Mi Rye dan Alex berjalan menuju arah yang sama. Kei berjalan lurus. Yeo Joo memperhatikannya. Jin mengajak Yeo Joo pergi. Yeo Joo menyuruh Jin pergi lebih dulu. Ia pun menyusul Kei. Jin senang, ia akan menemui Ji Soo.
Kei berhenti berjalan karena Yeo Joo memanggilnya. Gadis itu tiba dengan nafas terengah-engah, Kei berjalan terlalu cepat. Kei mengejek kaki Yeo Joo yang pendek. Yeo Joo sedikit kesal, tapi ia berterima kasih. Berterima kasih atas hari itu. Ia lalu menanyakan kondisi lengan Kei. Kei bertanya, kenapa Yeo Joo peduli? Yeo Joo kesal, bagaimana mungkin ia tidak peduli kan dia yang menyebabkan hal itu. Sepertinya Kei sedikit kecewa, "Hanya itu?" Yeo Joo bingung, "Apa?"
Keduanya terdiam. Yeo Joo bertanya, "Menurutmu apa aku bisa menolongnya?" Kei diam. "Aku membicarakan Mi Ae. Aku mengatakan pada Direktur kalau aku bisa menolongnya. Tapi sejujurnya aku tidak tahu. Mungkin seharusnya aku tidak pernah terlibat." Kei bicara, "Bagaimanapun, didunia ini tidak ada yang namanya jawaban yang benar. Pilihlah sesuatu dan buatlah itu menjadi jawabanmu. Maka itu akan menjadi jawaban." Yeo Joo memuji Kei yang terlihat keren, ia mengerti sekarang mengapa Kei memiliki fans. Kei tersipu malu, namun ia segera menepis perasaan itu, "Apa kau gila?" Ia lalu pergi.
Yeo Joo tersenyum. Ia bertanya kemana Kei pergi? (Hahaha.. Kerumah lah non..)
[Diamond Nail]
Yeo Joo pergi ke tempat praktek kuku. Ia melihat dari kejauhan Mi Ae terlihat memegangi kepalanya, mungkin penyakitnya kambuh.
Yeo Joo menaruh tekad. Ia berjalan menghampiri Mi Ae dan menyapanya. Mi Ae tersenyum, apa Yeo Joo baik-baik saja? Yeo Joo mengiyakan, tapi apa Mi Ae benar-benar mencemaskannya? Mi Ae tersenyum kikuk, "Yah.." Yeo Joo ingin kencan dengan Mi Ae (Jiahhh~~), apa Mi Ae punya waktu saat weekend? Mi Ae hanya tersenyum.
Yeo Joo dan Mi Ae berjalan kaki. Yeo Joo berhenti kemudian menghampiri Mi Ae. Ia merebut tas Mi Ae dan melemparkannya ke semak-semak. Mi Ae menatap Yeo Joo. Yeo Joo memancing, "Apa? Kau marah, kan? Apa kau tidak marah?" Mi Ae tersenyum. Ia lalu pergi mencari tasnya. Yeo Joo terkejut melihat reaksinya.
Mi Ae dan Yeo Joo duduk dibangku. Yeo Joo meminta maaf karena sikapnya tadi. Mi Ae tersenyum. Yeo Joo kembali bicara, ia ingin melihat the real Mi Ae bukan senyuman itu tapi hal itu tidak berjalan dengan baik. Yeo Joo berterus terang, Mi Ae sakit sekarang karena luka dalam dihatinya dan membuat pikiran juga hatinya rusak. Dia tidak bisa merasakan berbagai jenis emosi. Ia berpikir jika mencobanya Mi Ae akan membuka pikirannya, mungkin ia salah. Mi Ae merasa lelah, ia pamit pergi. Yeo Joo pun membungkuk. Mi Ae pergi.
Yeo Joo masih duduk dibangku. Ia berpikir sejenak lalu menelpon seseorang.
Orang itu adalah Alex. Yeo Joo mengatakan ia gagal, mungkin ia tidak bisa menolongnya. Alex tersenyum, Yeo Joo tidak boleh kecewa. Penyakit itu memang sulit disembuhkan. Yeo Joo bertanya, apa tidak ada cara untuk menyembuhkannya?
Yeo Joo membawa Mi Ae ke Paris. Ternyata Yeo Joo berpura-pura mengajaknya praktek dan beralasan mempraktekkannya seperti sesungguhnya. Ia pun menyuruh Mi Ae duduk.
Dan dari kejauhan terlihat Alex, Kei, dan Jin mengamati. Mi Ae adalah pelanggan pertama Yeo Joo.
Mereka akan mempraktekkan kuku tempel. Yeo Joo akan memulai. Ia pun mengoleskan krim di tangan Mi Ae. Ia menanyakan pendapat Mi Ae tentang Paris, apa Mi Ae menyukai tempat itu? Mi Ae tersenyum, ia menyukainya. Yeo Joo bertanya, apa Mi Ae tahu mengapa tempat itu dinamakan Paris? Mi Ae terdiam.
Yeo Joo bercerita sambil melakukan tugasnya, "Pertama kali aku mulai bekerja disini, Direktur mengatakan alasannya. Seperti legenda dari Paris.. tujuan kami adalah menghibur dan mengobati luka dari pelanggan. Untuk menolong pelanggan kami, teman kerjaku yang lain terkadang harus berkelahi dan terluka. Terkadang, mereka bahkan dimaki. Melihat semua itu, aku menyadari apa yang dibicarakan Direkturku. Jadi, kali ini aku mau mencoba. Kau adalah pelangganku."
Yeo Joo mulai menghias kuku Mi Ae. Ia bercerita, "Aku tidak punya Ibu. Selain itu, aku juga dari pedesaan. Jadi orang-orang mengejekku. Mereka bahkan mem-bullyku." Mi Ae terkesima mendengarnya. "Waktu berlalu dan aku bertambah besar, aku tidak pernah meninggalkan rumahku. Aku mendapat pekerjaan yang bisa kulakukan sendiri. Dan aku hanya punya satu teman, teman sekamarku. Kupikir aku bahagia waktu itu. Tapi tidak. Karena orang lain, terkadang, aku merasa bagaia, sedih, kesal, marah.. jengkel, kecewa.. dan ketakutan. Tanpa merasakan hal itu, aku tidak benar-benar hidup. Jadi aku memutuskan untuk tidak membiarkan hidup Mi Ae seperti hidupku dulu."
Mi Ae tersentuh, "Bunny.." Yeo Joo melanjutkan, "Aku mendengar dari Hyung Shik apa yang terjadi di masa lalumu. Aku mengerti mengapa kau menutup pikiranmu. Tapi aku sungguh ingin mengajarkanmu bagaimana merasakan emosi-emosi itu. Seperti ini, aku tidak akan membiarkanmu pergi (YJ memegang tangan Mi Ae)."
Yeo Joo tersenyum sambil memasang kukunya. Ia bertanya apa Mi Ae menyukai kuku tempel diamond nya? Tidak ada jawaban. Yeo Joo pun menatap Mi Ae. Gadis itu menangis (saya merinding.. wkkk~~). Ia pun menyentuh pipinya, merasakan air mata yang mengalir dipipinya. Ia bingung dengan hal itu. Dan suara Alex terdengar, "Tubuhmu merasakan."
Alex, Kei, dan Jin berdiri dihadapan keduanya. Alex bicara, "Meskipun pikiranmu tidak merasakan apapun, tapi tubuh dan hati bisa merasakannya. Mereka merasa sakit dan sedih." Mi Ae tersenyum tipis, sejenak. Ia lalu menatap Yeo Joo dengan penuh tekad, "Tolong aku, Bunny. Apa yang harus kulakukan sekarang?" Yeo Joo tersenyum menatap mereka.
Yeo Joo dkk minum bir di cafe Woo Min. Mi Ae pergi ke dokter dan membuatnya mau dirawat. Mi Ae akan membaik. Jin memuji Yeo Joo yang sukses dengan pelanggan pertamanya. Alex memberi selamat pada Yeo Joo yang sudah menjadi bagian dari Paris secara resmi. Yeo Joo dan Alex pun bersulang. Dan tampaklah Kei yang cembukur.. Wkkkk~~
Ponsel Alex berdering. Ia mengangkatnya. Ia menjawab akan pergi. Ekspresi Yeo Joo berubah. Alex mematikan teleponnya. Ia meminta maaf karena pulang duluan. Jin bertanya siapa yang tadi menelpon? Pacarnya? Alex tidak menjawab, ia lalu tersenyum dan menyuruh mereka bersenang-senang.
Kei melihat wajah Yeo Joo yang tampak murung. Ia pun memutuskan untuk pergi.
Jin kesal dengan sikap kedua orang itu. Ia lalu tersenyum lagi dan mengajak Yeo Joo ke club tapi Yeo Joo menolak tawaran itu. Jin memaksa, ia tidak menikmati club karna Yeo Joo.
Jin dan Ji Soo menari di lantai dance. Ji Soo mengajak Yeo Joo untuk bergabung tapi sepertinya Yeo Joo tidak mau. Yeo Joo hanya menggeleng-geleng melihat keduanya dari jauh. Ia sudah tahu akan berakhir seperti itu.
Ji Soo dan Jin duduk dan menyadari Yeo Joo sudah tidak ada disana. Ji Soo pun menelpon Yeo Joo. Yeo Joo menjawab teleponnya.
Ia mengatakan sedang dalam perjalanan pulang. Kenapa Yeo Joo tidak memberitahu mereka? Yeo Joo beralasan bahwa mereka bisa bersenang-senang tanpanya. Ia pun menutup teleponnya.
Jin melirik gadis-gadis yang tengah minum. Mereka terlihat seksi dan cantik sampai-sampai mulut Jin terbuka (ngangap.. wkkk~~). Ji Soo melihat ke arah Jin memandang kemudian memukul Jin. Jin mengelak. Dan Ji Soo sudah terlanjur marah.
Yeo Joo berjalan di area yang tidak dikenalnya. Ia berencana menelpon taxi. Sebuah mobil lewat dan sepertinya Yeo Joo mengenali mobil itu.
Alex keluar dari mobil itu. Apa itu mobil Alex? Sepertinya tidak karena ia berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintunya. Keluarlah Mi Rye dengan ditopang oleh Alex. (o.O) Dan Yeo Joo melihat kejadian itu dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar