Karena kaki Kotoko keseleo saat bertanding dengan Sudou senpai dan Yuko, Naoki mengantar Kotoko pulang ke rumah barunya. Saat keduanya sampai di rumah yang dikira Kotoko rumahnya, Kotoko tekejut ternyata rumah tersebut dihuni oleh seorang kakek.
Alhasil Naoki membawa Kotoko ke kediaman keluarga Irie. Kotoko meminta maaf, Naoki beralasan kalau ia meninggalkan Kotoko dengan kaki terluka begitu, pasti ibunya akan memarahinya lagi. Jadi Kotoko akan menginap di rumah Naoki sampai ia bisa ketemu dengan ayahnya. Kotoko bingung ayahnya kemana. Tetiba Yuki keluar mengeluhkan karena ia akan kehilangan kamarnya lagi dengan adanya Kotoko. #gaya ngambeknya Yuki lucu hihihi.
Ny. Irie menyusul keluar rumah menyapa Naoki dan Kotoko. Ia sudah menduga kalau keduanya bakalan pulang bersama. Kotoko memberitahu Ny. Irie kalau mereka dari rumah baru namun di sana sudah ada yang menempati, ditambah ayahnya tak bisa dihubungi. Ny. Irie bilang kalau ayah Kotoko pergi ke agen perumahan. “Apa? Memangnya ada apa?”tanya Kotoko.
“Kurasa ada kesalahan soal sewanya. Seseorang menandatangani sewa rumah itu sebelum ayahmu.”jawab Ny. Irie, Kotoko hanya bisa melongo mendengarnya. Ny. Irie menjelaskan kemungkinan ayah Kotoko tak bisa dihubungi karena sibuk menelepon agen perusahaan.
“Jadi ayah dan aku kehilangan tempat tinggal lagi? Bagaimana ini?” guman Kotoko, dengan sumringah Ny. Irie menenangkan, kalau Kotoko dan ayahnya bisa tinggal bersama mereka lagi. Kotoko merasa tak enak hati. Ny. Irie berujar akhirnya mereka bisa jadi keluarga. Kotoko terkejut, Naoki tak suka ibunya mengungkit-ungkit hal itu. Ny. Irie pun mengeluarkan kartu trufnya, beliau bilang kalau ia tahu Naoki dan Kotoko sudah berciuman.
Naoki segera melirik Kotoko, dengan cepat Kotoko bilang kalau bukan dirinya yang memberitahu ibu Naoki. “Tidak, itu tidak mungkin. Iya kan, kak?”tanya Yuki tak percaya, kakaknya melakukan hal itu. Naoki tak bisa mengelak lagi, Yuki nampak brokenheart.
“Kalau melihat kalian aku tidak pernah menduganya. Tidak baik mengelabui orang tuamu, lho?”ujar Ny. Irie. Kotoko pun segera bertanya pada Ny. Irie dari mana beliau tahu?.
“Orang yang mendapatkan informasi menaklukkan dunia!”jawab Ny. Irie lalu tertawa bahagia.
Di kamarnya, Ny. Irie tampak selesai menelepon salah satu agen perumahan. Sepertinya Ny. Irie memang sengaja membuat ayah Kotoko tidak bisa menyerah soalnya Ny. Irie memiliki sederet kartu nama agen perumahan. #gomenasai kalau salah.
Kotoko kembali menempati kamar yang ditinggalkannya, yang tak lain kamar Yuki. Kotoko memperhatikan sekeliling kamar yang nampak masih sama seperti sebelum dia pergi, ia pun merebahkan dirinya ke kasur. Tak berapa lama Ny. Irie masuk ke kamar dan bilang kalau ia senang sekali Kotoko kembali. “Bagaimana rasanya kembali ke rumahmu sendiri?”tanyanya.
“Tidak seperti itu, nyonya Irie.”jawab Kotoko lalu menjelaskan kalau ia dan Naoki tidak seperti yang Ny. Irie pikirkan. Kotoko juga menambahkan kalau mereka akan menemukan rumah baru. Dengan sedih ny. Irie berkata kalau ia ragu Kotoko bisa menemukan rumah baru. Kotoko terhenyak, dengan sumringah Ny. Irie segera mendekati Kotoko. Ny. Iria mengatakan kalau ia bertekad ingin menjadikan Kotoko bagian keluarganya apalagi Kotoko dan Naoki sudah berciuman. Kotoko keukeuh kalau hubungannya dengan Naoki bukan seperti itu, apalagi ciuman keduanya hanya kesalahan bahkan mereka tidak pernah berpegangan tangan ataupun kencan. “Jangan putus asa, Kotoko-chan. Meski kau belum melakukannya, kau bisa lakukan itu nantinya! Jika ciuman itu kesalahan...,kau bisa berkencan karena tidak sengaja.”ujar ny. Irie memberi saran. Dengan lesu Kotoko menjawab itu hal yang mustahil. Ny. Irie pun memberi Kotoko misi yaitu berkencan dengan Naoki, lalu beranjak keluar kamar Kotoko.
“Kebetulan aku disuruh kencan dengan Irie-kun. Yah, kalau punya kesempatan aku pasti mau kencan dengannya. Tapi...dia tidak mau...Aku harus bagaimana?”
Di kantin kampus Tonan, Jinko dan Satomi terkejut begitu Kotoko memberitahu kalau dirinya kembali tinggal di rumah keluarga Irie. Kotoko juga bilang kalau Ny. Irie tahu dirinya telah berciuman dengan Naoki. Jinko dan Satomi jadi serba salah. Kotoko pun menyadari kalau kedua sahabatnya inilah yang memberitahu. “Kenapa?”tanya Kotoko. Jinko dan Satomi cepat mengelak kalau itu tak sengaja. Tanpa mereka sadari Kin-chan mendengarnya. “Kotoko, kau berciuman dengan Irie?”tanya Kin-chan hopeless. “Kukira kau sudah menyerah padanya.”pikirnya. Kotoko hanya bisa meminta maaf, mendengar itu Kin-chan berlalu pergi dengan hati yang teriris-iris.
“Ya ampun, itu terlalu berat untuk Kin-chan.”ujar Jinko. Satomi berpikir kalau itu lebih baik untuk Kin-chan tahu. Kotoko tak menyangka Satomi akan berpikir seperti itu.
“Karena kau tidak akan pernah bisa menyerah pada Irie.”tegas Satomi.
Dalam perjalanan pulang, Kotoko teringat kata-kata Satomi.
“Aku yakin kau sudah sadar...kalau kau punya saingan dan halangan. Perasaanmu pada Irie tidak akan pernah berubah. Maka Kin-chan harus menyerah dan bangkit.”
Namun Kotoko juga menyadari kalau Naoki juga tak perhatian padanya, tetiba dari jauh ia melihat Naoki keluar kampus. Ia pun bergegas mencari tempat aman sembari mengamati Naoki yang disusul Yuko.
Yuko mengajak Naoki nonton di hari minggu, tentu saja Kotoko mendengar hal itu.
“Apa? Yuko Matsumoto juga berusaha kencan pertama dengan Irie-kun? Oh, tidak. Aku tidak yakin aku menang.” Tanpa Kotoko sadari Sudo senpai mengendap-endap ikut mengamati, Kotoko terhenyak begitu melihatnya dan bertanya apa yang dilakukannya. Sudo senpai balik bertanya apa yang dilakukan Kotoko di sana. Sudo senpai pun menyadari kalau Kotoko mau melihat Naoki, Kotoko balik menebak kalau Sudo senpai ke sana mau melihat Yuko. Ia juga menyadari kalau Sudo senpai suka Yuko. Sudo senpai segera membekap mulut Kotoko, tanpa sengaja Kotoko keseleo dan keduanya terjatuh dalam pose yang membuat orang salah paham.
Yuko yang melewati keduanya bersama Naoki jadi salah paham. Kotoko berusaha menjelaskan namun kata2 yang tepat tak juga keluar dari mulutnya. “Jadi gosip itu benar.”pikir Yuko, Kotoko tak mengerti maksud Yuko. “Ada sesuatu antara Aihara-san dan Sudo senpai.”jelas Yuko, hal ini membuat Sudo senpai kaget. “Jangan asal bicara !”sanggah Kotoko. Di klub tenis heboh, jadi Yuko mengira kalau alasan Kotoko menyerah pada Naoki karena Sudo senpai. Sudo senpai menanyakan kebenarannya pada Kotoko, Kotoko mengatakan kalau itu tak benar, ini hanya salah paham lalu bermaksud menjelaskan namun Naoki mengatakan kalau ia tak peduli sambil berlalu. Namun baru beberapa langkah, Naoki teringat sesuatu.
“Oh, Matsumoto. Soal yang tadi...hari minggu aku ada waktu, kita bisa nonton bersama.”ujar Naoki. Yuko tak percaya Naoki menerima ajakannya, ia pun mengucapkan terimakasih. Yuko menyusul Naoki, ia pun tersenyum ke arah Kotoko yang bermuram durja. #yaelah ni Naoki bilang aja cemburu, pake acara bilang2 nerima ajakan Yuko di depan Kotoko lagi hahaha.
Kotoko mengelus kakinya yang keseleo tadi, ia duduk di teras kampus bersama Sudo senpai.
Kotoko menyalahkan Sudo senpai karena tiba2 bersandar pada Kotoko. Sudo senpai meminta maaf, ia lupa kalau kaki Kotoko sakit. Sudo senpai juga bilang kalau ia tak tahu ada gosip soal mereka di klub. Kotoko tak percaya begitu saja kalau ada gosip seperti itu, ia berpikir kalau Yuko biang keladinya karena Yuko mau memberi kesan bagus pada Naoki.
“Matsumoto bukan gadis yang berbohong soal kecil begitu!”seru Sudo senpai.
“Senpai benar-benar jatuh cinta pada Matsumoto-san.”
Sudo senpai pun mengutarakan apa yang ada di pikirannya, kalau Kotoko suka Naoki, dirinya suka Yuko sementara Yuko suka Naoki. Sudo senpai menyadari semua cinta bertepuk sebelah tangan. “Menurutmu ini bagus tidak ?”tanyanya.
“Tidak akan ada yang bahagia kalau begitu.”jawab Kotoko cepat. Oleh sebab itu Sudo senpai mengajak Kotoko bekerjasama dan saling membantu. Kotoko yang memang oon, tak mengerti maksud saling membantu yang dimaksud Sudo senpai. Sudo senpai pun membisikkan ke telinga Kotoko rencana mereka.
Dan rencana mereka adalah memata-matai kencan Naoki dan Yuko. Satomi dan Jinko yang diberitahu Kotoko syok mendengarnya. Kotoko menyuruh kedua temannya itu agar tak teriak karena Kotoko tak ingin Kin-chan mendengarnya. Satomi menenangkan, ia merasa kalau Kin-chan sedang libur. Kotoko melihat ke sekeliling kantin untuk memastikannya, batang hidung Kin-chan tak terlihat ia pun lega. Satomi menanyakan apa tujuan Kotoko membuntuti kencan Naoki.
“Aku tidak tahu, tapi aku takut kalau terjadi sesuatu pada mereka. Kalau dipikir-pikir, aku cuma khawatir.”jawab Kotoko sekenanya. Satomi pun segera menjelaskan tujuan Kotoko agar Jinko tak salah paham padanya, dikiranya dirinya tak peduli Kotoko.
“Itu karena dia! Dia membiarkan Yuko Matsumoto mengambill kencan pertamanya, dan...bukan cuma itu, dia akan membuntuti kencan mereka! Itu seperti Sudo senpai dan Kotoko akan berkencan.”ungkap Satomi. Jinko merasa, ia mendengar suara yang aneh. Tapi Satomi agar Jinko diam karena mereka sedang membicarakan hal penting, sementara Kotoko malah menikmati minumannya tanpa menyadari kalau pembicaraan mereka disadap. Di bawah meja mereka duduk terpasang alat penyadap.
Ternyata yang menyadap pembicaraan trio sahabat itu adalah Kin-chan wkwkwk, malang nian nasibmu Kin-chan ~_~. Kin-chan tak percaya Kotoko dan Sudo senpai akan berkencan. Walau hatinya tercabik-cabik Kin-chan masih setia mendengarkan obrolan ketiga gadis itu. Kin-chan mengira Kotoko jatuh cinta dengan Sudo senpai. Kin-chan mengingat-ngingat tempat2 yang disebutkan dalam obrolan. Kin-chan makin melas saat mendengar kotoko bilang kalau kencan di bioskop romantis.
“Apa? Kau pecahkan kodenya?”tanya Kin-chan. Senior Kin-chan balik bertanya apa Kin-chan mau kencan, Kin-chan menjawab tidak.
“Tentu saja. Anak kecil sepertimu tidak akan bisa kencan erotis begini.” sahut sang senior lalu berlalu meninggalkan Kin-chan. Kin-chan syok mendengar kata erotis, #kasian Kin-chan keblinger gegera penyadapannya wkkwkw.
Di kamar Kotoko, ayah meminta maaf pada Kotoko karena belum berhasil menemukan rumah baru setiap menemukan rumah yang bagus orang lain selalu menandatangani sewanya duluan. Dan mereka tetap akan menumpang sementara di rumah keluarga Irie sampai mendapatkan rumah yang baru. Kotoko menenangkan ayahnya, Kotoko bilang ayahnya tak perlu minta maaf karena itu bukan salah ayahnya. Tapi ayah merasa hal itu perlu karena ayah yang memutuskan meninggalkan kediaman keluarga Irie, jadi ia merasa Kotoko jadi kesulitan. Kotoko tertunduk sendu, ia teringat Naoki yang menerima ajakan nonton bersama Yuko.
Melihat wajah sendu putrinya, ayahnya sudah menduganya. Kotoko segera menenangkan, kalau hal itu tak menyulitkan Kotoko. “Aku...Yang jelas, aku mencintai Irie-kun.”ungkap Kotoko.
“Tapi perasaan Naoki-kun...”sela ayah. Kotoko menjawab kalau ia tak peduli.
“Irie-kun mungkin tidak akan pernah mencintaiku. Tapi aku tidak akan menyerah sampai akhir. Ayah selalu bilang begitu kan? Tidak baik menyerah di tengah jalan. Setelah aku meninggalkan rumah ini,aku sadar. Perasaan ini aku tidak akan menyerah lagi.”
Mendengar hal itu ayah mengerti, Kotoko pun meminta ayahnya tak mengkhawatirkannya karena meski ia terluka itu lebih baik daripada tak melakukan apapun dan menyesal kemudian. Lalu ayah bilang kalau Kotoko mirip seperti dirinya.
==Hari Minggu==
Hari minggu pagi, Kotoko sibuk memilih gaun yang akan dikenakannya. Padahal kan dia hanya akan membuntuti Naoki yang kencan dengan Yuko. Setelah dirasa gaun yang dikenakan pas, tanpa sadar Kotoko juga memakai lipstick dan melentikkan bulu matanya, seperti dirinya yang akan pergi kencan, namun Kotoko segera menyadarinya.
“Kenapa aku pakai makeup? Bukan aku yang berkencan dengan Irie-kun. Yang kencan Matsumoto-san.”
Dalam perjalanan menuju bioskop, Kotoko masih memikirkannya.
“Aku juga mau kencan dengan Irie-kun. Pakai pakaian yang bagus dan memakai makeup...
Nonton film dan belanja...Lalu makan malam di restoran mewah.”
Kotoko sampai di tempat pengintaian, ia pun mengamati Yuko yang sudah sampai di lokasi menunggu kedatangan Naoki. Tetiba seseorang mendorong Kotoko, siapa lagi kalau bukan Sudo senpai yang memuji penampilan Yuko. Sudo senpai pun segera menginterogasi Kotoko perihal Naoki, apakah akan Naoki agresif pada seorang gadis. Kotoko menjawab kalau Naoki agak lambat, Sudo senpai menimpali karena itu Kotoko. “Kalau itu si seksi Matsumoto, aku yakin Irie akan...”ucap Sudo senpai namun terhenti karena melihat kedatangan Irie. #kyaaa kenapa cara jalan Naoki bikin doki2 eaaaaa.
Kotoko dan Sudo senpai kembali fokus mengamati pasangan yang bersiap kencan.
Naoki memuji penampilan Yuko yang cantik dengan pakaian yang dikenakannya, Yuko senang mendengarnya. Lain halnya dengan dua pasang mata yang mengintai keduanya, mereka nampak terbakar api semburu. Sudo senpai dan Kotoko akhirnya membuntuti Naoki dan Yuko yang melangkah pergi.
Bener-bener deh, cara mengintai Kotoko dan Sudo senpai aneh banget malah seperti keduanya yang kencan hahaha. Kin-chan yang juga sudah sampai di tempat pertemuan, kehilangan jejak Kotoko karena mereka berselisih jalan.
Sudo senpai dan Kotoko mengikuti Naoki dan Yuko menonton film. Bahkan Kotoko memesan tiket yang duduk di belakang mereka.
Dan malangnya, Kin-chan yang ditemani seniornya salah menuju bioskop hahaha. Masa film yang diputar ‘janda menunggu sia-sia’ hahaha.
Kotoko dan Sudo senpai masuk ke dalam bioskop membawa minuman dan popcorn, keduanya duduk di belakang Naoki dan Yuko. #jadinya seperti Kotoko dan Sudo senpai beneran kencan hahaha.
Yuko yang berpura-pura sedih hendak menyenderkan kepalanya ke bahu Naoki namun Kotoko yang melihatnya segera menghalanginya dengan berpura-pura kalau bukunya jatuh.
Agar tak ketahuan Sudo senpai dan Kotoko bermesra-mesraan dengan suara yang disamarkan hahaha.
“Ya ampun, lebih hati-hati lagi sayang.”ujar Sudou senpai.
“Kau benar, sayang.”balas Kotoko.
Kin-chan masih berdiri di luar bioskop lain bersama seniornya, seniornya mengajak Kin-chan menunggu di dalam saja. Kin-chan bertekad tak akan membiarkan orang lain melakukan hal lebih jauh dari Naoki yang mencium Kotoko.
Melihat Naoki yang anteng2 saja, Yuko berinisiatif memegang tangan Naoki. Kotoko yang melihatnya segera menumpahkan popcorn ke arah mereka. Yuko pun berdiri dan menoleh ke arah Kotoko dan Sudo senpai yang menyembunyikan wajah mereka. Namun Yuko kembali duduk karena penonton yang di belakang komplain tak bisa melihat terhalang Yuko.
Selesai nonton, Naoki mengajak Yuko minum teh. Seperti yang sudah diduga Kotoko dan Sudo senpai mengekor di belakang mereka.
Yuko dan Naoki menikmati teh di sebuah kafe, sembari menikmati minumannya Yuko mengatakan kalau ia sudah tertarik pada Naoki sejak ia masih SMP. Sudo senpai dan Kotoko duduk di samping keduanya. “Orang bilang ada seseorang yang sangat berbakat bermain tenis di Tonan. Bukan cuma itu, dia tampan dan cerdas. Dan ayahmu lulusan Universitas Tokyo dan dia presiden perusahaan, kan? Aku yakin kau akan ikut ujian di kampus lain. Tapi saat kudengar kau ke universitas Tonan...Aku senang sekali.”papar Yuko. Yuko merasa itu takdir. “Benarkah?”pikir Naoki tersenyum menanggapi. Lalu Yuko pun menanyakan tipe gadis yang disukai Naoki, dengan pedenya Kotoko membusungkan dada seperti dirinya yang akan disebut. Ia pun mendekatkan pendengarannya untuk mengetahui tipe gadis yang disukai Naoki.
Naoki menyebutkan tipe gadis yang disukainya, di antaranya cantik, penampilannya bagus,cerdas dan bisa memasak. Kotoko benar2 makjleb mendengarnya, soalnya semua yang disebutkan Naoki bertolak belakang dengan sifatnya hahaha.
Sudo senpai tentu saja mendengar hal, ia pun menenangkan Kotoko. Sudo senpai bilang kalau ia yakin ada hal yang baik pada diri Kotoko. Kotoko menimpali kalau ia baik2 saja, jadi Sudo senpai tak usah memberinya semangat.
Mendengar jawaban Naoki, Yuko optimis kalau dirinya dan Naoki akan menjadi pasangan serasi. Naoki membalas kalau itu mungkin, Kotoko was2 mendengarnya. Yuko mengajak Naoki menemaninya belanja karena mereka masih punya waktu sampai malam. Naoki mengiyakan, Sudo senpai dan Kotoko yang mendengarnya nampak kesal.
Kini mereka sudah berada di sebuah butik, Yuko sibuk memilih baju dan menanyakan pendapat Naoki. Tentu saja Kotoko dan Sudo senpai masih menstalk mereka. Yuko segera mencoba baju yang dipilihkan Naoki, sementara Naoki melihat-lihat kalung. “Kenapa Irie-kun lihat-lihat perhiasan wanita?”pikir Kotoko.
“Jangan bilang dia mau memberikan pada Matsumoto!”tebak Sudo senpai.
Kotoko nampak tak terima karena meski mereka tinggal bersama, Naoki tak pernah memberinya apapun. Tetiba Yuko keluar dan meminta tolong agar Naoki mengancingkan risleting belakangnya. Naoki menuruti permintaan Yuko, Yuko pun mengucapkan terima kasih dan meminta pendapat Naoki. Naoki tak menjawab ia malah mengambilkan kalung dan mengepaskannya untuk Yuko. Kotoko makin hopeless melihatnya, sedangkan Sudo senpai nampak kesal. Yuko memuji selera Naoki, pilihan kalungnya cocok dengan pakaian yang dikenakannya. Naoki menimpali kalau yang memakainya juga cantik.
“Mereka di dunia yang sama sekali berbeda, membuatku pusing.”ujar Sudo senpai.
“Tapi mereka pasangan serasi.”sahut Kotoko, Sudo senpai mengingatkan kalau Kotoko tak boleh mengakuinya dan diiyakan Kotoko.
Sekeluarnya dari butik, Naoki membawakan barang belanjaan Yuko. Kotoko dan Sudo senpai kembali mengikuti keduanya. Dalam perjalanan Yuko bilang kalau ia juga ingin mencari sepatu. Tetiba ada sepeda yang melintas ke Yuko, dengan sigap Naoki menarik Yuko untuk menghindarinya. Hal itu seperti Naoki memeluk Yuko, Kotoko yang melihatnya terlihat sedih. Ia pun memutuskan pulang, tapi Sudo senpai tak setuju. Kotoko berasalan kalau ia tak tahan melihat mereka lagi.
“Tapi kita di sini menghentikan hal yang tidak kita inginkan.”
“Tapi jika mereka saling suka, tidak ada yang bisa kita lakukan. Ini terlalu menyedihkan.” Kotoko minta maaf, lalu pamit pulang dulu.
Karena terlalu buru-buru Kotoko menabrak seorang pejalan kaki yang membawa minuman, minuman itu tumpah mengenai bajunya. Kotoko mencoba meminta maaf tapi laki2 itu marah, Sudo senpai datang membantu Kotoko hendak mengganti biaya pengeringan bajunya. Laki2 itu berteriak tak terima karena kemeja mahalnya kotor. Kotoko dan Sudo senpai terbelalak syok saat laki2 itu bilang harga kemejanya 100.000yen, ditambah Sudo senpai hanya memiliki uang 21.000 yen. Melihat penampilan Kotoko, laki2 itu pun mengajak Kotoko ke kantornya untuk membicarakan masalah itu. Laki2 itu menarik Kotoko, namun Kotoko menolak. “Ini pasti hukumanku karena mencoba menghancurkan kencan orang lain.”
Tetiba pahlawan kita yang tak lain Naoki mengatakan kalau 1.500 yen saja cukup untuk mengeringkan dan membersihkan kemeja lelaki tadi. Yuko tak percaya Kotoko dan Sudo senpai ada di sana. Lelaki itu tak terima, ia pun hendak memukul Naoki namun Naoki selalu berhasil menghindari hingga lelaki itu terjerembab jatuh. Yuko dan Kotoko yang melihat hal itu memuji Naoki yang terlihat keren.
“Kakkoi ne”guman Yuko dan Kotoko bersamaan, saat keduanya menyadari keakraban mereka Yuko dan Kotoko saling membuang muka hahaha.
Naoki meminjam raket dari salah seorang pejalan kaki yang melihat perkelahian mereka, lalu melemparkannya ke arah Sudo senpai. Naoki minta agar Sudo senpai mengurus sisanya.
“Kau sudah mengikuti kita hari ini. Sekarang kau harus tunjukkan pada Matsumoto kehebatanmu dan mengambil hatinya.”saran Naoki, mendengar itu semangat Sudo senpai terbakar apalagi ia memegang raket. Naoki menyerahkan barang belajaan Yuko lalu meminta maaf dan menarik Kotoko lari menjauh, sementara Sudo senpai menghadapi lelaki tadi dengan raketnya. Itu Yuko bagaimana mau suka Sudo senpai ya, lha wong wajah Sudo senpai terlihat sangar begitu hahaha.
Naoki terus menarik tangan Kotoko lari menjauh.
“Aku.. berlari dengan Irie-kun. Aku tidak menyangka”. Entah karena melamun atau saking cepatnya berlari, Kotoko terjatuh. Naoki pun membantu Kotoko bangun lalu keduanya kembali berlari.
“Kuharap waktu bisa berhenti sekarang.”
Keduanya sampai di pinggir laut, Naoki nampak ngos2an. Btw ni jembatan yang dipakai lari Naoki & Kotoko kok mirip jembatan yang di PV Watarebashi yang dinyanyiin Aya Matsura ya?.
Naoki merasa kalau mereka sudah jauh jadi akan aman. Kotoko memberanikan diri bertanya apa Naoki tahu mereka telah mengikutinya. “Kalian terlalu mudah dilihat...Aku bahkan telah melihatmu saat ke lokasi pertama.”
“Jadi kau tahu Sudo senpai suka dengan Matsumoto-san?”
Naoki mengiyakan walaupun kemarin ia merasa Kotoko dan Sudo senpai ada hubungan, namun ia sadar saat melihat Kotoko dan Sudo senpai mengikutinya.
“Saat aku menemukan kalian reaksi kalian lucu sekali.”ujar Naoki yang tak dapat menahan tawa. Kotoko segera membungkuk minta maaf. “Saat kudengar kau kencan dengan Matsumoto-san.Aku tidak punya pilihan...Karena itu..Tapi jika kau suka dengan Matsumoto-san...Aku sungguh menghancurkan kencanmu.”cerocos Kotoko, tapi nampaknya Naoki tak peduli ia malah bertanya Kotoko mau pergi ke mana?. Kotoko terbengong-bengong mendengarnya.
Melihat reaksi Kotoko yang lambat Naoki hanya bisa bilang kalau ia akan pulang lalu melangkah pergi. Beruntungnya Kotoko segera tersadar dan menghentikan langkah Naoki.
“Aku mau! Aku mau! Aku mau! Aku mau pergi!”rengek Kotoko.
“Kita mau kemana?”tanya Naoki. Kotoko ingin ke bioskop namun mereka sudah nonton. Ia pun mengajak Naoki pergi belanja dan makan malam di restoran mewah. Naoki mengingatkan apa mereka akan pergi dengan penampilan Kotoko yang berantakan, baju Kotoko tersiram minuman lelaki yang ditabraknya tadi. Kotoko menyadari hal itu akan membuat Naoki malu, tak ingin melihat Kotoko hopeless Naoki menyuruh Kotoko mengikutinya. Kotoko semangat sekali menerima ajakan Naoki.
Ternyata Naoki mengajak Kotoko melihat pemandangan di jembatan. Kotoko nampak bersemangat sekali melihat pemandangan indah di depan matanya tanpa menyadari Naoki sudah menghilang. Kotoko pun segera mencari Naoki dan memanggil-manggil namanya. Kotoko berlari kesana-kemari namun tak jua menemukan Naoki hingga ia kembali ke tempat semula. Melihat pemandangan di jembatan dan matahari tenggelam.
“Mungkin aku dipermainkan Irie-kun lagi.” Tetiba Naoki sudah di sampingnya dan menyodorkan sebungkus hamburger. “Kau tidak bisa ke restoran seperti itu. Ini makan malammu.”ujarnya.
Keduanya duduk di bangku, Kotoko menikmati hamburger yang dibelikan Naoki. Kotoko bilang hamburgernya enak, Naoki menimpali apapun rasanya enak jika Kotoko lapar.
“Tidak...Walau makanan Perancis, atau Italia atau restoran Cina... tidak akan lebih enak dari hamburger ini.” Naoki bangkit dari duduknya diikuti Kotoko.
“Aku tidak pernah punya hal besar sampai sekarang. Tapi mulai saat kau memberiku surat cinta saat SMA...hampir setiap hari, ada masalah besar dan frustrasi. Kurasa kau adalah cobaan yang diberikan padaku.”ungkap Naoki. Kotoko tak mengerti yang dimaksud Naoki dengan cobaan.
“Karena aku panik saat cobaan pertama yang ada dalam hidupku...Aku berusaha sekuat tenaga untuk kabur.”
“Jangan perlakukan aku seperti penyakit.”balas Kotoko.
“Tapi aku sadar hidupku tambah menarik...saat aku menghadapi tantangan daripada tidak ada kesulitan. Terima kasih.”ucap Naoki, Kotoko bengong tak mengerti maksud Naoki.
“Tidak apa-apa jika kau tidak mengerti.”
“Aku paham. Aku tidak bodoh.”sela Kotoko. “Yang kau katakan adalah...kau coba menjauh dariku. Tapi saat kau memikirkannya lagi...” Kotoko pun menyadari sesuatu, ia mengira kalau Naoki akan menikahinya dan saat ini Naoki sedang melamarnya wkwkwkwk.
“Bodoh, mana mungkin aku sampai sejauh itu?”seru Naoki, yang dibenarkan Kotoko.
Naoki pun menjelaskan kalau ia tak keberatan Kotoko tinggal di rumahnya.
“Jadi...kau tidak membenciku?”tanya Kotoko.
“Aku punya banyak masalah saat bersamamu, tapi aku tidak membencimu.”
Kotoko terharu mendengarnya sampai ia tak bisa menahan air matanya.
“Bukan cuma pakaianmu, wajahmu nanti juga kotor.”ucap Naoki mengingatkan.
Tetap saja Kotoko tak bisa menahan air mata bahagianya, dengan lembut Naoki mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya pada Kotoko. #eh, selampenya malah buat lap ingus bwahahaha. Naoki pun curi-curi pandang gitu deh.
Kin-chan yang juga tak menemukan Kotoko, masih berdiri di luar bioskop yang ditunjukkan seniornya.
Kotoko mematut di kaca, melihat wajahnya yang sudah kusut. Ia pun mencuci muka.
“Tidak terduga, Irie-kun dan aku melakukan kencan pertama kami. Jauh berbeda dari yang kubayangkan. Tapi lebih dari saat kita berciuman pertama kalinya...lebih dari saat ia menggenggam tanganku pertama kalinya...Aku merasa Irie-kun sangat dekat padaku.” Kotoko tersenyum bahagia mengingatnya.
Selesai membersihkan diri, Kotoko turun menuju ruang keluarga. Di tangga ia mendengar suara ny. Irie yang berseru kalau ia tak setuju Naoki pergi. Kotoko terbelalak kanget mendengarnya.
“Yah, seorang pria harus mengalami hal itu. Jika itu yang Naoki inginkan...mungkin itu bagus baginya untuk pindah dan hidup sendiri.”pikir Tn. Irie yang setuju Naoki hidup sendiri.
Naoki mengucapkan terima kasih atas pengertian ayahnya.
“Irie-kun akan pindah dan akan tinggal sendiri? Tapi dia bilang dia tidak keberatan tinggal bersama denganku. Kenapa? Apa yang terjadi? Mungkin Irie-kun membenciku. Karena ia segera pindah setelah kami kembali."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar