~Pukulan Ahli Cinta~
Ny. Irie protes mendengar keputusan Ayah Kotoko untuk keluar dari rumah
keluarga Irie. Dia tidak ingin berpisah dengan Kotoko. Ny. Irie sangat
menyukai Kotoko mulai dari sikap cheerfullnya, ramah dan
menyenangkannya. Tapi Ayah Kotoko berpikiran lain, dia tidak ingin lebih
lama lagi menyalahgunakan kebaikan keluarga Irie, dan juga
mempertimbangkan hubungan Kotoko dan Naoki. Ayah Kotoko tidak ingin
lebih lama lagi melihat Kotoko semakin menderita karena menyukai Naoki.
Ny. Irie bukannya tak rela mengijinkan gadis lain datang ke rumahnya
sebagai kekasih Naoki, tapi dia sangat menyukai semangat dan keberanian
Kotoko juga kecantikannya. Ny. Irie menangis dipelukan suaminya, dia
akan merasa sangat kehilangan Kotoko.Yuki menguping pembicaraan orang tuanya tentang Kotoko dan Ayahnya yang akan segera pindah. Dia pun segera berlari ke kamar Naoki dan menyampaikan kabar gembira itu. Yuki sepertinya sangat senang dengan kabar Kotoko yang akan pindah. Selama ini Kotoko telah memberi banyak masalah pada Yuki dan Naoki dan sekarang, dia akan pindah? Yuki senang bukan main. Tapi tanggapan Naoki sangat dingin. Dia seolah tak peduli dengan kabar kepindahan Kotoko, karena memang sebelumnya pun dia sudah tahu.
Kotoko menatap Apartemen kecil itu dengan perasaan sedih, bukan karena sempitnya ruangan itu tapi hampanya hati Kotoko, karena mulai hari ini dia akan tinggal di rumah yang tidak ada Naoki di dalamnya. “Mulai hari ini, hidupku tanpa Irie-kun di mulai.”
Kotoko berkata, Ayahnya mengatakan satu poin penting yang selama ini tidak disadarinya. Ayah telah memperhatikan Kotoko dan Naoki cukup lama, dan yang dia perhatikan Naoki sama sekali tidak tertarik pada Kotoko, itulah sebabnya Kotoko harus berhenti. Kotoko memantapkan hatinya bahwa dia akan menyerah pada perasaannya terhadap Naoki. Dia akan melupakan Naoki dan tidak akan berusaha masuk jurusan yang sama dengan Naoki, dia akan menjalani kehidupan kuliahnya dengan bahagia dan mencari pacar yang baik.
Kotoko berteriak, “Tidaaak” Kotoko masuk ke dalam dan menyalakan lampu, dia bergunam pada dirinya sendiri bahwa dia sudah memutuskan untuk melupakan Naoki dan tidak akan kembali ke rumah keluarga Irie.
Di klub tenis, Kotoko masih digembleng dengan latihan fisik dengan melakukan push up sebanyak 100 kali bersama para anggota baru lainnya oleh Sudo senpai. Setelah push up mereka genap 100 kali, Sudo senpai merasa bangga pada semua anggota baru, karena mereka telah bertahan hingga sejauh ini, untuk memberikan apresiasinya Sudo senpai akan memberikan hadiah pada mereka, dengan mengijinkan mereka semua masuk lapangan. Kotoko luar biasa senang mendengarnya begitu juga dengan anggota baru yang lainnya. Kotoko memang diijinkan masuk lapangan tenis, tapi ternyata bukan untuk berlatih main tenis. Dia hanya bertugas untuk menunguti bola para anggota lain yang berlatih. Kotoko merasa frustasi dengan hal ini, apalagi ada orang yang sengaja memukul bola ke arahnya, siapalagi jika bukan Yuko Matsumoto
Yuko menghampiri Kotoko dan berkata sepertinya Kotoko belum menyerah juga ya? Kotoko berpura-pura tidak mengerti. Yuko berkata jika dia jadi Kotoko dia tidak akan tahan harus latihan fisik dan memunguti bola apalagi Naoki juga tidak pernah datang untuk berlatih. Kotoko beralasan, dia tidak melakukan semua itu demi Naoki. Benarkah? Yuko kemudian menunjuk ke deretan bola yang harus dipungut Kotoko, melihat hal itu Kotoko jadi hopeless.
Dengan tak bersemangat Kotoko memunguti bola tenis itu satu persatu hingga ada kaki yang menginjak bola yang sedang dia punguti. Kotoko kesal, namun saat tahu siapa pemiliki Kaki tersebut. Kotoko kaget bercampur senang. Ternyata Naoki yang datang. Kotoko bertanya untuk apa Naoki datang? Tentu saja untuk berlatih karena dia adalah anggota klub tenis. Naoki malah mencemooh ternyata Kotoko masih saja memunguti bola.
Yuko mengajak Naoki untuk latihan bersama, namun Sudo senpai terlanjur melihat Naoki. Dia mengambil raketnya dan muncullah hasratnya untuk bertanding tenis dengan Naoki. Sudo mengajak Naoki untuk bertanding tenis, tapi Naoki mengingatkan dia tidak ingin mempermalukan Sudo senpai lagi. Sudo senpai merasa Naoki terlalu percaya diri, dia akan mengajukan syarat kaau begitu, bagaimana dengan bermain ganda? Sudo senpai akan berpasangan dengan Yuko Matsumoto dan Naoki akan berpasangan dengan,,,,, Aihara Kotoko. Naoki syok mendengarnya, Kotoko? Sudo senpai pasti bercanda kan? Kotoko saja kaget mendengarnya. Menurut Sudo senpai, itu adalah kondisi yang sangat adil, Matsumoto dan Aihara sama-sama anggota baru dalam tim tenis.
Naoki mengeluhkan masalah ini karena dia tahu kemampuan Kotoko dan Yuko sangat berbeda jauh. Noki berkata, “Jika kau bisa bermain ganda dengan orang seperti dia, kau bisa menjadi juara dunia” Kotoko meringis dan mengingatkan Naoki agar tidak terlalu jauh mengejeknya. Yuko berkomentar tapi itu benarkan? Kotoko tak bisa berkutik lagi.
Sudo senpai tidak mendengar protes, Naoki sudah berjanji akan menerima syarat apapun, jadi dia segera menyuruh Yuko dan Kotoko masuk ke lapangan tenis. Naoki masih bingung apakah dia benar-benar harus bermain ganda dengan Kotoko? Sudo senpai memanas-manasi apakah Naoki ingin membatalkan pertandingan mereka hanya karena berpasangan dengan Kotoko? Sebagai lelaki rasanya itu sangat kasihan. Naoki kesal dan akhirnya memilih melakukan syarat dari senpainya itu.
Naoki mengingatkan Kotoko agar dia tidak pernah memukul bola. Kotoko masih bingung, haruskah mereka melakukan hal itu? Tidak ada pilihan lain, mereka tidak bisa kembali, Naoki berkata, “Bagaimanapun, yang perlu kamu lakukan hanyalah berdiri. Tapi jangan pernah melewati jalanku, mengerti?” Kotoko tercengang, kata-kata jangan pernah melewati jalanku terus terngiang di telinganya, sepertinya Naoki pernah mengatakan itu saat mereka masih SMA.
Pertandingan pun dimulai. Naoki, Yuko dan Sudo senpai penuh dengan semangat untuk bertanding, sementara Kotoko ketakutan sendirian. Pertandinganpun berlangsung dengan tidak seimbang, apalagi Sudo senpai sering mengarahkan bola pada Kotoko, tapi dia tidak pernah berhasil untuk mengembalikan bolanya, jika tidak menghindari bola, Kotoko berakhir dengan bola yang mengenai tubuhnya.
Meskipun Naoki sudah mengatur strategi agar Kotoko tidak memukul bola, Sudo senpai malah sengaja mengarahkan bola selalu kepada Kotoko, begitu juga dengan Yuko, maka pundi-pundi skor pun diperoleh dengan mudah oleh pasangan Sudo senpai dan Yuko. Bahkan setelah pindah tempatpun pasangan Naoki dan Kotoko sama sekali tidak beruntung. Bola terakhir yang di arahkan Sudo senpai pada Kotoko sebenarnya telah siap dipukul oleh Kotoko, namun Naoki mencegahnya dan berkata biar dia yang memukul. Sungguh disayangkan bola tersebut akhirnya tidak terpukul oleh Naoki dan pasangan Naoki Kotoko kalah telak.
Pertandingan berakhir, Sudo senpai mengejek Naoki dan merasa pertandingan tadi sangat menyenangkan. Dia menggoda Naoki agar minggu depan mereka kembali melakukan dengan pasangan yang sama. Naoki tahu Sudo senpai sedang mengejeknya, Naoki pun menyanggupinya dan berkata minggu depan dia akan mempermalukan Sudo senpai. Mendengar kepercayaan diri Naoki, Sudo senpai jadi kesal dan akhirnya mmeutuskan bahwa mereka akan kembali bertanding dengan pasangan yang sama minggu depan. Sudo Senpai berkata, “Ayo bertanding lagi minggu depan di waktu yang sama. Baiklah, Matsumoto? Aihara?”
Yuko dan Kotoko sama-sama menjawab iya, tapi setelah yang lain pergi, Kotoko jadi bingung sendiri, dia akan kembali bermain ganda dengan Naoki?? Yeeee??? Kotoko hanya bisa berteriak, “Oh,,, Tidaaakkk”
Satomi dan Jinko kaget saat mendengar Kotoko dan Naoki akan bermain ganda lagi. “Apa? kau akan bermain ganda dengan Irie?” Jinko dan Satomi menanyakannya bersamaan. Kotoko kaget dan menjawab “ya “ dengan lemas. Jinko berkata, “Yang terpenting adalah kalian akan latihan tenis bersama” Satomi langsung menimpali, “Apakah kau tidak apa-apa Kotoko? padahal Kamu telah memutuskan untuk melupakan Irie. Bagaimana kamu akan melupakannya jika bertemu setiap hari?” Jinko meracau itu tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.
Kotoko mengeluh, “Sebenarnya aku tidak yakin aku bisa” Jinko menambahkan, “Tentu saja, kalian kan sudah berciuman” Kotoko membenarkan perkataan Jinko dengan memasang wajah jeleknya. Jinko berkata, “Tapi di sisi lain, ini adalah kesempatan kesempatan bagus untukmu. Dengan melakukan sesuatu bersama, Irie mungkin akan merubah hatinya”
Kotoko menyangsikannya, dia merasa dia tidak bisa mengalahkan orang-orang seperti mereka, maksudnya Sudo senpai dan Yuko. Kotoko mengeluhkan hal lain, “Bukan itu saja... Irie-kun dan aku sudah melakukan banyak hal bersama. Dia membantuku belajar untuk ujian akhir di SMA... dan mengerjakan tugas selama libur musim panas. Tapi perasaan Irie-kun tidak pernah berubah”
Jinko dan Satomi membenarkan. Satomi kasian pada Kotoko, “Mungkin akan menjadi minggu yang melelahkan untukmu” karena selama seminggu Kotoko harus berlatih tenis bersama Naoki. Tapi bagaimanapun, Kotoko merasa dia tidak bisa lari terus dari Naoki. “Aku akan berjuang bermain tenis juga melupakan Irie-kun” Kotoko sangat yakin dengan semangatnya itu. Jinko dan Satomi tak bisa berkata-kata lagi, kita lihat saja nanti apakah Kotoko akan berhasil?
Kotoko mengendap-endap masuk ke lapangan tenis, namun di depan pintu masuk telah berdiri Naoki yang berseru kalau Kotoko terlambat. Kotoko yang ketakutan segera mengambil nafas dan meminta maaf lalu mencoba mengungkapkan alasannya, ia terlambat karena ada jam tambahan. Namun Naoki tak mau mendengar alasan Kotoko, lalu segera mengajak Kotoko latihan. Tiba-tiba bola tenis melayang ke arah mereka, beruntungnya tak mengenai keduanya. Siapa lagi kalau bukan Sudo senpai yang melempar. #ajagile lemparan bolanya kayak milik Kaido senpai di The Prince of Tennis hahaha.
Sudo senpai menyuruh Naoki dan Kotoko tetap berdiri di tempat. “Aihara tidak pernah lulus latihan, sehingga aku tak bisa mengizinkan dia latihan bermain tennis” ujar Sudo senpai seraya menghampiri Naoki dan Kotoko. Sudo senpai bilang kalau Kotoko harus mengumpulkan bola bukan latihan tenis, Naoki berkomentar kalau mereka hanya punya waktu seminggu. #kalau mungutin bola terus kapan latihannya hahaha. Sudo senpai keukeuh kalau peraturan tetap peraturan jadi Kotoko tetap tidak bisa bermain di lapangan. Ia juga segera menyuruh Kotoko mengumpulkan bola. Kotoko yang memasang muka memelas mau tak mau menuruti kata2 Sudo senpai.
Mendengar kata2 Sudo senpai, salah satu anggota klub tenis yang berlatih di lapangan berujar kalau Sudo senpai bersikap tak dewasa, dan berpikir kalau Sudo senpai melakukan itu karena tak ingin kalah dari Naoki.
Kotoko meminta maaf pada Naoki, lalu bergegas mengumpulkan bola. Kotoko semangat 45 memunguti bola yang bertebaran. Tapi tiba-tiba Naoki malah memukul bolanya ke arah keranjang hingga membuat Kotoko kaget terjatuh dan bola yang dikumpulkannya berjatuhan.
Naoki menyuruh Kotoko agar hanya berfokus pada bola. “Jangan lihat lapangan saat kau mengambil bola. Buka matamu dan lihat bolanya”ujar Naoki memberi saran. Naoki juga menambahkan hal apa saja yang harus Kotoko lakukan saat bolanya datang. Kotoko mengerti apa yang dikatakan Naoki, ia pun mengingat-ingat apa yang disarankan Naoki. Membuka mata dan melihat bolanya.
Walau hujan gerimis ternyata latihan tetap berlangsung, kini kedua telah berada di luar lapangan. Naoki melihat Kotoko yang berlatih mengayunkan raket dan menginstruksikan gerakan yang harus Kotoko lakukan. Kotoko mencoba berseloroh kalau gerakannya melambat karena hujan, namun Naoki berseru agar Kotoko tetap fokus.
“Hey, kau latihan tenis begitu keras karena kau ingin bersama Irie?”tanya Kin-chan. Kotoko merasa tertohok dengan pertanyaan Kin-chan, Kin-chan menebak kalau Kotoko tak bisa melupakan Naoki.
“Dia bilang ‘jangan halangi aku’”jawab Kotoko lalu mengatakan kalau Kin-chan pernah bilang ‘hari ini ulang tahun Kotoko yang baru’. Kotoko melanjutkan sebagai orang yang terlahir kembali, ia ingin berhenti menghalangi Naoki. Ditambah ia sudah bilang kalau ia akan melupakan Naoki namun dirinya sadar ia hanya pura-pura tegar. Kin-chan terhenyak seperti kehilangan harapan menyadari perubahan ekspresi Kin-chan, Kotoko tak bisa berbohong. Ia pun berterus terang kalau ia tak bisa melupakan Naoki.
Keesokannya pagi2 sekali masih dibawah arahan Naoki, Kotoko berlatih mengayun raket di dalam lapangan. Hal itu terus berlangsung beberapa hari ke depan di waktu pagi dan malam hingga sebagai simulasi Naoki yang jadi lawan Kotoko. Suatu waktu, Yuko melihat keduanya dari luar lapangan. Ia nampak terlihat tak suka melihat pemandangan di depan matanya.
“Kami kira Kotoko dan Irie-kun akan berakhir bersama”ucap Jinko menenangkan. “Nyatanya mereka sangat dekat bahkan mereka pernah ciuman”lanjut Jinko keceplosan, Satomi yang ingin menghentikan terlambat. Ny. Irie yang terlanjur mendengarnya segera memastikan apakah maksud mereka ‘ciuman’ beneran. Jinko dan Satomi mengangguk mengiyakan, Ny. Irie syok mendengarnya namun ia tak kuasa mengungkapkan kegembiraannya.
“Tidak apa2. Aku tidak ingin melihatnya di kampus lagi. Aku memutuskan membawa Kotoko kembali ke rumah kami”ujar Ny. Irie penuh tekad. Jinko dan Satomi terkejut mendengarnya lalu Satomi mengungkapkan kalau sekarang Kotoko berusaha keras melupakan Naoki.
Ny. Irie menenangkan kalau Kotoko tak perlu melupakan Naoki, secara keduanya sudah berciuman. Ny. Irie sudah tak peduli dengan apapun yang Naoki katakan, dengan tekad baja Ny. Irie memastikan ia akan membawa Kotoko kembali ke rumahnya.
“Untuk pertama kalinya aku berhasil. Aku bisa”serunya, Kotoko yang menyadari apa yang dilakukannya ditambah melihat tatapan dingin Naoki, ia pun segera melepaskan pelukannya dan meminta maaf.
“Anak kecil saja bisa belajar cara servis dalam sehari”celetuk Naoki. Kotoko tertawa miris membenarkannya.
“Menyenangkan rasanya kau punya banyak hal menarik dalam hidupmu” Kotoko bengong tak mengerti maksud kata2 Naoki. Sembari menservis bola, Naoki mengatakan terkadang ia iri pada Kotoko. Naoki pun kembali menyuruh Kotoko berlatih menservis bola.
Kotoko pamit pada ayahnya berangkat ke kampus, ayahnya segera memanggil Kotoko begitu teringat sesuatu. Ayah Kotoko memberitahu kalau hari itu mereka bisa pindah ke rumah baru. Kotoko mengerti, lalu ayahnya berpesan jika Kotoko pulang bisa langsung ke rumah baru tanpa harus ke apartemen dulu.
Kotoko mengiyakan, Kin-chan pun menyodorkon bento yang dibuatnya untuk keberuntungan Kotoko hari itu. Dan taraaaaa….Kin-chan membuatkan Kotoko, roti isi katsu yang berarti menang. Kotoko terharu lalu mengucapkan terima kasih.
Di tempat ganti pakaian, Kotoko nampak menikmati roti isi buatan Kin-chan.
“Kenapa kau begitu santai?”tanya Yuko yang melihat Kotoko tenang2 saja. Kotoko menjawab kalau ia makan roti isi sebagai keberuntungan.
“Jika takhayul itu sungguhan, tidak akan ada yang kalah”celetuk Yuko. “Hey, kau tidak tahu berapa banyak masalah yang kau buat untuk Irie-kun?”ujar Yuko mengingatkan. Kotoko menimpali kalau ia berusaha untuk tak memberi Naoki masalah. Yuko membalas usaha yang Kotoko lakukan jadi masalah. “Di pertandingan terakhir hari ini..Irie-kun sendiri akan dipermalukan. Dan dia menyia-nyiakan waktunya karena melatihmu. Kau yang memberi orang yang kau cintai banyak masalah. Bisa-bisanya kau tidak menyesalinya?”ujar Yuko lalu mengambil tas dan raketnya beranjak keluar ruangan. Kotoko seperti tertohok dengan kata2 Yuko tadi, ia berusaha tak memikirkannya.
Yuko menenangkan, walau begitu Kotoko tak bisa memukul ke arah sisi yang seharusnya, jadi pasti mereka akan menyerah. Tetap saja Sudo senpai kesal karena itu menyangkut harga dirinya, lalu Sudo senpai menyuruh Yuko fokus pada Kotoko. Maksudnya keduanya fokus mengarahkan bola ke arah Kotoko agar mereka menang.
Kotoko meminta maaf karena mereka jadi kalah, dengan cool-nya Naoki bilang kalau dari awal ia merasa mereka tak akan menang. Hahaha benar2 makjleb.
“Tuhan, kalau aku bilang aku tambah menyukai Irie-kun apa Engkau akan marah?”.
Naoki masih tak percaya karena Kotoko sudah bilang seperti itu beberapa kali. Jadi lebih baik mereka naik taksi saja, tapi menurut Kotoko itu buang2 uang.
“Pikirkan aku juga”ucap Naoki, Kotoko mengiyakan. Sepertinya Kotoko sengaja deh mereka jalan kaki biar ia bisa terus2 dekat2 Naoki hahaha.
“Irie-kun, selama pertandingan saat aku memukul bola Sudo-san. Kau memanggil namaku kan?”tanya Kotoko.
“Masa sih?”jawab Naoki cuek.
“Kau memanggil namaku pertama kalinya”ucap Kotoko senang.
“Sudah kubilang, aku tidak ingat. Aku hanya konsentrasi di pertandingan”elak Naoki.
Namun Kotoko tetap saja berbunga-bunga, keduanya pun sampai di depan rumah baru Kotoko. Kotoko memencet bel rumahnya, Naoki pun pamit pergi namun Kotoko menahannya.
Naoki bertanya apa orang itu kakek Kotoko, Kotoko menjawab kalau ia tak tahu.
“Maaf, anda siapa?”tanya Kotoko. Kakek itu merasa Kotoko tak sopan padanya, ia pun menghampiri Kotoko dan Naoki. Kakek itu balik bertanya siapa Kotoko.
Kotoko menjawab kalau ia tinggal di rumah itu, kakek bilang kalau itu rumahnya.
“Tidak mungkin. Aku rasa rumah ini sungguh rumahku. Aku pernah ke sini”pikir Kotoko sembari memperhatikan sekeliling. Kakek menegaskan kalau itu rumahnya.
~~~bersambung~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar