"Tolonglah jangan dengan Hyun Soo, Jung In, Kamu tidak tahu betapa Hyun Soo berarti buat Bibi. Tolonglah Jung In", pinta Geum Ja
Jung In sedih, dia juga balik memohon
"Bibi saya tahu saya tidak sempurna. saya akan berusaha sebaik-baiknya", pinta Jung In sambil berkaca-kaca.
"Jangan, jangan..bukan begitu. Tolong Jung In, Bibi memohon padamu", Geum Ja menangis
Jung In juga menangis.
Hyun Soo ingin memperlihatkan mozaik hasil karyanya pada Jung In. Dia meng-sms Jung In
"Sayangku, keluarlah ke halaman belakang"
Jung In membaca sms dari Hyun Soo, tapi Jung In tertunduk, tangisannya semakin menjadi, Jung In dilema.
Hyun Soo menunggu Jung In tapi tak kunjung keluar. Saat benar-benar larut, saat Hyun Soo sudah tidak ada Jung In keluar melihat mozaik karya Hyun Soo untuknya.
Dia terharu tapi juga ingin menangis.
Ji Soo mengajak Sung Joon naik motor sportnya. Dia membawa Sung Joon ngebut dengan motornya ke tempat gang motornya dulu. Ji Soo ingin Sung Joon mengetahui masa lalunya. karena bagaimanapun dia tidak bisa lepas dari masa lalunya.
Ji Soo maju menemui gang lamanya. Sung Joon sembunyi takut (ni ajushi ga bisa berantem hehe). Ji Soo menantang pacar lamanya, dia kesal karena tidak dibiarkan hidup tenang dan baik. Tapi Ji Soo harus melawan sekumpulan gang motor itu, Ji Soo melindungi dirinya dengang tongkat berapi.
Tapi Ji Soo hanya sendirian tidak sanggup melawan mereka.
Sung Joon memberanikan diri maju, dia melindungi tubuh Ji Soo dan kembali dihajar habis-habisan
Pagi hari Jung In tidak turun berolahraga. Sung joon juka tidak terlihat karena tertidur di rumah Ji Soo. Ibunya Joo Hee menengok Jung In, Joo Hee cemas dan kasihan melihat anaknya agak demam dan pucat
"Ini pasti karena Hyun Soo ya", Joo Hee prihatin
Hyun Soo cemas mengetahui Jung In sakit, dia ingin naik ke kamar Jung In menengoknya. Geum ja melarangnya, Hyun Soo bersikeras. Hubungan ibu dan anak yang tadinya dekat jadi mulai tegang.
Jung In buru-buru turun dari kamarnya, di depan Geum Ja dia berkata sudah baikan.
Jung In menemui Geum Ja di kamarnya. Geum Ja mempersilakannya masuk dengan baik-baik.
"Bagaimana Jung In, kau sudah memikirkan permintaanku semalam khan?", kata geum Ja bersikap manis
Geum Ja berkata bahwa dia bisa mati frustasi karena ini.
"Bibi, aku lebih memilih jika kau memukulku saja. Saya tau saya tak pantas menyukai Oppa Hyun Soo, dan saya tahu Bibi sulit menerima saya. api saya tidak benani putus dari Hyun Soo", kata JUng In terus terang
Geum ja kecewa dan tidak terima.
"Bagaimanapun Bibi memperlakukan saya , saya coba bersabar sampai Bibi mengijinkan kita", tambah Jung In.
Geum Ja benar-benar frustasi dan kesal
"Jadi maksudmu akhirnya kau akan bertindak sesuai keinginanmu iya?!", seru geum Ja
Jung In mengangguk. Geum Ja marah.
"Kau benar-benar tidak berubah. Sama seperti kau baru datang ke rumah ini, berbuat sesukamu dan tidak menghormati orang yang lebih tua!"
Saat makan pagi, Geum Ja tiba-tiba terlihat baik pada Jung In, dia juga menyediakan bubur untuk Jung In untuk dibawa bekal ke tempat kerja. Seo Jung Kil menyindir Geum ja bahwa kalau Geum Ja baik malah terlihat menakutkan. Hyun Soo juga jadi curiga. Di dapur, Geum Ja dan Jung Kil bersepakat untuk tidak akan berbesanan. Tapi Jung Kil memberi saran pada Geum Ja agar jangan secara frontal menentang mereka.
"Nanti mereka malah nekad seperti Romeo dan Juliet, lebih baik kita pisahkan mereka dan biarkan mereka putus dengan sendirinya", kata Jung Kil
Tapi Geum Ja tahu itu cuma akal-akalan Jung Kil ingin memperoleh rumahnya kembali.
Hyun Soo bertemu Jung In di halaman belakang. Jung In sudah melihat karya hyun soo tadi malam setelah hyun soo tidur. Hyun Soo bertanya apa ada masalah antara Jung In dan ibunya. Tapi Jung In tidak mau bicara apa-apa.
Hyun Soo lalu memberikan obat untuk Jung In dan memaksanya minum obat..(duh oppaku ini care banget bikin sirik eh ga usah sirik ding adam jg care ama mamanya hihi)
Hari ini geum Ja minta ijin pada kakek untuk berjalan-jalan dengan Hyun Soo (HS masih cuti akhir tahun). Geum Ja mengambil uang simpanannya dalam jumlah banyak. Sang Hoon tahu maksud istrinya, dia tidak suka dengan cara istrinya menyusun rencana perjodohan Hyun Soo dengan keluarga terpandang untuk memutuskan hubungannya Hyun Soo dengan Jung In.
Siang itu Hyun Soo dikagetkan dengan penampilan ibunya yang wah dan bermake up tebal.
"Wah, ibu harusnya berkencan dengan ayah bukan denganku", komentar Hyun Soo kagum.
Tapi Sang Hoon tidak perduli, dia tidak mau terlibat dengan rencana istrinya.
Geum Ja mengajak Hyun Soo makan di hotel. Geum Ja sebenarnya belum terbiasa minum kopi tapi dia memaksa.
"Bu harusnya kita makan di restoran korea saja dan minum soju", kata Hyun Soo. Hyun Soo teringat bahwa dari kecil dia suka diajak ayah dan ibunya makan dan minum bersama di restoran korea dan mengingat kenangan manis saat itu.
"Aku sampai sempat berkata ingin suatu saat nanti punya istri yang bisa makan dan minum seperti ibu", kata Hyun Soo
"Eh jangan...jangan, itu dulu karena kita miskin, kamu nanti harus datang sering-sering di tempat seperti ini , makan steak lalu kencan dengan gadis-gadis dari keluarga yang terpandang", kata Geum Ja
Hyun Soo tidak nyaman mendengar jawaban ibunya.
Tak lama kemudian Mamanya Han se datang dengan mengajak seorang gadis dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah rektor di tempat Hyun Soo mengajar.
Gadis itu pernah bekerja di perusahaan mobil di Jerman. (pinter jg ni mama Han Se nyariin yang hebat buat Hyun Soo hihi). Gadis itu tampak malu-malu (malu2 tapi mau). Namun HyuN Soo sadar bahwa ternyata dia cuma dijebak dalam blind date (kencan buta/perjodohan). Dia marah dan langsung beranjak pergi dari sana. Hyun Soo mengajak ibunya pergi dari sana. Geum Ja salah tingkah dan seba salah, juga malu pada Mama Han Se. Hyun Soo tak peduli dia lalu menarik ibunya pergi dari situ dengan kesal.
Di luar ibunya berhenti dan memohon agar Hyun Soo mau kembali.
"Coba kau bertemu dengannya 3 kali saja. JIka setelah itu kau tak mau ibu tak akan memaksa. Kau belum banyak bertemu dengan wanita", kata ibunya meminta
Hyun Soo marah, dia tak ingin ibunya ikut campur dia merasa selama ini baik-baik saja.
Ibunya kecewa.
"Kita pergi", desak Hyun Soo mengajak ibunya pergi dari satu
"Jadi kau tetap ingin Jung In?! Jika Jung In pokoknya tidak! Tidak!", kata Geum Ja bersikukuh, dia kecewa pada Hyun Soo terus beranjak pergi.
Hyun Soo bertemu Mamanya Han Se. Mama Han se berkata bahwa Hyun Soo telah menyakiti hati seorang wanita seorang ibu.
Hyun Soo kemudian pergi mengejar ibunya.
"Ibu maafkan aku", sesal Hyun Soo
"Kau ini kenapa sekarang jadi pembangkang. Dulu ketika masih sekolah kau begitu patuh, tapi sekarang kau seperti menusukku dari belakang. Kamu ini kurang ajar", kata Geum Ja sambil menangis.
"Ibu aku taJUnghu ini sulit. Tapi Jung In sudah berusaha keras Bu", pinta Hyun Soo
"Jung In lagi, Jung In lagi, aku membayangkan pernikahan indahmu. Jung in itu datang ke rumah kita sudah memakai gaun pengantin. Kau pikir ibu lupa?!", sahut Geum Ja masih menangis
Hyun Soo juga menangis, dia juga putus asa. Hyun Soo lalu berlutut di depan ibunya dan memegang ibunya.
"Ibu maafkan aku. Jung In, orang yang kucintai Bu", kata Hyun Soo memohon sambil menangis
Geum Ja terhenyak, dia putus asa, lalu meninggalkan Hyun Soo dengan langkah gontai.
Jung In masih di kantornya, tapi pikirannya tidak tenang. tadi siang barusan Han Se menemuinya. Dari Han SE dia tahu bahwa Hyun Soo mengikuti blind date, dijodohkan oleh orang tuanya. Han Se juga mengetahui gadis itu dan tempat pertemuan mereka. Tapi Jung In walau hatinya cemas dia tidak mau terlihat panik di depan Han Se. Jung In tidak bisa konsentrasi lagi bekerja karena banyak pikiran dan sedang tidak enak badan. Saat akan pulang ternyata Hyun Soo datang menjemputnya. Jung In terhenyak dia tak menyangka Hyun Soo datang, dia langsung lemas dan jatuh.
Hyun Soo memagang lengan Jung In, dia memerika dahi Jung In
"Kamu masih demam, kau minum obatnya tidak?", tanya Hyun Soo sambih memegang wajah Jung In dengan lembut
Jung In menanyakan tentang Geum Ja
"Jung In, maaf aku tadi minum kopi dengan gadis yang tak kukenal", kata Hyun Soo jujur.
Jung In hanya menanyakan kopi macam apa. Jung In masih percaya pada Hyun Soo, tapi dia tidak mau membicarakan hal itu.
Hyun Soo tersenyum lega di mengelus ngelus wajah Jung In dengan lembut(ngiriiiii.....)
Mereka lalu pulang bersama, Jung In minta kali ini mereka tidak usah banyak bicara diperjalanan.
Sampai di rumah Hyun Soo baru bicara.
"Jung In, hari ini mood ibuku kurang bagus. Apa kamu tahan menghadapinya?", tanya Hyun Soo meyakinkan dirinya
Jung In mengiyakan
"Tapi janji apapun yang dikatakan ibuku kamu tidak akan terpengaruh ya, berjanjilah", pinta Hyun Soo
Geum Ja masih frustasi juga putus asa, dia ingin bersantai di halaman belakang. api di belakang dia malah melihat mozaik baru bergambar gadis, Geum ja tambah kecewa. Dia lalu ingin masuk ke dalam tapi dia melihat Hyun Soo dan Jung In berbincang-bincang di luar. Geum ja tambah putus asa.
Malam itu, Hyun Soo ingin berbicara dengan ibunya. tapi geum Ja menghindar dan langsung masuk ke kamar. Sang Hoon menyuruh Hyun Soo membiarkan ibunya dahulu.
Malam itu baik Hyun Soo dan Geum Ja banyak pikiran, mereka sama-sama tak bisa tidur.
Geum Ja lalu ke kamar kakek Kang. Kakek belum tidur. Geum Ja bertanya tentang status rumah Jung In itu
"Pak, apa beul rumah itu benar-benar sudah jadi milik saya?", tanya GEum Ja
kakek mengiyakan.
Hyun Soo tak bisa tidur dan banyak pikiran, dia ingin menemui ibunya tapi tidak berani. Dia lalu naik ke kamar Jung In. Untungnya Jung In belum tidur.
"Aku tidak bisa tidur, bisakah kau membantuku agar tertidur",pinta Hyun Soo sambil membaringkan kepalanya di paha Jung In
Jung In membelai wajah dan kepala Hyun Soo dengan lembut sampai tertidur.
Geum Ja ke luar rumah, dia menunggu seseorang di halaman. Jung Kil baru sampai di rumah. Geum Ja ternyata menunggu Jung Kil dan mengajaknya bicara.
"Apa kau berniat pergi dari rumah ini dan membawa Jung In juga pergi?". tanya Geum Ja
"Jika aku dapat tempat tinggal tentu aku akan pergi dari rumah ini", kata JUng Kil
"Jika aku memberikan kembali rumah Jung In, apa kamu mau membawa Jung In pergi dari rumah ini?", tanya Geum Ja
Jung Kil kaget dan tersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar