Episode 5
Yeo Joo kembali ke Paris. Jin menghampiri Yeo Joo dan menanyakan kondisi Alex. Yeo Joo mengatakan Alex tidur, dokter menganjurkannya untuk tinggal dirumah sakit selama beberapa hari. Jin mengangguk, Alex membiarkan penyakit bersarang ditubuhnya. Ia lalu menanyakan Kei. Yeo Joo mengaku tidak melihatnya, bukankah Kei pulang bersama Jin? Jin menggeleng.
Woo Min datang
dan menerawang, "Aura di sekitarmu negatif yang berwarna abu-abu. Itu
berarti ada hal yang kau khawatirkan. Bernarkan?" Kei menanggapi, "Apa?"
Woo Min mengeluarkan kartu tarotnya dan menyuruh Kei untuk memilih
satu. Kei memilih satu dengan sedikit enggan. Woo Min membaca kartunya,
"Roda keberuntungan. Artinya hidup berubah-ubah, keberuntungan atau
pertemuan yang menentukan. Kei, apa kau punya pacar?" Kei menyuruhnya
diam.
Woo Min membuat
spekulasinya tersendiri. Ia kemudian mengumpulkan kartu tarotnya. Ia
lalu mengambil satu kartu yang tadi dipilih Kei dan meletakkannya diatas
meja. Woo Min kemudian pergi. Peringatan pertama buat copaster! Bagi yang mencopy pasti bisa membaca tulisan ini!
Yeo Joo, Jin, dan
Ji Soo tengah berada disebuah restoran. Ji Soo tengah kesal pada
seseorang. Ia menjelek-jelekkan orang itu, gadis yang buruk, terikat
dengan perokok, dan bermulut ember. Jin menanggapi, Ji Soo tidak
seharusnya mendengar kata-kata serapah itu. Telinganya yang bagus bisa
saja rusak karenanya. Yeo Joo mendengus kesal, "Mataku hampir kotor
(dirty; rusak)." Dan tiba-tiba ada suara gebrakan meja. Sontak ketiganya
langsung berdiri.
Seorang pria tengah
memarahi seorang wanita. Pria itu menyuruh wanita itu untuk menyiapkan
uang, yang lebih banyak. Dia lalu pergi.Wanita itu lalu berdiri dan membungkuk minta maaf atas keributan tadi sambil tersenyum. Pelayan datang. Wanita itu meminta bill. Ji Soo dan Jin duduk. Ji Soo berkomentar, "Bagaimana mungkin wanita itu bisa tersenyum disaat seperti itu?" Yeo Joo masih berdiri dan memandang heran kepada wanita itu.
Mi Rye yang sepertinya baru pulang dari seminar mengatakan akan menjenguk Alex. Ia lalu menyuruh Jin untuk mengambil alih pelanggan Alex. Jin tersenyum menyanggupi. Ngomong-ngomong, kemana Kei? Yeo Joo mengangkat bahu pertanda tidak tahu, mungkin di terlambat.
Mi Rye teringat sesuatu. Dia mengeluarkan sesuatu, seperti kartu nama dari dompetnya. Alex menyuruh Mi Rye untuk memberikannya pada Yeo Joo, kelas kuku seminggu 3 kali. Yeo Joo tersenyum, ia akan pergi. Mi Rye pun pergi.
Jin memegang bahu Yeo Joo, "Kenapa? Apa kau terkesan oleh Alex?" Yeo Joo membantah sambil tersenyum. Pintu Paris terbuka, Kei datang. Jin memuji rambut baru Kei. Kei tersenyum sambil memegang lehernya. Yeo Joo tersenyum memuji, "Kau terlihat bagus." Kei tidak tersenyum dan malah memilih pergi.
Yeo Joo heran dengan sikap Kei, "Ada apa dengannya?" Jin menanggapi, "Hanya tanyakan saja padaku mengapa Pororo memakai kacamata bodoh." Yeo Joo bertanya, "Kenapa dia memakainya?" Jin menjawab, "Karena dia ingin." Jin pun beranjak pergi.
(Hahaha, iya juga ya.. Kei bersikap dingin pada Yeo Joo karena dia ingin..)
Yeo Joo datang ke tempat latihan kuku. Dia duduk disalah satu kursi dan melihat sekelilingnya. Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang. Dia wanita yang sama dengan yang ada di restoran. Wanita itu meminta izin duduk ditempat Yeo Joo. Yeo Joo mengerti dan segera berpindah ke kursi sebelahnya.
Yeo Joo menatap wanita itu. Wanita itu bertanya, "Ada apa?" Yeo Joo menjawab tidak ada. Suasana sedikit canggung. Wanita itu memperkenalkan diri, "Senang bertemu denganmu. Aku Jeong Mi Ae." Yeo Joo membalas, "Aku Hong.." Yeo Joo lupa dengan nama samarannya. Ia pun mengulang, "Panggil saja aku Bunny." Keheningan kembali tercipta. Yeo Joo sepertinya hendak menanyakan sesuatu tapi ia tidak bisa.
Mereka belajar memanikur kuku dengan tangan palsu. Mentor memberi perintah untuk memanikur kuku orang yang duduk disebelah mereka masing-masing.
Yeo Joo akan mempraktekkan lebih dulu. Ia memegang tangan Mi Ae, terdiam sejenak dengan ekspresi yang aneh. Mi Ae pun bertanya, "Ada apa?" Yeo Joo menggelengkan kepalanya, tidak ada. Mi Ae tersenyum. Yeo Joo melakukan tugasnya dengan sedikit merasa aneh.
Ahjuma mau mastiin ya kalog isinya bukan hati? Wkkk~~ |
Yeo Joo pun duduk di kursi dekat Alex. Alex bertanya mengenai kelas kukunya, apa menyenangkan? Yeo Joo tersenyum mengiyakan. Dia lalu bertanya mengenai kuku Tae Hee yang dulu sempat ada garis berwarna merah. Yeo Joo pun bercerita tentang Mi Ae, gadis yang memiliki garis merah dijarinya tapi anehnya dia tidak terlihat tertekan. Dia selalu tersenyum seperti robot.
Alex berkomentar, "Mungkin dia sudah menjadi robot. Ada beberapa orang seperti dia. Mereka harus tersenyum setiap hari karena pekerjaan dan itu menjadi kebiasaan. Bahkan ketika mereka ingin menangis dan marah, mereka hanya bisa tersenyum seperti mesin." Yeo Joo mengangguk. Alex tersenyum, "Bunny. Kau tepat. Perhatikan dia. Dia mungkin butuh bantuan. Yeo Joo mengangguk lagi, jangan khawatir.
Ji Soo membaca majalah ditempat tidur, sepertinya dia bosan. Yeo Joo tengah belajar sambil menaruh sikat gigi dimulutnya. Ji Soo bicara, "Kau belajar keras. Apa kau tidak ingin menulis novel lagi?" Yeo Joo diam menatap Ji Soo. Ji Soo pindah ke tepi tempat tidur, "Itu bagus kalau kau menjadi nail artist tapi pikirkan juga orang-orang yang menunggu novelmu."
Yeo Joo mengalihkan, apa Ji Soo bertemu dengan Jin? Ji Soo mengatakan saran temannya yang menyuruhnya untuk tidak sering bertemu dengan Jin. Jika sering bertemu, Jin mungkin akan lelah dengannya. Yeo Joo mengomentari hal itu tidak masuk akal. Ji Soo senang, "Kau benar." Ji Soo pun mengambil ponselnya dan berlari pergi setelah Jin mengangkat panggilannya. Yeo Joo hanya bisa geleng-geleng melihatnya.
Ia kembali belajar. Tapi.. Yeo Joo kemudian menutup bukunya. Lalu membuka laptopnya dan cerita karangannya berlanjut.
Alex dan Yeo Joo berada di ranjang. Alex memperhatikan kuku Yeo Joo. Ia kemudian mengambil sesuatu dari kotak peralatan kukunya. Alex pun mulai membersihkan ujung kuku Yeo Joo dan mengatakan kalau kuku yang bersih membuat seseorang (wanita) dicintai banyak orang dan Yeo Joo salah satunya. Yeo Joo tersenyum malu-malu. Alex menyuruh Yeo Joo menunggu sebentar, ia mengedipkan matanya (Ahaaiii~~).
(Kayak'a Alex yang ada di karangannya Yeo Joo playboy deh~~)
Co cweett~~ Hahaha |
Ji Soo membuat dua cangkir minuman dan memberikannya satu pada Yeo Joo. Yeo Joo menanyakan kondisi sahabatnya itu. Ji Soo dengan dingin menjawab, "Baik. Apa kau akan pergi ke suatu tempat?" Yeo Joo tersenyum mengiyakan, tidak akan lama. Mereka pun minum.
Yeo Joo hendak pergi. Ji Soo langsung bertanya, "Apa kau mencintai pria itu?" Yeo Joo berbalik. "Dia bisa membuatmu jadi manusia, tapi dia mungkin jadi pemburu (seperti Kei). Karena kau tahu bagaimana cara berbaur dengan manusia kau tidak harus mengambil resiko seperti ini. Dan itu mungkin membuat Gumiho lainnya dalam bahaya." Yeo Joo menatap jarinya dengan sedih.
Yeo Joo dan Ji Soo berjalan ke arah pintu keluar Paris. Ada pesan yang terletak diatas ponsel, “Maaf. Selamat tinggal.” Ji Soo pun mengajak Yeo Joo pergi dengan ketus. Raut wajah Yeo Joo sedih.
(Huaa >.< Ji Soo
disini ketus banget..)
Yeo Joo menguap. Ia
melirik ke tempat tidur, Ji Soo sudah tidur. Ia mengatai Ji Soo karena
mambuatnya terjaga sepanjang malam.
Paris beroperasi seperti
biasa. Yeo Joo tak sengaja menabrak Kei dan membuat baju pria itu basah. Kei
berkomentar pedas dan tajam. Jin segera menengahi, “Ada apa, Kei? Ada pelanggan
disini.” Mi Rye yang melayani pelanggan melihat hal itu. Kei yang kesal pun
pergi.
Yeo Joo tampak sedih. Jin menghiburnya, “Jangan khawatir, Bunny. Kei pasti
sedang bad mood hari ini.” Yeo Joo mengangguk sedih. Jin menyemangati, “Senyum.
Senyum!” Ia lalu memegang kedua pipi Yeo Joo. Yeo Joo menyuruhnya berhenti.
Dari jauh terlihat Kei
yang memperhatikan keduanya. Ia memegang lehernya lagi, “Ada apa denganku?”
Mi Ae kembali memberikan
uang kepada pria yang kemarin. Yeo Joo melihatnya dari jauh. Pria itu berdiri
dan menepuk bahu Mi Ae kemudian pergi. Yeo Joo melihat Mi Ae yang tersenyum
tipis.
Yeo Joo praktek dengan Mi
Ae. Mentor memperhatikannya kemudian pergi. Setelah pergi Yeo Joo bertanya pada
Mi Ae mengenai pria yang memeras uang wanita itu. Mi Ae tersenyum, “Kau melihatku?”
Yeo Joo kesal karena Mi Ae tersenyum. Yeo Joo mengaku melihat pria itu di
restoran pada hari yang lain. Mi Ae kembali tersenyum. Yeo Joo semakin kesal,
“Seharusnya kau tidak tersenyum disaat seperti ini.”
Mi Ae tersenyum meminta
maaf. Ia lalu bercerita, “Aku sudah bekerja di mall dan bertransaksi dengan
pelanggan sejak lama. Tersenyum menjadi kebiasaanku.” Yeo Joo lalu menunjukkan
garis merah di kuku Mi Ae yang berarti gadis itu tengah depresi. “Kau mungkin
tidak merasakannya tapi pikiranmu menderita karena pria terkutuk itu. Kau perlu
menjaga jarak dengan bajingan itu. Jika tidak bisa, aku akan menolongmu.” Mi Ae
tersenyum lagi.
Pria itu datang ke kafe
dan duduk di kursi dimana Yeo Joo dan Mi Ae menunggu. Ia menanyakan Yeo Joo.
Yeo Joo segera bertindak, “Jangan hubungi Mi Ae lagi. Bahkan jangan berada
didekatnya. Kau pikir dia menyukaimu karena dia tidak marah padamu?” Pria itu
marah, “Hei! Kau tidak tahu siapa yang kau usik.” Yeo Joo menyudahi percakapan,
ia berdiri dan hendak mengajak Mi Ae pergi.
Pria itu juga ikut
berdiri, ia hendak memukul Yeo Joo tapi seorang pelayan datang menghentikan.
Pelayan itu menyuruh mereka untuk tidak berkelahi ditempat itu kemudian pergi.
Pria itu kembali duduk. Yeo Joo berkata tegas, “Jika kau menganggunya sekali lagi,
aku tidak akan melepaskannya. Jangan lupa.” Yeo Joo dan Mi Ae lalu pergi,
sedang pria itu masih duduk dengan memasang wajah kesal.
Yeo Joo meminum soda. Ji
Soo memuji Yeo Joo, tapi apa dia tidak takut? Jin mengatakan seharusnya Yeo Joo
menelponnya. Yeo Joo bertanya kenapa? Apa Jin akan menolongnya? Jin membantah
hal itu, ia akan memberitahu Kei dan Kei akan membantu Yeo Joo. Yeo Joo
mendengus. Yeo Joo kesal, orang seperti itu harusnya dihukum. Kenapa dia
memanfaatkan gadis itu? Ji Soo senang, Yeo Joo berubah.
Jin mengalihkan topik.
Apa Yeo Joo sudah membaca fanfiction yang dibuat fans? Fanfiction mengenai
dirinya dan Yeo Joo yang berkencan sedangkan Kei menindas Yeo Joo (menindas
karena suka; crush), seperti cinta segitiga. Yeo Joo merasa aneh, hal itu tidak
mungkin karena Kei selalu mem-bully nya. Ji Soo ikutan, “Kau tahu, jika
seseorang menyukaimu, mereka ingin mengejekmu untuk mendapatkan perhatianmu.”
Yeo Joo bergidik, itu tidak mungkin.
Kalog diperhatiin ada jerawat di jidat si Kei XDD |
Kei membaca fanfic itu.
Dia kesal dan ingin marah. Hahaha, lucu deh ekspresinya~~ Alis matanya
bergerak, trus mulutnya wanna say something but it doesn’t come out. Wkkk~~
Kei yang kesal menutup
laptop dan pergi ke kursi yang lain. Jin datang dan membuka laptop. Ia
tersenyum mengetahui bahwa Kei membaca fanfic tersebut. Kei menghela nafas
kesal, “Hei, Jin. Caraku memperlakukan Beanie.. apakah itu aneh?” Jin tersenyum
dan menghampiri Kei.
Jin menjawab, “Tentu
saja. Apa yang salah denganmu? Kau bersikap seperti kau punya perasaan untuknya
(him).” Kei bertanya dimana Yeo Joo. Jin menjawab dirumah sakit. Kei masih
kesal, dia lalu pergi. Jin heran, “What’s wrong? Apa dia benar-benar punya
perasaan pada Bunny?” Jin tersadar sesuatu, dia melihat kebelakang dengan mulut
yang ternganga.
Yeo Joo baru tiba
diruangan Alex. Mi Rye dan Alex baru saja hendak keluar melakukan pemeriksaan.
Jadi Mi Rye menyuruh Yeo Joo menunggu.
Yeo Joo awalnya duduk
dipinggir tempat tidur, tapi sepertinya ia tertarik dengan dompet dan tas Mi
Rye yang ada di sofa. Yeo Joo pun melirik ke arah pintu kemudian berpindah dan
perlahan membuka isi dompet Mi Rye. Yeo Joo menemukan selembar foto.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar