Kamis, 27 Juni 2013

Sinopsis Nail Shop Paris Ep 5 Part 1

Episode 5

Yeo Joo kembali ke Paris. Jin menghampiri Yeo Joo dan menanyakan kondisi Alex. Yeo Joo mengatakan Alex tidur, dokter menganjurkannya untuk tinggal dirumah sakit selama beberapa hari. Jin mengangguk, Alex membiarkan penyakit bersarang ditubuhnya. Ia lalu menanyakan Kei. Yeo Joo mengaku tidak melihatnya, bukankah Kei pulang bersama Jin? Jin menggeleng.
Kei berada di cafe Woo Min. Dia memikirkan ciuman tadi.
Woo Min datang dan menerawang, "Aura di sekitarmu negatif yang berwarna abu-abu. Itu berarti ada hal yang kau khawatirkan. Bernarkan?" Kei menanggapi, "Apa?" Woo Min mengeluarkan kartu tarotnya dan menyuruh Kei untuk memilih satu. Kei memilih satu dengan sedikit enggan. Woo Min membaca kartunya, "Roda keberuntungan. Artinya hidup berubah-ubah, keberuntungan atau pertemuan yang menentukan. Kei, apa kau punya pacar?" Kei menyuruhnya diam.
Woo Min membuat spekulasinya tersendiri. Ia kemudian mengumpulkan kartu tarotnya. Ia lalu mengambil satu kartu yang tadi dipilih Kei dan meletakkannya diatas meja. Woo Min kemudian pergi. Peringatan pertama buat copaster! Bagi yang mencopy pasti bisa membaca tulisan ini!
Kei mengambil kartu itu dan bergumam, "A Fateful meeting?" Ia lalu mendengus.
Yeo Joo, Jin, dan Ji Soo tengah berada disebuah restoran. Ji Soo tengah kesal pada seseorang. Ia menjelek-jelekkan orang itu, gadis yang buruk, terikat dengan perokok, dan bermulut ember. Jin menanggapi, Ji Soo tidak seharusnya mendengar kata-kata serapah itu. Telinganya yang bagus bisa saja rusak karenanya. Yeo Joo mendengus kesal, "Mataku hampir kotor (dirty; rusak)." Dan tiba-tiba ada suara gebrakan meja. Sontak ketiganya langsung berdiri.
Seorang pria tengah memarahi seorang wanita. Pria itu menyuruh wanita itu untuk menyiapkan uang, yang lebih banyak. Dia lalu pergi.
Wanita itu lalu berdiri dan membungkuk minta maaf atas keributan tadi sambil tersenyum. Pelayan datang. Wanita itu meminta bill. Ji Soo dan Jin duduk. Ji Soo berkomentar, "Bagaimana mungkin wanita itu bisa tersenyum disaat seperti itu?" Yeo Joo masih berdiri dan memandang heran kepada wanita itu.
Mi Rye yang sepertinya baru pulang dari seminar mengatakan akan menjenguk Alex. Ia lalu menyuruh Jin untuk mengambil alih pelanggan Alex. Jin tersenyum menyanggupi. Ngomong-ngomong, kemana Kei? Yeo Joo mengangkat bahu pertanda tidak tahu, mungkin di terlambat.
Mi Rye teringat sesuatu. Dia mengeluarkan sesuatu, seperti kartu nama dari dompetnya. Alex menyuruh Mi Rye untuk memberikannya pada Yeo Joo, kelas kuku seminggu 3 kali. Yeo Joo tersenyum, ia akan pergi. Mi Rye pun pergi.
Jin memegang bahu Yeo Joo, "Kenapa? Apa kau terkesan oleh Alex?" Yeo Joo membantah sambil tersenyum. Pintu Paris terbuka, Kei datang. Jin memuji rambut baru Kei. Kei tersenyum sambil memegang lehernya. Yeo Joo tersenyum memuji, "Kau terlihat bagus." Kei tidak tersenyum dan malah memilih pergi.
Yeo Joo heran dengan sikap Kei, "Ada apa dengannya?" Jin menanggapi, "Hanya tanyakan saja padaku mengapa Pororo memakai kacamata bodoh." Yeo Joo bertanya, "Kenapa dia memakainya?" Jin menjawab, "Karena dia ingin." Jin pun beranjak pergi.

(Hahaha, iya juga ya.. Kei bersikap dingin pada Yeo Joo karena dia ingin..)

Yeo Joo datang ke tempat latihan kuku. Dia duduk disalah satu kursi dan melihat sekelilingnya. Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang. Dia wanita yang sama dengan yang ada di restoran. Wanita itu meminta izin duduk ditempat Yeo Joo. Yeo Joo mengerti dan segera berpindah ke kursi sebelahnya.
Yeo Joo menatap wanita itu. Wanita itu bertanya, "Ada apa?" Yeo Joo menjawab tidak ada. Suasana sedikit canggung. Wanita itu memperkenalkan diri, "Senang bertemu denganmu. Aku Jeong Mi Ae." Yeo Joo membalas, "Aku Hong.." Yeo Joo lupa dengan nama samarannya. Ia pun mengulang, "Panggil saja aku Bunny." Keheningan kembali tercipta. Yeo Joo sepertinya hendak menanyakan sesuatu tapi ia tidak bisa.
Mereka belajar memanikur kuku dengan tangan palsu. Mentor memberi perintah untuk memanikur kuku orang yang duduk disebelah mereka masing-masing.
Yeo Joo akan mempraktekkan lebih dulu. Ia memegang tangan Mi Ae, terdiam sejenak dengan ekspresi yang aneh. Mi Ae pun bertanya, "Ada apa?" Yeo Joo menggelengkan kepalanya, tidak ada. Mi Ae tersenyum. Yeo Joo melakukan tugasnya dengan sedikit merasa aneh.
Ahjuma mau mastiin ya kalog isinya bukan hati? Wkkk~~
Yeo Joo menjenguk Alex dan sedikit terkejut melihat Mi Rye. Yeo Joo membawa makanan juga komik, siapa tahu saja Alex bosan. Ia memuji Yeo Joo yang lebih baik daripada dirinya. Mi Rye permisi, dia akan keluar sebentar untuk menelpon seseorang.
Yeo Joo pun duduk di kursi dekat Alex. Alex bertanya mengenai kelas kukunya, apa menyenangkan? Yeo Joo tersenyum mengiyakan. Dia lalu bertanya mengenai kuku Tae Hee yang dulu sempat ada garis berwarna merah. Yeo Joo pun bercerita tentang Mi Ae, gadis yang memiliki garis merah dijarinya tapi anehnya dia tidak terlihat tertekan. Dia selalu tersenyum seperti robot.
Alex berkomentar, "Mungkin dia sudah menjadi robot. Ada beberapa orang seperti dia. Mereka harus tersenyum setiap hari karena pekerjaan dan itu menjadi kebiasaan. Bahkan ketika mereka ingin menangis dan marah, mereka hanya bisa tersenyum seperti mesin." Yeo Joo mengangguk. Alex tersenyum, "Bunny. Kau tepat. Perhatikan dia. Dia mungkin butuh bantuan. Yeo Joo mengangguk lagi, jangan khawatir.
Ji Soo membaca majalah ditempat tidur, sepertinya dia bosan. Yeo Joo tengah belajar sambil menaruh sikat gigi dimulutnya. Ji Soo bicara, "Kau belajar keras. Apa kau tidak ingin menulis novel lagi?" Yeo Joo diam menatap Ji Soo. Ji Soo pindah ke tepi tempat tidur, "Itu bagus kalau kau menjadi nail artist tapi pikirkan juga orang-orang yang menunggu novelmu."
Yeo Joo mengalihkan, apa Ji Soo bertemu dengan Jin? Ji Soo mengatakan saran temannya yang menyuruhnya untuk tidak sering bertemu dengan Jin. Jika sering bertemu, Jin mungkin akan lelah dengannya. Yeo Joo mengomentari hal itu tidak masuk akal. Ji Soo senang, "Kau benar." Ji Soo pun mengambil ponselnya dan berlari pergi setelah Jin mengangkat panggilannya. Yeo Joo hanya bisa geleng-geleng melihatnya.
Ia kembali belajar. Tapi.. Yeo Joo kemudian menutup bukunya. Lalu membuka laptopnya dan cerita karangannya berlanjut.
Alex dan Yeo Joo berada di ranjang. Alex memperhatikan kuku Yeo Joo. Ia kemudian mengambil sesuatu dari kotak peralatan kukunya. Alex pun mulai membersihkan ujung kuku Yeo Joo dan mengatakan kalau kuku yang bersih membuat seseorang (wanita) dicintai banyak orang dan Yeo Joo salah satunya. Yeo Joo tersenyum malu-malu. Alex menyuruh Yeo Joo menunggu sebentar, ia mengedipkan matanya (Ahaaiii~~).

(Kayak'a Alex yang ada di karangannya Yeo Joo playboy deh~~)

Co cweett~~ Hahaha
Alex membuat kuku pasangan. Yeo Joo tersenyum malu. Alex berjanji akan membeli cincin. Yeo Joo senang.
Ji Soo membuat dua cangkir minuman dan memberikannya satu pada Yeo Joo. Yeo Joo menanyakan kondisi sahabatnya itu. Ji Soo dengan dingin menjawab, "Baik. Apa kau akan pergi ke suatu tempat?" Yeo Joo tersenyum mengiyakan, tidak akan lama. Mereka pun minum.
Yeo Joo hendak pergi. Ji Soo langsung bertanya, "Apa kau mencintai pria itu?" Yeo Joo berbalik. "Dia bisa membuatmu jadi manusia, tapi dia mungkin jadi pemburu (seperti Kei). Karena kau tahu bagaimana cara berbaur dengan manusia kau tidak harus mengambil resiko seperti ini. Dan itu mungkin membuat Gumiho lainnya dalam bahaya." Yeo Joo menatap jarinya dengan sedih.
Yeo Joo dan Ji Soo berjalan ke arah pintu keluar Paris. Ada pesan yang terletak diatas ponsel, “Maaf. Selamat tinggal.” Ji Soo pun mengajak Yeo Joo pergi dengan ketus. Raut wajah Yeo Joo sedih.
(Huaa >.< Ji Soo disini ketus banget..)
Yeo Joo menguap. Ia melirik ke tempat tidur, Ji Soo sudah tidur. Ia mengatai Ji Soo karena mambuatnya terjaga sepanjang malam.
Paris beroperasi seperti biasa. Yeo Joo tak sengaja menabrak Kei dan membuat baju pria itu basah. Kei berkomentar pedas dan tajam. Jin segera menengahi, “Ada apa, Kei? Ada pelanggan disini.” Mi Rye yang melayani pelanggan melihat hal itu. Kei yang kesal pun pergi.
Yeo Joo tampak sedih. Jin menghiburnya, “Jangan khawatir, Bunny. Kei pasti sedang bad mood hari ini.” Yeo Joo mengangguk sedih. Jin menyemangati, “Senyum. Senyum!” Ia lalu memegang kedua pipi Yeo Joo. Yeo Joo menyuruhnya berhenti.
Dari jauh terlihat Kei yang memperhatikan keduanya. Ia memegang lehernya lagi, “Ada apa denganku?”
Mi Ae kembali memberikan uang kepada pria yang kemarin. Yeo Joo melihatnya dari jauh. Pria itu berdiri dan menepuk bahu Mi Ae kemudian pergi. Yeo Joo melihat Mi Ae yang tersenyum tipis.
Yeo Joo praktek dengan Mi Ae. Mentor memperhatikannya kemudian pergi. Setelah pergi Yeo Joo bertanya pada Mi Ae mengenai pria yang memeras uang wanita itu. Mi Ae tersenyum, “Kau melihatku?” Yeo Joo kesal karena Mi Ae tersenyum. Yeo Joo mengaku melihat pria itu di restoran pada hari yang lain. Mi Ae kembali tersenyum. Yeo Joo semakin kesal, “Seharusnya kau tidak tersenyum disaat seperti ini.”
Mi Ae tersenyum meminta maaf. Ia lalu bercerita, “Aku sudah bekerja di mall dan bertransaksi dengan pelanggan sejak lama. Tersenyum menjadi kebiasaanku.” Yeo Joo lalu menunjukkan garis merah di kuku Mi Ae yang berarti gadis itu tengah depresi. “Kau mungkin tidak merasakannya tapi pikiranmu menderita karena pria terkutuk itu. Kau perlu menjaga jarak dengan bajingan itu. Jika tidak bisa, aku akan menolongmu.” Mi Ae tersenyum lagi.
Pria itu datang ke kafe dan duduk di kursi dimana Yeo Joo dan Mi Ae menunggu. Ia menanyakan Yeo Joo. Yeo Joo segera bertindak, “Jangan hubungi Mi Ae lagi. Bahkan jangan berada didekatnya. Kau pikir dia menyukaimu karena dia tidak marah padamu?” Pria itu marah, “Hei! Kau tidak tahu siapa yang kau usik.” Yeo Joo menyudahi percakapan, ia berdiri dan hendak mengajak Mi Ae pergi.
Pria itu juga ikut berdiri, ia hendak memukul Yeo Joo tapi seorang pelayan datang menghentikan. Pelayan itu menyuruh mereka untuk tidak berkelahi ditempat itu kemudian pergi. Pria itu kembali duduk. Yeo Joo berkata tegas, “Jika kau menganggunya sekali lagi, aku tidak akan melepaskannya. Jangan lupa.” Yeo Joo dan Mi Ae lalu pergi, sedang pria itu masih duduk dengan memasang wajah kesal.
Yeo Joo meminum soda. Ji Soo memuji Yeo Joo, tapi apa dia tidak takut? Jin mengatakan seharusnya Yeo Joo menelponnya. Yeo Joo bertanya kenapa? Apa Jin akan menolongnya? Jin membantah hal itu, ia akan memberitahu Kei dan Kei akan membantu Yeo Joo. Yeo Joo mendengus. Yeo Joo kesal, orang seperti itu harusnya dihukum. Kenapa dia memanfaatkan gadis itu? Ji Soo senang, Yeo Joo berubah.
Jin mengalihkan topik. Apa Yeo Joo sudah membaca fanfiction yang dibuat fans? Fanfiction mengenai dirinya dan Yeo Joo yang berkencan sedangkan Kei menindas Yeo Joo (menindas karena suka; crush), seperti cinta segitiga. Yeo Joo merasa aneh, hal itu tidak mungkin karena Kei selalu mem-bully nya. Ji Soo ikutan, “Kau tahu, jika seseorang menyukaimu, mereka ingin mengejekmu untuk mendapatkan perhatianmu.” Yeo Joo bergidik, itu tidak mungkin.
Kalog diperhatiin ada jerawat di jidat si Kei XDD
Kei membaca fanfic itu. Dia kesal dan ingin marah. Hahaha, lucu deh ekspresinya~~ Alis matanya bergerak, trus mulutnya wanna say something but it doesn’t come out. Wkkk~~
Kei yang kesal menutup laptop dan pergi ke kursi yang lain. Jin datang dan membuka laptop. Ia tersenyum mengetahui bahwa Kei membaca fanfic tersebut. Kei menghela nafas kesal, “Hei, Jin. Caraku memperlakukan Beanie.. apakah itu aneh?” Jin tersenyum dan menghampiri Kei.
Jin menjawab, “Tentu saja. Apa yang salah denganmu? Kau bersikap seperti kau punya perasaan untuknya (him).” Kei bertanya dimana Yeo Joo. Jin menjawab dirumah sakit. Kei masih kesal, dia lalu pergi. Jin heran, “What’s wrong? Apa dia benar-benar punya perasaan pada Bunny?” Jin tersadar sesuatu, dia melihat kebelakang dengan mulut yang ternganga.
Yeo Joo baru tiba diruangan Alex. Mi Rye dan Alex baru saja hendak keluar melakukan pemeriksaan. Jadi Mi Rye menyuruh Yeo Joo menunggu.
Yeo Joo awalnya duduk dipinggir tempat tidur, tapi sepertinya ia tertarik dengan dompet dan tas Mi Rye yang ada di sofa. Yeo Joo pun melirik ke arah pintu kemudian berpindah dan perlahan membuka isi dompet Mi Rye. Yeo Joo menemukan selembar foto.
It’s Alex and Mi Rye!
BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar