Part 2
Queen's Heart Nail
Hee Young tengah
memperhatikan Jin dan Kei yang tengah melakukan tugasnya. Hyeon Woo melihatnya
dari jauh dan tersenyum senang. Ia dan Alex kemudian duduk dibangku. Hyeon Woo
menanyakan pendapat Alex mengenai gadis itu. Alex memberi pendapat, gadis yang baik
dan energik. Hyeon Woo senang, dunia seakan bersinar untuknya.
Alex menasehati Hyeon Woo
untuk menunggu, usia mereka masih terlalu dini. Bagaimana dengan biaya hidup?
Hyeon Woo menjawab kalau ia bisa bekerja, ada juga uang tabungan Hee Young.
Dirinya bahkan sudah bekerja di pom bensin.
Jin bercerita pada
Ji Soo
mengenai hubungan Hyeon Woo dan Hee Young. Ia lalu menyuapi (?) Ji Soo
dengan
kripik. Yeo Joo merasa aneh melihatnya. Ji Soo balas menyuapi Jin dengan
kripik
sambil berkomentar. Yeo Joo heran melihatnya, "Bukankah kalian punya
tangan?" Jin dan Ji Soo senang. Mereka bertepuk tangan karena Yeo Joo
iri. Yeo Joo hanya
bisa menghela nafas.
(Wkkk~~ Ji Soo & Jin
so sweet banget sih~~ Aku juga iri XDD)
Yeo Joo menanggapi
hubungan Hyeon Woo dan Hee Young. Ia berharap keduanya hidup bahagia karena
mereka saling mencintai. Ji Soo memuji Yeo Joo yang sudah berubah, tidak lagi
hanya memikirkan dirinya sendiri. Yeo Joo beralasan, "Itu karena ideologi dari
Paris.." Jin dan Ji Soo menatap Yeo Joo. Yeo Joo kesal, dia terlihat seperti
orang jahat.
Ji Soo jujur, "Sebenarnya..
Kau tidak baik." Yeo Joo berteriak, "Hei!" Jin segera melindungi Ji Soo, ia
berpura-pura melayangkan tinjunya. Yeo Joo semakin kesal, benar-benar gila.
Hee Young
menyambut pelanggan yang datang dengan ramah. Jin berdiri disamping Yeo
Joo. Ia berkomentar mengenai Hee Young yang lebih baik dari Yeo Joo,
pekerja keras dan manis. Yeo Joo kesal lalu menendang kaki Jin. Jin
kesakitan, ia pun duduk sambil menyentuh bahu Yeo Joo. Yeo Joo menepis
tangannya.
Hee Young
menghampiri Yeo Joo. Ia ingin minta izin pulang lebih awal besok karena
ada janji penting. Yeo Joo berpikir sejenak kemudian memberikan izin.
Hee Young membungkuk berterima kasih. Ia membisikkan sesuatu ditelinga
Yeo Joo, "Tolong rahasiakan ini dari Hyeon Woo." Yeo Joo tersenyum,
menyanggupi. Ia lalu pergi. Kei datang. Hee Young bertanya apa Kei sibuk? Ia ingin menunjukkan sesuatu.
Hee Young
mengeluarkan buku dari tasnya. Ia menunjukkan desain kuku miliknya,
namanya "Queen's Heart Nail". Ia memakai warna biru kerajaan untuk
menggambarkan keluarga kerajaan, ia juga menambahkan mutiara disetiap
kuku dan juga menambahkan dekorasi mahkota. Kei memujinya, cukup bagus.
Ia menyuruh Hee Young menunjukkannya jika desain itu sudah selesai. Hee
Young mengucapkan terima kasih berulang kali.
Ny. Lee datang ke
Paris. Ia tersenyum kecut melihat Hee Young. Ia lalu menghampiri gadis
itu kemudian menamparnya. Ia hendak melakukannya sekali lagi tapi Alex
menahan tangannya. Ny. Lee menatap Alex, ia sangat kecewa padanya. Hee
Young membela Alex, ia yang memohon pada Alex jadi jangan salahkan dia.
Ny. Lee mendengus kesal.
Wanita itu lalu
menanyakan putranya, Hyeon Woo. Yeo Joo hendak mengatakan sesuatu tapi
Kei menahan bahunya. Ny. Lee menghina Hee Young, wanita jalang. Ia
mengancam Hee Young untuk menjauhi putranya. Ny Lee yang emosi
menjatuhkan kaca kemudian pergi.
Hee Young mulai
memunguti kaca dan diikuti dengan yang lainnya. Yeo Joo khawatir dengan
kondisi Hee Young. Tapi gadis itu mengatakan kalau ia baik-baik saja.
Raut wajah Yeo Joo masih tetap khawatir.
Hyeon Woo datang
ke Paris saat mereka masih memunguti pecahan kaca. Hee Young kembali
bersikap ceria, ia menghampiri Hyeon Woo. Hyeon Woo merasa ada yang
aneh. Hee Young mencoba mengalihkan perhatian dengan mengajak pacarnya
itu minum kopi. Ia menarik tangan Hyeon Woo.
Hyeon Woo tidak bergeming. Ia tahu Ibunya datang. Hee Young tersenyum sambil membantahnya. Tapi Hyeon Woo tidak bisa dibohongi, ia melihat bekas tangan di pipi Hee Young. Hee Young menyentuh pipinya. Hyeon Woo menatap Alex lalu berlari pergi. Hee Young membungkuk minta maaf lalu berlari mengejar Hyeon Woo. Mereka yang tertinggal hanya bisa bertatapan.
Yeo Joo dan Jin keluar dari Paris. Yeo Joo masih mengkhawatirkan hubungan kedua orang itu. Jin tidak berani bertanya pada Alex karena dia masih kesal. Kei turun dari tangga dan memanggil Yeo Joo, Beanie si petarung mabuk.
Kei akan mengerjakan desain malam itu, jadi ia menyuruh Yeo Joo mengambilkan semua warna yang ada didaftar. Yeo Joo mengambil daftar itu dan terkejut, "Semuanya?" Kei mengejek, "Kau tidak bisa? Kau kan laki-laki." Jin mengajukan diri untuk membantu Yeo Joo, lagi pula ia perlu latihan. Kei cuek. Ia pun pergi.
Yeo Joo kesal, "Yah, dia pasti lebih mencurigaiku!" Jin pun menarik kembali tawarannya, ia akan pulang. Yeo Joo menahan lengan Jin, ia tidak menyuruh Jin pergi. Jin kesal, "Jadi, apa yang kau inginkan? Kau mau aku menolongmu atau tidak? Dasar kau ini perempuan." Yeo Joo semakin kesal, ia sudah menyuruh Jin tidak menyebutnya perempuan. Jin mengangguk, "Ayo pergi, bung." (Wkkk~ dari pada non..)
Alex, Kei, dan Yeo Joo pergi ke pusat perbelanjaan. Kei jalan didepan sambil memegang ponselnya sedangkan Alex dan Yeo Joo dibelakangnya sambil memegang tas belanja. Alex menawarkan bantuan tapi Yeo Joo menolaknya (Dia pengen nunjukin kalau dia pria, biar Kei ga curiga). Seseorang tak sengaja menyenggol bahu Yeo Joo dan secara otomatis Alex yang berada disampingnya memegang bahu Yeo Joo. Alex menanyakan kondisi Yeo Joo. Yeo Joo yang sadar posisi mereka dekat segera melepaskan diri. Ia sedikit terkejut.
Yeo Joo bertanya apa mereka selalu belanja bersama? Alex tersenyum. Ia mengatakan salah satu kelemahan Kei, "Sebenarnya, Kei itu buta arah. Lihatlah." Mereka pun melihat ke arah Kei yang tampak kucar kacir kebingungan. Yeo Joo tertawa melihatnya.
Kei menghampiri Yeo Joo dan Alex sambil memegang kepalanya. Ia menunjuk arah, apa itu arah tadi kita masuk? Yeo Joo dan Alex tertawa geli. Kei masih bingung, "Kenapa kalian berdua menertawaiku?" Yeo Joo pun permisi ke kamar mandi.
Alex mengingatkan, "Bunny! Kamar mandi laki-laki disitu." Yeo Joo melihat tanda toilet dan sedikit bingung. Ia pun pergi kekamar mandi laki-laki.
Alex memegang dadanya, ia sakit. Kei heran, "Kau melakukan itu lagi. Apa kau sakit atau semacamnya?" Alex mengatakan tidak apa-apa. Kei menawarkan bantuan jika Alex membutuhkannya dan jangan membuat yang lain khawatir padanya. Kei lalu memukul pelan bahu Alex lalu pergi. Alex tersenyum. Ia lalu menunjuk arah keluar. Kei mengerti. Alex tersenyum geli.
(Hahaha, kami sama~ kalog sudah 5 kali lebih ke satu mall yang sama baru saya bisa hapal jalan keluarnya XDD)
Hyeon Woo duduk sambil merenung di pom bensin. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menatap wallpaper ponselnya, fotonya bersama Hee Young.
Hee Young tengah bekerja. Hyeon Woo datang dan memukul pundaknya. Hee Young berbalik dan tersenyum melihat Hyeon Woo datang. Hyeon Woo datang untuk menjemput Hee Young sebelum ada yang menculiknya (orang yang dimaksud Ibunya). Hee Young pun menyuruh Hyeon WOo menunggu sebentar.
Hee Young dan Hyeon Woo berjalan-jalan. Hee Young merasa nyaman, tapi apa Hyeon Woo tidak lelah? Hyeon Woo mengatakan ia tidak apa-apa. Hee Young berkata, "Aku suka ketika kau dikampus. Hyeon Woo, kenapa kau tidak pulang sekarang? Aku tak mau Ibumu membenciku lagi." Hyeon Woo menyuruh Hee Young untuk tidak memperdulikan Ibunya. Tapi dia itu Ibunya Hyeon Woo. Hyeon Woo kesal, "Jika kau terus menerus mengatakan ini, kau pulang ke rumah sendirian." Ia lalu pergi meninggalkan Hee Young. Hee Young menghela nafas, raut wajahnya sedih.
Kei masih di Paris. Ia tengah bingung memilih warna yang akan digunakan. Ternyata ia tak sendirian, ada Yeo Joo disana yang tertidur dengan bertopang dagu.
Kei pun berjalan menghampiri Yeo Joo dan menggeser kursi dengan kakinya sehingga membangunkan Yeo Joo. Kei kesal, "Hei!" Yeo Joo setengah sadar, "Ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Kei dengan dingin berkata, "Tidak. Aku tidak membutuhkan apapun. Jika kau mau tidur, pulanglah kerumah." Tapi besok kompetisinya. Kei mengejek, suara dengkur Yeo Joo mengganggunya. Ia lalu membentak, "Pergilah."
Yeo Joo yang kesal lalu berdiri, "Aku tidak mendengkur."
(Huaa, kantung mata Yeo Joo terlihat jelas^^)
Yeo Joo berusaha menahan kantuknya. Mulai dari membereskan barang-barang, memukul pipinya, dan bahkan berolahraga ringan.
Kei sudah menyelesaikan desainnya. Yeo Joo tertidur lagi dan kali ini dia mengigau, "Apa-apaan?" Ia lalu mengelap bibirnya. Kei yang melihat sekaligus mendengar hal itu heran, "Dia bicara waktu tidur sekarang? Ya ampun.. Beanie, kau memang makhluk aneh."
Kei melihat Yeo Joo dari dekat. Ia melihat Yeo Joo yang tertidur dan terfokus lagi dengan bibirnya. Ia lalu melihat ke arah lain dan membunyikan sesuatu dari mulutnya (hahaha, susah bilangnya..). Ia pun pergi.
Jari, lebih tepatnya kuku Ji Soo di plaster. Yeo Joo melihatnya terkejut. Tangan Ji Soo terbakar ketika dia membuat kopi.
[Flash back] Ji Soo menuangkan air panas kedalam cangkir. Dan langsung memegang cangkirnya. Ia langsung meletakkan kembali cangkirnya karena tangannya panas.
(Wkkk~ jadi cuman itu doang pake di plaster? ada ada saja-.-)
Jin mengkhawatirkan Ji Soo. Ji Soo menunduk sedih dan merenggutkan bibirnya. Jin menyarankan agar mereka memeriksakannya kedokter (Ok, ini lebay). Yeo Joo kesal, "Hei! Jangan berlebihan." Yeo Joo menatap Alex, apa yang harus mereka lakukan. Kei sekarang pergi ke sauna dan dari sana akan langsung ke tempat kompetisi. Alex bingung karena sulit mencari model kuku. Ia lalu menyuruh mereka menelpon orang-orang yang mereka kenal siapa tahu ada yang mau jadi model kuku. Alex pun pergi.
Yeo Joo marah, "Jeezz.. Kau memang tidak berguna." Ia mengeluarkan ponselnya. Ji Soo berlari kepelukan Jin, "Jin-sshi.. Jariku sakit sekali." Ji Soo menatap Yeo Joo yang memasang ekspresi kesal padanya. Ia pun menangis dipelukan Jin. Jin balik menatap kesal ke arah Yeo Joo.
(Wkk~~ Beneran deh._. gak abis pikir sama si Ji Soo~~~~ terlalu ceroboh dan cengeng)
Yeo Joo menarik Jin ke dapur. Ia memastikan tidak ada orang kemudian berbicara, "Apa kau gila? Akhir-akhir ini dia mulai baik padaku. Apa kau menyuruhku menyamar menjadi perempuan?" (Bukan nyamar neng, tapi nunjukin jati diri '-') Jin menenangkan, "Bunny, jangan marah. Coba pikirkan. Ini mungkin bisa jadi kesempatan baik! Jika kau menyamar menjadi perempuan dan muncul dihadapannya, dia takkan pernah meragukanmu sebagai perempuan." Yeo Joo bingung, "Kok bisa?"
Jin menjelaskan, "Apa kau pernah melihat Spiderman memakai pakaian ketat ketika bekerja?" Yeo Joo berpikir sejenak dan menjawab tidak pernah. Jin melanjutkan, "Itulah yang kubicarakan. Kita harus menyerang kelemahannya. Percaya padaku."
(Diriku kurang ngerti maksudnya-.-)
Ditempat kompetisi, para peserta sudah banyak yang datang. Tak terkecuali Kei yang tengah menelpon. Yeo Joo meminta maaf karena tangan modelnya terbakar. Suara Jin menenangkan, mereka sudah mendapat model yang lebih baik dan mereka hampir tiba. Kei menatap ke arah pintu masuk dan benar saja, Jin datang bersama model yang bersembunyi dibalik punggungnya. Yeo Joo dengan takut-takut perlahan menampakkan dirinya.
Mereka berdua pun menghampiri Kei. Kei menatap Yeo Joo dari bawah sampai atas. Ia kesal, "Apa kau bercanda?" Yeo Joo memalingkan wajahnya. Jin mengatakan kalau Yeo Joo cantik. Yeo Joo menghela nafas, "Sigh.. Jangan melihatku seperti itu. Aku sudah begitu malu sekarang." Kei ingin protes tapi Jin menyela, "Bagaimanapun kau perlu model kuku. Dia lebih baik dari pada yang kau pikirkan." Kei masih berpikir..
Teng nong! Terdengar bunyi pemberitahuan bahwa kompetisi akan segera dimulai. Jin menyuruh Kei segera mendaftar.
Kei mendaftarkan diri. Pegawai menyuruhnya mengikatkan sesuatu ke tangan model. Kei pun menempelkan kode tersebut dengan sedikit enggan. Ia pun pergi dengan membawa peralatannya. Jin menyemangati, "Fighting!" Yeo Joo menghela nafas lalu mengikuti Kei.
Jin menyemangati lagi, "Fighting^^" tanpa suara-_-;; Dan wajahnya terlihat berkarisma dari samping.. Wkkk~~
Panitia memberi
tanda kontes dimulai. Para peserta pun mulai melakukan aksinya. Beberapa
juri tampak menilai hasil kerja kontestan.
Kei dengan serius menghias kuku Yeo Joo. Yeo Joo sendiri tampak senang sekaligus gugup. Seorang juri pria lewat dan melirik sekilas kuku Yeo Joo. Ia kemudian memuji modelnya (Yeo Joo) yang sangat cantik. Yeo Joo tersenyum senang mendengarnya. Senyumnya menghilang begitu ia melihat Kei yang tidak puas mendengar pujian juri tersebut.
Yeo Joo masuk kebagian penjurian. Dia mengulurkan tangannya masuk (kayak mengulurkan tangan kedalam loket pembelian karcis atau yang kayak dirumah sakit gitu-.-). Ia menghela nafas.
Ny Lee membuka sebuah amplop. Didalamnya ada beberapa lembar foto yang membuatnya terkejut. Ia tidak mampu berkata-kata.
Hyeon Woo sedang bekerja di pom bensin. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Ji Heon, Alex.
Hyeon Woo berlari menghampiri Alex. Alex mengatakan kalau Hee Young menabrak orang dengan skuternya ketika mengantarkan barang dan keluarga korban terus menuntutnya. Kondisi Hee Young baik-baik saja. Keluarga korban menuntut agar walinya datang dan membayar uang damai, jika tidak dia akan masuk penjara. Dan mereka menuntut sekitar 1 juta won.
Alex menyarankan agar Hyeon Woo meminta tolong pada Ibunya dan meminta maaf, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada keduanya jika mereka tak mampu mengatasinya. Hyeon Woo berpikir sejenak, ia memutuskan akan pulang kerumah. Alex tersenyum.
Hee Young datang dan mengatakan kalau Hyeon Woo baru saja berjanji. Hyeon Woo terkejut melihat kekasihnya itu. Hee Young melarang Hyeon Woo untuk marah pada Alex karena dialah yang menyuruhnya melakukan hal itu (berbohong). Alex meminta maaf, "Maafkan aku. AKu ingin kau menghadapi kenyataan bahkan jika aku harus membuatmu marah. Hyeon Woo, kali ini memang tidak benar tapi sesuatu seperti ini bisa terjadi. Itulah kenyataan." Hyeon Woo kecewa dengan sikap Alex.
Hyeon Woo pergi menahan perasaan kecewa. Hee Young ingin menyusulnya tapi Alex menahan tangannya, "Biarkan dia pergi saat ini." Mereka berdua pun menatap kepergian Hyeon Woo.
Alex dkk berada di cafe Woo Min. Mereka bersulang dan meminum birnya. Jin memesan bir lagi. Jin berkata, "Alex, kau seharusnya melihat Bunny. Dia begitu cantik. Aku begitu terkejut." Jin mengacungkan jempolnya. Alex menanggapi, "Apa benar begitu?" Woo Min datang membawa 4 gelas bir.
Woo Min bertanya apa Yeo Jin sudah mencari tahu apakah orang itu (Mi Rye) gumiho? Apa dia benar-benar gumiho? Semua menatap ke arah Yeo Joo, "Gumiho?" Yeo Joo membantahnya, tidak ada yang namanya Gumiho. Yeo Joo tersenyum paksa. Woo Min berkata, "Bunny, hanya karena belum terungkap, bukan berarti itu tidak ada." Ia lalu pergi.
Jin penasaran mengenai topik yang dibicarakan keduanya. Yeo Joo berbohong, ia membicarakan Gumiho dengan Woo Min hanya untuk bersenang-senang. Yeo Joo pun mengalihkan perhatian, ia mengajak semuanya minum, ronde kedua wkk.. Yeo Joo hendak meminum minumannya dan Kei segera menarik gelasnya. Ia menyuruh Yeo Joo berhenti minum karena nanti dia akan mabuk. Kei pun memberikan gelas lain dan menyuruh Yeo Joo meminumnya (cola?). Alex tertawa melihatnya.
Jin khawatir dengan Hyeon Woo yang mungkin marah dan bisa saja membuat masalah. Alex kenal dengan Hyeon Woo, dia bukan orang seperti itu.
Yeo Joo diam-diam mengambil gelas Jin kemudian meminum birnya. Jin mengeluh, itu punyanya. Yeo Joo senang, rasanya enak. Kei menatapnya dengan tatapan aneh. Jin dan Yeo Joo berebut gelas. Kei tidak tahan lagi. Ia berdiri dan mengatakan akan pulang lebih dulu karena lelah. Kei pun pergi dan tak lupa mengambil jasnya (wkkk~ jasnya hampir ketinggalan).
Yeo Joo memasang wajah kesal, "Ada apa dengannya? Dia memang perusak suasana."
Kei kembali ke Paris.
Ia teringat saat dirinya memenangkan kontes tersebut. Dia mengangkat tangannya seperti ingin melambai dan tersenyum dengan sangat sangat kaku. Jin dan Yeo Joo berdiri disampingnya sambil tersenyum senang.
Kei hendak masuk ke Paris. Ia melihat seseorang duduk ditangga dan akhirnya menghampiri orang itu. Orang itu adalah Hyeon Woo. Kei bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Hyeon Woo berbalik dan melihat Kei. Ia pun berdiri dan membungkuk dengan lemah.
Kei bersandar di pegangan tangga (apa sih namanya? lupa ._.). Dia sudah tahu semuanya, dan apa Hyeon Woo datang untuk memukul wajah Alex? Hyeon Woo kesal, seharusnya Alex tidak melakukannya meskipun Hee Young memintanya. Kei tersenyum kecut, "Kau begitu bodoh. Apa kau tak tahu kenapa mereka berpura-pura seperti itu?" Hyeon Woo kesal, "Tetap saja! Apa kau tahu betapa syok dan terkejutnya aku karena itu?"
Kei berdiri dihadapan Hyeon Woo kemudian memukulnya. Hyeon Woo jatuh. Kei kesal, "Berhentilah bertingkah seperti anak-anak. Kau syok? Seberapa besar syokmu? Kau bertingkah seperti anak 7 tahun yang marah hanya karena orang tidak melakukan apa yang kau inginkan. Apa kau bahkan pernah mencoba meyakinkan ibumu setulus hatimu? Demi Hee Young, apa kau pernah berpikir apa yang benar-benar terbaik bagi kalian berdua?"
Kei memukul dadanya. Ia terdiam sejenak kemudian melanjutkan, "Sebelum kau membicarakan tentang menikah, dewasalah lebih dulu." Kei mendengus kemudian pergi. Hyeon Woo menangis (mungkin dia menyesal).
Jin bertanya pada Kei dimana Yeo Joo. Kei mengangkat kedua bahunya. Ny Lee datang dan menatap rendah ke arah Jin dan Kei.
Ny Lee masuk kedapur. Disana sudah ada Alex, Hyeon Woo, dan Hee Young. Alex menanyakan alasan Ny Lee datang pagi-pagi. Hyeon Woo menghampiri Ibunya lalu meminta maaf, "Maaf." "Maafkan aku, Ibu." Ny Lee bertanya matif Hyeon Woo. Hyeon Woo berlutut, ia akan pulang dan bersekolah lagi. Ia juga tidak akan mengatakan akan menikah. Ia memohon agar Ibunya bersikap baik pada Hee Young. Ny Lee mendengus kesal.
Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, beberapa lembar foto Hee Young dengan posisi yang kurang lazim dengan bosnya di restoran. Hyeon Woo berdiri sambil terus menatap foto itu. Ny Lee menyarankan, "Tidakkah kau harus bertanya padanya mengapa dia keluar dengan Bosnya terlebih dahulu?" Hee Young menggelengkan kepala, itu tidak seperti apa yang dipikirkan Hyeon Woo (emang Hee Young tahu apa yang dipikirannya?). Ny Lee mengajak anaknya pergi. Hee Young memegang lengan Hyeon Woo. Ia melirik sekilas ke arah Hee Young.
Alex mencoba mencegahnya, "Hyeon Woo." Hyeon Woo berhenti berjalan dan melihat kebelakang. Ny Lee kesal dan segera menarik Hyeon Woo. Alex menyusul dan menyentuh bahu Hee Young yang artinya ia menyuruh Hee Young untuk tetap disana. Hee Young berlutut, lemas.
Ny Lee dan Hyeon Woo hendak pergi. Namun tiba-tiba Yeo Joo menerobos masuk. Ia sudah tahu! Yeo Joo yang membawa kantongan plastik menunjukkan apa yang diketahuinya. Ia membenarkan perkataan Alex, bahwa Hee Young keluar dengan bosnya karena sesuatu hal yang berada didalam plastik itu. Hyeon Woo mengambil plastiknya dan melihat isinya. Dia tidak tahu benda apa itu. Alex mengambil plastik itu dan melihat isinya. Alex menyentuh isinya dan mengenali isinya, bubuk kering pankreas babi.
[Flash Back] Yeo Joo memastikan bahwa Bosnya Hee Young tidak berkencan dengan gadis itu. Bos bercerita kalau Hee Young ingin mendapatkan bubuk pankreas babi dan dia pun membawanya ke tempat dimana benda itu berada.
Pankreas babi digunakan untuk obat diabetes dan tentunya benda itu harus segar dan sehat. Sangat sulit mencarinya. Hee Young bilang bahwa benda itu untuk orang yang menyukainya jadi ia harus mencari yang bagus.
Alex bertanya, "Kau tahu seseorang itu, kan?" Ny Lee tampak berpikir. Ia menghela nafas. Hee Young tiba-tiba datang. Alex lalu bicara, "Ny Lee, Hee Young adalah orang yang mengubah hatinya Hyeon Woo untuk kembali ke rumah."
Ny Lee berdiri dihadapan Hee Young dan wajahnya melunak. Ia mengucapkan terima kasih atas apa yang dilakukan Hee Young. Semua terkejut, apalagi Hyeon Woo. Ny Lee sudah salah paham, tapi bukan berarti ia menyetujui hubungan kedua sejoli itu. Ny Lee menyuruh Hyeon Woo untuk kembali sekolah dan Hee Young harus lulus tes. Hyeon Woo senang. Ia memeluk Ibunya dan mengatakan akan melakukan semua perintah Ibunya.
Kei tersenyum, "Kau bodoh. Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang ini sebelumnya?" Hee Young beralasan, "Jika dia tahu, dia akan memarahiku, mengatakan aku selalu menghabiskan uang untuk hal tidak berguna. Dia begitu pelit." Hyeon Woo membela diri. Semuanya tersenyum senang.
Hee Young menyuruh Ny Lee duduk. Ia akan memberikan perawatan kuku. Memang dirinya belum profesional, tapi Kei yang sudah memenangkan kompetisi mengakui kemampuannya. Hee Young akan memakai tema Queens Heart Nail.
Hee Young meneyelesaikan tugasnya. Ia bertanya pendapat Ny Lee. Ny Lee berkomentar sanagt cantik, tapi warnanya tidakkah sedikit norak?
Dan dari luar jendela terlihat Alex dkk memperhatikan. Jin duduk di bangku. Yeo Joo bicara, "Kau tidak seharusnya menilai orang dari penampilan mereka. Aku hampir mengira Hee Young itu gadis yang jahat." Alex membelai rambut Yeo Joo, ia memuji Yeo Joo yang sudah melakukan kerja bagus.
Apakah episode ini berakhir bahagia? Ternyata tidak. Alex tiba-tiba jatuh sakit sambil memegang perutnya. Jin dkk kaget.
Jin dan Kei menunggu dokter di ruang tunggu. Dokter mengatakan Alex terkena maag akut, apa akhir akhir ini dia di operasi atau terluka? Jin mengatakan insiden lem itu pada dokter. Dokter memberitahu bahwa kondisi Alex akan pulih jika beristirahat dalam beberapa hari. Dokter pun pergi. Kei mengatakan akan tinggal disitu dan Jin bisa pergi ke Paris untuk menutup salon. Jin mengangguk.
Didalam kamar rawat ada Yeo Joo yang menatap wajah Alex yang tertidur. Ia berkata dalam hati, "Alex. Kau orang yang sakit tapi kenapa hatiku juga begitu sakit?" Yeo Joo perlahan mendekatkan kepalanya dan mencium Alex di bibirnya.
Kei membuka pintu kamar rawat dan melihat apa yang dilakukan Yeo Joo. Ia memastikannya sekali lagi. Raut wajahnya sedih.
BERSAMBUNG
NOTE:
Kondisiku sudah membaik, tapi tekanan batinku yang memburuk~ Rasanya frustasi deh._. Ep 5 belum ada di DL sama sekali, ntar kalau sudah di DL akan saya buat sinopsisnya secepat kilat biar mengejar ketertinggalan^^
Lagi malas buat komentar. Ntar kapan-kapan deh^^
PREVIEW:
Hyeon Woo tidak bergeming. Ia tahu Ibunya datang. Hee Young tersenyum sambil membantahnya. Tapi Hyeon Woo tidak bisa dibohongi, ia melihat bekas tangan di pipi Hee Young. Hee Young menyentuh pipinya. Hyeon Woo menatap Alex lalu berlari pergi. Hee Young membungkuk minta maaf lalu berlari mengejar Hyeon Woo. Mereka yang tertinggal hanya bisa bertatapan.
Yeo Joo dan Jin keluar dari Paris. Yeo Joo masih mengkhawatirkan hubungan kedua orang itu. Jin tidak berani bertanya pada Alex karena dia masih kesal. Kei turun dari tangga dan memanggil Yeo Joo, Beanie si petarung mabuk.
Kei akan mengerjakan desain malam itu, jadi ia menyuruh Yeo Joo mengambilkan semua warna yang ada didaftar. Yeo Joo mengambil daftar itu dan terkejut, "Semuanya?" Kei mengejek, "Kau tidak bisa? Kau kan laki-laki." Jin mengajukan diri untuk membantu Yeo Joo, lagi pula ia perlu latihan. Kei cuek. Ia pun pergi.
Yeo Joo kesal, "Yah, dia pasti lebih mencurigaiku!" Jin pun menarik kembali tawarannya, ia akan pulang. Yeo Joo menahan lengan Jin, ia tidak menyuruh Jin pergi. Jin kesal, "Jadi, apa yang kau inginkan? Kau mau aku menolongmu atau tidak? Dasar kau ini perempuan." Yeo Joo semakin kesal, ia sudah menyuruh Jin tidak menyebutnya perempuan. Jin mengangguk, "Ayo pergi, bung." (Wkkk~ dari pada non..)
Alex, Kei, dan Yeo Joo pergi ke pusat perbelanjaan. Kei jalan didepan sambil memegang ponselnya sedangkan Alex dan Yeo Joo dibelakangnya sambil memegang tas belanja. Alex menawarkan bantuan tapi Yeo Joo menolaknya (Dia pengen nunjukin kalau dia pria, biar Kei ga curiga). Seseorang tak sengaja menyenggol bahu Yeo Joo dan secara otomatis Alex yang berada disampingnya memegang bahu Yeo Joo. Alex menanyakan kondisi Yeo Joo. Yeo Joo yang sadar posisi mereka dekat segera melepaskan diri. Ia sedikit terkejut.
Yeo Joo bertanya apa mereka selalu belanja bersama? Alex tersenyum. Ia mengatakan salah satu kelemahan Kei, "Sebenarnya, Kei itu buta arah. Lihatlah." Mereka pun melihat ke arah Kei yang tampak kucar kacir kebingungan. Yeo Joo tertawa melihatnya.
Kei menghampiri Yeo Joo dan Alex sambil memegang kepalanya. Ia menunjuk arah, apa itu arah tadi kita masuk? Yeo Joo dan Alex tertawa geli. Kei masih bingung, "Kenapa kalian berdua menertawaiku?" Yeo Joo pun permisi ke kamar mandi.
Alex mengingatkan, "Bunny! Kamar mandi laki-laki disitu." Yeo Joo melihat tanda toilet dan sedikit bingung. Ia pun pergi kekamar mandi laki-laki.
Alex memegang dadanya, ia sakit. Kei heran, "Kau melakukan itu lagi. Apa kau sakit atau semacamnya?" Alex mengatakan tidak apa-apa. Kei menawarkan bantuan jika Alex membutuhkannya dan jangan membuat yang lain khawatir padanya. Kei lalu memukul pelan bahu Alex lalu pergi. Alex tersenyum. Ia lalu menunjuk arah keluar. Kei mengerti. Alex tersenyum geli.
(Hahaha, kami sama~ kalog sudah 5 kali lebih ke satu mall yang sama baru saya bisa hapal jalan keluarnya XDD)
Hyeon Woo duduk sambil merenung di pom bensin. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menatap wallpaper ponselnya, fotonya bersama Hee Young.
Hee Young tengah bekerja. Hyeon Woo datang dan memukul pundaknya. Hee Young berbalik dan tersenyum melihat Hyeon Woo datang. Hyeon Woo datang untuk menjemput Hee Young sebelum ada yang menculiknya (orang yang dimaksud Ibunya). Hee Young pun menyuruh Hyeon WOo menunggu sebentar.
Hee Young dan Hyeon Woo berjalan-jalan. Hee Young merasa nyaman, tapi apa Hyeon Woo tidak lelah? Hyeon Woo mengatakan ia tidak apa-apa. Hee Young berkata, "Aku suka ketika kau dikampus. Hyeon Woo, kenapa kau tidak pulang sekarang? Aku tak mau Ibumu membenciku lagi." Hyeon Woo menyuruh Hee Young untuk tidak memperdulikan Ibunya. Tapi dia itu Ibunya Hyeon Woo. Hyeon Woo kesal, "Jika kau terus menerus mengatakan ini, kau pulang ke rumah sendirian." Ia lalu pergi meninggalkan Hee Young. Hee Young menghela nafas, raut wajahnya sedih.
Kei masih di Paris. Ia tengah bingung memilih warna yang akan digunakan. Ternyata ia tak sendirian, ada Yeo Joo disana yang tertidur dengan bertopang dagu.
Kei pun berjalan menghampiri Yeo Joo dan menggeser kursi dengan kakinya sehingga membangunkan Yeo Joo. Kei kesal, "Hei!" Yeo Joo setengah sadar, "Ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Kei dengan dingin berkata, "Tidak. Aku tidak membutuhkan apapun. Jika kau mau tidur, pulanglah kerumah." Tapi besok kompetisinya. Kei mengejek, suara dengkur Yeo Joo mengganggunya. Ia lalu membentak, "Pergilah."
Yeo Joo yang kesal lalu berdiri, "Aku tidak mendengkur."
(Huaa, kantung mata Yeo Joo terlihat jelas^^)
Yeo Joo berusaha menahan kantuknya. Mulai dari membereskan barang-barang, memukul pipinya, dan bahkan berolahraga ringan.
Kei sudah menyelesaikan desainnya. Yeo Joo tertidur lagi dan kali ini dia mengigau, "Apa-apaan?" Ia lalu mengelap bibirnya. Kei yang melihat sekaligus mendengar hal itu heran, "Dia bicara waktu tidur sekarang? Ya ampun.. Beanie, kau memang makhluk aneh."
Kei melihat Yeo Joo dari dekat. Ia melihat Yeo Joo yang tertidur dan terfokus lagi dengan bibirnya. Ia lalu melihat ke arah lain dan membunyikan sesuatu dari mulutnya (hahaha, susah bilangnya..). Ia pun pergi.
Jari, lebih tepatnya kuku Ji Soo di plaster. Yeo Joo melihatnya terkejut. Tangan Ji Soo terbakar ketika dia membuat kopi.
[Flash back] Ji Soo menuangkan air panas kedalam cangkir. Dan langsung memegang cangkirnya. Ia langsung meletakkan kembali cangkirnya karena tangannya panas.
(Wkkk~ jadi cuman itu doang pake di plaster? ada ada saja-.-)
Jin mengkhawatirkan Ji Soo. Ji Soo menunduk sedih dan merenggutkan bibirnya. Jin menyarankan agar mereka memeriksakannya kedokter (Ok, ini lebay). Yeo Joo kesal, "Hei! Jangan berlebihan." Yeo Joo menatap Alex, apa yang harus mereka lakukan. Kei sekarang pergi ke sauna dan dari sana akan langsung ke tempat kompetisi. Alex bingung karena sulit mencari model kuku. Ia lalu menyuruh mereka menelpon orang-orang yang mereka kenal siapa tahu ada yang mau jadi model kuku. Alex pun pergi.
Yeo Joo marah, "Jeezz.. Kau memang tidak berguna." Ia mengeluarkan ponselnya. Ji Soo berlari kepelukan Jin, "Jin-sshi.. Jariku sakit sekali." Ji Soo menatap Yeo Joo yang memasang ekspresi kesal padanya. Ia pun menangis dipelukan Jin. Jin balik menatap kesal ke arah Yeo Joo.
(Wkk~~ Beneran deh._. gak abis pikir sama si Ji Soo~~~~ terlalu ceroboh dan cengeng)
Yeo Joo menarik Jin ke dapur. Ia memastikan tidak ada orang kemudian berbicara, "Apa kau gila? Akhir-akhir ini dia mulai baik padaku. Apa kau menyuruhku menyamar menjadi perempuan?" (Bukan nyamar neng, tapi nunjukin jati diri '-') Jin menenangkan, "Bunny, jangan marah. Coba pikirkan. Ini mungkin bisa jadi kesempatan baik! Jika kau menyamar menjadi perempuan dan muncul dihadapannya, dia takkan pernah meragukanmu sebagai perempuan." Yeo Joo bingung, "Kok bisa?"
Jin menjelaskan, "Apa kau pernah melihat Spiderman memakai pakaian ketat ketika bekerja?" Yeo Joo berpikir sejenak dan menjawab tidak pernah. Jin melanjutkan, "Itulah yang kubicarakan. Kita harus menyerang kelemahannya. Percaya padaku."
(Diriku kurang ngerti maksudnya-.-)
Ditempat kompetisi, para peserta sudah banyak yang datang. Tak terkecuali Kei yang tengah menelpon. Yeo Joo meminta maaf karena tangan modelnya terbakar. Suara Jin menenangkan, mereka sudah mendapat model yang lebih baik dan mereka hampir tiba. Kei menatap ke arah pintu masuk dan benar saja, Jin datang bersama model yang bersembunyi dibalik punggungnya. Yeo Joo dengan takut-takut perlahan menampakkan dirinya.
Mereka berdua pun menghampiri Kei. Kei menatap Yeo Joo dari bawah sampai atas. Ia kesal, "Apa kau bercanda?" Yeo Joo memalingkan wajahnya. Jin mengatakan kalau Yeo Joo cantik. Yeo Joo menghela nafas, "Sigh.. Jangan melihatku seperti itu. Aku sudah begitu malu sekarang." Kei ingin protes tapi Jin menyela, "Bagaimanapun kau perlu model kuku. Dia lebih baik dari pada yang kau pikirkan." Kei masih berpikir..
Teng nong! Terdengar bunyi pemberitahuan bahwa kompetisi akan segera dimulai. Jin menyuruh Kei segera mendaftar.
Kei mendaftarkan diri. Pegawai menyuruhnya mengikatkan sesuatu ke tangan model. Kei pun menempelkan kode tersebut dengan sedikit enggan. Ia pun pergi dengan membawa peralatannya. Jin menyemangati, "Fighting!" Yeo Joo menghela nafas lalu mengikuti Kei.
Jin menyemangati lagi, "Fighting^^" tanpa suara-_-;; Dan wajahnya terlihat berkarisma dari samping.. Wkkk~~
Just info, kontes ini beneran diadakan saat mereka lagi syuting Cast NSP bahkan sempat berfoto dgn sang juara^^ |
Kei dengan serius menghias kuku Yeo Joo. Yeo Joo sendiri tampak senang sekaligus gugup. Seorang juri pria lewat dan melirik sekilas kuku Yeo Joo. Ia kemudian memuji modelnya (Yeo Joo) yang sangat cantik. Yeo Joo tersenyum senang mendengarnya. Senyumnya menghilang begitu ia melihat Kei yang tidak puas mendengar pujian juri tersebut.
Yeo Joo masuk kebagian penjurian. Dia mengulurkan tangannya masuk (kayak mengulurkan tangan kedalam loket pembelian karcis atau yang kayak dirumah sakit gitu-.-). Ia menghela nafas.
Ny Lee membuka sebuah amplop. Didalamnya ada beberapa lembar foto yang membuatnya terkejut. Ia tidak mampu berkata-kata.
Hyeon Woo sedang bekerja di pom bensin. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Ji Heon, Alex.
Hyeon Woo berlari menghampiri Alex. Alex mengatakan kalau Hee Young menabrak orang dengan skuternya ketika mengantarkan barang dan keluarga korban terus menuntutnya. Kondisi Hee Young baik-baik saja. Keluarga korban menuntut agar walinya datang dan membayar uang damai, jika tidak dia akan masuk penjara. Dan mereka menuntut sekitar 1 juta won.
Alex menyarankan agar Hyeon Woo meminta tolong pada Ibunya dan meminta maaf, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada keduanya jika mereka tak mampu mengatasinya. Hyeon Woo berpikir sejenak, ia memutuskan akan pulang kerumah. Alex tersenyum.
Hee Young datang dan mengatakan kalau Hyeon Woo baru saja berjanji. Hyeon Woo terkejut melihat kekasihnya itu. Hee Young melarang Hyeon Woo untuk marah pada Alex karena dialah yang menyuruhnya melakukan hal itu (berbohong). Alex meminta maaf, "Maafkan aku. AKu ingin kau menghadapi kenyataan bahkan jika aku harus membuatmu marah. Hyeon Woo, kali ini memang tidak benar tapi sesuatu seperti ini bisa terjadi. Itulah kenyataan." Hyeon Woo kecewa dengan sikap Alex.
Hyeon Woo pergi menahan perasaan kecewa. Hee Young ingin menyusulnya tapi Alex menahan tangannya, "Biarkan dia pergi saat ini." Mereka berdua pun menatap kepergian Hyeon Woo.
Alex dkk berada di cafe Woo Min. Mereka bersulang dan meminum birnya. Jin memesan bir lagi. Jin berkata, "Alex, kau seharusnya melihat Bunny. Dia begitu cantik. Aku begitu terkejut." Jin mengacungkan jempolnya. Alex menanggapi, "Apa benar begitu?" Woo Min datang membawa 4 gelas bir.
Woo Min bertanya apa Yeo Jin sudah mencari tahu apakah orang itu (Mi Rye) gumiho? Apa dia benar-benar gumiho? Semua menatap ke arah Yeo Joo, "Gumiho?" Yeo Joo membantahnya, tidak ada yang namanya Gumiho. Yeo Joo tersenyum paksa. Woo Min berkata, "Bunny, hanya karena belum terungkap, bukan berarti itu tidak ada." Ia lalu pergi.
Jin penasaran mengenai topik yang dibicarakan keduanya. Yeo Joo berbohong, ia membicarakan Gumiho dengan Woo Min hanya untuk bersenang-senang. Yeo Joo pun mengalihkan perhatian, ia mengajak semuanya minum, ronde kedua wkk.. Yeo Joo hendak meminum minumannya dan Kei segera menarik gelasnya. Ia menyuruh Yeo Joo berhenti minum karena nanti dia akan mabuk. Kei pun memberikan gelas lain dan menyuruh Yeo Joo meminumnya (cola?). Alex tertawa melihatnya.
Jin khawatir dengan Hyeon Woo yang mungkin marah dan bisa saja membuat masalah. Alex kenal dengan Hyeon Woo, dia bukan orang seperti itu.
Yeo Joo diam-diam mengambil gelas Jin kemudian meminum birnya. Jin mengeluh, itu punyanya. Yeo Joo senang, rasanya enak. Kei menatapnya dengan tatapan aneh. Jin dan Yeo Joo berebut gelas. Kei tidak tahan lagi. Ia berdiri dan mengatakan akan pulang lebih dulu karena lelah. Kei pun pergi dan tak lupa mengambil jasnya (wkkk~ jasnya hampir ketinggalan).
Yeo Joo memasang wajah kesal, "Ada apa dengannya? Dia memang perusak suasana."
Kei kembali ke Paris.
Ia teringat saat dirinya memenangkan kontes tersebut. Dia mengangkat tangannya seperti ingin melambai dan tersenyum dengan sangat sangat kaku. Jin dan Yeo Joo berdiri disampingnya sambil tersenyum senang.
Kei hendak masuk ke Paris. Ia melihat seseorang duduk ditangga dan akhirnya menghampiri orang itu. Orang itu adalah Hyeon Woo. Kei bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Hyeon Woo berbalik dan melihat Kei. Ia pun berdiri dan membungkuk dengan lemah.
Kei bersandar di pegangan tangga (apa sih namanya? lupa ._.). Dia sudah tahu semuanya, dan apa Hyeon Woo datang untuk memukul wajah Alex? Hyeon Woo kesal, seharusnya Alex tidak melakukannya meskipun Hee Young memintanya. Kei tersenyum kecut, "Kau begitu bodoh. Apa kau tak tahu kenapa mereka berpura-pura seperti itu?" Hyeon Woo kesal, "Tetap saja! Apa kau tahu betapa syok dan terkejutnya aku karena itu?"
Kei berdiri dihadapan Hyeon Woo kemudian memukulnya. Hyeon Woo jatuh. Kei kesal, "Berhentilah bertingkah seperti anak-anak. Kau syok? Seberapa besar syokmu? Kau bertingkah seperti anak 7 tahun yang marah hanya karena orang tidak melakukan apa yang kau inginkan. Apa kau bahkan pernah mencoba meyakinkan ibumu setulus hatimu? Demi Hee Young, apa kau pernah berpikir apa yang benar-benar terbaik bagi kalian berdua?"
Kei memukul dadanya. Ia terdiam sejenak kemudian melanjutkan, "Sebelum kau membicarakan tentang menikah, dewasalah lebih dulu." Kei mendengus kemudian pergi. Hyeon Woo menangis (mungkin dia menyesal).
Jin bertanya pada Kei dimana Yeo Joo. Kei mengangkat kedua bahunya. Ny Lee datang dan menatap rendah ke arah Jin dan Kei.
Ny Lee masuk kedapur. Disana sudah ada Alex, Hyeon Woo, dan Hee Young. Alex menanyakan alasan Ny Lee datang pagi-pagi. Hyeon Woo menghampiri Ibunya lalu meminta maaf, "Maaf." "Maafkan aku, Ibu." Ny Lee bertanya matif Hyeon Woo. Hyeon Woo berlutut, ia akan pulang dan bersekolah lagi. Ia juga tidak akan mengatakan akan menikah. Ia memohon agar Ibunya bersikap baik pada Hee Young. Ny Lee mendengus kesal.
Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, beberapa lembar foto Hee Young dengan posisi yang kurang lazim dengan bosnya di restoran. Hyeon Woo berdiri sambil terus menatap foto itu. Ny Lee menyarankan, "Tidakkah kau harus bertanya padanya mengapa dia keluar dengan Bosnya terlebih dahulu?" Hee Young menggelengkan kepala, itu tidak seperti apa yang dipikirkan Hyeon Woo (emang Hee Young tahu apa yang dipikirannya?). Ny Lee mengajak anaknya pergi. Hee Young memegang lengan Hyeon Woo. Ia melirik sekilas ke arah Hee Young.
Alex mencoba mencegahnya, "Hyeon Woo." Hyeon Woo berhenti berjalan dan melihat kebelakang. Ny Lee kesal dan segera menarik Hyeon Woo. Alex menyusul dan menyentuh bahu Hee Young yang artinya ia menyuruh Hee Young untuk tetap disana. Hee Young berlutut, lemas.
Ny Lee dan Hyeon Woo hendak pergi. Namun tiba-tiba Yeo Joo menerobos masuk. Ia sudah tahu! Yeo Joo yang membawa kantongan plastik menunjukkan apa yang diketahuinya. Ia membenarkan perkataan Alex, bahwa Hee Young keluar dengan bosnya karena sesuatu hal yang berada didalam plastik itu. Hyeon Woo mengambil plastiknya dan melihat isinya. Dia tidak tahu benda apa itu. Alex mengambil plastik itu dan melihat isinya. Alex menyentuh isinya dan mengenali isinya, bubuk kering pankreas babi.
[Flash Back] Yeo Joo memastikan bahwa Bosnya Hee Young tidak berkencan dengan gadis itu. Bos bercerita kalau Hee Young ingin mendapatkan bubuk pankreas babi dan dia pun membawanya ke tempat dimana benda itu berada.
Pankreas babi digunakan untuk obat diabetes dan tentunya benda itu harus segar dan sehat. Sangat sulit mencarinya. Hee Young bilang bahwa benda itu untuk orang yang menyukainya jadi ia harus mencari yang bagus.
Alex bertanya, "Kau tahu seseorang itu, kan?" Ny Lee tampak berpikir. Ia menghela nafas. Hee Young tiba-tiba datang. Alex lalu bicara, "Ny Lee, Hee Young adalah orang yang mengubah hatinya Hyeon Woo untuk kembali ke rumah."
Ny Lee berdiri dihadapan Hee Young dan wajahnya melunak. Ia mengucapkan terima kasih atas apa yang dilakukan Hee Young. Semua terkejut, apalagi Hyeon Woo. Ny Lee sudah salah paham, tapi bukan berarti ia menyetujui hubungan kedua sejoli itu. Ny Lee menyuruh Hyeon Woo untuk kembali sekolah dan Hee Young harus lulus tes. Hyeon Woo senang. Ia memeluk Ibunya dan mengatakan akan melakukan semua perintah Ibunya.
Kei tersenyum, "Kau bodoh. Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang ini sebelumnya?" Hee Young beralasan, "Jika dia tahu, dia akan memarahiku, mengatakan aku selalu menghabiskan uang untuk hal tidak berguna. Dia begitu pelit." Hyeon Woo membela diri. Semuanya tersenyum senang.
Hee Young menyuruh Ny Lee duduk. Ia akan memberikan perawatan kuku. Memang dirinya belum profesional, tapi Kei yang sudah memenangkan kompetisi mengakui kemampuannya. Hee Young akan memakai tema Queens Heart Nail.
Hee Young meneyelesaikan tugasnya. Ia bertanya pendapat Ny Lee. Ny Lee berkomentar sanagt cantik, tapi warnanya tidakkah sedikit norak?
Dan dari luar jendela terlihat Alex dkk memperhatikan. Jin duduk di bangku. Yeo Joo bicara, "Kau tidak seharusnya menilai orang dari penampilan mereka. Aku hampir mengira Hee Young itu gadis yang jahat." Alex membelai rambut Yeo Joo, ia memuji Yeo Joo yang sudah melakukan kerja bagus.
Apakah episode ini berakhir bahagia? Ternyata tidak. Alex tiba-tiba jatuh sakit sambil memegang perutnya. Jin dkk kaget.
Jin dan Kei menunggu dokter di ruang tunggu. Dokter mengatakan Alex terkena maag akut, apa akhir akhir ini dia di operasi atau terluka? Jin mengatakan insiden lem itu pada dokter. Dokter memberitahu bahwa kondisi Alex akan pulih jika beristirahat dalam beberapa hari. Dokter pun pergi. Kei mengatakan akan tinggal disitu dan Jin bisa pergi ke Paris untuk menutup salon. Jin mengangguk.
Didalam kamar rawat ada Yeo Joo yang menatap wajah Alex yang tertidur. Ia berkata dalam hati, "Alex. Kau orang yang sakit tapi kenapa hatiku juga begitu sakit?" Yeo Joo perlahan mendekatkan kepalanya dan mencium Alex di bibirnya.
Kei membuka pintu kamar rawat dan melihat apa yang dilakukan Yeo Joo. Ia memastikannya sekali lagi. Raut wajahnya sedih.
BERSAMBUNG
NOTE:
Kondisiku sudah membaik, tapi tekanan batinku yang memburuk~ Rasanya frustasi deh._. Ep 5 belum ada di DL sama sekali, ntar kalau sudah di DL akan saya buat sinopsisnya secepat kilat biar mengejar ketertinggalan^^
Lagi malas buat komentar. Ntar kapan-kapan deh^^
PREVIEW:
Kei bergalau ria di cafe Woo Min. Woo Min datang dan melihat aura gelap disekitar Kei.
Kei mengganti gaya
rambutnya. Ada beberapa preman yang mengganggu Yeo Joo dan di datang
menyelamatkan. Yeo Joo terlihat ketakutan, sangat ketakutan.
Yeo Joo dan Kei
kembali ke Paris. Alex memeluk Yeo Joo, menenangkan hati gadis itu. Kei
sepertinya merasa terluka melihatnya. Luka gores yang ditorehkan oleh
preman tidaklah sesakit hatinya saat ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar