Soo Ha menelepon Hye seong, tapi tidak diangkat. Menelpon
kantornya juga tidak diangkat. Lalu dia melacak keberadaan hye seong, ternyata
posisi Hye seong sudah di dekat rumah. Maka Soo Ha pun segera meluncur menuju
rumah.
Sementara itu Hye seong yang tadi menunggu Soo Ha tidak
datang-datang, akhirnya menerima tawaran Lawyer Cha Kwan woo untuk pulang
bersama karena dia masih khawatir kalau pulang sendirian, apalagi sudah malam.
Sepanjang perjalanan, Kwan woo terus membahas kasus yang sedang mereka hadapi,
tapi Hye seong malah sibuk dengan pikirannya sendiri, bagaimana nanti jika
sudah sampe rumahnya... apakah dia akan berterima kasih secara formal,
membungkukkan badan, atau berjabat tangan. “ besok kita harus bertemu sebelum
sidang. Akan lebih baik jika kita menyesuaikan mulut kita (match our mouth) dulu”, Kwan woo masiiiiih
saja membahas persidangan. Hye seong yang pikirannya kemana-mana langsung kaget
mendengar kata-kata itu, hanya pada bagian Match our mouth..,. Hhh, apa sih
yang di pikirannya Hye seong ini??? Goodbye kiss-kah???? Setelah mendengar
penjelasan Kwan woo tentang maksud match our mout,, hye seong jadi salting
sendiri,, hehehe....
Soo Ha juga sudah hampir sampai rumah saat Hp nya berbunyi.
Ternyata Seong bin yang menelpon. Dia
menanyakan apakah soo Ha masih menyukai unni itu (Unni yg dimaksud adalah Hye
seong). “apa yang kamu katakan. Tidak mungkin, itu sudah lama sekali” jawab Soo
Ha. Kalo Soo Ha di depannya, pasti seong bin bisa tau kalau Soo Ha berbohong,
kliatan banget di matanya.”lalu kenapa kamu selalu peduli padanya?” Seung Bin
masih penasaran. Soo Ha pun menjawab seperti saat dia ditanya hal serupa oleh
Hye seong. “apakah kamu menelpon hanya untuk menanyakan itu?” lanjut Soo ha. “Tidak,
Aku menelpon karena aku menyukaimu” Ahh... confession of love dari Seong Bin.Bagaimana
reaksi Soo Ha??? BIASA SAJA!! (ouchhh,, kasian Seong Bin). Tapi sebenarnya
keadaan soo Ha tidak jauh beda. Saat dia mendongak, di teras rumah dia melihat,
Hye Seong dan Kwan Woo masih berbagi payung. Yang membuat dia shock bukan hanya
itu, tapi kedekatan dan tatapan mata keduanya. Soo ha benar-benar shock, dua
tangannya langsung lemas. Payungnya dibiarkannya jatuh, dan HP nya... masih di
tangannya, tapi jauh dari telinganya. Padahal Seong Bin masih bicara dan terus
bicara, tentang perasaannya pada Soo Ha (kasian Seung Bin, kasih tak sampai..kasian
juga Soo Ha, Cemburu menguras hati..hiks).
Sementara Kwan Woo yang berbahagia, menelpon seseorang. Dia
membicarakan tentang kencan buta dan bermaksud membatalkannya. O’ow.. siapa
yang di telpon??? Whaaaa, ternyata ibunya Hye Seong! Kwan Woo menolak kencan
buta yang telah di atur ibu Hye seong – yang tentu saja dengan putrinya, meski
ibu bilangnya dengan anak temannya – karena sudah ada yang disukainya, pasti
maksudnya Hye seong ( Perih...perih...perih... rasanya hati ini perih,
sepertinya pasangan pengacara kita mulai saling suka, dan itu tentu akan
menyakiti hati Soo Ha T_T).
Di sini kita lihat, Hye Seong benar-benar peduli pada soo
Ha, tapi perhatiannya seperti seorang kakak pada adiknya. Soo Ha masuk rumah
dalam keadaan basah kuyup, masih dengan tatapan dinginnya, dan tampak jelas
betapa hatinya sangat terluka. Hye seong menyiapkan makan malam dan menyuruh
Soo ha ganti baju (disuruh pake kaosnya Hye seong, xixixi.. apa gak kekecilan
ya meski kata Hye seong sih kaosnya gede :P), sambil menceritakan kasus si
kembar dan meminta soo Ha agar besok datang ke persidangan. Soo Ha yang masih marah menyingkirkan garam
yang sedang berusaha diraih Hye seong ke tempat yang lebih tinggi (haha!),
mengatakan bahwa dia tidak akan makan malam dan besok tidak akan datang karena
sibuk!! (marah beneran dia..). Hye seong mengambil HP nya yang ternyata ada
tanda misscall dari Soo Ha dan menyangka karena inilah Soo Ha marah.
Esok harinya, di halaman sebuah rumah, tampak Joon gook sedang sibuk packing barang-barangnya ke atas mobil saat dua polisi kita datang menghampiri. Polisi itu sebenarnya bermaksdu menyelidiki Joon Gook terkait teror HP yang dialami Hye seong, tapi kemudian niat itu diurungkan gara-gara mulut manis si Joon Gook yang bilang dia akan pindah saja agar tidak mengganggu soo Ha dan Hye seong (Huh, sebel, sebel, sebel!! @3#%$^UY^ kenapa sih penjahat itu selalu lihai bermulut manis dan bersilat lidah serta pasang tampang bak orang suci turun dari taksi!!!*ah, abaikan saja...-.-).
Di rumahnya, Hye seong menyadari, salah satu posternya
hilang, tapi kemudian dia abaikan. Setelah selesai bersiap-siap, Hye seong
memanggil soo ha yang masih dalam kamarnya. Dia masih berusahah membujuk Soo ha
untuk datang ke persidangan. Bagaimanapun kemenangannya di persidangan yang lalu
berkat Soo ha juga, dia merasa lebih kuat jika ada Soo ha karena tahu bahwa apa
yang dia katakan benar (masih ingat kan waktu persidangan Seung Bin, setiap kali menyatakan sesuatu,
Hye Seong selalu menoleh pada Soo ha minta dukungan). Hye seong yang agak putus
asa karena Soo Ha tidak menjawab, terus memohon
agar Soo ha datang dan mengatakan bahwa dia membutuhkannya; tapi lalu
cepat-cepat dia koreksi perkataannya sambil membuka pintu kamar Soo ha yang
ternyata sudah kosong,wkwkwk... berarti dari tadi ngomong sendiri ni Unni. Hye
seong pun bernagkat. Tapi saat dibukanya pintu rumah, OMG.... there he is, Soo
Ha udah menunggu dengan diam di depan pintu rumah, dengan wajah dingin sisa
ke-jealouse-an semalam. Tapi Cuma sesaat, wajah itu berubah lucu menggemaskan
saat dia kemudian merasa sok sebel karena Hye seong tetep kekeuh minta dia
datang ke persidangan. Denagn cueknya, Soo ha mengajak Hye seong segera
berangkat, sementara Hye seong mengejar di belakangnya sambil terus merengek
agar dia datang di sidang nanti. Sepertinya kecuekan Soo ha Cuma akting,
buktinya... dia tersenyum tuh, hehe.. kayaknya dia merasa senang karena merasa
dibutuhkan oleh Unninya itu.
Di depan pintu gerbang, nongol lagi deh duo polisi kita yang mengabarkan bahwa joon Gook pindah jadi Hye seong dan Soo Ha tidak perlu khawatir lagi. “ seumur hidup kalian tidak akan pernah melihat Joon Gook.” Kata salah satu polisi. Tapi kata-kata itu sama sekali tidak membuat Hye seong nyaman, justru sebaliknya dia semakin khawatir. Hye seong beranjak pergi sambil memegang lengan Soo Ha, masih dengan raut wajah cemas dia bertanya apakah kata-kata polisi tadi dapat dipercaya, “tidak” jawab soo Ha. *Aku senang dengan karakter Soo Ha ini. Meskipun dia sangat menyukai Unninya, tapi dia selalu bersikap apa adanya dan terus terang. Begitu juga saat ini, Soo ha tidak mengelak bahwa ancaman Joon Gook masih ada, meski ini membuat Hye seong merasa takut, dari pada menutupinya dan malah membuat Hye seong tidak waspada.*
Di kantor, Hye seong menelpon ibunya untuk membatalkan
kencan butanya. Dia bilang berubah pikiran lagi dan akan menikahi hukum saja
(What!!!). Kita kembali ke Joon Gook, pindah ke manakah dia? Setelah gagal
membalas dendam secara langsung pada Hye seong karena ada Soo Ha, kini Joon
Gook menjalankan Plan B-nya. Dia pindah ke lingkungan tempat tinggal ibu Hye
seong, bahkan melamar di tokonya ibu Hye seong.. (jadi agak khawatir nih,
semoga dia tidak akan menjahati ibu ya).
Saat menuju persidangan, Hye Seong bertemu Do Yeon di lift.
Hye seong menuju lift dengan tergesa-gesa saat pintu lift nyaris tertutup
rapat, beruntung tangannya sempat meraih pintu lift. Tapi orang di dalam lift
yang tak lain adalah Do Yeon, terus
memencet tombol utnuk menutup pintu, meski akhirnya menyerah dan membiarkan Hye
seong masuk (lucu,, bagaimanapun tua atao dewasanya seseorang, tetap ada kiwa
kanak2 dalam dirinya). Hye seong langsung menuduh Do Yeon sengaja menutup pintu
tadi. “tidak”, Do Yeon mengelak. Hye seong tidak percaya, bahkan dia juga tidak
percaya kalau Do yeon memiliki bukti untuk persidangan nanti. Kemudian Hye
seong menyebutkan satu per satu kasus terdahulu yang sudah dia pelajari hingga
sampai pada kasus Mok Sang yang dianggap paling mirip. Do Yoen mengatakan bahwa
terdakwa kasus itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pembunuhan. Hye
seong mengomentari bahwa keputusan itu gila. Lalu Do Yeon menanyakan apakah Hye
seong tahu siapa hakim yang telah membuat keputusan gila itu? Ternyata dia
adalah hakim Kim Gong Sook, hakim yang menangani kasus mereka saat ini (hakim
yang juga menginterview Hye seong pas seleksi pengacara publik!).
Hye seong kemudian mengecek kasus Mok Sang bersama Lawyer
Cha, dan benar juga, hakimnya adalah Kim Gong Sook. Pas lagi
bingung-bingungnya, mereka melihat rombongan anak sekolah yang sedang
kunjungan, dan seketika muncul ide cemerlang, hahaha...keduanya saling
berpandangan, lalu tiba-tiba Kwan Woo ber Zzi-zzi pong mencubit pipi Hye seong,
yang langsung terkejut bengonglucubanget, wkwkwk!
Hakim Kim Goong Sook dan dua rekannya memasuki ruang sidang. Judge Kim agak terkejut melihat
rombongan anak sekolahdi bangku audience, dan langsung pasang tampang sok keren
dan bergaya sok cool (tapi malah lucu, xixixi...). Sepertinya, sifat Judge Kim
inilah yang akan dimanfaatkan Hye seong dan Kwan woo untuk melawan jaksa Seo.
Sidang dimulai. Judge Kim terus saja tebar pesona, dari cara duduk yang lebay
sampai menyentuh rambut ala gentleman kurang perhatian.
Sidang dimulai dengan pembacaan tuntutan dari jaksa,” terdakwa,
JPS dan JPJ, telah melakukan perampokan dan, pada waktu dan tempat yang sama,
membunuh korban, Han Gee Soo, menggunakan pisau yang disiapkan terdakwa JPS.
Tentun saja JPJ berusaha menghentikan saudaranya saat itu. Tetapi kenyataan
bahwa dia sudah tahu sebelumnya bahwa
saudaranya memiliki pisau, adalah cukup baginya untuk memprediksi akan
terjadinya pembunuhan. Oleh jarena itu dia dianggap sebagai komplotan.”
Hakim melanjutkan dengan menjelaskan perkataan jaksa, bahwa
jika demikian maka kedua terdakwa akan mendapat hukuman yang sama, meski pelaku
pembunuhan hanya satu orang. Sementara hakim berusaha menarik perhatian
audience dengan penjelasannya itu, Hye seong tampak cemas karena Soo ha belum
datang. Wajahnya berubah sumringah begitu Soo Ha datang. Hye Seong pun segera
membacakan pembelaannya setelah sebelumnya menoleh dan tersenyum pada Soo Ha,
meski Soo Ha hanya membalasnya dengan melengos sok jual mahal,hahaha. Hye Seong
mengatakan bahwa kliennya (JPS) menolak tuntutan jaksa karena dia tidak menusuk
korban. Apalagi, JPS tidak tahu kalau saudaranya membawa pisau. JPS hanya
mengikuti saudaranya untuk mencuri uang untuk biaya kuliah.
JPJ tidak terima dengan pembelaan Hye seong terhadap JPS,
dia mengatakn bahwa yang menusuk korban adalah JPS sementara dia berusaha
menghentikannya. JPJ terus saja marah-marah sehingga mendapat peringatan dari
hakim. Audience merasa terkesan dengan tindakan hakim, dan itu semakin membuat
hakim besar kepala, hufft..
Hye seong menatap Soo ha sambil bertanya dalam hati apakah
jaksa memiliki barang bukti yang tidak diketahuinya... Soo Ha menatap Do Yeon,
lalu menoleh kepada Hye seong sambil
menggeleng.
Hye seong melanjutkan pembelaannya yang sambung menyambung
dengan Kwan Woo. Mereka berusaha mengarahkan hakim agar kedua terdakwa disidang
secara terpisah, tidak seperti tuntutan jaksa yang menghendaki keduanya
dituntut sebagai komplotan pembunuhan. Sepertinya upaya mereka cukup berhasil,
ditambah lagi kata-kata manis dan penuh semangat dari Lawyer Cha yang ditujukan
pada hakim, membuat hakim semakin berpihak pada mereka. Sementara jaksa semakin
terpojok. Jaksa Seo terduduk lemas, karena hakim akhirnya memutuskan bahwa
pembunuhan itu dilakukan secara sepihak oleh salah satu dari si kembar, dan
meminta jaksa mengubah tuntutannya sesuai situasi yang ada.
Soo Ha, yang raut wajahnya tidak menunjukkan rasa senang
atas kemenangan Hye Seong, terus memandangi Do Yeon dan si kembar bergantian,
mendengarkan apa yang di pikiran mereka......
Sidang hari ini selesai dengan kemenangan pihak terdakwa
alias si kembar. Sidang selanjutnya pihak JPS dengan Hye seong akan menjadi
lawan JPJ dengan Lawyer Cha, itu sebabnya saat Hye seong mengajak Kwan Woo
untuk merencanakan strategi bersama,
Kwan Woo langsung menolak. Lalu Hye seong bertemu Do yeon, permusuhan mereka
masih berlanjut di luar sidang. Do yeon tampak meradang karena si kembar akan
diproses secara terpisah, padahal menurutnya, JPS dan JPJ benar-benar
berkomplot dalam kejahatan tsb. Sepertinya Do yeon akan tetap melanjutkan
tuntutannya. Hye seong tidak terima dengan sikap Do Yeon dan menantang jika Hye
seong menang maka Do yeon harus minta
maaf pada ibunya atas peristiwa 10 tahun lalu.
Hye Seong dan Soo Ha
keluar gedung pengadilan. Hye Seong masih antusias dan terus menceritakan
proses persidangan tadi, sementara raut wajah Soo Ha masih tak berubah, dingin.
Lalu Hye Seong juga menceritakan tentang peristiwa kembang api 10 tahun lalu
dimana dia dituduh sebagai pelakunya, semua lebih mempercayai Do Yoen waktu
itu. Dan sekarang dia bertemu lagi dengan Do Yeon yang jaksa dan dia sebagai
pengacara. Hye seong juga mengatakan awalnya dia tidak ingin menjadi pengacara
dan bahkan heran mengapa dia menjadi pengacara, tapi setelah melihat ekspresi
Do yeon, dia jadi tahu alasannya. Soo Ha bertanya, apakah Hye seong merasa
senang. “iya”, jawab Hye Seong. “kenapa?” tanya Soo Ha. Hye seong dengan wajah
puas menjawab, “karena aku benar dan dia salah.”
Lampu lalu lintas menyala merah, Hye Seong dan Soo Ha menyeberang.
Tepat di tengah jalan, Soo Ha mengatakan bahwa kali ini Hye seong salah dan Do
yeon yang benar, si kembar merencanakan pembunuhan bersama. Deg! Senyum
kemenangan Hye seong langsung hilang bersama menyalanya lampu hijau.
Mobil-mobil berseliweran di kanan kiri mereka. Soo Ha langsung memegang Hye
seong yang lemas karena shock. Hye Seong tidak terima dengan kenyataan itu,
“mereka berdua pembunuh? Kali ini Kamu berbohong, kan?!” Hye seong meradang
sambil menarik dasi Soo Ha, “katakan bahwa ini bohong!!”. Soo Ha hanya bisa
diam menghadapi emosi Hye Seong yang belum lama tadi merasakan euforia
kemenangan, namun tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa kemenangannya
adalah sebuah kesalahan.
Sementara itu, di dalam mobil tahanan, si kembar duduk di
bangku yang berseberangan. Masing-masing menghadap keluar, ke arah yang
berlawanan, layaknya orang bermusuhan.
Tapi kenyataannya, ekspresi wajah keduanya............TERSENYUM PENUH
KEMENANGAN!!!
Sinopsis I hear Your Voice episode 5 part 2-END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar