Kei bertanya,
"Beanie.. Kau ini perempuan?" Yeo Joo kebingungan bagaimana cara
menjelaskannya. Ia tergagap. Atmosfer ketegangan muncul. Yeo Joo
membungkuk. Ia meminta maaf, "Maafkan aku, Kei. Jika kau mau aku
berhenti bekerja disini, besok aku akan berhenti." Mata Kei
berkaca-kaca, "Berhenti? Siapa bilang kau boleh berhenti?" Yeo Joo
terkejut.
Kei tiba-tiba memeluk Yeo Joo. Ia berbisik, “Aku tak mau jatuh cinta diam-diam lagi. Aku akan
melakukan ini meski aku berpikir kau ini pria. Aku tak peduli jika kau suka
pada Alex atau tidak.”
Yeo Joo dengan paksa melepaskan pelukannya. Yeo
Joo marah, “Apa yang kau lakukan? Maafkan aku sudah berbohong padamu tapi
lelucon ini sudah terlalu jauh..” Kei menyahut, “Ini bukan hanya karena kau
perempuan. Aku juga berharap ini semua lelucon. Tapi Beanie, aku menyukaimu.”
Yeo Joo berlari
keluar. Ia tidak melihat masih ada Alex yang berdiri didekat jendela
dengan ekspresi terkejut, "Bunny itu yeoja (wanita)?"
Kamera perlahan
mendekati wajah Kei dan tiba-tiba pria itu berteriak (Hahaha, pertama
kali melihatnya terkejut. Sumpeh-_-). Kei menampakkan wajah depresi.
(Jiahh~~ Om, jangan sedih.. Masih ada aku kok *eh?)
Yeo Joo pulang.
Ponselnya berdering, ada pesan. Dari Ji Soo yang memberitahu bahwa dia
dan Jin tengah BBQ-an. Ia menyuruh Yeo Joo menelponnya jika ingin. Yeo Joo perlahan menuju tempat tidurnya. Ia tampak terkejut (dan galau) atas pengakuan tadi..
Yeo Joo mengepel,
seperti kekurangan energi. Jin datang dan menyapa Yeo Joo dengan
semangat. Ia mengoceh tentang restoran semalam yang murah dan makanannya
enak. Yeo Joo perlahan melihat Jin dengan lemah. Jin berhenti mengoceh,
ia bertanya, ada apa. Yeo Joo tidak menjawab.
Kei datang dan
Jin menyapanya dengan semangat. Yeo Joo bingung harus bersikap
bagaimana. Ia pun memberikan pengepel pada Jin dengan alasan ia harus
membersihkan sudut yang lain. Jin merasa aneh melihatnya.
Kei berdiri
disamping Jin. Jin heran, apa Yeo Joo bertengkar dengan Kei? Kei tidak
menjawab dan hendak pergi. Ia berhenti kemudian menghadap Jin. Ia ingin
tahu, bagaimana cara Jin meminta maaf pada seorang gadis? Jin berpikir,
"Yeoja?"Yeo Joo mengetuk pintu ruangan Mi Rye. Wanita itu menyuruhnya masuk. Yeo Joo masuk dan mendapati Alex yang juga berada disana. Mi Rye memberikan sesuatu, formulir untuk ujian menjadi nail artist. Mi Rye memastikan, Yeo Joo akan ikut, kan? Gadis itu mengangguk dengan lemah. Mi Rye menyemangati, jangan gugup. Lakukan yang terbaik. Yeo Joo yang sedari tadi menunduk tidak menyadari bahwa Alex menatapnya.. dalam.
Yeo Joo menuruni tangga ruangan Mi Rye dengan tidak bersemangat. Alex yang sengaja keluar memanggilnya, "Bunny." Yeo Joo berbalik. Alex sejenak berpikir. Ia sepertinya bingung hendak mengatakan apa. Ia akhirnya memberi semangat agar Yeo Joo belajar dengan keras. Yeo Joo mengerti. Ia pun pergi. Dan Alex menatap kepergian Yeo Joo. Wajahnya tampak muram.
(Huaa >.< Kenapa suasana diawal episode sudah semuram ini? :3)
Seorang Nenek datang ke Paris. Ia melihat kesatu arah dan menuju arah itu. Ia ingin kukunya berwarna merah. Alex menyanggupi, ia akan mewarnainya. Ia kemudian menyuruh Yeo Joo membuat teh untuk mereka. Yeo Joo pun pergi kedapur. Alex mengajak Nenek itu untuk pindah ke tempat lain.
Yeo Joo memberi secangkir teh untuk Nenek itu. Ia lalu tersenyum. Nenek itu memuji, "Kau memang perempuan muda yang cantik." Yeo Joo tak percaya, ia menatap Alex sekilas lalu membantah hal itu. Nenek mengulangi ucapannya. Alex mengalihkan pembicaraan. Ia menyuruh Nenek meminum teh.
Alex melihat ponsel yang tergantung dileher Nenek. Ia pun meminta izin untuk melihat ponsel itu. Nenek memberikan ponselnya. Dibelakang ponsel ada nomor telepon. Alex pun menyuruh Yeo Joo untuk menelpon nomor itu. Yeo Joo pun pergi.
Alex meminta tangan Nenek untuk melakukan tugasnya yaitu memoleskan cat kuku. Nenek dengan senang hati mengulurkan kedua tangannya. Alex memperhatikan kukunya dan terkejut. Ia menatap wajah Nenek yang sedari tadi tersenyum.
Jin menghampiri Yeo Joo yang sedang membereskan majalah. Ia merasakan sedikit keanehan pada Nenek itu. Tingkah lakunya dan warna cat kuku pilihannya yang terlalu mencolok untuk usianya. Yeo Joo memberitahu bahwa Nenek itu langsung tahu bahwa ia perempuan. Jin tersenyum senang. (Hahaha, setidaknya ada yang sadar kalog YJ itu cewek.. Wkkkk~~)
Seorang Kakek tiba-tiba datang. Ia memberitahu kedatangannya adalah karena telepon tadi. Yeo Joo mengerti. Ia memberitahu bahwa Nenek didalam. Kakek pun segera masuk ke dalam. Jin dan Yeo Joo pun menyusul.
Nenek itu ternyata bernama Soon Young dan Kakek itu Eun Tae. Soon Young dengan girang menunjukkan kuku-kukunya yang sudah di kutex oleh Alex. Eun Tae memuji, cantik. Ia mengingatkan agar setiap kali Soon Young ingin pergi, maka harus memberitahunya agar mereka bisa pergi bersama. Soon Young mengangguk. Alex menyuruh Jin untuk menyelesaikan tangan yang satunya. Ia pun berdiri disamping Eun Tae. Ia mengajak pria itu untuk berbicara.
Jin melakukan tugasnya. Soon Young memuji Jin, "Kau juga wanita yang cantik." Yeo Joo yang masih berdiri disana terkejut. Jin membantah hal itu. Soon Young kembali memujinya. Jin kembali membantah hal itu. Yeo Joo tersenyum melihat hal itu.
Yeo Joo tersenyum senang. Tapi senyumnya tak bertahan lama karena ia melihat Kei dihadapannya. Ia berusaha menghindari kontak mata dengan Kei. Yeo Joo pun pergi. Kei tampak depresi dan galau.
Eun Tae meminta maaf karena Alex mungkin tidak suka jika orang tua seperti dirinya datang ketempat seperti itu. Alex membantahnya. Ia lalu mengatakan kalau Nenek (Soon Young) tampak tidak sehat. Eun Tae menghela nafas, "Dia baik-baik saja beberapa hari yang lalu. Kupikir dia terkena Alzheimer. Akhir-akhir ini dia sering lupa. Dia segalanya yang kupunya dalam hidupku. Ketika aku tahu dia hilang, aku merasa sangat takut dan putus asa. Kau melihatnya memakai ponsel dileher, kan? Diponselnya, nomorku tersimpan di panggilan cepat nomor 1-9. Jadi jika dia datang lagi kemari, tolong telepon aku." Alex tersenyum menyanggupi.
Jin dan Yeo Joo menuruni tangga Paris. Jin merasa bahagia melihat pasangan lansia tadi. Ia seakan tidak percaya keduanya saling mencintai di usia yang sudah lanjut. Ia akan menjadi pasangan yang seperti itu dengan Ji Soo. Yeo Joo menggoda, ia berharap Jin tidak dipukul oleh Ji Soo. Jin membantah, ia tidak akan terpukul.
Senyum Yeo Joo menghilang begitu melihat Kei dan Alex berjalan bersama. Suasananya menjadi aneh dan canggung. Alex mengajak mereka minum bir. Jin senang, ia memegang pundak Yeo Joo berharap gadis itu ikut. Tapi Yeo Joo menolak, ia harus bersiap untuk ujian. Ia pun pergi. Alex memasang wajah sedih dan Kei merasa 'argggg'.
Ji Soo pulang. Yeo Joo duduk didepan laptop tapi tidak menyentuhnya. Ji Soo bingung, Yeo Joo sudah berhari-hari tidak mengerjakan novelnya. Yeo Joo menjawab singkat, ia sedang tidak mood. Ji Soo pun membicarakan ujian Yeo Joo, apa dia tidak belajar?
Ji Soo pun berbaring ditempat tidur. Ia menebak, terjadi sesuatu antara Yeo Joo dan Kei. Yeo Joo terkesima, "Bagaimana kau bisa tahu?" Ji Soo tahu, "Aku sudah tahu! Apa dia memanggilmu Beanie jelek atau semacamnya?" Yeo Joo menghela nafas. "Atau apa dia berteriak padamu karena kau tidak bekerja dengan baik?" Yeo Joo membuka matanya, bukan itu.. Ia lalu mengusir Ji Soo karena berisik. Ia hendak mengerjakan novelnya.
Ji Soo menghubungi Jin dan memberitahu bahwa bukan itu alasannya. Ia pun pergi untuk mengobrol dengan Jin mengenai '1001 hal yang terjadi antara Yeo Joo dan Kei." Yeo Joo hanya bisa berdecak melihat tingkah keduanya.
Woo Min membuka kacamata Kei juga wig nya. Ia dan Yeo Joo mengintrogasi Kei. Kei menyuruh Yeo Joo untuk berhati-hati pada Alex karena dia adalah Ketua Pemburu yang akan membunuh semua Gumiho didunia, termasuk Yeo Joo. Yeo Joo membantah keras hal itu. Kei bertanya, lalu kenapa stiker itu terjatuh di lapangan parkir? (tanda cinta YJ & Alex). Lalu.. Kenapa Kei mengatakan hal itu padanya?
"Sama seperti kalian yang terlahir sebagai Gumiho.. pemburu juga terlahir sebagai pemburu. Bukannya mereka bisa berhenti menjadi pemburu jika mereka menginginkannya. Tapi aku berbeda. Aku disewa mereka untuk membunuh Gumiho." Yeo Joo bingung, kenapa Kei membantunya? Kei mengatakan, karena Yeo Joo dalam bahaya. "Aku sudah mengikutimu beberapa hari. Dan itu membuatku ingin menolongmu."
Yeo Joo tampak gundah. Woo Min tiba-tiba kesakitan dan membuat Yeo Joo panik. Woo Min bicara, "Pertama, selidiki pria itu. Entah kau mempercayainya atau tidak, tak salah jika berhati-hati pada pria itu." Yeo Joo panik. Woo Min lebih panik akan kelangsungan hidup Gumiho. Ia pun pergi.
Kei menekankan nada suaranya, "Aku mengerti kau ingin mempercayainya. Tapi alasan kenapa dia mendekatimu adalah karena ia ingin membunuh semua Gumiho didunia ini." Amarah Yeo Joo keluar sehingga ia menikam Kei. Kei menyadarkan faktanya, banyak Gumiho terbunuh bahkan Ji Soo juga. Apa semua itu kebetulan? Yeo Joo perlahan menurunkan pisaunya. Kei melanjutkan, "Kau bisa memanfaatkanku. Pertarungan ini tidak akan berakhir sampai salah satu dari kalian mati."
Ji Soo yang membaca dari belakang terkejut begitu tahu bahwa ceritanya sudah panjang. Ia penasaran, apa Alex beneran pemburu? Yeo Joo merasa aneh, apa Ji Soo tidak membaca novelnya? Ji Soo meminta maaf, ia terlalu sibuk berkencan dengan Jin. Yeo Joo kesal sampai ia mengatakan kalau dirinya membenci Ji Soo. Ji Soo mencoba membujuk. Ia ingin tahu kelanjutannya tapi Yeo Joo sudah terlanjur kesal.
Kei berdiri didekat tangga. Yeo Joo datang dan mencoba bersikap seperti biasanya. Ia berjalan dan hampir melewati pria itu. Hampir lewat karena Kei menahan tangan Yeo Joo. Kei tahu Yeo Joo menghindarinya. Yeo Joo membantah, kapan? Kei membeberkan, "Kau terus bersama orang lain dan menghindari kontak mata. Aku terkesan seperti preman atau semacamnya." Dan suara Jin yang menyapa keduanya membuat Kei terpaksa pergi.
Jin menghampiri Yeo Joo dan bertanya, "Ada apa?" Yeo Joo menggeleng, nothing. Ia lalu pergi. Jin penasaran, "Ada apa dengan mereka?"
Paris beroperasi seperti biasa. Yeo Joo yang kebetulan lewat dihadapan Kei mendapat ocehan dari pria itu. Yeo Joo meminta maaf, ia lalu mengambil benda yang di minta Kei. Kei kesal, "Lakukan pekerjaanmu dengan baik."
Eun Tae datang lagi ke Paris. Ia menanyakan keberadaan Soon Young yang tiba-tiba menghilang. Alex menyuruh Jin dan Yeo Joo untuk menolong Eun Tae. Keduanya mengangguk.
Jin dan Yeo Joo berpencar dalam mencari Soon Young. Begitu pula dengan Eun Tae.
Alex dan Kei menunggu di Paris. Ketiganya datang dengan wajah yang kusut. Soon Young belum ketemu. Eun Tae merasa bersalah, ia tak seharusnya meninggalkan Soon Young sendirian. Alex menyuruh Yeo Joo menelpon 119 (di Ind 911). Yeo Joo mengerti.
Tapi, kenapa 119? Alex menjelaskan, "Nenek Oh (Soon Young) tidak terkena Alzheimer. Aku merasa ada yang aneh saat memeriksa kukunya, jadi aku memintanya untuk menggambar segilima. Dia tidak bisa menggambarnya dengan benar. Mungkin dia terkena cerebral infarction (struk iskemik). Jika dia terkena, itu akan menghalangi pembuluh darah mikronya. Jika pembuluh darah mikronya pecah... Itu menyulitkan bahkan untuk berdiri." Yeo Joo memberitahu, ia menemukan Nenek Oh.
(Lebih cocok Nenek Oh kayaknya daripada Soon Young. Kalog pake namanya serasa kurang sopan. Kalog Eun Tae kita pake Kakek aja ya..)
Alex dkk berlari menuju Nenek Oh. Dokter menanyakan walinya. Alex mengiyakan. Dokter memberitahu dugaan yang sama dengan pendapat Alex, cerebral infarction. Mereka akan menanganinya. Akan lebih baik jika segera di operasi. Dan mereka memerlukan tanda tangan dari keluarga pasien untuk melakukannya. Semua melihat ke arah Kakek. Kakek menunduk sedih, ia bukan anggota keluarganya. Semuanya terkejut.
Dan suara teriakan, "Ibu.." membuat mereka berpindah posisi. Ternyata yang datang adalah anak-anaknya Nenek Oh. Salah seorang dari mereka yang menyadari kehadiran Kakek langsung bersikap kasar pada pria tua itu. Yeo Joo hendak melawan tapi Alex menyentuh bahunya. Kakek meminta maaf. Anak Nenek Oh mengancam, jika terjadi sesuatu ia tidak akan melepaskannya. Kakek menunduk sedih.
Di Paris. Ternyata Nenek Oh dan Kakek selama ini hanyalah sebatas teman kencan. Jin memuji keduanya yang tampak serasi. Kakek berterima kasih.
Kakek menceritakan pertemuan pertama mereka di department kesehatan. Nenek Oh berdiri begitu namanya dipanggil, "Oh Soon Young". Nama yang sama dengan mendiang istrinya.
"Aku merasa sangat menyesal tidak menjadi suami yang baik pada mendiang istriku. Tapi dia terlihat dan bersikap hampir sama dengan mendiang istriku. Mungkin itulah sebabnya.. aku ingin melakukan segala hal untuk Soon Young, yang tidak bisa kulakukan pada mendiang istriku." Kakek dan Nenek Oh berjalan di taman. Nenek Oh tersipu saat Kakek menggenggam tangannya.
Anak-anak Nenek Oh tidak setuju dengan pernikahan pasangan itu. Mereka menuduh Kakek mendekati Ibu mereka karena uang. Tentu saja hal itu tidak benar. Demi niatnya itu, Kakek bahkan akan membuat kontrak mengenai ia yang tidak akan mengambil uang Nenek Oh, sepeserpun. Ia bersumpah. Anak Nenek Oh marah dan mengatai Kakek. Nenek Oh marah. Anaknya mengancam tidak akan menemui Nenek Oh jika mereka masih membicarakan hal itu. Mereka pun pergi dengan membawa Ibunya ikut serta. Kakek sedih. Tubuhnya lemah. Ia bahkan tak sanggup meminum tehnya.
Kakek sedih, mereka tak ingin melihatnya seperti anak remaja. Yeo Joo yakin mereka tidak sering menjenguk Nenek Oh. Ia menyarankan agar Kakek mengabaikan mereka dan melakukan apa yang diinginkannya dengan Nenek Oh. Kakek sedih, ia tak bisa melakukannya. Tidak ada orang tua yang ingin menyakiti atau mempermalukan anaknya.
Mi Rye menanyakan kondisi Nenek Oh. Alex menjawab kalau dia sedang dirawat dan mereka belum memastikannya (penyakitnya). Kei kesal, ini semua karena anak-anak Nenek Oh yang tidak mengizinkan keduanya bertemu. Kakek tidak mempermasalahkan hal itu, selama Nenek Oh baik-baik saja.
Ada satu hal yang dikhawatirkan Kakek, yaitu mengenai janjinya. Janji untuk pergi kesuatu tempat dihari ulang tahun Nenek Oh. Kakek memberikan foto tempat itu. Nenek Oh sangat ingin kesana hingga dia mengguntingnya dari majalah. Mi Rye menyuruh Alex untuk menolong Kakek. Alex menyanggupi, ia tidak yakin akan membawanya di hari ulang tahun Nenek Oh tapi ia akan membawa keduanya ke sana. Kakek tersenyum, ia berterima kasih.
Jin dan Yeo Joo ke ruang ganti. Disana sudah ada Kei. Kei menghampiri Yeo Joo yang berdiri didepan loker. Ia ingin bicara di bar. Kei melihat Jin, "Datanglah sendiri." Kei pun pergi. Yeo Joo tertekan. Jin menanyakan kejadian yang terjadi diantara keduanya.
(Iklan lewat -_- Tapi.. Hahaha~ Syukur juga ada iklan, karna ada scene Siwon, Yoona, Minho, de el el yang ngepromosiin ponsel..)
[Silver and Vivid Pink Nail]
Min Woo duduk dengan cemas didepan Kei. Yeo Joo datang. Ia berdiri dan mempersilahkan Yeo Joo duduk kemudian pergi. Yeo Joo duduk didepan Kei. Kei meminta maaf karena membentak Yeo Joo juga tentang malam itu. "Saat aku mengetahui kau adalah perempuan.. aku begitu kesal karena khawatir akan seksualitasku. Tapi aku takkan menarik kembali apa yang kukatakan tentang perasaanku. Karena itu benar."
Yeo Joo menunduk, "Kau tahu.. kalau aku menyukai Alex. Maafkan aku. Jika kau merasa tak nyaman didekatku, aku akan berhenti dari Paris." Kei sedih, "Jika salah satu dari kita harus keluar, maka harusnya itu aku. Karena aku yang menyebabkan semuanya. Begitu baru adil." Yeo Joo semakin merasa bersalah, "Kei.." panggilnya lirih.
Alex terkejut melihat kedatangan Kakek ke Paris ditengah malam. Kakek tersenyum, ia ingin meminta bantuan. Ia ingin Alex mengajarinya nail art. Kakek ingin melakukannya untuk Nenek Oh, sesuatu yang berkesan. Alex tersenyum. Mereka yang akan membuat kuku hias dan Kakek yang akan menempelkannya. Menempelkan kuku tidaklah sulit, hanya butuh sedikit latihan. Ia akan menggunakan warna merah jambu yang disukai Nenek Oh. Kakek tersenyum bahagia, ia kembali berterima kasih.
Alex menyadari Kei belum datang. Jin datang dengan sepucuk surat. Alex segera membuka suratnya, "Aku mengundurkan diri karena alasan pribadi. Mohon terima surat pengunduran ini. -- Kei" Surat itu ditemukan di ruangan loker, di meja. Alex berlari, diikuti oleh Jin dan Yeo Joo.
Alex membuka loker Kei, kosong. Ia menyuruh Jin menghubunginya, tapi Jin mengatakan Kei tidak menjawabnya. Alex dan Jin pun pergi, hendak memberitahu Direktur (Mi Rye).
Yeo Joo masih di ruangan ganti (loker). Ia membuka lokernya. Ada pesan juga jimat dari Kei, "Beanie, semoga berhasil di ujianmu besok. Jaga dirimu." Yeo Joo menangis, "Kei.."
(Jiahhh~~ Masa-masa galau dimulai.)
Kei berjalan di terminal bus dengan sebuah tas besar. Ia mengambil ponsel dari saku jaketnya. Ada pesan dari Yeo Joo yang menanyakan keberadaannya. Kei tidak menanggapi pesan itu, ia tetap berjalan.
Jin menduga penyebab kepergian Kei, karena dia tahu Yeo Joo adalah perempuan. Yeo Joo menatap Jin. Jin penasaran, "Apa dia menyuruhmu berhenti? Apa katanya?" Yeo Joo teringat saat Kei menyatakan perasaannya. Jin berkata, "Tidak apa jika kau tidak ingin memberitahuku. Tapi jangan lupakan ini, Bunny. Kei sangat peduli padamu. Aku mengerti bagaimana perasaanmu sekarang. Tapi kadang-kadang, perhatikan juga perasaan yang lain." Jin pun pergi.
Yeo Joo mengambil sesuatu dari sakunya, gantungan boneka.
Alex memperhatikan Kakek
yang serius latihan. Ia lalu bertanya, “Tuan.. Tidakkah ini sulit bagimu? Semua
orang menentang hubunganmu dengan Nenek Oh. Itu pasti berat.”Kakek tersenyum, “Jika
aku mengakhiri hubungan hanya karena itu berat, maka itu bukan cinta. Orang
bilang cinta itu memberi. Kupikir mereka salah. Itu adalah pemikiran yang
egois. Cinta yang sebenarnya adalah menerima. Bertemu seseorang yang
benar-benar mencintaiku. Melakukan yang terbaik untuk menjaga hubungan itu dan
mencintainya sebanyak yang bisa kau lakukan. Bukankah itu cinta yang
sebenarnya?”
Kakek menunjukkan hasil
kerja kerasnya. Alex memujinya. Kakek lanjut latihan. Alex terlihat berpikir,
memikirkan apa yang dikatakan Kakek.
Alex mengantarkan Kakek
sampai kedepan. Ia mengingatkan agar Kakek tidak lupa, besok jam 6 dengan
pakaian yang rapi. Kakek tersenyum mengiyakan. Ia pun pergi. Alex masih
merenungkan perkataan Kakek tadi.
Alex yang hendak kembali
ke Paris melihat Yeo Joo yang duduk dibawah tangga. Ia pun menghampiri gadis
itu dan duduk disampingnya. Alex bertanya, “Kau mabuk?” Yeo Joo tak menjawab. Yeo
Joo menunduk, “Aku benar-benar tidak tahu ada apa denganku (jadi teringat
lagunya peterpan).” Yeo Joo mulai depresi, “Aku tidak bermaksud begitu. Aku
benar-benar tidak bermaksud begitu.” Alex memegang bahu Yeo Joo lalu
menyandarkan kepala Yeo Joo ke dadanya.
Alex menenangkan Yeo Joo
yang mulai menangis. Ia pun curhat (ceileh, bahasa gue), “Maafkan aku,
Bunny. Aku sibuk dengan perasaanku sendiri sampai tidak menyadari perasaanmu
padaku (aarrrrggggg~~ gue histeris *abaikan*). Tidak seharusnya aku mengatakan
kau seperti adik kecil bagiku.” (Jiahhhhhhhhhhhh!!!!!! Semakin histeris..
wkkk~~ sorry, lebay dikit :D)
Alex melihat wajah Yeo
Joo. Ternyata sedari tadi Yeo Joo tertidur. Dia bahkan mengigau, “Jangan
pergi.. Kei.. Jangan pergi.” (ahh~ om Alex, jangan patah hati :3 aku sedih
jadinyaa T.T)
Alex mengatakan akan
pergi ke rumah sakit jam 6, sesuai rencana. Mi Rye menanyakan kondisi Nenek Oh.
Alex memberitahu kalau dokter mengatakan waktunya tidak banyak. Paris akan
tutup lebih awal untuk melakukan rencana itu. Mi Rye hendak pergi tapi Jin
memanggilnya. Jin bertanya, apa sudah ada kabar dari Kei? Mi Rye menggeleng,
Kei akan kembali jika sudah merasa baikan. Ia akan menerima Kei kapanpun. Mi
Rye pun pergi.
Alex melihat ekspresi Yeo
Joo, tampak suram. Jin hendak menyusulnya tapi Alex menahan tangannya. Ia ingin
bicara dengan Jin.
Alex, Jin, dan Yeo Joo
turun dari mobil. Alex dan Yeo Joo berpakaian dokter. Alex menyuruh Yeo Joo
untuk bersikap seperti biasa, ia sudah memberi tahu hal ini pada dokter
kenalannya. Alex lalu menyuruh Jin
untuk memutar mobilnya kebelakang dan menunggu Yeo Joo. Jin tersenyum, baginya
ini seperti misi 007 (hahaha~ 007 lebih keren -_-). Alex pun men-tos Jin. Ia
dan Yeo Joo lalu pergi.
Keduanya menemukan
ruangan tempat Nenek Oh dirawat. Seorang suster keluar dari ruangan itu
sehingga keduanya berpura-pura mengobrol didepan meja reseptionist. Alex dan
Yeo Joo memperhatikan sekeliling kemudian masuk ke ruangan.
Alex mendorong kursi roda
Nenek Oh sedangkan Yeo Joo tampak memperhatikan situasi dan kondisi. Ketiganya
pun masuk kedalam lift.
Di lift Alex tersenyum
melihat Yeo Joo yang tampak gugup. Ia hendak mengacak rambut Yeo Joo tapi tidak
jadi. Ia terlihat menahan diri (ahh~ om alex, jangan begitu T.T).
Yeo Joo sadar sesuatu. Ia
lupa membawa lem. Nenek Oh mengeluarkan sesuatu dari sakunya, lem. Yeo Joo
terkejut melihat benda yang dipegang Nenek Oh. Pria itu datang dan memberikan
lem pada Nenek Oh. Pria berwajah marah. Kei.. Kei tahu kalau Yeo Joo mungkin
lupa membawanya.
Perawat yang tadi keluar
dari ruangan rawat Nenek Oh. Wajahnya tampak panik. Ia ingin menghubungi
reseptionist tapi tidak ada orang disana. Ia pun menelpon seseorang. Tapi
seorang pria mengambil ponselnya. Kei! Ia menaruh telunjuk dibibirnya kemudian
tersenyum manis, sangat manis.
Alex dkk mempertemukan
kedua lansia itu didepan pintu rumah sakit. Keduanya tampak bahagia. Kakek lalu
menyelimuti Nenek Oh dengan jasnya. Jin menyuruh mereka bicara di mobil, waktu
mereka terbatas. Mereka pun mulai masuk kedalam mobil.
Didalam mobil Alex melihat kebelakang. Tampak Yeo Joo memegang gantungan pemberian Kei..
Didalam mobil Alex melihat kebelakang. Tampak Yeo Joo memegang gantungan pemberian Kei..
Mereka tiba ditempat
tujuan. Alex mengeluarkan kursi roda yang tadi dibawa. Nenek Oh lalu duduk
dikursi roda. Kakek dan Yeo Joo menyelimuti Nenek Oh dengan jas pemberian Kakek
tadi. Kakek pun pamit pergi, mereka akan kembali. Alex tersenyum. Ia berharap
sepasang kekasih itu membuat kenangan yang indah. Kakek tersenyum. Ia lalu
mendorong kursi rodanya.
Alex dkk memandang
kepergian keduanya sambil tersenyum. Jin berkomentar, “Ini seperti di film.”
(Hahaha~ Bebeb Jin, ini bukan di film tapi drama -_-;;). Alex permisi hendak
membeli minuman. Jin menitip cola. Alex pergi. Jin melirik kebelakang.
Tinggallah Jin dan Yeo
Joo. Jin menatap Yeo Joo lalu bicara, “Kupikir aku tahu dimana Kei sekarang..”
Yeo Joo terbelalak, “Benarkan?” Jin memegang lehernya, “Aku tidak yakin 100%” Yeo Joo sangat penasaran, “Dimana dia???”
Alex baru keluar dari
toko. Yeo Joo lewat dihadapannya dengan berlari kencang. Alex menatap
kepergiannya. Ia menghela nafas lalu memasang ekspresi yang aneh. (Ekspresi apa
ini? Susah banget buat digambarin..)
Kakek mendorong Nenek Oh
kedepan sebuah bangku. Ia lalu duduk dibangku itu lalu bertanya, “Apa kau
bahagia?” Nenek tersenyum lalu berterima kasih. Kakek tersenyum, “Kau harus
membaik dan sehat. Dengan begitu, kita bisa melihat lebih banyak hal yang
indah.” Nenek Oh mengangguk, wajahnya terlihat pucat. Kakek ingin menunjukkan
sesuatu pada Nenek. Kuku-kuku merah jambu yang sangat disukai Nenek, Alex yang
membuatkannya. Ia membuka kotak kukunya. Kakek berubah menjadi panik begitu
melihat Nenek Oh menutup matanya. Ia memanggil nama Nenek berulang kali.
Kakek segera mengeluarkan
ponsel dari saku jaketnya. Ia menekan nomor dengan panik. Orang yang
ditelponnya menjawab telepon. Kakek memberi tahu kondisi Nenek Oh yang
memburuk. Ia lalu melihat sekeliling, hendak memberitahu lokasi dimana mereka
berada sekarang.
Kakek dkk ada dirumah
sakit. Nenek Oh terbaring. Anak-anak Nenek Oh datang dan langsung menarik kerah
baju Kakek. Ia marah, “Dasar tua bang*a, apa yang kau lakukan pada Ibuku?”
Anaknya yang lain menyadarkan mereka kalau Nenek Oh ingin bicara. Nenek Oh
melerai mereka, “Jangan lakukan itu..” Ia mengulangi perkataannya lagi. Semua
terdiam dan memasang ekspresi sedih. Kakek lalu menggenggam tangan Nenek Oh.
Selang Nenek Oh dibuka. Hanya
ada Kakek dan Nenek Oh disana. Kakek lalu mengeluarkan kuku hiasnya. Ia meminta
Alex untuk membuatkannya khusus untuk Nenek Oh. Nenek Oh tersenyum, ia lalu
menyentuh kuku-kuku itu. Kakek mengatakan akan mengelem kuku-kuku itu. Ia menyuruh
Nenek Oh menunggu sebentar.
Kakek mulai melakukannya.
Ia mengelem satu kuku. Nenek Oh memperhatikan Kakek. Kuku kedua dan begitu
seterusnya hingga potongan yang terakhir selesai. Tampak cantik.
Kakek tersenyum, “Sudah
selesai sekarang. Sangat cantik.” Ia lalu menatap Nenek Oh, “Bukankah ini
cantik?” Ekspresi Kakek berubah. Ia mulai menangis dan tubuhnya gemetar, “Aku
tahu kau juga menyukainya. Tanganmu begitu cantik.” Nenek Oh merespon, matanya
tertutup. Kakek sedih, “Biarkan kuselesaikan tangan yang satunya.. Tidurlah..”
Kakek masih sedih, “Dia
meninggalkan dunia ini dalam tidurnya. Dia mungkin tidak merasakan sakit.”
Tampak Alex, Jin, dan Mi Rye mengenakan pakaian hitam seperti Kakek. Kakek menghargai
jasa mereka, ia tidak akan melupakan itu. Alex meminta maaf. Kakek lalu
menjabat tangan mereka satu persatu, “Terima kasih” ucapnya pada Alex. “Jaga
diri kalian.” Ucapnya pada Jin dan Mi Rye. Ia pun pergi.
Sebelum pergi, Mi Rye
berkata, “Kalian sudah melakukan yang terbaik.” Tinggalah Jin dan Alex. Jin
berkomentar, “Ini sungguh menyedihkan.” Ia lalu bertanya mengenai Yeo Joo, “Apa
Bunny berhasil mencari Kei? Dia seharusnya menelpon jika sudah.” Alex tidak
berkomentar. Jin bertanya lagi, “Btw, kenapa kau menyuruhku memberitahu Bunny?
Kenapa tidak kau saja?” Alex tersenyum, “Begitulah.” Jawabnya lirih.
Masih ingat saat Alex
mengajak Jin bicara? Alex memberitahu tempat Kei berada. Kei si buta arah
selalu pergi ke tempat itu. Alex lalu pergi. Jin bergumam, “Dia mau aku
memberitahu ini pada Bunny? Kenapa?”
Kei tengah menggambar di
halaman sebuah rumah yang luas. Ia tengah menggambar wajah Yeo Joo. Ia lalu
menunduk (wkkk~~ lumayan lah.. lumayan aneh XDD)
Suara Yeo Joo terdengar, “Apa
itu aku?” Kei kaget mendengar suara itu. Ia melihat kesamping. Yeo Joo berdiri
disana. Yeo Joo cemberut, “Kau tak bisa meninggalkan kami begitu saja. Apa kau
yakin kau menyukaiku?” Kei terdiam tak menjawab.
Yeo Joo berjalan
mendekatinya. Kei berdiri. Yeo Joo mencondongkan tubuhnya, melihat lukisan
wajahnya. Ia lalu mengaku, “Aku merindukanmu” sambil berpura-pura melihat
lukisan itu. Kei sepertinya terkesima, “Apa kau bilang?” Kei tersenyum lalu
memegang pundak Yeo Joo sehingga wajah mereka berhadapan, “Beanie..”
Yeo Joo berpura-pura
kesal, “Tidak bisakah kau berhenti memanggilku Beanie?” Kei tersenyum gembira.
Yeo Joo melihat ke lain arah, “Kubilang aku merindukanmu. Jadi jangan pergi
kemana pun.” Kei sangat bahagia. Ia memeluk Yeo Joo.
(Ceileeehhhh~~ Ini saat
yang gue tunggu.. wkkk~~)
Yeo Joo dan Kei duduk
dibangku taman. Kei memastikan, “Jadi kau naik kereta kemari hanya untukku?”
Yeo Joo jujur, “Apa lagi yang harus kulakukan? Aku sangat khawatir sesuatu yang
buruk terjadi padamu.” Keduanya tersenyum. Heninggg..
Kei bertanya dengan
malu-malu, “Apa aku bisa melakukan itu (kisseu)?” Yeo Joo bingung, “Apa?” Kei
menatap Yeo Joo yang ada dihadapannya lalu mengecup bibirnya sebentar. Hahaha..
Memberi sedikit sensasi.
Yeo Joo terkejut
sedangkan Kei tersenyum manis. Yeo Joo masih terkejut, “Kei, kau tak bisa
melakukan itu tiba-tiba.” Yeo Joo lalu memalingkan wajahnya. Pipinya sedikit
memerah.. wkkk~~
Kei lalu menarik bahu Yeo
Joo sehingga wajah mereka berhadapan lagi. Kei tersenyum, “Beritahu aku jika
kau tak suka.. tapi nanti.” Kei lalu mencium Yeo Joo. (Arrgg~~ ada bagian yang
disorot dari dekattt T.T Gregetnya dapet bangeettt~ Kenapa bocah ingusan sepertiku kembali melihatnya..
Apppaaaaa Kei nakallll~~~ T.T)
Komentar:
Episode ini sesuatu
banget yakss.. Banyak scene yang bikin aku teriak histeris. Haha~ Apalagi scene
yang bikin teriak itu ku tonton tengah malam, jadi teriaknya tanpa suara..
Wkkk~~
Kenapa episode ini
ngebicarain kisah cinta lansia? Jadi teringat sama Nenek.. Halmeoni, gue
kangen.. banget.. Ahhh~~~ Ini salah satu yang bikin kenapa episode ini lama di
posting.. :D
Alasan kedua, karna..
Heumm.. Karna lagi males :D Lagi sibuk ngurusin grup baruku, Neng Bu Neng..
Hahaha~ Namanya lucu kan? Haha.. Itu terinspirasi dari salah satu lagu china..
XDD Nama pens’a? Neng Bu Neng N4. Hahaha, udahan deh curhat grupnya.
Lagi malas bikin
komentar.. Ntar deh.. kapan-kapan :D
Preview:
Campinggg!! Episode berikutnya kita akan camping. Banyak sweet moment antara Kei dan Yeo Joo. Ada sesuatu yang menarik di episode 8.
Kei memberikan kalung sebagai jimat supaya Yeo Joo bisa lulus tes berikutnya. Kei yang ingin memberi dukungan dengan datang ke tempat ujian malah ke sasar. Just remember, Kei itu buta arah.. Wkkk~
Dan yang mengejutkan di ending episode 8. Alex menguatkan Yeo Joo dengan cara menggenggam tangannya. Ia lalu mencium kening Yeo Joo dan tepat disaat Kei datang. Ahh~ Ada banyak kisseu di episode 8 dan di ending juga ada tapi bukan sekedar kiss di dahi.. Argggg~ Semakin galau :3
Preview:
Campinggg!! Episode berikutnya kita akan camping. Banyak sweet moment antara Kei dan Yeo Joo. Ada sesuatu yang menarik di episode 8.
Kei memberikan kalung sebagai jimat supaya Yeo Joo bisa lulus tes berikutnya. Kei yang ingin memberi dukungan dengan datang ke tempat ujian malah ke sasar. Just remember, Kei itu buta arah.. Wkkk~
Dan yang mengejutkan di ending episode 8. Alex menguatkan Yeo Joo dengan cara menggenggam tangannya. Ia lalu mencium kening Yeo Joo dan tepat disaat Kei datang. Ahh~ Ada banyak kisseu di episode 8 dan di ending juga ada tapi bukan sekedar kiss di dahi.. Argggg~ Semakin galau :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar