Setelah melakukan
‘kencan’ dadakan dengan Kotoko, Naoki pun menyampaikan niatannya kepada kedua
orangtuanya untuk tinggal sendiri. Irie-Mama sangat menentang keras keinginan
Naoki untuk keluar dari rumah. Namun Irie-Papa memberikan izinnya kepada Naoki
untuk tinggal seorang diri.
Naoki pun pamit
pada ibu dan adiknya, sementara Kotoko berdiri diam di dekat tangga tanpa dapat
mengatakan satu patah kata pun. Saat Naoki akan menuju pintu, dia pun
mengalihkan matanya ke arah Kotoko (ky’na Naoki ngarep Kotoko ngasih satu dua
patah kata ke dia... tp Kotokonya ga komen apa-apa).
“Iya, ia ke
apartemennya sendiri. Dia akan kerja paruh waktu untuk menghasilkan uang dan membiayai
hidupnya sendiri.” Kotoko menjelaskan pada Jinko dan Satomi.
“Dimana dia tinggal
sekarang?” tanya Jinko penasaran.
“Aku tidak tahu.”
jawab Kotoko dengan lemas.
“Dimana dia
bekerja? Dan dia bekerja apa?” tanya Satomi.
“Aku juga tidak
tahu.” jawab Kotoko.
“Apa?... dia
benar-benar seperti orang asing.” seru Jinko.
Tiba-tiba Kin-chan
datang sembari membawa sebuah kotak, Kin-chan bilang Kotak tersebut untuk
merayakan kepindahan Naoki dan ia (Kin-chan) telah memenangkan pertandingan
ini.
“Irie akhirnya
memutuskan untuk menjauhkan diri dari Kotoko.” seru Kin-chan.
Jinko pun langsung
berdiri dan memperingati Kin-chan untuk tidak berkata seperti itu karena akan
menyakiti perasaan Kotoko. Jinko pun memukul dan menendang Kin-chan sambil menyuruhnya
untuk pergi (hahahahahahhha....).
Jinko pun kembali
duduk dan mengambil kotak makanan yang diberikan Kin-chan tadi, ia pun
‘menawarkan’ dirinya untuk memakan makanan tersebut (hahahahahhaah...modus bgt
si Jinko XD). Satomi berpikir bahwa apa yang Kin-chan katakan ada benarnya,
jika Naoki memang memiliki perasaan pada Kotoko walaupun sedikit, dia
seharusnya tidak pindah dari rumahnya.
“Coba lihat
Kin-chan, semua orang ingin bersama orang yang mereka cintai.” seru Satomi.
Tepat setelah ia mengatakan bahwa ia tidak membenciku...
Irie-kun memutuskan untuk pindah dari rumah. Apakah ia menghindariku? Apa yang
sedang dia pikirkan sebenarnya?
#09
Time to Give Up My
Love
Kotoko diikuti oleh
Jinko dan Sotomi menghampiri fakultas Naoki. Dari balik pilar Jinko bilang,
pada akhirnya Kotoko ke sini untuk melihat Naoki. Kotoko pun menjelaskan, karena
hanya di kampus saja ia dapat melihat Naoki. Keberadaan mereka disadari oleh
dua orang mahasiswa fakultas sains karena Kotoko, Jinko dan Satomi agak membuat
keributan kecil di sana. Dan kedua mahasiswa itu sepertinya tahu kalau Kotoko
sedang mencari Naoki. Mereka pun memberitahu Kotoko bahwa Naoki sudah
meninggalkan kampus untuk pergi bekerja. Kotoko pun bertanya apakah mereka tahu
Naoki bekerja apa? namun mereka tidak mengetahuinya karena Naoki tidak mau memberitahu
mereka tentang pekerjaannya.
Di lapangan tenis Kotoko terlihat sama sekali tidak bersemangat, ia memunguti bola dengan lemas. Sudo-senpai pun berteriak memanggil nama Kotoko sembari menghampirinya dan memarahi Kotoko karena tidak bersemangat mengumpulkan bola tenis. Kotoko pun hanya terdiam dan menyadari bahwa Naoki tidak akan datang ke tempat latihan.
Saat makan malam
bersama di rumah dengan Irie-Papa dan Yuki, Kotoko terlihat selalu melamun.
Yuki pun juga tidak banyak memakan makanannya.
Meskipun ia dingin padaku... Meskipun ia mengatakan hal
yang sinis padaku... Aku bisa bersamanya sepanjang waktu. Aku merasa jarak
antara Irie-kun dan aku menjadi semakin besar.
Saat berada di
kamar, tiba-tiba Kotoko mendengar Irie-Mama memanggil-manggil namanya. Irie-Mama
pun masuk ke kamar Kotoko dan Kotoko pun langsung bangun dari tempat tidurnya. Irie-Mama
bilang bahwa ia telah menemukan sesuatu. “Apa yang bibi temukan?”
tanya Kotoko dengan bingung.
“Apa yang kau
maksud dengan ‘apa yang bibi temukan’?” balas Irie-Mama. “Apa lagi kalau bukan
tempat kerja Onii-chan.” lanjut Irie-Mama dengan sangat antusias.
“Ta-Tapi...
bagaimana?” tanya Kotoko kembali.
“Adalah mustahil
untuk menyembunyikan semuanya dariku.” jawab Irie-Mama dengan bangga.
Irie-Mama pun
mengajak Kotoko ke tempat kerja Naoki untuk ‘memata-matai’ Naoki. Pembicaraan
mereka ternyata didengar oleh Yuki, dengan semangat Yuki pun meminta untuk ikut
juga (hahahahahaha........ tumben akur sama Kotoko si Yuki).
Dengan dandanan
yang sangat ‘mencurigakan’ Irie-Mama, Kotoko dan Yuki pun mendatangi tempat
kerja Naoki dengan berpura-pura sebagai pengunjung restoran (XD). Irie-Mama
yang sedang ‘menyamar’ pun berusaha untuk dapat dilayani oleh Naoki, Naoki pun
menghampiri meja mereka.
“Bisakah anda melakukan penyamaran dengan benar, Ofukuro (Ibu)?” seru Naoki pada ibunya.
“Bisakah anda melakukan penyamaran dengan benar, Ofukuro (Ibu)?” seru Naoki pada ibunya.
“Bagaimana kau
mengetahuinya?” tanya Irie-Mama dengan bingung sembari melepas kacamatanya.
“Aku tidak mengerti
bagaimana kalian berpikir kalau aku tidak akan dapat mengenali kalian.” jawab
Naoki.
“Karena, tidak
hanya dimana kau bekerja tapi kau juga tidak memberitahu kami di mana alamat
barumu.” balas Irie-Mama. Naoki pun akhirnya
memutuskan menu apa yang akan dipesan oleh ibunya, adiknya dan Kotoko. Dan
Naoki pun meninggalkan meja mereka.
Beberapa saat
kemudian Yuki menyadari bahwa kakaknya sudah tidak terlihat lagi di restoran
tersebut. Irie-Mama pun bertanya kepada salah satu pelayan soal keberadaan
Naoki dan ternyata Naoki sudah pulang karena jam kerjanya telah berakhir.
Kotoko pun menyarankan agar mereka kembali saja ke rumah, karena Kotoko sudah
cukup senang melihat Naoki baik-baik saja. Dan saat akan meninggalkan restoran,
Irie-Mama melihat ada pengumuman lowongan pekerjaan untuk pelayan wanita.
Kotoko pun dengan semangat berinisiatif untuk melamar pekerjaan tersebut, agar
ia dapat selalu bersama Naoki.
Kotoko pun menuju
lantai atas untuk melakukan wawancara kerja. Namun Kotoko terlambat, ternyata
manager restoran baru saja memutuskan untuk mempekerjakan seseorang. Dan orang
tersebut adalah ‘Matsumoto Yuko...!’ (teriak ala Kotoko XD).
“Matsumoto-san,
bagaimana kau tahu bahwa Irie-kun bekerja di sini?” tanya Kotoko dengan heran.
“Aku diberitahu oleh
dia.” jawab Matsumoto-san, Kotoko pun terkejut mendengar jawaban Matsumoto
tersebut.
Saat tiba di rumah
Kotoko pun menghampiri Irie-Mama dan Kotoko memberitahu bahwa gadis yang satu
fakultas dengan Naoki yang mendapatkan pekerjaan tersebut. Irie-Mama pun
mengeluarkan sebuah foto dari kantong celemeknya.
“Wanita itu?
Matsumoto Yuko.” seru Irie-Mama sembari menempel foto tersebut di pintu lemari
es. Kotoko sangat terkejut saat menyadari bahwa Irie-Mama memiliki foto
Matsumoto-san.
Di kelas, Jinko dan
Satomi pun kembali terkejut saat Kotoko memberitahu mereka bahwa Matsumoto Yuko
bekerja di tempat yang sama dengan Naoki. Dan Kotoko juga memberitahu mereka
bahwa Matsumoto bilang bahwa Naoki yang memberitahunya bahwa dia bekerja
di sana.
Di restoran
ayahnya, Kotoko terlihat melamun dan sang ayah pun langsung menegurnya. Sang
ayah mengetahui alasan anaknya terlihat tidak bersemangat seperti biasanya. Dan
alasan tersebut adalah soal kepergian Naoki dari rumah orangtuanya.
“Kau bilang kau
akan melakukan yang terbaik walau apapun yang terjadi. Jika kau telah
memutuskan untuk melakukannya, maka berhentilah mengeluh dan lakukan itu.”
jelas sang ayah pada Kotoko.
Tidak beberapa lama
setelah Kotoko meninggalkan restoran, Kin-chan pun mengajak ayah Kototo
berbincang. Kin-chan memberitahu bahwa saat ini Kotoko sedang berada di masa
yang sulit.
“Dia bukan anak
kecil lagi. Aku tidak harus memberitahunya apa yang harus ia lakukan. Sampai
di saat ia benar-benar membutuhkan bantuanku... dan aku harus melindunginya tiba,
maka aku akan menunggu di sini. Seperti itulah orang tua seharusnya.” jelas ayah
Kotoko pada Kin-chan.
Malam itu Kotoko
memutuskan untuk menghampiri tempat kerja Naoki. Namun saat ia akan menghampiri
Naoki, ia melihat Matsumoto di sana yang berusaha membantu Naoki. Kototo pun
membatalkan niatnya dan kembali bersembunyi dibalik pohon serta menunggu hingga
Naoki pulang kerja.
Saat jam kerja
Naoki berakhir, Naoki terlihat seperti sedang menunggu sesuatu. Tidak lama kemudian
Matsumoto pun muncul dan menghampiri Naoki, mereka lalu pergi berdua. Dan
Kotoko dengan diam-diam mengikuti mereka.
Naoki dan Matsumoto
pun masuk ke sebuah gedung dan Kotoko menyadari bahwa gedung itu adalah tempat
tinggal Matsumoto saat melihat kotak surat di bagian dalam gedung tersebut.
“Apa? Apakah mereka
tinggal bersama?” seru Kotoko tidak percaya.
Esok paginya Kotoko
pun menuju ke ruang makan menghampiri Irie-Mama, Irie-Papa, Ayahnya dan Yuki
yang sedang sarapan. Dan mereka pun terkejut saat melihat Kotoko...
“Apa yang terjadi,
Kotoko-chan?” tanya Irie-Mama dengan khawatir.
“Hmm? Tidak ada
apa-apa.” jawab Kotoko.
“Tapi wajahmu...” Irie-Mama
tidak dapat berkomentar apa-apa.
“Aku tidak dapat
tidur dengan nyenyak semalam.” jawab Kotoko.
“Kau tidak hanya
bodoh, tapi sekarang kau juga terlihat seperti hantu. Jika Onii-chan melihatmu
seperti ini, ia pasti akan membencimu.” Kotoko terdiam sesaat saat mendengar
komentar sinis Yuki tersebut.
“Terima kasih karena
telah memberitahuku.” balas Kotoko singkat dengan nada suara lesu.
“Huh?” Yuki pun
bingung dengan tingkah Kotoko yang semakin aneh tersebut. Tanpa memakan
sarapannya, Kotoko pun pamit untuk berangkat kuliah.
Di taman kampus,
Kotoko kembali bercerita pada Jinko dan Satomi.
“Tinggal bersama?”
seru Jinko dan Satomi.
“Aku tidak pernah
membayangkan bahwa mereka sudah sejauh itu.” lanjut Satomi.
“Ta-ta-tapi... bisa
saja itu salah. Bisa saja kau salah paham.” sambung Jinko.
“Aku menunggu di
depan gedung tersebut selama tiga jam.” jawab Kotoko.
“Tiga jam?!” Jinko
terkejut dengan penjelasan Kotoko tersebut.
“Aku terkesan
dengan keberanianmu.” jawab Satomi yang juga terkejut.
“Saat aku di sana,
Irie-kun tidak meninggalkan rumah Matsumoto-san.” lanjut Kotoko.
“Jika ia hanya
mengantarnya pulang, itu terlalu lama. Mereka pasti tinggal bersama.” bisik
Jinko pada Satomi.
“Dan ia tinggal bersama
dengan keluarganya... itu berarti orang tuanya telah menyetujui hubungan
mereka.” bisik Satomi pada Jinko.
“Sekarang masuk akal
mengapa ia menyembunyikan alamat barunya dari Nyonya Irie. Seorang mahasiswa
keluar dari rumah orang tuanya dan tinggal di rumah keluarga pacarnya. Ia tidak
dapat memberitahukan hal tersebut pada ibunya!” bisik Jinko lagi.
Sepertinya volume
suara berbisik Jinko dan Satomi tidak terlalu kecil sehingga kata-kata mereka
sepertinya dapat didengar oleh Kotoko. Kotoko pun bangkit dari bangkunya... dan
lalu ia melakukan gerak ‘tarian’ yang cukup aneh di depan Jinko dan Satomi.
Jinko dan Satomi terlihat kaget dan khawatir dengan tingkah temannya tersebut.
Namun Kotoko berkata bahwa ia baik-baik saja dan akan ke kelas. Kotoko pun
meninggalkan Jinko dan Satomi sembari menyeret tasnya.
Di dalam gedung
kampus dengan tatapan kosong dan masih menyeret tasnya, Kotoko pun menuruni
tangga kampus dan melalui Naoki dengan begitu saja seperti ia tidak menyadari
keberadaan Naoki. Naoki pun heran dengan tingkah Kotoko yang berbeda jauh dari
biasanya (lebih tepatnya itu sih tatapan khawatir ya... XD).
Naoki pun datang ke
tempat latihan tenis, Sudo-senpai yang melihat kedatangan Naoki langsung
menyapanya, Naoki bilang bahwa ia ingin berlatih sebentar. Namun sepertinya Sudo-senpai
menyadari bahwa Naoki datang karena ingin mencari Kotoko (keliatan ya dari tatapan Naoki yang ky' lagi nyari-nyari seseorang XD).
“Aihara tidak kemari hari ini. Ia bilang
sedang tidak enak badan, ia sakit.” Sudo-senpai memberitahu Naoki.
“Benarkah?” seru
Naoki.
“Kemampuan bermain
tenisnya tidak bertambah baik. Tapi ia sangat kuat. Ia tidak pernah bolos
latihan kecuali hari ini.” lanjut Sudo-senpai. Perbincangan mereka
pun berhenti karena Matsumoto memanggil Naoki dan mengajaknya bermain tenis.
Dari tempat latihan sepertinya Naoki tidak berhasil mendapatkan informasi terkait tingkah aneh Kotoko. Ia pun menyuruh Yuki untuk menemuinya di taman.
Dari tempat latihan sepertinya Naoki tidak berhasil mendapatkan informasi terkait tingkah aneh Kotoko. Ia pun menyuruh Yuki untuk menemuinya di taman.
“Onii-chan.” panggil
Yuki sambil berlari dengan semangat.
“Hey, bagaimana
kabarmu?” tanya Naoki pada adiknya.
“Baik.” jawab Yuki
sambil duduk di sebelah Naoki. “Tapi.. ada apa?” tanya Yuki pada Naoki.
“Tidak ada apa-apa.
Aku hanya ingin bertemu denganmu. Dan aku ingin tahu tentang keadaan di rumah.”
jawab Naoki.
“Tentang hal itu...
Kotoko bertingkah sangat aneh.” jelas Yuki pada kakaknya.
“Kotoko? Bagaimana
bisa begitu?” Naoki terdengar sangat penasaran.
“Aku tidak tahu.
Wajahnya pucat dan ia selalu melamun, ia nyaris tidak makan apa-apa. Bahkan
tidak ada reaksi darinya saat aku mengejeknya, itu tidak menarik. Ini
benar-benar seperti ‘mendorong tirai noren, menjepit dua buah tahu bersamaan,
memukul paku ke dedak padi’ Heheheheheh...” jawab Yuki. Naoki hanya tersenyum
dan menepuk lembut kepala adiknya (hanya mereka yang ngerti dari istilah yg
Yuki sebutin ntu ky’na ya... #mikir).
Di kantin, Kin-chan
menyuguhkan Kotoko makanan yang sangat banyak. Ia ingin Kotoko untuk memakan
makanan tersebut. Namun Kotoko masih saja melamun dan tidak menghiraukan
makanan yang ada di depannya.
“Jika kau tidak
memberi makan tubuhmu, bagaimana kau akan menemukan cinta yang baru.” seru
Jinko pada Kotoko.
“Aku tahu ini
sangat sulit untukmu. Tapi ia bukan satu-satunya pria di dunia ini.” lanjut
Satomi.
“Itu benar, lihat
sekelilingmu dengan teliti. Pria tampan ada di depanmu!” sambung Kin-chan.
“Kin-chan! Jangan
mempromosikan dirimu di saat seperti ini.” Satomi memperingati Kin-chan (Hahahahahaha...).
Walau telah diberi
nasihat oleh para sahabatnya, Kotoko tetap tidak mencoba satu pun dari makanan
tersebut dengan alasan ia tidak memiliki nafsu makan. Dengan lemah Kotoko pun
bangun dari kursinya.
Dan dengan tertatih
Kotoko meninggalkan kantin. Kin-chan pun menjadi emosi dan ia ingin Naoki
membayar apa yang telah ia lakukan karena membuat Kotoko menjadi seperti
sekarang.
“Irie akan membayar
untuk hal ini.” Kin-chan yang emosi pun membuang topinya ke lantai dan bergegas
pergi.
“Kemana kau akan
pergi Kin-chan?” tanya Jinko.
“Tentu saja ke
Irie. Aku akan menunjukan padanya.” jawab Kin-chan.
“Meskipun kau
bekerja paruh waktu di sini, kau tetap adalah karyawan di kampus ini. Jika kau
melukai mahasiswa, kau akan dipecat. Kau tidak akan bisa berada di dekat Kotoko
lagi.” seru Satomi dengan nada suara memarahi Kin-chan. “Tutup mulutmu dan
serahkan Kotoko pada kami.” lanjut Satomi.
Dan tiba-tiba
Satomi melihat Kotoko yang berada di luar dari kaca kantin. Kin-chan dan Jinko
pun langsung mengalihkan pandangan mereka ke Kotoko. Dan lalu tiba-tiba Kotoko
pun ambruk...
Kotoko dirawat di
ruang perawatan kampus ditemani Jinko dan Satomi. Dokter kampus mengatakan
bahwa Kotoko kelelahan dan kurang makan,
tapi ia akan baik-baik saja jika beristirahat dengan cukup. Dokter menambahan bahwa
kemungkinan Kotoko mengalami guncangan psikologis sehingga pingsan walau
keadaannya tidak begitu parah. Mendengar penjelasan dokter barusan Jinko dan
Satomi pun menjadi emosi.
Mereka pun menuju
gedung fakultas sains dan menghampiri kelas Naoki. Mereka berteriak saat tiba
di kelas Naoki (sebenernya udah teriak-teriak dari pas di lorong sih
hahaahahhaha hampir semua cowok yang lewat mereka tunjuk-tunjuk sambil teriak).
Mereka berdua segera menghampiri Naoki yang sedang membaca buku. Jinko dan Satomi pun mengambil kursi dan duduk di depan Naoki, namun Naoki justru bangkit dari bangkunya dan bersiap membereskan peralatan kuliahnya. Di sini Naoki bertanya siapa mereka berdua? dan bahkan Naoki salah mengenali nama mereka berdua (heheheheheh ini si Naoki pasti lg mau ngegodain Jinko & Satomi XD). Jinko dan Satomi tidak habis pikir bagaimana Naoki yang jenius bisa tidak dapat mengingat mereka berdua padahal mereka dulu sekolah di SMA yang sama (hahahahahahaha).
“Dan mengapa kalian
ada di sini?” tanya Naoki singkat.
“Ini tentang
Kotoko.” jawab Satomi.
“Kau jahat. Kotoko
hancur karena dirimu.” seru Jinko.
“Karena aku?” tanya
Naoki dengan heran.
“Kau pikir kami
tidak tahu? Tentang kau tinggal... tinggal bersama dengan’nya’.” jawab Jinko.
“Kotoko yang malang
mengikutimu dan Matsumoto-san dan... melihat dengan matanya sendiri. Ia
menunggu di luar tempat tinggal Matsumoto-san selama tiga jam!” lanjut Satomi.
“Kau tahu bagaimana
perasaan Kotoko padamu... Tapi kau pindah
dari rumahmu dan mulai tinggal bersama dia secara diam-diam. Bagaimana kau
dapat melakukan hal itu padanya? Segera katakan padanya secara jujur bagaimana
sesungguhnya perasaanmu padanya. Jika kau benar-benar seorang pria, kenapa kau
tidak mengatakan padanya secara langsung?” seru Jinko.
“Kau bilang aku
harus mengatakan padanya secara langsung?” tanya Naoki.
“Ya, tapi tolong
pilih kata-katamu dengan hati-hati.” pinta Satomi pada Naoki.
“Itu benar. Karena
kau telah jatuh cinta pada seseorang. Sekarang kau mengerti sedikit perasaan
orang lain, ya kan?” sambung Jinko.
“Namun demikian,
tolong jangan membuat Kotoko menderita lagi.” lanjut Satomi.
“Kami tidak
memintamu untuk tidak mencintai Matsumoto-san. Tapi jika memang tidak ada
harapan bagi Kotoko. Aku ingin kau membantunya menyerah padamu.” pinta Jinko.
Mereka berdua pun memohon pada Naoki untuk melakukan itu dan lalu meninggalkan
kelas Naoki.
“Sekarang aku
mengerti.” seru Naoki, akhirnya Naoki mengetahui alasan apa yang membuat Kotoko
bertingkah aneh belakangan ini.
Kin-chan mengantar
Kotoko pulang ke rumah keluarga Irie. Kotoko merasa tidak enak karena telah
merepotkan Kin-chan. Kin-chan bilang pada Kotoko bahwa ia akan selalu berada
di sini. Kapan pun ia akan selalu berada di dekat Kotoko, jadi Kotoko harus
segera baikan.
Di kamar Kotoko
kembali mengingat kata-kata Naoki padanya saat di Odaiba (nama tempat pas mereka kencan dadakan).
Kotoko juga kembali mengingat Naoki saat bersama dengan Matsumoto-san di
restoran dan saat mereka ke gedung tempat tinggal Matsumoto. Dan ia lalu
mengingat nasihat yang diberikan oleh Jinko dan Satomi saat di kantin tadi. Ia
juga mengingat kalimat yang diucapan Kin-chan saat mengantarnya barusan.
Nyonya Irie
terlihat khawatir saat melihat Kotoko akan berangkat kuliah, ia menawarkan
untuk mengantar Kotoko ke kampus. Namun Kotoko bilang bahwa ia baik-baik saja.
Dengan keadaan yang lebih baik dari hari sebelum-sebelumnya (udah ga ada mata
panda dan ga nyeret-nyeret tas lagi XD) Kotoko pun berangkat ke kampus seorang
diri.
“Aku tidak boleh
seperti ini lagi... Aku harus kuat. Aku tidak boleh membuat orang-orang
di sekitarku kesulitan lagi. Yosh! Aku akan baik-baik saja!” seru Kotoko pada
dirinya sendiri. Dengan semangat ia berjalan menuju kampus. Dan lalu Kotoko
menghentikan langkahnya saat ia melihat Naoki. Kotoko berusaha bersikap biasa
saja dan melanjutkan langkahnya.
“Selamat pagi.” sapa
Kotoko sembari melewati Naoki.
“Tunggu.” seru
Naoki, Kotoko pun langsung segera menghentikan langkah kakinya.
“Apa kau ada waktu
sebentar?” tanya Naoki, Kotoko pun lalu mengikuti Naoki dari belakang.
“Bagaimana... rumah
barumu?” tanya Kotoko pada Naoki.
“Bagus. Sangat
luas.” jawab Naoki singkat.
‘Itu adalah sebuah gedung yang mewah! Aku
yakin pasti sangat luas.’ seru Kotoko dalam hati.
“Bagaimana dengan
makananmu?” tanya Kotoko lagi.
“Aku makan di
restoran dan... ada sesorang yang membuatkannya untukku.” jawab Naoki.
‘Seperti yang kuduga...’ seru Kotoko
dalam hatinya lagi.
“Um... Kupikir adalah
hal yang indah jatuh cinta pada seseorang.” seru Kotoko pada Naoki.
“Ada apa tiba-tiba
begini?” tanya Naoki dengan heran.
“Aku memiliki cinta
bertepuk sebelah tangan padamu, Irie-kun. Kau mungkin berpikir aku sangat
mengganggu. Tapi karena aku mencintaimu, aku dapat memberikan seluruh usahaku
dalam banyak hal. Jika aku tetap seperti diriku yang sebelumnya, aku tidak
dapat masuk ke universitas ini. Itu mungkin adalah hal yang sepele untukmu.
Tapi aku ingat itu adalah hal yang besar untukku.” jelas Kotoko.
“Bisakah kau
mengatakan intinya saja?” seru Naoki.
“Apa yang ingin ku
katakan adalah... Jika kau jatuh cinta dengan seseorang, aku ingin bahagia
untukmu. Ya, mungkin bohong jika aku bilang aku tidak merasa frustasi... Tapi
jika kau mencintai Matsumoto-san dan Matsumoto-san mencintaimu... Dan kalian
berdua bahagia dengan tinggal bersama. Aku akan menerima hal itu, aku bahkan
akan mendukungmu!” jelas Kotoko pada Naoki. Tiba-tiba saja ada
suara seorang perempuan yang memanggil Naoki. Kotoko tidak mengenali siapa
perempuan itu, namun siswi SMA itu mengenali Kotoko.
“Huh? Ini adalah kau,
Aihara Kotoko-san?” seru siswi SMA tadi.
“Bagaimana kau tahu
namaku?” tanya Kotoko dengan bingung.
“Aku bisa tahu
karena kau benar-benar terlihat seperti apa yang diceritakan padaku. Kau
terlihat bodoh dan idiot.” jawab siswi SMA tersebut.
“Maaf? Siapa yang
mengatakan itu padamu?” tanya Kotoko.
“Huh? Naoki-san
dan Onee-chan...” jawab siswi SMA
tersebut.
“Apa? Onee-chan?
Jangan bilang kalau kakakmu adalah...” tanya Kotoko.
Ya benar... siswi
SMA tersebut adalah adik dari Matsumoto Yuko. Siswi SMA itu bernama
Matsumoto Ayako dan sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA. Kotoko pun langsung
memasang wajah bingungnya.
“Naoki-san
adalah... di rumah kami...” Matsumoto Ayako berusaha memberitahu Kotoko.
“Aku tahu. Dia
tinggal dengan kalian, kan? Matsumoto-san aku berdoa untuk kebahagiaanmu!”
Kotoko langsung memotong kalimat Matsumoto Ayako.
“Apa yang kamu
bicarakan? Naoki-san mengajariku di rumah kami.” seru Matsumoto Ayako.
“Apa? Mengajar?”
Kotoko pun terkejut.
“Aku akan mengikuti
ujian masuk Universitas Tonan tahun depan. Kakakku mengenalkannya padaku. Ia mengajarku
tiga kali seminggu.” Matsumoto Ayako menjelaskan pada Kotoko.
“Keluarga Matsumoto
membayarku lumayan. Aku mendapatkan makan malam gratis juga.” jelas
Naoki saat
Kotoko menatap ke arahnya. Kotoko pun mulai
mengucapkan kata ‘Beef Stoganoff’ dan membuat Matsumoto bersaudaraa
bingung. Mereka semakin bingung saat tiba-tiba Kotoko menangis (hahahahahhahaha).
Lalu Matsumoto Yuko
bilang pada adiknya untuk tidak merisaukan Kotoko karena Kotoko memang agak
aneh (huahahahahhaha). Sang adik pun meminta sang kakak untuk mengantarnya
melihat-lihat Universitas Tonan.
“Ngomong-ngomong,
apa yang kau katakan? Apa kau mengatakan kau akan menerima Matsumoto dan aku
tinggal bersama? Dan mendukung kami?” tanya Naoki pada Kotoko.
“Bohong, bohong,
bohong. Aku menarik kembali semua kata-kataku yang aku katakan! Aku sangat
menentang hal itu.” jawab Kotoko sembari berlari menghampiri Naoki.
“Diam! Aku pindah
karena aku ingin sendiri. Kenapa aku harus tinggal dengan seseorang? Bye
Kotoko.” jelas Naoki sembari pergi meninggalkan Kotoko. Kotoko pun bahagia
mendengar kata-kata Naoki, ia pun berteriak dengan keras
‘Yatta.................!’.
Sudo-senpai yang
mencari Matsumoto Yuko pun menghampiri Kotoko yang sedang berada di sana. Dan
menanyakan kemana Matsumoto pergi pada Kotoko. Dan cerita soal Naoki yang ‘tinggal
bersama’ dengan Matsumoto Yuko diketahui oleh Sudo-senpai sehingga membuat
Sudo-senpai emosi (efek karena megang raket juga sih XD).
Kotoko pun
mengambil raket dari tangan Sudo-senpai dan mejelaskan bahwa Naoki tidak
terikat dengan siapapun. Lalu Kotoko teringat akan kejadian saat ia akan
melamar pekerjaan di restoran tempat Naoki bekerja.
“Tapi kenapa
Matsumoto-san mengatakan bahwa Irie-kun memberitahunya tentang kerja paruh
waktunya?” tanya Kotoko dengan heran.
“Apa? Aku orang
yang memberitahu Matsumoto-san tentang kerja paruh Naoki. Aku yang memberitahu
restoran itu pada Naoki.” jelas Sudo-senpai.
“Apakah itu
maksudnya Matsumoto-san berbohong padaku?” tanya Kotoko. Kotoko pun berusaha
mengingat kata-kata Matsumoto-san saat itu dan ia pun tertawa. Kotoko pun
mengerti bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan ‘dia’ oleh Matsumoto adalah
Sudo-senpai. Dan tiba-tiba Kotoko malah meminta Sudo-senpai untuk mentraktirnya
XD.
Akhirnya..., aku mengira bahwa mereka tinggal bersama.
Fuuu... aku sangat senang ternyata itu salah. Tapi kemudian, mengapa Irie-kun
memulai tinggal seorang diri?
Naoki pun terlihat
lega melihat Kotoko yang kembali bersemangat dan ia berhasil meluruskan
permasalahan ‘tinggal bersama’ tersebut pada Kotoko melalui Matsumoto bersaudara
XD.
Next Episode
Tidak ada komentar:
Posting Komentar